You are on page 1of 3

PENGAJARAN DARI KISAH NABI LUTH 1) Menyedarkan kita betapa buruknya balasan kepada sesiapa yang mengingkari perintah

Allah Taala. 2) Akan ditimpa bala segera terhadap amal buruk. 3) Peringatan dari Allah kalau kita mahu mengambil pengajaran. 4) Jangan tunggu sehingga sudah terlambat untuk bertaubat dan kita akan tergolong dalam kalangan orang yang mendapat pengakhiran hidup yang buruk. 5) Mengambil pengajaran terhadap apa yang berlaku pada masa lalu. Al-Quran diturunkan sebagai peringatan kepada kita. 6) Supaya kita menyedari dan mensyukuri segala yang Allah berikan kepadamu pasti Allah akan tambah keimananmu. CARA BERDAKWAH Firman Allah yang bermaksud Serulah manusia kepada jalan TuhanMu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik Sesungguhnya TuhanMu yang lebih mengetahui mengenai siapa yang tersesat daripada jalanNya dan Dia yang lebih mengetahui orang yang mendapat petunjuk.[al-Nahl :125] Menerusi ayat di atas Allah mengemukakan terdapat tiga cara berdakwah yang boleh dilakukan. Pertama, berdakwah secara berhikmah dan bijaksana dengan tutur bahasa yang lembut serta menarik berserta bukti yang jelas,kukuh dan boleh menghilangkan sebarang kesamaran dan keraguan. Kedua,serulah manusia dengan kata-kata yang mengandungi pengajaran seperti kisah umat terdahulu kerana dengan mengingati peristiwa yang menimpa umat terdahulu akan meninggalkan kesan yang mendalam kepada jiwa mereka dari ingkar terhadap Allah. Ketiga,berdakwah melalui perbincangan,muzakarah dan dialog dalam suasana yang penuh kemesraan dan harmoni bukan menggunakan kata2 kesat dan keji kerana tujuan perbincangan adalah untuk menyampaikan kebenaran bukan mencari kemenangan. Para pendakwah tidak harus tergesa-gesa dalam menyampaikan dakwah mereka.Mereka harus mengkaji terlebih dahulu golongan sasar mereka kerana setiap golongan masyarakat yang berbeza memerlukan cara yang berlainan. Imam Ibnu Taimiyah pernah membahagikan manusia kepada tiga golongan. 1) Pertama,orang yang mudah menerima kebenaran dan terus mengikutinya.Inilah orang yang bijaksana. 2) Kedua,orang yang mahu menerima kebenaran tetapi tidak mahu mengamalkan.Mereka perlulah sentiasa dinasihati sehingga mengamalkan. 3) Ketiga,orang yang tidak mahu menerima kebenaran.Mereka perlu diajak berbincang dan berdialog secara yang paling baik. BAGAIMANA MENJAUHI MAKSIAT 1. Menyedari bahawa perbuatan maksiat membawa pada KEHINAAN DIRI. 2. Malu kepada ALLAH yg selalu MELIHAT setiap perlakuan makhlukNYA (QS 89:14),

3. Malu pada Malaikat yang mencatat perbuatan maksiat(QS 50:18) 4. Mengingati segala nikmat Allah, mana mungkin menggunakan segala nikmat untuk melakukan maksiat. QS 35:28). 6. Maksiat menjadikan hati mati & melumpuhkan semangat untuk beribadat (QS 83:14) 7. Keseronokan melakukan maksiat hanyalah sementara dibandingkan dengan siksaan Allah (QS 3:197).

13 Cara Menghindari Maksiat


Berikut ini beberapa terapi mujarab untuk menawar racun kemaksiatan: 1. Anggaplah besar dosamu Abdullah bin Masud Radhiallahu anhu berkata,Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa) dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya. 2. Janganlah meremehkan dosa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Janganlah kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang yang melakukan suatu dosa menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan membinasakannya. (Ahmad dengan sanad yang shahih) 3. Janganlah mujaharah (menceritakan dosa) Rasulullah bersabda,Semua umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang berterus terang). Termasuk Mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari kemuadian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah menutupinya, ia berkata, Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan demikian. Pada malam hari Tuhannya telah menutupi kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya. (Bukhari dan Muslim) 4. Taubat Nasuha yang tulus Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam bersabda, Allah lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di antara kamu yang berada di atas kendaraannya di padng pasir yang tandus. Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan hal itu, lalu ia menuju pohon dan tidur dibawah naungannya dalam keadaan bersedih terhadap kendaraannya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kendaraannya muncul didekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya. Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira,Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu. Ia salah ucap karena sangat bergembira. (Bukhari-Muslim) 5. Jika dosa berulang, maka Ulangilah bertaubat Ali bin Abi thalib radhiyallahu anhu berkata,Sebaik-baik kalian adalah setiap orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat. Ditanyakan,Jika ia mengulangi lagi? Ia menjawab.Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat. Ditanyakan,Jika ia kembali berbuat dosa? Ia menjawab,Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat, Ditanyakan ,Sampai kapan? Dia menjawab,Sampai setan berputus asa. 6. Jauhi faktor-faktor penyebab kemaksiatan Orang yang bertaubat harus menjauhi situasi dan kondisi yang biasa ia temui pada saat melakukan kemaksiatan serta menjauhi darinya secara keseluruhan dan sibuk dengan selainnya. 7. Senantiasa beristighfar Saat-saat beristighfar: a. Ketika melakukan dosa b. Setelah melakukan ketaatan c. Dalam dzikir-dzikir rutin harian d. Senantiasa beristighfar setiap saat Rasulullah beristighfar kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali (dalam riwayat lain 100 kali) 8. Apakah anda berjanji kepada Allah untuk meninggalkan kemaksiatan? Tidak ada bedanya antara orang yang berjanji kepada Allah (berupa nadzar atas tebusan dosa yang dilakukannya) dengan orang yang tidak melakukannya. Karena yang menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam kemaksiatan tidak lain hanyalah karena panggilan syahwat (hawa nafsu) lebih mendominasi daripada panggilan iman. Janji tersebut tidak dapat melakukan apa-apa dan tidak berguna. 9. Melakukan kebajikan setelah keburukan Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda,Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebaijkan maka kebajikan itu akan menghapus keburukan tersebut, serta perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik. (Ahmad dan Tirmidzi) 10. Merealisasikan Tauhid Rasulullah besabda,Allah Azza wa jalla berfirman.Barangsiapa yang melakukan kebajikan maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa, barangsiapa yang datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah (ampunan) yang sama. (Muslim-Ahmad) 11. Jangan berpisah dengan orang-orang yang baik a. Persahabatan dengan orang-orang baik adalah amal shalih. b. Mencintai orang-orang shalih menyebabkan seseorang bersama mereka, walaupun ia tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal. c. Manusia itu ada 3 golongan: 1. Golongan yang membawa dirinya dengan kendali takwa dan mencegahnya dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik. 2. Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia berharap suatu hai

dapat berpisah dari kemaksiatan tersebut. 3. Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan menyesal karena kehilangan hal itu. d. Penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat dipetik dari persahabatan yang baik. e. Tidak ada alas an untuk berpisah dengan orang-orang yang baik. 12. Jangan tinggalkan Dawah Said bin Jubair berkata,Sekiranya seseorang tidak boleh menyuruh kebajikan dan mencegah kemungkaran sehingga tidak ada dalam dirinya sesuatu (kesalahan) pun, maka tidak ada seorang pun yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran. Imam Malik berkomentar, Ia benar. Siapakah yang pada dirinya tidak ada sesuatupun (kesalahan). 13. Jangan cela orang lain karena perbuatan dosanya Rasulullah menceritakan kepada para sahabat bahwasanya seseorang berkata,Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan. Allah berfirman,Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu. (Muslim) Diringkas dari kitab Sabiilun Najah min Syumil Mashiyyah (13 Penawar Racun Kemaksiatan) karya Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy

You might also like