You are on page 1of 1

Aplikasi Klinis Pemeriksaan Mikro 1.

Anemia Megaloblastik Anemia Megaloblastik (SDM besar) diklasifikasikan secara morfologis sebagai anemia makrositik normokromik. Anemia megaloblastik sering disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan asam folat yang mengakibatkan gangguan sintesis DNA, disertai kegagalan maturasi dan pembelahan inti. Pada individu dengan infeksi cacing pita yang disebabkan oleh ingesti ikan segar yang terinfeksi, cacing pita berkompetisi dengan pejamunya untuk mendapatkan vitamin B12 di dalam makanan yang diingesti dan nanti bisa menimbulkan anemia megaloblastik. (Price, 2005). Walaupun anemia pernisiosa khas pada anemia megaloblastik, defisiensi folat lebih banyak ditemukan palam praktisi klinis. Anemia megaloblastik sering terlihat sebagai malnutrisi pada orang yang lebih tua, pecandu alkohol atau remaja dan pada perempuan selama kehamilan, saat permintaan untuk mencukupi kebutuhan janin dan laktasi meningkat. Permintaan ini juga meningkat pada anemia hemolitik, keganasan dan hipertiroidisme. Penyakit seliak dan stomatitis tropik (tropical sprue) juga menyebabkan malabsorpsi dan obat- obatan yang bekerja sebagai antagonis asam folat ikut berpengaruh pada anemia megaloblastik. (Price, 2005). Dapus : Price, Sylvia. A, Wilson, Lorraine. M. 2005. Patofisiologi KonsepKonsep Klinis Penyakit. Jakarta: EGC.

You might also like