You are on page 1of 8

MAKALAH

KESULITAN BELAJAR BILANGAN RASIONAL


Di susun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Problematika Pembelajaran SD Dosen Pengampu : Drs. Imam Sukamto M.Pd

Disusun oleh : NUR ARIFIN SETIYANTO NIM : 2009-33-082 KELAS : C

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2011

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... DAFTAR ISI ........................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. Latar Belakang ............................................................................................... Rumusan Masalah .......................................................................................... Tujuan Masalah ............................................................................................. Manfaat ..........................................................................................................

i ii

1 2 2 2 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ BAB III PENUTUP A. B. Kesimpulan .................................................................................................... Saran ..............................................................................................................

5 5 6

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Konsep pecahan dan operasinya merupakan konsep yang sangat penting untuk dikuasai, sebagai bekal untuk mempelajari Matematika berikutnya dan bahan bukan matematika yang terkait. Kenyataan dilapangan ditunjukan bahwa banyak siswa Sekolah Dasar mengalami kesulitan memehami pecahan dan operasinya, dan banyak guru Sekolah Dasar menyatakan mengalami kesulitan untuk mengajarkan pecahan dan bilangan rasional. Para guru cenderung menggunakan cara yang mekanistik, yaitu member aturan secara langsung untuk dihafal, diingat, dan diterapkan. Perubahan cara mengajar tidak banyak dilakukan oleh para guru karena secara empiric mereka selalu menggunakan cara yang sama dari waktu ke waktu. Tidak mudah membawa para siswa untuk mampu memahami konsep dan makana pecahan. Ini berarti bahwa pembelajaran pecahan memerlukan perhatian, kesungguhan, keseriusan, ketekunan, dan kemampuan professional. Mengingat secara alami tingkat berfikir yang dominan dapat meniadakan kesulitan para siswa, disarankan para guru menggunakan dan memanfaatkan benda-benda manipulative dan keadaan yang realistic disekitar kehidupan dan lingkungan siswa. Dengan benda-benda manipulative tersebut diharapkan para siswa mempunyai pengalaman memanipulasikan sendiri benda-benda itu untuk memahami konsep dan makna, sehingga merekan akan lebih mendalami dan menghayati bahan matematis yang sedang mereka pelajari. Dengan pengalaman yang realistic, sesuai dengan keadaan sekitar kehidupan dan lingkungan mereka, mereka akan merasakan bahan matematis yang diberikan mempunyai kaitan nyata dan manfaat dengan situasi yang mereka alami setiap hari. Keperluan bilangan selain bilangan bulat sudah diketahui pada awal sejarah peradapan manusia, dan keperluan ini dirasakan mendesak setelah
1

interaksi, komunikasi, dan kehidupan social budaya menjadi lebih intensif dan lebih rumit. Secara nyata masyarakat memerlukan bilangan-bilangan antara 0 dan1,antara 1 dan 2, antara 2 dan 3, dan seterusnya.

B.

Rumusan Masalah Kesulitan siswa dan cara meniadakan kesulitan itu di uraikan sebagai berikut : Siswa kurang tahu makna dari pecahan, , , .

C.

Tujuan Masalah Tujuan saya dalam memberikan bimbingan terhadap anak atau peserta didik yang mengalami kesulitan belajar yaitu supaya saya mengetahui perubahan sikap dan perilaku, hasil prestasi setelah saya memberikan bimbingan pada anak yang mengalami kesulitan belajar.

D.

Manfaat Manfaat peranan bimbingan guru terhadap peserta didik atau anak yang mengalami kesulitan belajar adalah supaya peserta didik tidak mengalami kesulitan belajar matematika sehingga prestasinya menjadi baik

BAB II PEMBAHASAN

Pecahan pada prinsipnya menyatakan beberapa bagian dari sejumlah bagian yang sama. Seluruh jumlah bagian yang sama tersebut bersama-sama membentuk satuan. Dua macam keadaan yang perlu penekanan adalah konsep keseluruhan sebagai satuan dan konsep sama. Kedua konsep ini dapat dikaitkan dengan panjang, luas, volume, dan hitungan atau cacah. Kaitan masing-masing dapat ditunjukkan dengan menggunakan benda-benda manipulative, misalnya kertas, karton, kelereng, manik-manik, mata uang, buku dll. Diberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para siswa untuk langsung merasakan dan menghayati sendiri makna pecahan dengan mengerjakan sendiri. Mintalah kepada setiap siswa untuk menyediakan lembaran-lembaran kertas. Masing-masing anak diminta mengambil kertasnya satu lembar dan melipatnya sesuai dengan keinginan masing-masing sehingga lipatan yang satu dapat menutup lipatan yang lain, kemudian mengguntig tepi lipatan dan terjadi lema an kertas yang mempunyai dua lipatan yang tepat dapat saling menutup. Beri kesempatan kepada mereka untuk membuka dan menutup lipatan kertas masing-masing sampai mereka merasakan bahwa satu lembaran kertas mempunyai dua lipatan yang sama, yaitu lipatan yang satu tepat menutup lipatan yang lain. Katakana kepada mereka 1 lipatan dari 2 lipatan yang sama disebut setengah atau seperdua, ditulis dengan lambing pecahan . Mintalah setiap siswa untuk melipat kembali satu kali kertasnya, dengan jalan melipat garis lipatan sehingga tepat berhimpitan. Kemudian mintalah mereka memotong tepi lembaran kertas yang bukan lipatan. Beri kesempatan kepada siswa untuk membuka dan menutup lipatan kertas masing-masing sampai mereka merasakan bahwa satu lembaran kertas mempunyai empat lipatan yang sama, yaitu lipatan yang satu dan yang lain tepat bias saling menutup. Katakana kepada mereka pengertian atau makna seperempat, duaperempat, tigaperempat, dan empatperempat.
3

1 lipatan dari 4 lipatan yang sama Disebut

2 lipatan dari 4 lipatan yang sama disebut

3 lipatan dari 4 lipatan yang sama disebut

4 lipatan dari 4 lipatan yang sama disebut 4/4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Pembelajaran matematika merupakan suatu proses dalam rangka menanamkan dan menciptakan kondisi sehingga siswa memiliki keterampilan matematika. Kondisi tersebut dapat diciptakan atau dapat dialami siswa apabila sumber-sumber belajar yang ada dapat dikembangkan oleh guru.

B. Saran Matematika bukanlah suatu bidang studi yang sulit dipelajari asalkan strategi penyampaiannya tepat dengan kemampuan yang mempelajarinya. Pendekatan psikolog sebagai strategi proses belajar mengajar dapat

mengarahkan peserta didik untuk memahami dan menguasai Matematika Dan dalam praktiknya belajar matematika diperlukan alat bantu atau media pembelajaran yang berfungsi untuk memudahkan siswa untuk belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Barket et. Al. (1984). Elementary Algebra. USA: CBS College Publishing, USA. Daniel L. anvil. (1979). Intermediate Algebra, Addison Wesley Publishing Company Inc. Dumairy. (1990). Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE, UGM. Harry L. Nustad and Terry H. Wesner.(1987). Principles of Elementary Algebra with Applications. USA: Wur C. Brown Publishers, USA.

You might also like