Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Pembangunan Gedung Kantor Pelayanan Pajak Tebet Jakarta memodifikasi
metode pelaksanaan yang ada (konvensional) dengan metode yang lebih
efektif pelaksanaannya, mengaplikasikan sistem precast pada kolom, balok
dan pelat atau dikenal dengan JHS column beam slab system, yang pada
hakekatnya mengurangi waktu pelaksanaan karena kolom, balok dan pelat
telah terlebih dahulu dicetak di pabrik. Diperoleh pengurangan biaya pada
penggunaan metode konvensional dibanding menggunakan metode Precast
JHS column beam slab sebesar Rp. 330,770,392.24 ,- atau 11,19%. Penggunaan
metode precast sangat efektif bila proyek mengalami keterlambatan waktu
akhir penyelesaian, atau proyek yang menuntut schedule pelaksanaan dengan
akselerasi tinggi.
Kata Kunci : sistem precast, JHS column beam slab system, schedule pelaksanaan
PENDAHULUAN
Pembangunan Gedung Kantor Pelayanan Pajak Tebet Jakarta bertujuan untuk
meningkatkan jumlah wilayah layanan seiring penambahan jumlah wajib pajak dan
obyek kena pajak di wilayah Jakarta Selatan. Proyek tersebut memodifikasi metode
pelaksanaan yang ada (konvensional) dengan metode yang lebih efektif
pelaksanaannya. Proyek ini mengaplikasikan sistem precast pada kolom, balok dan
pelat atau dikenal dengan JHS column beam slab system, yang pada hakekatnya
mengurangi waktu pelaksanaan karena kolom, balok dan pelat telah terlebih dahulu
dicetak di pabrik. Problem yang dianalisis adalah desain struktur atas Gedung KPP
Jakarta yang berupa tampang dan kebutuhan tulangan perkuatan pada pelat lantai,
balok, kolom dengan sistem konvensional, guna memperoleh perbandingan ditinjau
dari segi biaya terhadap sistem JHS, berbasiskan pada standar SK SNI T-15-1991-03.
DESAIN STRUKTUR GEDUNG
Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987 memberikan
definisi beban mati, beban hidup, beban angin, beban gempa dan beban khusus
sebagai berikut ini.
a. Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap,
termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian penyelesaian, mesin mesin,
serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung
itu.
b. Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan
suatu gedung dan kedalamnya termasuk beban beban pada lantai
yang berasal dari barang barang yang dapat berpindah, mesin mesin serta
peralatan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung dan dapat
diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan
dalam pembebanan lantai dan atap tersebut.
c. Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung
yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara.
d. Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau
bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu.
Dalam hal pengaruh gempa pada struktur gedung ditentukan berdasar suatu
analisa dinamik, maka yang diartikan dengan beban gempa disini adalah gaya
gaya didalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu.
e. Beban khusus adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung
yang terjadi akibat selisih suhu, pengangkatan dan pemasangan, penurunan
fondasi, susut, gaya gaya tambahan yang berasal dari beban hidup seperti gaya
rem yang berasal dari keran, gaya sentrifugal dan gaya dinamis yang berasal dari
mesin mesin, serta pengaruh pengaruh khusus lainnya.
SK SNI T-15-1991-03 pada pasal 3.2.2 memberi ketentuan mengenai kuat perlu, agar
struktur dan komponen struktur memenuhi syarat kekuatan dan laik pakai terhadap
bermacam macam kombinasi beban.
a. Kuat perlu U yang menahan beban mati D dan beban hidup L
U = 1.2 D + 1.6 L .....................................................................................(1)
b. Kuat perlu U yang menahan kombinasi beban mati D, beban hidup L dan beban
angin W, dengan memperhitungkan kemungkinan beban hidup L yang penuh dan
kosong untuk mendapat kondisi yang paling berbahaya.
U = 0.75 (1.2D + 1.6L + 1.3W)............................................................(2)
U = 0.9 D + 1.3 W ...................................................................................(3)
dengan catatan nilai U persamaan 2 dan 3 tidak lebih kecil dari nilai U pada
persamaan 1 diatas.
c. Kuat perlu U yang menahan kombinasi beban mati D, beban tereduksi LR, dan
beban gempa E.
U = 1.05 (D + LR E) .................................................................................(4)
Atau
U = 0.9 (D E) ..........................................................................................(5)
d. Kuat perlu U yang menahan kombinasi beban mati D, beban hidup L dan tekanan
tanah H.
U = 1.2 D + 1.6 L + 1.6 H ....................................................................(6)
e. Kuat perlu U yang menahan kombinasi beban mati D, beban hidup L dan
memasukkan pengaruh struktural T dari perbedaan penurunan, rangkak, susut
atau perubahan suhu yang menentukan dalam perencanaan.
U = 0.75 (1.2D + 1.6T + 1.3L) ............................................................(7)
U = 1.2 (D + T) ...........................................................................................(8)
SK SNI T-15-1991-03 pada pasal 3.2.3 memberikan ketentuan mengenai kuat rencana
suatu komponen struktur. Kuat minimal harus direduksi dengan faktor reduksi
kekuatan yang sesuai dengan sifat beban. Adapun faktor reduksi kekuatan
ditentukan sebagai berikut ini.
a. Lentur, tanpa beban aksial
0.8
0.8
0.7
0.65
0.6
0.7
Metode Analisis
Struktur atas gedung pada analisis gempa menggunakan analisis statik ekivalen
menurut PPKGRG 1987. Hal ini didasari tinggi total gedung < 40 m.
Digunakan program SAP 2000 ver. 7.42 sebagai alat bantu untuk analisis struktur.
Dimana analisis pada struktur (modeling, input, penugasan input dan beban)
dilakukan secara tiga dimensi. Output program SAP ini digunakan untuk
perancangan elemen struktur yang berupa balok, balok anak dan kolom. Sedangkan
pelat dihitung secara manual.
Kolom
SK SNI T-15-1991-03 mengatur mengenai momen rencana (Mu,k) pada kolom
berdaktilitas penuh.
Mu,k 0.7 d Mkap,b....................................................................................................................(9)
tetapi dalam segala hal :
Mu,k > 1.05 (MD,k + ML,k +
dan
4.0
ME,k) ..........................................(10)
K
0.7 R V M kap,b
lb
1.05 Ng,k.......................................................................................(12)
4.0
NE,k) ...........................................................(13)
K
untuk 1 < n < 4
untuk 4 < n < 20
untuk n >20
n
=
Mkap,b =
lb
Ng,k
NE,k
=
=
=
SK SNI T-15-1991-03 mengatur mengenai gaya geser rencana (Vu,k) pada kolom
berdaktilitas penuh.
Vu,k =
M u, k,a M u, k, b
hn
.......................................................................(14)
=
=
hn
VD,k
VL,k
VE,k
=
=
=
=
4.0
VE,k)...............................................(15)
K
momen rencana kolom, pada ujung atas kolom pada bidang muka balok.
momen rencana kolom, pada ujung bawah kolom pada bidang muka
balok.
tinggi bersih dari kolom rangka yang ditinjau.
gaya geser pada kolom akibat beban mati.
gaya geser pada kolom akibat beban hidup.
gaya geser pada kolom akibat beban gempa.
Nu
)(
14 A g
'
f c / 6 ) bw d ............................................(19)
keterangan :
Ag
= luas bruto penampang.
d
= jarak dari serat tekan terluar terhadap titik berat dari tulangan tarik longitudinal.
= lebar badan balok.
bw
'
= kuat tekan beton yang diisyaratkan.
fc
Vs =
AV fy d
s
.........................................................................................(20)
keterangan :
Av = luas tulangan geser.
s
= spasi tulangan geser.
= kuat leleh yang diisyaratkan dari tulangan non-pratekan.
fy
SK SNI T-15-1991-03 mengatur mengenai rasio tulangan untuk kolom berdaktilitas
penuh rasio tulangan tidak boleh kurang dari 0.01 dan tidak boleh lebih dari 0.06
dan pada daerah sambungan tidak boleh lebih dari 0.08. SK SNI T-15-1991-03
mengatur mengenai spasi tulangan transversal kolom berdaktilitas penuh dan
mengatur mengenai lokasi pemasangan tulangan transversal akibat leleh lentur yang
disebabkan perpindahan lateral inelastic dari rangka, yaitu sepanjang lo sepanjang
muka kolom.
Spasi tulangan transversal dipasang :
s (dimensi komponen struktur terkecil)
s 8 (diameter tulangan memanjang)
s 100 mm
panjang lo :
lo (tinggi komponen dimensi struktur)
untuk Nu,k 0.3 Ag fc
lo 1.5 (tinggi komponen dimensi struktur)
untuk Nu,k > 0.3 Ag fc
lo 1/6 (bentang bersih dari komponen struktur)
lo 450 mm
Balok.
SK SNI T-15-1991-03 pada pasal 3.2.2. mengatur mengenai kuat perlu. Momen rencana
balok berdaktilitas penuh dihitung berdasarkan ketentuan tersebut serta
memperhatikan pembatasan yang telah dijelaskan pada bab 1.
Mu,b = 1.2 MD,b + 1.6 ML,b............................................................................................................................(21)
Mu,b = 1.05 (MD,b ML,bR ME,b)................................................................(22)
Mu,b = 0.9 (MD,k ML,k) ..............................................................................(23)
dengan :
Mu,b = momen rencana balok.
Mu,b = momen pada balok akibat beban mati.
Mu,b = momen pada balok akibat beban hidup.
Mu,b = momen pada balok akibat beban gempa.
SK SNI T-15-1991-03 mengatur gaya geser rencana balok berdaktilitas penuh.
Vu,b = 0.7 (
M kap M kap'
ln
) + 1.05 Vg ....................................................................................(24)
keterangan :
Mkap = momen nominal aktual ujung komponen dengan memperhitungkan
kombinasi momen positif dan negatif.
Mkap' = momen kapasitas balok di sendi plastis pada bidang muka kolom
disebelahnya.
Ln
=
Vc
=
Tetapi :
4
VE,b) ....................................................(25)
K
Keterangan :
= gaya geser pada balok akibat beban mati.
VD,k
VL,k
= gaya geser pada balok akibat beban hidup.
VE,k
= gaya geser pada balok akibat beban gempa.
K
= faktor jenis struktur.
Vc = ( f c / 6) b w d ...............................................................................(26)
Keterangan :
fc '
= kuat tekan beton.
bw = lebar badan balok.
d
= jarak dari serat tekan terluar terhadap titik berat dari tulangan tarik
longitudinal.
SK SNI T-15-1991-03 mengatur bahwa jumlah tulangan komponen lentur daktilitas
penuh.
tidak boleh kurang
1.4 fy bw d
tidak boleh melampaui
7 fy bw d
SK SNI T-15-1991-03 mengatur mengenai spasi maksimal sengkang dari komponen
lentur balok berdaktilitas penuh tidak lebih
d/4
8 (diameter tulangan longitudinal terkecil)
24 (diameter batang sengkang)
1600 A s, t f y,t
A s,l f y,l
200 mm
keterangan :
As,t
= luas 1 tulangan transversal (sengkang).
= kuat leleh tulangan sengkang.
fy,t
= luas 1 tulangan longitudinal (tulangan pokok).
As,t
fy,t
= kuat leleh tulangan longitudinal.
Pelat Lantai.
SK SNI T-15-1991-03 mengatur mengenai tebal minimal pelat dengan balok yang
menghubungkan tumpuan pada semua sisinya, tidak boleh kurang dari nilai :
h
l n (0.8
fy
1500
1
36 5 ( m - 0.12 (1 ))
...........................................................(27)
l n (0.8
36
fy
)
1500 ...............................................................................(28)
dalam segala hal tebal minimum pelat tidak boleh kurang dari harga berikut :
a. untuk m < 2 : 120 mm.
b. untuk m 2 : 90 mm.
keterangan :
h
= tebal pelat.
= panjang dari bentang bersih dalam arah memanjang dari konstruksi dua
ln
arah.
fy
=
=
1.4
......................................................................................................(29)
fy
:
:
:
:
:
:
Hal terbaik yang dilakukan untuk menentukan dimensi struktur adalah dengan
melakukan hitungan desain pendahuluan. Diharapkan dengan dilakukan hitungan
desain pendahuluan, dimensi elemen elemen struktur yang ditentukan telah mampu
menahan beban beban serta kombinasi beban yang bekerja pada tampang elemen
elemen struktur tersebut.
Menurut Vis dan Kusuma (1994), secara umum ukuran balok cukup diperkirakan
dengan h = 1/10 sampai 1/15 l. Pemilihan lebar balok sangat tergantung dari
besarnya gaya lintang, sering dengan mengambil b = sampai h ternyata cukup
memadai.
Balok Induk.
h = 1/14 720
= 48 cm
dipakai tinggi balok 50 cm.
b = 1/2 48
= 24 cm
dipakai lebar balok 30 cm.
Terpakai dimensi balok induk = 30 X 50.
Balok Anak.
h
= 1/16 720 = 45 cm
dipakai tinggi balok 45 cm.
b
= 1/2 45
= 22.5 cm
dipakai lebar balok 25 cm.
Terpakai dimensi balok anak = 25 X 45.
Pelat
h min menurut tabel 10 Dasar Dasar Perencanaan Beton Bertulang hal 61 : untuk fy =
240 dan bentang terpendek lx = 3.6 m :
h min =
1
3600 = 112.5 mm 120 mm
32
Dimensi Kolom =
Dimana :
1200 A h
0.33 bk
A
= Luas Tributari area kolom.
h
= Jumlah lantai diatas kolom.
bk = Mutu beton.
Ly
Lx
T1
T2
T3
T4
LANTAI
LT. 1
LT. 2
LT. 3
LT. 4
LT. 5
LT. 1
LT. 2
LT. 3
LT. 4
LT. 5
LT. 1
LT. 2
LT. 3
LT. 4
LT. 5
LT. 1
LT. 2
LT. 3
LT. 4
LT. 5
DIMENSI
60 60
50 50
40 40
40 40
40 40
60 60
50 50
40 40
40 40
40 40
40 40
40 40
40 40
40 40
40 40
40 40
40 40
40 40
40 40
40 40
Atap
Lantai 4
Lantai 3
Lantai 2
Lantai 1
Beban Mati
(KG)
55,063.6
652,666.6
720,865
733,997.8
875,204.2
Beban Hidup
(KG)
32,875.9
90,720
90,720
90,720
90,720
Beban Total
(KG)
87,939.5
743,386.6
811,585
824,717.8
965,924.2
TOTAL
3,037,797.20
395,755.90
3,433,553.10
Lantai
Wi
Wihi
Fi x,y
Atap
4
3
2
1
20.2
16.4
12.6
8.8
5
87.94
743.39
811.58
824.72
965.92
1776.39
12191.59
10225.91
7257.54
4829.6
8.406
57.689
48.388
34.342
22.853
36281.03
171.678
1.401
9.615
8.065
5.724
3.809
PELAT
GEMPA
0.12 x 2400
288
288
Finishing
100
100
100
20
20
20
408
408
250
250
75
Total
658
483
Berat Sendiri
Live Load
B. Pekerja
n tul.
lokasi
As pasang
aktual
'/
Rn
mm2
1
2
3
4
Mn,ak
kNm
atas -
2267.08
0.01716
0.50
5915.52
344.3545
bawah +
1133.54
0.00858
1.00
3191.81
185.8021
atas -
1983.69
0.01501
0.57
5298
308.4076
bawah +
1133.54
0.00858
1.00
3191.81
185.8021
atas -
1983.69
0.01501
0.43
5298
308.4076
bawah +
1133.54
0.00858
1.00
3191.81
185.8021
atas -
2267.08
0.01716
0.50
5915.52
344.3545
bawah +
1133.54
0.00858
1.00
3191.81
185.8021
1394
30X50
1486
30X50
5.51
0.016
0.016
2,074.22
8D19
2,267.08
P10 - 100
Tump +
128.19
2.75
0.007
0.007
964.67
4D19
1,133.54
P10 - 100
Lap -
64.10
1.38
0.004
0.004
467.70
2D19
566.77
P10 - 200
Lap +
152.03
3.26
0.009
0.009
1,158.17
5D19
1,416.93
P10 - 200
7.20 m Tump -
249.40
5.36
0.015
0.015
1,980.81
7D19
1,983.70
P10 - 100
Tump +
124.70
2.68
0.007
0.007
936.71
4D19
1,133.54
P10 - 100
Lap -
62.35
1.34
0.003
0.004
462.53
2D19
566.77
P10 - 200
Lap +
1883
30X50
148.25
3.18
0.009
0.009
1,127.11
4D19
1,133.54
P10 - 200
7.20 m Tump -
245.80
5.28
0.015
0.015
1,975.35
7D19
1,983.70
P10 - 100
Tump +
122.90
2.64
0.007
0.007
922.37
4D19
1,133.54
P10 - 100
Lap -
61.45
1.32
0.003
0.004
462.53
2D19
566.77
P10 - 200
Lap +
146.80
3.15
0.008
0.008
1,115.28
4D19
1,133.54
P10 - 200
(BY)
2052
30X50
7.20 m Tump -
261.28
5.61
0.016
0.016
2,121.40
8D19
2,267.08
P10 - 100
Tump +
130.64
2.81
0.007
0.007
984.30
4D19
1,133.54
P10 - 100
Lap -
65.32
1.40
0.004
0.004
476.90
2D19
566.77
P10 - 200
Lap +
163.08
3.50
0.009
0.009
1,249.56
5D19
1,416.93
P10 - 200
Tump -
117.37
2.52
0.007
0.007
878.46
2D19
1,133.54
P10 - 100
Tump +
58.69
1.26
0.003
0.004
462.53
2D19
566.77
P10 - 100
Lap -
29.34
0.63
0.002
0.004
462.53
2D19
566.77
P10 - 200
Lap +
34.28
0.74
0.002
0.004
462.53
4D19
566.77
P10 - 200
3.45 m Tump -
118.83
2.55
0.007
0.007
890.02
4D19
1,133.54
P10 - 150
Tump +
59.42
1.28
0.003
0.004
462.53
2D19
566.77
P10 - 150
Lap -
29.71
0.64
0.002
0.004
462.53
2D19
566.77
P10 - 250
(BY)
2048
30X50
4.8 m
(BYG)
17
30X50
(BYB)
45
30X50
Sengkang
Lap.
256.39
(BY)
7.20 m Tump -
(BY)
Rn
4.8 m
(BYC)
Lap +
20.92
0.45
0.001
0.004
462.53
2D19
566.77
P10 - 250
Tump -
86.92
1.87
0.005
0.005
641.01
3D19
850.16
P10 - 150
Tump +
43.46
0.93
0.002
0.004
462.53
2D19
566.77
P10 - 150
Lap -
21.73
0.47
0.001
0.004
462.53
2D19
566.77
P10 - 250
Lap +
51.72
1.11
0.003
0.004
462.53
2D19
566.77
P10 - 250
Tipe
Dimensi
Panjang
(m)
As Perlu
(mm2)
LT Dasar
LT Dasar
LT Satu
LT Satu
LT Dua
LT Tiga
LT Empat
K1C
K1A
K2B
K2A
K3A
K4A
K5A
60X60
40X40
50X50
40X40
40X40
40X40
40X40
5
5
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3600
1600
2500
1600
1600
1600
1600
Tulangan
Lentur
Geser
12D22
P10 150
8D19
P10 150
12D19
P10 150
8D19
P10 150
8D19
P10 150
8D19
P10 150
8D19
P10 125
BETON PRECAST
Lantai
Balok
Dimensi
Panjang
Lokasi
As
perlu
Tul.
Lap.
As
aktual
Sengkang.
Lap.
Tul.
Lap.
Sengkang.
Lap.
1394
30X50
7.20 m
Tump -
2074.22
8D19
2267.08
P10 - 100
7D19
P10 - 100
Tump +
964.67
4D19
1133.54
P10 - 100
4D19
P10 - 100
Lap -
467.70
2D19
566.77
P10 - 200
2D19
P10 - 200
(BY)
1486
30X50
7.20 m
(BY)
1883
30X50
7.20 m
(BY)
2052
30X50
7.20 m
(BY)
2048
30X50
4.8 m
(BYG)
17
30X50
3.45 m
(BYB)
45
(BYC)
30X50
4.8 m
Lap +
1158.17
5D19
1416.93
P10 - 200
4D19
P10 - 200
Tump -
1980.81
7D19
1983.70
P10 - 100
7D19
P10 - 100
Tump +
936.71
4D19
1133.54
P10 - 100
4D19
P10 - 100
Lap -
454.58
2D19
566.77
P10 - 200
2D19
P10 - 200
Lap +
1127.11
4D19
1133.54
P10 - 200
4D19
P10 - 200
Tump -
1975.35
7D19
1983.70
P10 - 100
7D19
P10 - 100
Tump +
922.37
4D19
1133.54
P10 - 100
4D19
P10 - 100
Lap -
447.84
2D19
566.77
P10 - 200
2D19
P10 - 200
Lap +
1115.28
4D19
1133.54
P10 - 200
4D19
P10 - 200
Tump -
2121.40
8D19
2267.08
P10 - 100
8D19
P10 - 100
Tump +
984.30
4D19
1133.54
P10 - 100
4D19
P10 - 100
Lap -
476.90
2D19
566.77
P10 - 200
2D19
P10 - 200
Lap +
1249.56
5D19
1416.93
P10 - 200
5D19
P10 - 200
Tump -
878.46
2D19
1133.54
P10 - 100
2D19
P10 - 100
Tump +
427.16
2D19
566.77
P10 - 100
2D19
P10 - 100
Lap -
210.80
2D19
566.77
P10 - 200
2D19
P10 - 200
Lap +
246.82
4D19
566.77
P10 - 200
4D19
P10 - 200
Tump -
890.02
4D19
1133.54
P10 - 150
4D19
P10 - 150
Tump +
432.61
2D19
566.77
P10 - 150
2D19
P10 - 150
Lap -
213.46
2D19
566.77
P10 - 250
2D19
P10 - 250
Lap +
149.72
2D19
566.77
P10 - 250
2D19
P10 - 250
Tump -
641.01
3D19
850.16
P10 - 150
2D19
P10 - 150
Tump +
314.17
2D19
566.77
P10 - 150
2D19
P10 - 150
Lap -
155.59
2D19
566.77
P10 - 250
2D19
P10 - 250
Lap +
375.25
2D19
566.77
P10 - 250
2D19
P10 - 250
Analisis biaya dan harga satuan pelaksana kegiatan (HSPK) berdasarkan harga tahun
2003, dimana HSPK menggunakan analisis BOW.
Volume Bahan.
Balok Tipe BX , L = 7,2 m
a. Beton K300 :
Volume = (0.30 (0.50 0.12))m2 7.2 = 0.8208 m3
b. Bekisting :
Volume = (0.30 + (2 0.38)m 0.018 6.8 = 0.129 m3
c. Pembesian :
a) D19 = ((8 3.6) + (5 3.6)m 2.22 = 103.896 kg.
b) P10 = ((2 0.22) + (2 0.42)m 0.62 32 = 45.5328 kg.
Item
Pekerjaan
Beton K300
Bekisting
Tul. D19
Tul. P10
Volume
Sat
0.53
0.1
67.49
28.44
Total
m3
m2
kg
kg
Harga Sat.
(K)
369,183
418,250
9,281
9,928
biaya / m3
Konvensional
Precast
194,928.66
39,750.52
626,364.23
282,378.09
1,143,421.50
2,165,571.01
2,535,361.84
Konvensional
Precast
Item
Pekerjaan
Beton K300
Bekisting
Tul. D19
Tul. P10
Volume
Sat
0.83
0.12
67.49
49
Total
m3
m2
kg
kg
Harga Sat.
(K)
369,183
418,250
9,281
9,928
biaya / m3
304,576.04
49,688.15
626,364.23
486,440.38
1,467,068.79
1,778,265.20
2,061,789.47
Konvensional
Precast
Kolom Tipe KC , L = 5 m
No.
1
2
3
4
Item
Pekerjaan
Beton K300
Bekisting
Tul. D19
Tul. P10
Volume
Sat
1.62
0.14
133.2
75.11
Total
m3
m2
kg
kg
biaya / m3
Harga Sat.
(K)
369,183
418,250
9,281
9,928
598,076.58
59,625.78
1,236,245.18
745,654.64
2,639,602.18
1,629,384.06
1,808,616.30
Item
Pekerjaan
Beton K300
Bekisting
Tul. D19
Tul. P10
Volume
Sat
Konvensional
Precast
0.82
0.13
103.9
51.81
m3
m3
kg
kg
369,183
418,250
9,281
9,928
Total
304,462.03
55,088.71
975,725.78
520,043.15
1,855,319.67
biaya / m3
2,260,379.71
2,477,870.37
Precast
Item
Pekerjaan
Beton K300
Bekisting
Tul. D19
Tul. P10
Volume
Sat
Konvensional
0.82
0.13
47.95
51.81
m3
m3
kg
kg
369,183
418,250
9,281
9,928
Total
304,462.03
55,088.71
450,334.97
520,043.15
1,329,928.86
biaya / m3
1,620,283.70
2,477,870.37
Item
Pekerjaan
Beton K300
Bekisting
Tul. D19
Tul. P10
Volume
Sat
Konvensional
0.39
0.06
15.32
24.38
m3
m3
kg
kg
369,183
418,250
9,281
9,928
Total
145,888.06
24,708.91
143,857.01
244,726.19
559,180.16
biaya / m3
1,421,764.95
Precast
1578159.09
Item
Pekerjaan
Beton K300
Bekisting
Tul. D19
Tul. P10
Volume
Sat
Konvensional
0.55
0.08
21.31
33.52
m3
m3
kg
kg
369,183
418,250
9,281
9,928
Total
202,974.69
35,645.63
200,148.88
336,498.51
775,267.71
biaya / m3
1,416,790.40
Precast
1,572,637.34
Item
Pekerjaan
Beton K300
Bekisting
Tul. D19
Tul. P10
Volume
Sat
Konvensional
0.57
0.11
71.28
28.93
Total
m3
m3
kg
kg
369,183
418,250
9,281
9,928
211,153.77
47,988.62
669,416.85
290,373.36
1,218,932.60
biaya / m3
2,141,295.74
Precast
2,376,838.27
Item
Pekerjaan
Beton K300
Bekisting
Tul. D19
Tul. P10
Volume
Sat
Konvensional
0.37
0.07
21.12
18.8
Total
m3
m3
kg
kg
369,183
418,250
9,281
9,928
137,708.98
31,296.93
198,345.73
188,742.68
556,094.32
biaya / m3
1,497,897.17
Precast
1,662,665.85
Item Pekerjaan
Volume
Sat
1
2
3
Beton K300
Bekisting
Tul. D19
6.22
0.8
169.63
Total
m3
m3
kg
Harga
satuan
369,183
418,250
9,281
biaya / m3
Lantai 1
2,307,501.70
337,980.08
1,593,076.88
4,238,558.66
681,352.66
Item Pekerjaan
1
2
3
Beton K300
Bekisting
Tul. D19
Volume
Sat
1.43
0.18
39.33
Total
m3
m3
kg
Harga
satuan
369,183
418,250
9,281
Lantai 1
529,803.99
75,834.86
369,362.58
975,001.44
Item Pekerjaan
Volume
Sat
1
2
3
Beton K300
Bekisting
Tul. D19
1.99
0.26
74.88
m3
m3
kg
Harga
satuan
369,183
418,250
9,281
Lantai 1
737,118.60
108,335.52
703,225.79
Total
1,548,679.91
Elemen
Sat.
Vol.
Harga Sat.
1
2
3
4
5
6
7
8
Balok BY
Balok BX
Balok BXA
Balok BYG
Balok BYB
Balok BYC
Balok BXB
Balok BXC
Balok anak
BaYA
Balok anak
BaYB
Balok anak
BaXA
Kolom K5A
Kolom K4A
Kolom K3A
Kolom K2A
Kolom K1A
Kolom K2B
Kolom K1C
Pelat 1,2,3,4
Pelat 5,6
Pelat 7
Pelat 8
Erection Precast
7.2
7.2
7.2
4.8
3.45
4.8
3.45
4.8
bh
bh
bh
bh
bh
bh
bh
bh
96
120
9
24
3
3
3
3
1,855,319.67
1,855,319.67
1,329,928.86
1,735,800.00
559,180.16
775,267.71
559,180.16
775,267.71
178,110,687.89
222,638,359.86
11,969,359.76
41,659,200.00
1,677,540.47
2,325,803.12
1,677,540.47
2,325,803.12
7.2
bh
80
1,218,932.60
97,514,608.04
4.8
bh
20
556,094.32
11,121,886.46
7.2
3.8
3.8
3.8
3.8
5
3.8
5
7.2/7.2
7.2/4.8
3.45/3.45
4.8/3.45
bh
bh
bh
bh
bh
bh
bh
bh
bh
bh
bh
bh
m2
100
14
36
39
3
3
36
36
320
80
3
6
4894
1,218,932.60
1,143,421.50
1,143,421.50
1,143,421.50
1,143,421.50
1,143,421.50
1,467,068.79
2,639,602.18
4,203,918.43
3,976,600.00
967,032.25
1,535,327.46
95700
121,893,260.05
16,007,900.94
41,163,173.84
44,593,438.33
3,430,264.49
3,430,264.49
52,814,476.35
95,025,678.37
1,305,480,215.82
318,128,000.00
2,843,460.99
7,928,942.75
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Total
Konvensional
Total
2,624,874,205.16
Precast
Total
337,392,000
321,132,000
36,626,200
34,717,874.2
11,006,400
4,214,400
4,100,700
10,500,300
24,721,200
38,502,200
38,502,200
40,252,300
66,304,400
1,382,576,416
468,404,188
2,955,644,597.40
Dari perhitungan diatas pada Proyek Gedung KPP tebet menggunakan metode
konvensional diperoleh pengurangan biaya dibanding menggunakan metode Precast
JHS column beam slab sebesar :
Rp. 2,955,644,597.40 Rp. 2,624,874,205.16 = Rp. 330,770,392.24 ,- atau 11,19 %
KESIMPULAN
Diperoleh pengurangan biaya pada penggunaan metode konvensional dibanding
menggunakan metode Precast JHS column beam slab sebesar :
= Rp. 2,955,644,597.40 Rp. 2,624,874,205.16
= Rp. 330,770,392.24 ,- atau 11,19 %
Penggunaan metode precast sangat efektif bila proyek mengalami keterlambatan
waktu akhir penyelesaian, atau proyek yang menuntut schedule pelaksanaan
dengan akselerasi tinggi, serta memiliki mutu/kualitas pekerjaan yang lebih
terjamin.
REFERENSI
Peraturan Muatan Indonesia 1970 NI 18.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1970 NI 2.
T.Y. LIN NED H. BURNS Desain Struktur Beton Prategang