You are on page 1of 48

BAB III PRINSIP-PRINSIP RADIOLOGIKAL

III.1 PENDAHULUAN Bab ini memuat uraian tentang Prinsip-Prinsip Radiologi, meliputi radiasi dan radioaktifitas, interaksi radiasi dengan materi, pengukuran radiasi dan dosimetri radiasi. Sebagaimana dalam Bab II tentang prinsip-prinsip ekologi dengan sasaran yang lebih dominan mengacu ke pemahaman teori dan prinsip-prinsip dasar radiasi dalam radioekologi. Sesuai dengan GBRP, tujuan dan sasaran pembelajaran yang diharapkan terhadap mahasiswa adalah mampu menjelaskan Dasar-Dasar Radiasi dalam Radiologi. Untuk mencapai sasaran yang diharapkan, metode pembelajaran yang dilakukan adalah ceramah dan presentasi, dimana mahasiswa yang telah dibagi dalam kelompok kecil ditugaskan untuk mencari literatur sendiri dan membuat makalah dan mendiskusikan sebagai sharing pendapat dengan kelompok lainnya. Adapun rincian materi yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Radiasi dan Radioaktivitas a. Tipe-Tipe Radiasi Ionisasi Partikel Alfa Partikel Beta Neutron Sinar X dan Sinar Gamma b. Peristiwa Radioaktivitas Radioaktivitas dan deret Peluruhan Besaran-Besaran Radioaktivitas Satuan-satuan Radioaktivitas c. Interaksi Radiasi dengan Materi Penyerapan Partikel alfa Penyerapan partikel beta Interaksi Sinar X dan Sinar Gamma Efek Compton Efek Fotolistrik Produksi Pasangan d. Pengukuran Radiasi Alat Ukur Radiasi Instrumen-Instrumen Bahan Ajar Radioekologi 79

Ionisasi Chamber Detektor Geiger-Mueller Detektor Scintilator Detektor Semikonduktor Detektor Termoluminescent

Dosimetri Radiasi : Dosis serap, Dosis Penyinaran, Dosis Ekivalen

III.2 URAIAN PEMBELAJARAN III.2.1 RADIASI DAN RADIOAKTIVITAS

Setiap benda pijar bersuhu tertentu akan menghasilkan panas dan radiasi berupa gelombang elektromagnetik Benda-benda yang dipanasi mengemisikan gelombang yang tidak tampak (sinar ultra ungu dan infra merah). Benda-benda yang dapat menyerap seluruh radiasi yang datang disebut benda hitam mutlak, sebuah kotak yang mempunyai lubang sempit dapat dianggap sebagai benda yang hitam mutlak. Menurut Stefan dan Boltzman Intensitas radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh tiap satuan luas permukaan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak (T) benda tersebut. (III.1) R adalah intensitas radiasi dalam watt/m . e adalah koefisien emisivitas yang nilainya bergantung pada warna jenis permukaan. Untuk benda hitam mutlak e = 1, adalah konstanta Stefan-Boltzmann yang harganya 5,672x10-8 Watt/m2 K. Daya radiasi : (III.2) dengan satuan : watt, A = Luas permukaan (m ). Energi radiasi : (III.3) dengan satuan joule, t = waktu (s) Pada suhu tertentu kekuatan radiasi tiap panjang gelombang mempunyai nilai yang berbeda-beda. Ketergantungan kekuatan radiasi suatu benda terhadap panjang gelombangnya disebut spektrum radiasi (spectrum gelombang pancaran).
2 2

Bahan Ajar Radioekologi

80

Gambar III.1 Spektrum Radiasi Gelombang Elektromagnetik

Intensitas radiasi yang dipancarkan berbanding lurus dengan suhu, berbanding lurus dengan frekuensi pancaran, dan berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Energi pancaran tiap panjang gelombang semakin besar, jika suhu semakin tinggi, sedangkan energi maksimumnya begeser kearah gelombang yang panjang gelombangnya kecil.

(III.4)

Dalam Fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses di mana Energi bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Orang awam sering menghubungkan kata radiasi ion (misalnya, sebagaimana terjadi pada senjata nuklir, reaktor nuklir, zat Radioaktif) dan juga dapat dihubungkan dengan kata Radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang radio, cahaya Inframerah, cahaya tampak, sinar Ultra violet, dan X-ray radiasi akustik, atau untuk proses lain yang lebih jelas). Radiasi adalah pancaran energi yang, bergerak ke luar dalam garis lurus ke segala arah dari suatu sumber. Geometri ini secara alami mengarah pada sistem pengukuran dan unit fisik yang sama berlaku untuk semua jenis radiasi. Beberapa radiasi dapat berbahaya bagi kehidupan mahluk hidup baik dalam waktu yang singkat maupun dalam waktu yang sangat lama. Satuan dasar dari kuantitas zat radioaktif adalah Curie (Ci) yang didefinisikan sebagai banyaknya bahan dalam mana 7.1010 atom hancur setiap detik, dan 2,2. 1012 kehancuran per menit. Berat sebenarnya dari bahan yang menyusun satu Curie ( sekitar 10-7 gram ). Suatu radio-sodium yang baru dibentuk dapat memancarkan 7.1010 kehancuran dalam satu detik. Satusn yang lebih kecil adalah ; Curie menyatakan banyaknya partikel atau sinar yang dipancarkan dari sumber radioaktif.

Bahan Ajar Radioekologi

81

Ada dua tipe ukuran yaiu ; a. Ukuran jumlah zat radioaktif yang berhubungan dengan jumlah kehancuran yang terjadi. b. Ukuran dosis radioaktif yang berhubungan dengan energi yang diserap yang menyebabkan ionisai dan kerusakan.

Satuan yang paling tepat untuk semua tipe radiasi adalah Rad yang didefinisikan sebagai dosis yang diabsorbsi dan 100 mg energi per gra jaringan. Rontgen (R) adalah satuan yang lebih lama, dan hanya digunakan untuk sinar dan X. Satuan 1/1000 yang lebih kecil dinamakan milliRontgen (mR) atau milliard (mrad) sangat tepat untuk jenis tingkatan radioaktif yang sering ditemukan di lingkungan hidup. Hal ini penting untuk menekankan bahwa Rontgen atau rad merupakan dosis total. Angka dosis adalah jumlah yang diterima per satuan waktu. Dengan demikian jika suatu organisme menerima 10 mR per jam, dosis total dalam periode 24 jammenjadi 240 mR atau 0,240 R. Alat untuk mengukur radiasi ion teerdiri dari 2 bagian utama yaitu ; 1. Sebuah detector dan 2. Angka / skala meter penghitung elektronik.

Detector dalam bentuk gas seperti rado pengukur banyaknya radiasi sering digunakan untuk mengukur radiai sinar , sementera itu detector solid atau liquid yang berkilauan (zat yang dapat mengubah radiasi sinar yang tak kelihatan/invisible radiation menjadi sinar yang kelihatan/visible light yang direkanm dengan sistem fotoelektrik) digunakan untuk mengukur radiasi sinar atau tipe radiasi yang lain. Radiasi digunakan untuk menentukan komposisi bahan dalam proses yang disebut analisis aktivasi neutron. Dalam proses ini, para ilmuwan membombardir contoh zat dengan partikel yang disebut Neutron. Beberapa atom dalam sampel menyerap Neutron dan menjadi Radioaktif. Para ilmuwan dapat mengidentifikasi elemen-elemen dalam sampel dengan mempelajari radiasi yang dilepaskan. Sebelum mempelajari mekanisme radiasi, terlebih dahulu akan dibahas teori dasar terjadinya radiasi. Teori yang mendasari terjadinya radiasi adalah teori atom mulai dari struktur atom, Peristiwa yang dapat terjadi pada sebuah atom bila diberikan perlakuan tertentu.

Bahan Ajar Radioekologi

82

STRUKTUR ATOM Atom merupakan unit (satuan) terkecil dari unsur, misalnya O2, Hidrogen, dll. Atom sering disebut dgn unsur : Terdiri dari INTI yang dikelilingi oleh ELEKTRON dengan jumlah yang cukup sehingga muatan listrik dari atom tsb menjadi netral Inti atom yang pejal, terletak di tengah-tengah,yang bermuatan positif dari suatu atom terdiri dari NEUTRON DAN PROTON. NEUTRON DAN PROTON mempunyai massa yang hampir sama, akan tetapi proton mempunyai muatan positif dan neutron tidak bermuatan

Partikel penyusun atom : Elektron elementer = dengan massa 9,1x1031 kg atau setara dengan 0 sma, muatan bersifat negative sebesar 1,6x1019C atau sebesar 1 muatan Proton elementer = dengan massa 1,6x1027 kg atau setara dengan 1 sma, muatan bersifat positive sebesar 1,6x1019C atau sebesar +1 muatan. Neutron = dengan massa 1,6x1027 kg atau setara dengan 1 sma, muatan bersifat netral

TRANSISI ELEKTRON Setiap lintasan elektron di dalam atom dapat ditempati oleh sejumlah tertentu elektron Perpindahan elektron dari satu lintasan ke lintasan yang lain selama masih ada tempat Transisi Elektron Transisi elektron dari lintasan yang lebih luar ke lintasan yang lebih dalam akan memancarkan energi sebaliknya transisi elektron dari lintasan dalam ke lintasan yang lebih luar membutuhkan energi

Bahan Ajar Radioekologi

83

1. Interaksi Radiasi Partikel Bermuatan Interaksi radiasi partikel bermuatan ketika mengenai materi adalah proses Coulomb, yaitu gaya tarik menarik atau tolak menolak antara radiasi partikel bermuatan dengan elektron orbital dari atom bahan. a. Proses Ionisasi Proses ionisasi adalah peristiwa lepasnya elektron dari orbitnya karena ditarik atau ditolak oleh radiasi partikel bermuatan. Elektron yang lepas menjadi elektron bebas sedang sisa atomnya menjadi ion positif. Setelah melakukan ionisasi energi radiasi akan berkurang sebesar energi ionisasi elektron. Peristiwa ini akan berlangsung terus sampai energi radiasi partikel bermuatan habis terserap. Radiasi alpha yang mempunyai massa maupun muatan lebih besar mempunyai daya ionisasi yang lebih besar dari pada radiasi yang lain.

Gambar III.2 proses ionisasi

b. Proses Eksitasi Proses eksitasi adalah peristiwa loncatnya (tidak sampai lepas) elektron dari orbit yang dalam ke orbit yang lebih luar karena gaya tarik atau gaya tolak radiasi partikel bermuatan. Atom yang mengalami eksitasi ini disebut dalam keadaan tereksitasi (excited state) dan akan kembali kekeadaan dasar (ground state) dengan memancarkan radiasi sinar-X.

Gambar III.3 : peristiwa eksitasi Bahan Ajar Radioekologi 84

c. Proses Bremsstrahlung Proses Brehmsstrahlung adalah peristiwa dibelokkannya atau bahkan dipantulkannya radiasi partikel bermuatan oleh inti atom dari bahan. Ketika radiasi tersebut dibelokkan atau dipantulkan maka akan timbul perubahan momentum sehingga terjadi pemancaran energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang disebut sebagai Brehmsstrahlung.

Gambar III.5 Peristiwa Bremsstrahlung

d. Reaksi Inti Dalam peristiwa ini, radiasi partikel bermuatan berhasil masuk dan ditangkap oleh inti atom bahan, sehingga inti atom bahan akan berubah, mungkin menjadi inti atom yang tidak stabil. Fenomena ini disebut sebagai proses aktivasi. Akan tetapi ada juga yang hanya sekedar bereaksi tanpa menghasilkan inti yang tidak stabil seperti reaksi partikel alpha bila mengenai bahan Berilium akan menghasilkan unsur Lithium dan radiasi neutron. Berbeda dengan tiga peristiwa di atas, peristiwa reaksi inti ini tidak terjadi pada semua jenis materi. Bila energi neutron sudah sangat rendah atau sering disebut sebagai neutron termal, maka kemungkinan neutron tersebut ditangkap oleh inti atom bahan penyerap akan dominan sehingga membentuk inti atom baru, yang biasanya merupakan inti atom yang tidak stabil. Peristiwa ini yang disebut sebagai proses aktivasi neutron, yaitu mengubah bahan yang stabil menjadi bahan radioaktif. Peristiwa aktivasi neutron ini juga dapat disebabkan oleh neutron cepat meskipun dengan probabilitas kejadian yang lebih rendah.

2. Interaksi Radiasi Partikel tak Bermuatan (Neutron) Radiasi ini merupakan pancaran energi dalam bentuk partikel neutron yang tidak bermuatan listrik dan mempunyai massa 1 sma (satuan massa atom). Radiasi ini lebih banyak dihasilkan bukan oleh inti atom yang tidak stabil (radioisotop) melainkan oleh proses reaksi inti ,Karena tidak bermuatan listrik, mekanisme interaksi radiasi neutron lebih dominan secara

Bahan Ajar Radioekologi

85

mekanik, yaitu peristiwa tumbukan baik secara elastik maupun tidak elastik. Sebagaimana radiasi partikel bermuatan, radiasi neutron juga mempunyai potensi melakukan reaksi inti. a. Tumbukan elastik Tumbukan elastik adalah tumbukan di mana total energi kinetik partikel-partikel sebelum dan sesudah tumbukan tidak berubah. Dalam tumbukan elastik antara neutron dan atom bahan penyerap, sebagian energi neutron diberikan ke inti atom yang ditumbuknya sehingga atom tersebut terpental sedangkan neutronnya dibelokkan/dihamburkan.

Gambar III.6 peristiwa tumbukan elastik

Tumbukan elastik terjadi bila atom yang ditumbuk neutron mempunyai massa yang sama, atau hampir sama dengan massa neutron (misalnya atom Hidrogen), sehingga fraksi energi neutron yang terserap oleh atom tersebut cukup besar.

b. Tumbukan tidak Elastik Proses tumbukan tak elastik sebenarnya sama saja dengan tumbukan elastik, tetapi energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan berbeda. Ini terjadi bila massa atom yang ditumbuk neutron jauh lebih besar dari massa neutron. Setelah tumbukan, atom tersebut tidak terpental, hanya bergetar, sedang neutronnya terhamburkan.

Gambar III.7 peristiwa tumbukan tidak elastik

Bahan Ajar Radioekologi

86

Dalam peristiwa ini, energi neutron yang diberikan ke atom yang ditumbuknya tidak terlalu besar sehingga setelah tumbukan, energi neutron tidak banyak berkurang. Oleh karena itu, bahan yang mengandung atom-atom dengan nomor atom besar tidak efektif sebagai penahan radiasi neutron.

3. Interaksi Radiasi Gelombang Elektromagnetik (Foton) Radiasi ini merupakan pancaran energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau foton yang tidak bermassa maupun bermuatan listrik. Terdapat dua jenis radiasi yang berbentuk gelombang elektromagnetik yaitu sinar gamma dan sinar-X. a. Gamma Radiasi gamma dipancarkan oleh inti atom yang dalam keadaan tereksitasi (bedakan dengan atom yang tereksitasi). Setelah memancarkan radiasi gamma, inti atom tidak mengalami perubahan baik jumlah proton maupun jumlah neutron.

Gambar III.8 Proses peluruhan gamma

b. Sinar-X Sebenarnya dikenal dua jenis sinar-X yaitu yang dihasilkan oleh atom dalam keadaan tereksitasi (sinar-X karakteristik) dan yang dihasilkan oleh proses interaksi radiasi partikel bermuatan (brehmsstrahlung).

Gambar III.9 Produksi Sinar-X Karakteristik

Bahan Ajar Radioekologi

87

Perbedaan kedua jenis sinar sinar-X X di atas, selain asal terjadinya, adalah bentuk spektrum energinya. Sinar-X X karakteristik bersifat discreet pada energi tertentu sesuai dengan jenis unsurnya, sedangkan brehmsstrahlung bersifat kontinyu kontinyu.

III.2.1.a. TIPE-TIPE TIPE RADIASI IONISASI DAN NON IONISASI A. TIPE RADIASI IONISASI

Energi radiasi yang sangat tinggi dapat mengerakkan dari satu atom ke atom yang lain, sehinga menghasilkan pasangan ion positif dan negatif yang dikenal sebagai radiasi ion. Ionisasi merupakan penyebab utama kerusakan pada protoflasma dan kerusakan itu sebanding dengan pasangan ion yang dihasilkan dalam bahan yang diserap. Radiasi ion dilepaskan dari bahan radioaktif ke bumi, dan juga. Beberapa jenis radiasi memiliki energi yang cukup untuk mengionisasi partikel. Secara uumum, hal ini melibatkan sebuah elektron yang 'terlempar' dari cangkang Atom elektron, yang akan memberikan muatan positif. Hal ini sering mengganggu dalam sistem biologi, dan dapat menyebabkan mutasi dan kanker. Jenis radiasi umumnya terjadi di limbah radioaktif , peluruhan radioaktif dan sampah.Jenis sampah.Jenis radiasi umumnya terjadi di limbah Radioaktif peluruhan Radioakti dan sampah. Tiga jenis utama radiasi ditemukan oleh Ernest Rutherford, Alfa, , Beta, dan sinar gamma. . radiasi tersebut ditemukan melalui percobaan percobaan sederhana, Rutherford menggunakan sumber radioaktif dan menemukan bahwa sinar yang dihasilkan memukul tiga daerah yang berbeda. Salah satu dari mereka menjadi positif, salah satu dari mereka bersikap netral, dan salah satu dari mereka yang negatif. Dengan Dengan data ini, Rutherford menyimpulkan nama radiasi yang terdiri dari tiga sinar diambil dari tiga huruf pertama dari abjad Yunani yaitu alfa, beta, dan gamma.

Radiasi alpha ()

Peluruhan Alpha adalah jenis peluruhan radioaktif di mana inti atom memancarkan partikel alpha, , dan dengan demikian mengubah (atau 'meluruh') menjadi atom dengan Bahan Ajar Radioekologi 88

nomor massa 4 kurang dan nomor atom 2 kurang. Namun, karena massa partikel yang tinggi sehingga memiliki sedikit energi en dan jarak yang rendah, partikel alfa dapat dihentikan dengan selembar kertas (atau kulit).

Radiasi beta ()

Peluruhan beta adalah jenis peluruhan radioaktif di mana partikel beta ( (elektron atau positron) ) dipancarkan. Radiasi beta beta-minus ()terdiri dari sebuah elektron yang penuh energy, radiasi ini kurang terionisasi ter daripada alfa, , tetapi lebih daripada sinar gamma. Elektron seringkali dapat dihentikan dengan beberapa sentimeter logam. radiasi ini terjadi ketika peluruhan neutron menjadi proton dalam nukleus, melepaskan part partikel beta dan sebuah antineutrino. Radiasi beta plus (+) adalah emisi positron. Jadi, tidak seperti , peluruhan + tidak dapat terjadi dalam isolasi, karena memerlukan energi, massa neutron lebih besar daripada massa proton. . peluruhan + hanya dapat terjadi di dalam nukleus ketika nilai energi yang mengikat dari nukleus induk lebih kecil dari nukleus. . Perbedaan antara energi ini masuk ke dalam reaksi konversi konvers proton menjadi neutron neutron, positron dan antineutrino, dan ke energi kinetik dari partikel-partikel

Radiasi gamma ()

Radiasi gamma atau sinar gamma adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi elektromagnetik yang diproduksi oleh ol radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya seperti penghancuran elektron-positron. Radiasi gamma terdiri dari foton dengan frekuensi lebih besar dari 1019 Hz. Radiasi gamma bukan elektron atau neutron sehingga tidak dapat t dihentikan hanya dengan kertas atau udara, penyerapan sinar gamma lebih efektif pada materi dengan nomor atom dan n kepadatan yang tinggi. Bila sinar gamma Bahan Ajar Radioekologi 89

bergerak melewati sebuah materi maka penyerapan radiasi gamma proporsional sesuai dengan ketebalan permukaan materi tersebut.

elektron Radiasi elektron mempunyai sifat yang sama dengan radiasi beta negatif, yang membedakan adalah asalnya. Partikel beta berasal dari inti atom sedangkan elektron berasal dari atom. Radiasi elektron dapat berasal dari zat radioaktif yang meluruh dengan cara internal conversion atau dari mesin berkas elektron (akselerator).

Proton Radiasi proton merupakan pancaran proton yang mempunyai massa 1 sma (satuan massa atom) dan mempunyai muatan positif sebesar satu muatan elementer. Radiasi proton dihasilkan dari akselerator proton.

B. TIPE RADIASI NON IONISASI

Radiasi non-ionisasi, sebaliknya, mengacu pada jenis radiasi yang tidak membawa energi yang cukup per Foton untuk mengionisasi Atom atau Molekul Ini terutama mengacu pada bentuk energi yang lebih rendah dari radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang radio, gelombang mikro, radiasi terahertz, cahaya Inframerah, dan cahaya yang tampak). Dampak dari bentuk radiasi pada jaringan hidup hanya baru-baru ini telah dipelajari. Alih-alih membentuk ion berenergi ketika melewati materi, radiasi elektromagnetik memiliki energi yang cukup hanya untuk mengubah rotasi, getaran atau elektronik konfigurasi valensi molekul dan atom. Namun demikian, efek biologis yang berbeda diamati untuk berbagai jenis radiasi non-ionisasi

1. Radiasi Neutron Radiasi Neutron adalah jenis radiasi non-ion yang terdiri dari neutron bebas. Neutron ini bisa mengeluarkan selama baik spontan atau induksi fisi nuklir, proses fusi nuklir, atau dari reaksi nuklir lainnya. Ia tidak mengionisasi atom dengan cara yang sama bahwa partikel bermuatan seperti proton dan elektron tidak (menarik elektron), karena neutron tidak memiliki muatan. Namun, neutron mudah bereaksi dengan inti atom dari berbagai elemen, membuat isotop yang tidak stabil dan karena itu mendorong radioaktivitas dalam materi yang sebelumnya non-radioaktif. Proses ini dikenal sebagai aktivasi neutron. Bahan Ajar Radioekologi 90

2.Radiasi elektromagnetik Radiasi elektromagnetik mengambil bentuk gelombang yang menyebar dalam udara kosong atau dalam materi. Radiasi EM memiliki komponen Medan listrik dan magnetik yang berosilasi pada fase saling tegak lurus dan ke arah propagasi energi. Radiasi elektromagnetik diklasifikasikan ke dalam jenis menurut Frekuensi Gelombang, jenis ini termasuk (dalam rangka peningkatan Frekuensi): Gelombang radio, Gelombang mikro, radiasi terahertz, radiasi Inframerah, cahaya yang terlihat, radiasi Ultraviolet, Sinar-X dan Sinar gamma. Dari jumlah tersebut, Sinar gamma memiliki Panjang gelombang terpanjang dan Sinar gamma memiliki terpendek. Sebuah jendela kecil Frekuensi, yang disebut Spektrum yang dapat dilihat atau cahaya, yang dilihat dengan mata berbagai Organisme, dengan variasi batas Spektrum sempit ini. EM radiasi membawa energi dan Momentum, yang dapat disampaikan ketika berinteraksi dengan materi.

3.Radiasi cahaya Cahaya adalah Radiasi elektromagnetik dari Panjang gelombang yang terlihat oleh mata manusia (sekitar 400-700 nm), atau sampai 380-750 nm. Lebih luas lagi, fisikawan menganggap Cahaya sebagai Radiasi elektromagnetik dari semua Panjang gelombang, baik yang terlihat maupun tidak.

4.Radiasi termal Radiasi termal adalah proses dimana permukaan benda memancarkan energi panas dalam bentuk Gelombang elektromagnetik. radiasi Infra merah dari radiator rumah tangga biasa atau pemanas listrik adalah contoh radiasi termal, seperti Panas dan Cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah bola lampu pijar bercahaya. Radiasi termal dihasilkan ketika Panas dari pergerakan Partikel bermuatan dalam Atom diubah menjadi Radiasi elektromagnetik. Gelombang frekuensi yang dipancarkan dari Radiasi termal adalah distribusi probabilitas tergantung hanya pada suhu, dan untuk benda hitam asli yang diberikan oleh Hukum radiasi Planck (halaman belum tersedia. Hukum Wien memberikan Frekuensi paling mungkin dari radiasi yang dipancarkan, dan Hukum Stefan-Boltzmann (halaman belum tersedia) memberikan intensitas Panas. Inti atom dilambangkan ZXA dengan X menyatakan nama inti atom, Z menyatakan nomor atom, dan A menyatakan nomor massa atom. Misalnya inti atom karbon memiliki Bahan Ajar Radioekologi 91

nomor atom 6 sedangkan nomor massanya 12, maka lambang atom karbon tersebut dituliskan
12 6C .

Nomor atom menyatakan jumlah proton dalam inti atom atau jumlah elektron yang

mengelilingi inti dan nomor massa menyatakan jumlah proton dan neutron yang terdapat pada inti atom atau jumlah nukleon.

C. INTI ATOMIK Gaya Ikat Inti Telah diketahui bahwa inti atom terdiri atas proton dan neutron, padahal antara proton dan neutron adalah bermuatan positif dan netral. Menurut hukum Coulomb, hal tersebut akan menimbulkan gaya elektrostatis, yaitu berupa gaya tolak menolak. Akan tetapi mengapa proton-proton tersebut dapat menyatu di dalam inti atom. Sebenarnya dalam inti atom terdapat interaksi gaya gravitasi dan gaya elektrostatis, akan tetapi gaya gravitasi dapat diabaikan terhadap gaya elektrostatis. Jadi pasti ada gaya lain yang menyebabkan proton-proton dalam inti atom dapat menyatu. Gaya yang menyebabkan nulkeon bisa bersatu di dalam inti disebut gaya ikat inti. Gaya gravitasi menyebabkan gaya tarik-menarik antarmassa nukleon, yaitu proton dengan proton, proton dengan neutron, atau neutron dengan neutron, sedangkan gaya elektrostatis menyebabkan gaya tolak-menolak antara muatan proton dan proton. Gaya ikat inti lebih besar dibandingkan gaya gravitasi dan gaya elektrostatis. Gaya ikat inti bekerja antara proton dengan proton, proton dengan neutron, atau neutron dengan neutron. Gaya ikat inti bekerja pada jarak yang sangat dekat sampai dengan jarak pada diameter inti atom (10-15 m).

Energi Ikat Inti Hubungan antara massa inti atom dengan energi ikat inti dapat dijelaskan dengan teori yang dikemukakan oleh Albert Einstein yang menyatakan hubungan antara massa dan energi yang dinyatakan dalam persamaan E = mc2. Di mana E adalah energi yang timbul apabila sejumlah m (massa) benda berubah menjadi energi dan c adalah cepat rambat gelombang cahaya. Dari hasil pengukuran massa inti atom selalu lebih kecil dari jumlah massa nukleon pada inti atom tersebut, penyusutan/pengurangan massa ini disebut defek massa. Besarnya penyusutan massa inti akan berubah menjadi energi ikat inti yang menyebabkan nukleon dapat bersatu dalam inti atom.

Bahan Ajar Radioekologi

92

Besarnya energi ikat inti dapat diketahui jika besarnya defek massa inti diketahui. Besarnya defek massa dinyatakan dengan selisih jumlah massa seluruh nukleon (massa proton dan neutron) dengan massa inti yang terbentuk yang dapat dinyatakan dalam persamaan : (III.5) dengan : m = defek massa ; mp = massa proton ; mn = massa neutron ; Z = jumlah proton dalam inti atom ; (A Z) = jumlah neutron pada inti atom Menurut hasil pengukuran yang teliti jika massa 1 sma berubah menjadi energi setara dengan energi sebesar 931 MeV (Mega elektron volt) atau 1 sma = 931 MeV, sehingga besarnya energi ikat inti dapat dinyatakan : E = m 931 MeV dengan : m = defek massa ; E = energi ikat inti (III.6)

Apakah energi ikat inti selalu dapat menggambarkan tingkat kestabilan inti atom? Ternyata tidak selalu. Jika inti memiliki jumlah nukleon yang banyak energi ikatnya juga besar. Namum belum tentu inti tersebut stabil. Pada umumnya inti atom yang mempunyai jumlah neutron lebih banyak mempunyai tingkat kestabilan inti yang lebih rendah. Ada besaran yang mempunyai korelasi/hubungan dengan tingkat kestabilan inti yang disebut tingkat energi ikat per nukleon yaitu energi ikat inti dibagi dengan jumlah nukleon pada inti tersebut yang dinyatakan dalam persamaan : (III.7) dengan : A menyatakan nomor massa.

Gambar III.10 Grafik hubungan antara energi ikat pernukleon dengan nomor atom.

Bahan Ajar Radioekologi

93

Gambar di atas memperlihatkan grafik energi ikat per nucleon terhadap banyaknya nukleon dalam berbagai inti atomik. Pada grafik itu energi ikat terbesar adalah 8,8 MeV yaitu pada inti atom besi (26 Fe56). Lebih besar energi ikat penukleonnya, maka lebih mantap inti itu.

Contoh Soal :
Hitung defek massa dan energi ikat per nukleon dari inti, bila diketahui massa atom = 238,05076 sma, massa neutron = 1.00867 sma dan massa proton = 1,00728 sma!

Penyelesaian :
Diketahui : minti = 238,05076 sma mp = 1,00728 sma mn = 1,00867 sma Ditanyakan : a. m = ...? ; b. Energi ikat per nukleon?

III.2.1.b. PERISTIWA RADIOAKTIVITAS Penemuan sinar-X oleh Rontgen pada tahun 1895 merangsang Henry Becquerel menyelidiki asal-usul sinar-X. Gejala fluoresens adalah gejala dimana suatu benda dapat memancarkan cahaya yang berbeda ketika menerima cahaya dari luar atau menerima tembakan dari aliran partikel. Dalam penyelidikan itu, secara kebetulan Becquerel menemukan bahwa senyawa uranium menunjukkan keaktifan radiasi tertentu dengan daya tembus yang sangat kuat, seperti sinar-X, meskipun senyawa uranium ini tidak disinari

Bahan Ajar Radioekologi

94

terlebih dahulu.Ini berarti tanpa terkena sinar matahari pun bahan uranium tetap menghasilkan sinar tembus seperti halnya sinar-X. Pemancaran sinar tembus (sinar radioaktif) secara spontan oleh inti-inti tidak stabil (misalnya inti uranium) dinamakan radioaktivitas. Nama ini diberikan oleh Merie Curie. Jadi, radioaktivitas alami pertama kali ditemukan oleh Henry Becquerel. Penemuan bahan radioaktif baru Dua orang ilmuwan Paris yang sangat tertarik dengan penemuan Becquerel adalah Merie Curie dan suaminya Piere Curie, yang akhirnya menjadi Profesor Fisika di Sorbone. Mereka mendapatkan bahwa sinar-sinar dari radium menyebabkan ionisasi molekul-molekul udara. Intensitas radiasi dapat diukur dengan kamar ionisasi.Alat ini terdiri atas dua keeping logam sejajar,terpisah dan diletakkan dalam sebuah kotak logam yang dikebumikan. Keping bawah dihubungkan ke potensial tinggi yang dihasilkan oleh baterai listrik. Suami-istri ini akhirnya berhasil menemukan dua unsur baru bahan radioaktif, yaitu polonium dan radium.

Jenis-jenis sinar radioaktif Kita dapat mendeteksi aktivitas radiasi dari bahan radioaktif dengan menggunakan pencacah Geiger-Muller. Beberapa berkas radiasi dibelokkan oleh medan magnetic sehingga lintasannya tidak mengenai tabung Geiger. Pemelokan berkas radiasi oleh medan magnet menunjukkan bahwa berkas radiasi tersebut terdiri atas partikel-partikel bermuatan. Prinsip tersebut dapat digunakan oleh berkas radioaktif lain. Pada tahun 1899 Ernest Rutherford melakukan percobaan dalam rangka studinya mengenai radioaktif. Ia menempatkan sedikit radium didasar sebuah kotak kecil dari timah hitam (timbal). Rutherford mendapatkan bahwa berkas sinar terpisah menjadi tiga komponen. Dengan memperhatikan arah sinar yang dibelokkan, Rutherford menyimpulkan bahwa komponen sinar yang tidak dibelokkan adalah tidak bermuatan (sinar ), komponen sinar yang dibelokkan ke kanan adalah bermuatan positif (sinar ), dan sinar yang dibelokkan ke kiri adalah bermuatan negative (sinar ).

Daya tembus sinar-sinar radioaktif Sewaktu selembar kertas tipis disisipkan diantara sumber dan tabung Geiger-Muller, pembacaan angka pada alat hitung berkurang bila dibandingkan sebelumnya.Fakta ini menunjukkan bahwa sebagian radiasi telah diserap oleh kertas. Radiasi yang diserap kertas tipis adalah radiasi sinar . Tambahan radiasi yang diserap oleh lembaran aluminium adalah radiasi sinar . Radiasi yang diserap oleh selembsr timbal adalah radiasi sinar . Secara singkat urutan daya tembus adalah : Bahan Ajar Radioekologi 95

Gambar III.11. Perbandingan Urutan Daya Tembus Sinar ,,

Peluruhan Inti Atom Untuk mempertahankan kekekalan muatan (muatan total sebelum dan sesudah peluruhann adalah sama), perubahan muatan seperti ini berarti bahwa sebuah electron negative harus dipancarkan. Dengan demikian, Pemancaran electron :

Elektron meninggalkan inti dan dikenal dengan partikel beta. Pemancaran positron :

Peristiwa disini juga disebut sebagai peluruhan beta, karena mirip dengan pancaran electron negative. Proses penangkapan elektron oleh proton untuk menjadi neutron dapat dinyatakan sebagai Penangkapan electron :

Semua inti berat (Z>83) tidak stabil karena intinya kelebihan proton maupun neutron. Untuk mencapai stabil, inti ini memancarkan partikel alfa 2He4 sehingga jumlah proton dan jumlah neutron dalam intinya masing-masing berkurang 2.

Bahan Ajar Radioekologi

96

Radioaktivitas adalah peristiwa pemancaran sinar-sinar radioaktif secara spontan karena terjadinya peluruhan inti atom menjadi inti atom yang lain. Atom-atom radioaktif akan memancarkan sinar-sinar radioaktif (, dan ) untuk menjadi atom stabil. Peristiwa pemancaran sinar radioaktif oleh zat radioaktif disebut peluruhan. Kita tidak tahu atom-atom mana yang akan meluruh lebih dulu. Dengan demikian proses meluruh adalah proses acak.

Aktivitas Bahan Radioaktif Laju peluruhan radioaktif dalam suatu bahan radioaktif disebut aktivitas (lambang A). Aktivitas hanya ditentukan oleh banyaknya inti yang meluruh per sekon. Jika peluang untuk meluruh disebut tetapan peluruhan (lambang ), maka aktivitas bahan bergantung pada banyak inti radioaktif dalam bahan (N) dan . Secara matematis ditulis :


Bahan Ajar Radioekologi

(III.5) 97

Tetapan peluruhan memiliki harga berbeda untuk inti yang berbeda tetapi konstan terhadap waktu. Makin banyak inti yang meluruh per satuan waktu, makin besar A. Secara matematis pernyataan ini dinyatakan oleh :

(III.6)

Tanda negative kita berikan karena Neutron berkurang terhadap waktu, sedang kita menginginkan Atom berharga positif.

Hukum peluruhan radioaktif


waktu t, e = bilangan natural = 2,718, = tetapan peluruhan (satuan s-1).

(III.7)

dengan : N0 = banyak inti radioaktif pada saat t=0, N = banyak inti radioaktif setelah selang

Banyaknya inti induk dalam suatu contoh berkurang secara eksponensial terhadap waktu. Persamaan diatas disebut Hukum peluruhan radioaktif. Kita secara nyata tidak dapat mengukur banyaknya inti radioaktif Neutron, tetapi kita dapat menyatakan dalam persamaan aktivitas, yaitu dengan mengalikan kedua ruasnya dengan sehingga memberikan :


Aktivitas Radioaktif :

A A
waktu t (dalam Bq).

(III.8)

dengan : A0 = aktivitas awal pada t=0 (satuan Becquerel atau Bq), A = aktivitas setelah selang Dalam SI, satuan aktivitas radiasi dinyatakan dalam Becquerel (disingkat Bq) sesuai dengan nama penemu radioaktivitas, dimana, 1 Bq = 1 peluruhan/sekon. Satuan yang paling sering digunakan oleh alat pengukur aktivitas radiasi adalah curie (disingkat Ci). Satu Curie didefinisikan sebagai banyaknya peluruhan yang dilakukan oleh satu gram radium dalam waktu satu sekon.Ternyata diperoleh 3,7 x 1010 peluruhan dalam waktu satu sekon, sehingga didapat hubungan : 1 curie = 3,7 x 1010 peluruhan/s = 3,7 x 1010 Bq Satu curie adalah satuan aktivitas yang cukup besar,sehingga didalam praktek kita lebih sering menggunakan satuan-satuan milicurie (mCi) dan mikrocurie (Ci). 1 mCi = 10-3 Ci 1 Ci = 10-6 Ci

Bahan Ajar Radioekologi

98

Waktu Paro Waktu Paro dari suatu isotop radioaktif adalah selang waktu yang dibutuhkan agar aktivitas radiasi berkurang setengah dari aktivitas semula. Waktu paro juga dapat didefinisikan sebagai selang waktu yang dibutuhksn agar setengah dari inti radioaktif yang ada meluruh. Ketika t=T1/2 maka : A = Waktu Paro :

sehingga di peroleh :

(III.9)

Rumus Peluruhan Aktivitas radioaktif tergantung pada banyaknya atom radioaktif yang masih ada. Misalkan mula-mula ada sebanyak N0 radioaktif dan waktu paro dilambangkan dengan T1/2, maka :

Jadi, bila mula-mula ada sebanyak N0 atom radioaktif, maka setelah selang t=nxT1/2, banyaknya atom radioaktif yang tersisa adalah :

dengan t = lama penyimpanan atau umur bahan radioaktif ; N0 = banyaknya atom radioaktif mula-mula; N(t) = banyaknya atom radioaktif yang tersisa pada saat t.

Contoh Soal :
Hitunglah aktivitas inti 100 gram inti radium (82Ra226) yang mempunyai waktu paruh 1620 tahun. Penyelesaian :

Bahan Ajar Radioekologi

99

Deret Radioaktif Suatu unsur radioaktif (isotop radioaktif) selalu meluruh sehingga terbentuk unsur yang baru. Unsur yang terbentuk masih juga besifat radioaktif sehingga akan meluruh, demikian terus akan terjadi sehingga akhirnya akan diperoleh hasil akhir terbentuk inti atom yang stabil/mantap. Dari hasil inti-inti yang terbentuk yang bersifat radioaktif sampai diperoleh inti atom yang stabil/mantap, ternyata serangkaian inti-inti atom yang terjadi memiliki nomor massa yang membentuk suatu deret. Misalnya isotop radioaktif 92U235 meluruh menjadi , selanjutnya
207 90Th 231 231 90Th dengan

memancarkan sinar

meluruh menjadi

231 91Pa

dengan memancarkan sinar . Pemancaran

sinar dan sinar ini akan berlangsung terus hingga terbentuk inti atom yang stabil yaitu
82Pb

. Dari serangkaian hasil-hasil inti selama peluruhan (92U235) sampai terbentuk inti atom

yang stabil (82Pb207) ternyata nomor massa inti yang terbentuk selalu merupakan kelipatan bilangan (4n + 3) di mana n adalah bilangan bulat. Di mana peluruhan yang diawali oleh inti induk 92U235 sehingga diperoleh inti atom akhir 82Pb207 yang stabil disebut deret radioaktif (4n + 3) yang diberi nama deret Aktinium. Bahan Ajar Radioekologi 100

Karena dalam peluruhan radioaktif hanya pemancaran sinar yang menyebabkan terjadinya perubahan nomor massa inti, maka unsur radioaktif dalam peluruhannya dapat digolongkan dalam 4 macam deret yaitu deret Thorium (4n), deret Neptonium (4n + 1), deret Uranium (4n + 2) dan deret Aktinium (4n + 3). Di mana dari keempat deret tersebut tiga merupakan deret radioaktif alami dan satu deret merupakan deret radioaktif buatan, yaitu deret Neptonium.

Urutan lengkap dari deret-deret radioaktif tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Reaksi Inti Reaksi inti merupakan peristiwa perubahan suatu inti atom sehingga berubah menjadi inti atom lain dengan disertai munculnya energi yang sangat besar. Agar terjadi reaksi inti diperlukan partikel lain untuk menggoyahkan kesetimbangan inti atom sehingga kesetimbangan inti terganggu. Akibatnya inti akan terpecah menjadi dua inti yang baru. Partikel yang digunakan untuk mengganggu kesetimbangan inti yaitu partikel proton atau neutron. Di mana partikel proton atau neutron yang berenergi ditembakkan pada inti target sehingga setelah reaksi terjadi akan terbentuk inti atom yang baru disertai terbentuknya partikel yang baru. Inti target dapat merupakan inti atom yang stabil, sehingga setelah terjadi reaksi menyebabkan inti atom menjadi inti yang tidak stabil yang kemudian disebut isotop radioaktif. Jadi reaksi inti dapat juga bertujuan untuk mendapatkan isotop radioaktif yang berasal dari inti stabil.

Contoh reaksi inti antara lain adalah :


7N 14

+ 2He4 8O17 + 1H1

yaitu inti atom Nitrogen ditembak dengan partikel (2He4) menjadi inti atom Oksigen dengan disertai timbulnya proton (1H1), inti atom oksigen yang terbentuk bersifat radioaktif. Dalam reaksi inti juga berlaku hukum-hukum Fisika seperti yang terjadi pada peristiwa-peristiwa Fisika yang lainnya antara lain berlaku : kekekalan momentum, hukum Bahan Ajar Radioekologi 101

kekekalan energi, hukum kekekalan nomor atom, dan hukum kekekalan nomor massa. Sehingga momentum, energi, nomor atom, dan nomor massa inti sebelum reaksi dan sesudah reaksi harus sama. Energi reaksi inti yang timbul diperoleh dari penyusutan massa inti, yaitu perbedaan jumlah massa inti atom sebelum reaksi dengan jumlah massa inti atom sesudah reaksi. Menurut Albert Einstein dalam kesetaraan antara massa dan energy dinyatakan bahwa energi total yang dimiliki oleh suatu massa sebesar m adalah E = mc2. Apabila semua massa inti atom dinyatakan dalam sma (satuan massa atom), maka energi total yang dimiliki massa sebesar 1 sma setara dengan energy sebesar 931 MeV (1 sma = 1,6610-27 kg, c = 3108 m/s dan 1 eV = 1.6 10-19 Joule).

Misalnya suatu reaksi inti dinyatakan menurut persamaan : A + a B + b + Q Besarnya energi yang timbul dapat dicari dengan persamaan :

931
dengan : (mA + ma) = jumlah massa inti atom sebelum reaksi (mB + mb) = jumlah massa inti atom sesudah reaksi Q = energi yang timbul selama reaksi terjadi

(III.10)

Dalam reaksi inti jika diperoleh Q > 0, maka reaksinya dinamakan reaksi eksoterm yaitu selama reaksi berlangsung dilepaskan energi sedangkan jika Q < 0, maka reaksinya dinamakan reaksi indoterm yaitu selama reaksi berlangsung diperlukan energi. Reaksi inti dibedakan menjadi dua, yaitu reaksi fisi dan reaksi fusi.

1. Reaksi Fisi Reaksi fisi yaitu reaksi pembelahan inti atom berat menjadi dua inti atom lain yang lebih ringan dengan disertai timbulnya energi yang sangat besar. Misalnya inti atom uranium-235 ditembak dengan neutron sehingga terbelah menjadi inti atom Xe-235 dan Sr-94 disertai dengan timbulnya 2 neutron yang memiliki energy tinggi. Reaksinya dapat dituliskan :

Dalam reaksi fisi yang terjadi akan dihasilkan energi kira-kira sebesar 234 Mev. Dalam reaksi fisi ini timbul neutron-neutron baru yang berenergi tinggi. Neutron-neutron yang timbul akan menumbuk inti atom berat yang lain sehingga akan menimbulkan reaksi fisi yang lain. Hal ini akan berlangsung terus sehingga semakin lama semakin banyak reaksi inti Bahan Ajar Radioekologi 102

yang dihasilkan dan dalam sekejab dapat timbul energy yang sangat besar. Peristiwa semacam ini disebut reaksi fisi berantai. Reaksi fisi berantai yang tak terkendali akan menyebabkan timbulnya energi yang sangat besar dalam waktu relatif singkat, sehingga dapat membahayakan kehidupan manusia. Reaksi berantai yang tak terkendali terjadi pada Bom Atom. Energi yang timbul dari reaksi fisi yang terkendali dapat dimanfaatkannya untuk kehidupan manusia. Reaksi fisi terkendali yaitu reaksi fisi yang terjadi dalam reaktor nuklir (Reaktor Atom). Di mana dalam reaktor nuklir neutron yang terbentuk ditangkap dan tingkat energinya diturunkan sehingga reaksi fisi dapat dikendalikan. Pada umumnya untuk menangkap neutron yang terjadi, digunakan logam yang mampu menangkap neutron yaitu logam Cadmium atau Boron. Pengaturan populasi neutron yang mengadakan reaksi fisi dikendalikan oleh batang pengendali yang terbuat dari batang logam Cadmium, yang diatur dengan jalan memasukkan batang pengendali ke dalam teras-teras bahan bakar dalam reaktor. Dalam reaktor atom, energi yang timbul kebanyakan adalah energi panas, di mana energi panas yang timbul dalam reaktor ditransfer keluar reaktor kemudian digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga diperoleh energi listrik.

2. Reaksi Fusi Reaksi fusi yaitu reaksi penggabungan dua inti atom ringan menjadi inti atom lain yang lebih berat dengan melepaskan energi. Misalnya penggabungan deutron dengan deuteron menghasilkan triton dan proton dilepaskan energi sebesar kira-kira 4,03 MeV. Penggabungan deutron dengan deuteron menghasilkan inti He-3 dan neutron dengan melepaskan energi sebesar 3,3 MeV. Penggabungan triton dengan triton menghasilkan inti He-4 dengan melepaskan energi sebesar 17,6 MeV, yang reaksi fusinya dapat dituliskan :

Agar dapat terjadi reaksi fusi diperlukan temperatur yang sangat tinggi sekitar 108 K, sehingga reaksi fusi disebut juga reaksi termonuklir. Karena untuk bisa terjadi reaksi fusi diperlukan suhu yang sangat tinggi, maka di matahari merupakan tempat berlangsungnya reaksi fusi. Energi matahari yang sampai ke Bumi diduga merupakan hasil reaksi fusi yang terjadi dalam matahari. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan bahwa matahari banyak mengandung hidrogen (1H1). Dengan reaksi fusi berantai akan dihasilkan inti helium-4. Di mana reaksi dimulai dengan penggabungan antardua atom hydrogen membentuk deutron, selanjutnya antara deutron dengan deutron membentuk inti atom helium-3 dan akhirnya dua Bahan Ajar Radioekologi 103

inti atom helium-3 bergabung membentuk inti atom helium-4 dan 2 atom hidrogen dengan melepaskan energi total sekitar 26,7 MeV, yang reaksinya dapat dituliskan :

Reaksi tersebut dapat ditulis: 4 1H1 2He4 + 2 1e0 + Q

III.2.2 INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI III.2.2.a. PENYERAPAN PARTIKEL ALFA Telah diketahui bahwa sinar tidak lain adalah inti atom (2He4),yang mengandung 4 nukleon, yaitu 2 proton dan dua neutron. Ketika sebuah inti memancarkan sinar . Inti tersebut kehilangan empat nkleon, 2 diantaranya adalah proton. Sesuai dengan hukum kekekalan nomor massa dan hukum kekekalan nomor atom, maka Nomor massa (A) berkurang 4 dan Nomor atom (Z) berkurang 2. Jadi,jika sebuah inti induk X berubah menjadi inti anak sambil memancarkan sinar , maka peluruhannya dapat ditulis sebagai :

Hukum kekekalan energi juga berlaku pada reaksi inti pemancaran sinar . Jika massa inti induk adalah massax ,massa inti anak adalah my ,dan massa sinar adalah m ,semuanya dinyatakan dalam u, maka kita dapat menyatakan energi disintegrasi,Q, (dalam satuan MeV) sebagai :

Hampir semua energi kinetic dimiliki oleh sinar sebab massa partikel jauh lebih kecil dari massa inti anak, Rn-222. Karena momentum juga harus kekal, maka sinar akan memiliki kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada inti anak. Dapat ditunjukkan bahwa 98% dari energi disintegrasi Q dibawa sebagai energi kinetic sinar . Sisanya 2% adalah energi kinetic inti anak.

Sifat-sifat sinar : a. Sinar diahasilkan oleh pancaran-pancaran partikel dari sebuah sumber radioaktif. b. Sinar tidak lain adalah inti atom helium,bermuatan +2e dan bermassa 4u.

Bahan Ajar Radioekologi

104

c. Sinar dapat menghitamkan film. Jejak partikel dalam bahan radioaktif berupa garis lurus. d. Radiasi sinar memiliki daya tembus terlemah dibandingkan dengan sinar lain. e. Radiasi sinar memiliki jangkauan beberapa cm di udara dan sekitar 10-2 mm dalam logam tipis. f. Radiasi sinar mempunyai daya ionisasi paling kuat sebab muatannya paling besar. g. Sinar dibelokkan oleh medan magnetic dan medan listrik. h. Kecepatan sinar sekitar 0,054c sampai 0,07c, dengan c=kelajuan cahaya dalam vakum. Massa sinar lebih besar dari sinar sehingga lebih lambat.

III.2.2.b. PENYERAPAN PARTIKEL BETA Sebuah inti yang meluruh dengan memeancarkan sinar beta tidak akan berkurang nomor massanya tetapi nomor atomnya akan bertambah satu. Jadi, jika sebuah inti induk X berubah menjadi inti sambil memancarkan sinar beta reaksi intinya diberikan oleh :

Pada peluruhan sinar ini bukanlah suatu electron orbital (electron yang bergerak mengitari inti atom pada suatu orbit tertentu) melainkan electron yang diciptakan didalam inti itu sendiri.Sebagai contoh peluruhan partikel dari C 14 ,sebagai berikut :

Perhatikan bahwa nomor massa adalah kekal (14 14+ 0), demikian juga dengan muatan inti (6 7-1). Tampaknya hokum kekekalan energi tidak dipenuhi oleh peluruhan partikel . Percobaan yang teliti juga menunjukkan bahwa momentum tidak kekal. Pada tahun 1930, Wolfgang Pauli mengusulkan suatu solusi bahwa kemungkinan selain partikel beta muncul suatu partikel baru yang sangat sukar dideteksi selama peluruhan partikel beta. Partikel baru ini dinamai neutrino (diberi lambang v) oleh fisikawan esar Italia, Enrico Fermi (1901-1954), yang pada tahun 1934 mengerjakan suatu teori terinci mengenai peluruhan partikel beta. Neutrino memiliki muatan nol dan massa diam nol.

Sifat-sifat sinar : a. Sinar dihasilkan oleh pancaran partikel-partikel . b. Sinar tidak lain adalah electron berkecapatan tinggi yang bermuatan -1 e. c. Radiasi sinar < sinar < sinar . d. Kecepatan parikel antara 0,32c dan 0,9c. Bahan Ajar Radioekologi 105

e. Sinar dibelokkan dengan medan magnetic dan medan listrik karena massanya kecil. f. Jejak partikel dalam bahan berkelok-kelok. g. Sinar memiliki jangkauan beberapa cm di udara.

III.2.2.c. INTERAKSI SINAR X DAN SINAR GAMMA Interaksi radiasi gelombang elektromagnetik ketika mengenai materi lebih menunjukkan sifat dualisme gelombang - partikel yaitu efek foto listrik, efek Compton, dan produksi pasangan. a. Efek Foto Listrik Dalam peristiwa efek foto listrik, foton yang mengenai materi akan diserap sepenuhnya dan salah satu elektron orbital akan dipancarkan dengan energi kinetik yang hampir sama dengan energi foton yang mengenainya.

Gambar III.12 Peristiwa Efek Foto Listrik


b. Efek Compton Peristiwa efek Compton sangat menyerupai efek foto listrik kecuali energi foton yang mengenai materi tidak diserap sepenuhnya sehingga masih ada sisa energi foton yang dipantulkan atau dibelokkan.

Gambar III.13 Peristiwa Efek Compton

Bahan Ajar Radioekologi

106

c. Produksi Pasangan Peristiwa ini menunjukkan kesetaraan antara massa dengan energi sebagaimana diperkenalkan pertama kali oleh Einstein. Bila sebuah foton yang mengenai materi berhasil masuk sampai ke daerah medan inti (nuclear field) dan mempunyai energi lebih besar, maka foton tersebut akan diserap habis dan akan dipancarkan pasangan elektron positron. Positron adalah anti partikel dari elektron, yang mempunyai karakteristik sama dengan elektron tetapi bermuatan positif.

Gambar III.14 Peristiwa Produksi Pasangan

Sinar gamma adalah foton-foton (kuanta atau paket energi) yang memiliki energi sangan tinggi.Seperti hal nya sebuah atom, inti atom itu sendiri dapat berada dalam keadaan tereksitasi. Ketika inti ini melompat ke keadaan yang lebih rendah atau keadaan dasarnya, inti ini memancarkan sebuah foton. Karena sinar tidak memiliki nomor massa dan nomor atom nol,maka pemancaran sinar tidak menyebabkan perubahan nomor massa dan nomor atom pada inti induk. Dengan kata lain, inti anak sama dengan inti induk, atau tidak terjadi inti baru pada pemancaran sinar . Dalam beberapa kasus, inti dapat tinggal dalam keadaan tereksitasi selama beberapa saat sebelum inti ini memancarkan sinar . Inti ini disebut dalam keadaan metastabil, dan inti ini disebut suatu isomer.

Sifat-sifat sinar a. Memiliki daya tembus paling besar tetapi daya ionisasi paling lemah. b. Tidak dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnetic. c. Sinar merupakan radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar hampir tidak bermassa. d. Kecepatan bernilai sama dengan kecepatan cahaya di ruang hampa.

Bahan Ajar Radioekologi

107

e. Sinar dalam interaksinya menimbulkan peristiwa fotolistrik atau juga dapat menimbulkan produksi pasangan. Dalam interaksi dengan bahan, seluruh energi sinar diserap oleh bahan. Peristiwa inilah yang disebut produksi pasangan.

III.2.3 PENGUKURAN RADIASI

Radiasi merupakan suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium atau bahan penghantar tertentu. Radiasi nuklir memiliki dua sifat yang khas : tidak dapat dirasakan secara langsung dan dapat menembus berbagai jenis bahan.

Oleh karena itu untuk menentukan ada atau tidak adanya radiasi nuklir diperlukan suatu alat, yaitu pengukur radiasi, yang digunakan utuk mengukur kuantitas, energi, atau dosis radiasi. Kuantitas radiasi : adalah jumlah radiasi per satuan waktu per satuan luas, pada suatu titik pengukuran. Kuantitas radiasi ini berbanding lurus dengan aktivitas sumber dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (r) antara sumber dan sistem pengukur.

Gambar III.15 Geometri Pengukuran Radiasi

Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah radiasi yang mencapai titik pengukuran (kuantitas radiasi) merupakan hanya sebagian saja dari semua radiasi yang dipancarkan oleh sumber. Energi radiasi (E) merupakan kekuatan dari setiap radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi. Bila sumber radiasi berupa radionuklida maka tingkat energi yang dipancarkan tergantung pada jenis radionuklidanya. Kalau sumber radiasinya berupa pesawat sinar-X, maka energi radiasinya bergantung pada tegangan anoda (kV). Bahan Ajar Radioekologi 108

Dosis radiasi sering diartikan sebagai jumlah energi radiasi yang diserap atau diterima oleh materi termasuk tubuh manusia. Nilai dosis sangat ditentukan oleh kuantitas radiasi, jenis dan energi radiasi serta jenis materi yang dikenainya. Dalam bidang proteksi radiasi nilai ini sangat penting karena berkaitan langsung dengan efek yang ditimbulkan radiasi pada tubuh manusia. Terdapat batasan nilai akumulasi dosis tahunan (NBD) yang diizinkan serta turunannya per jam yaitu 50 mSv. per tahun atau 25 Sv. per jam

Mekanisme Pendeteksian Radiasi Detektor radiasi bekerja dengan cara mengukur perubahan yang disebabkan oleh penyerapan energi radiasi oleh medium penyerap. Sebenarnya terdapat banyak mekanisme yang terjadi di dalam detektor tetapi yang sering digunakan adalah proses ionisasi dan proses sintilasi.

Proses Ionisasi Ionisasi adalah peristiwa lepasnya elektron dari ikatannya karena menyerap energi eksternal. Peristiwa ini dapat terjadi secara langsung oleh radiasi alpha atau beta dan secara tidak langsung oleh radiasi sinar-X, gamma dan neutron. Dalam proses ionisasi, energi radiasi diubah menjadi pelepasan sejumlah elektron (energi listrik). Bila terdapat medan listrik maka elektron akan bergerak menuju ke kutub positif sehingga dapat menginduksikan arus atau tegangan listrik. Semakin besar energi radiasinya maka arus atau tegangan listrik yang dihasilkannya juga semakin besar pula.

Proses Sintilasi Proses sintilasi adalah terpancarnya percikan cahaya ketika terjadi transisi elektron dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah di dalam detektor, bila terdapat kekosongan elektron pada orbit yang lebih dalam. Kekosongan tersebut dapat disebabkan oleh lepasnya elektron (proses ionisasi) atau loncatnya elektron ke lintasan yang lebih tinggi ketika dikenai radiasi (proses eksitasi). Dalam proses sintilasi ini, energi radiasi diubah menjadi pancaran cahaya tampak. Semakin besar energi radiasi yang diserap maka semakin banyak percikan cahayanya.

Jenis Detektor Radiasi Detektor merupakan suatu bahan yang peka terhadap radiasi, yang bila dikenai radiasi akan menghasilkan tanggapan mengikuti mekanisme yang telah dibahas sebelumnya. Perlu Bahan Ajar Radioekologi 109

diperhatikan bahwa suatu bahan yang sensitif terhadap suatu jenis radiasi belum tentu sensitif terhadap jenis radiasi yang lain. Sebagai contoh, detektor radiasi gamma belum tentu dapat mendeteksi radiasi neutron.

Sebenarnya terdapat banyak jenis detektor, tetapi di sini hanya akan dibahas tiga jenis detektor yaitu, detektor isian gas, detektor sintilasi, dan detektor semikonduktor.

A. Detektor Isian Gas Detektor isian gas merupakan detektor yang paling sering digunakan untuk mengukur radiasi. Detektor ini terdiri dari dua elektroda, positif dan negatif, serta berisi gas di antara kedua elektrodanya. Elektroda positif disebut sebagai anoda, yang dihubungkan ke kutub listrik positif, sedangkan elektroda negatif disebut sebagai katoda, yang dihubungkan ke kutub negatif. Kebanyakan detektor ini berbentuk silinder dengan sumbu yang berfungsi sebagai anoda dan dinding silindernya sebagai katoda sebagaimana yang ditunjukkan gambar III.16 berikut. Radiasi yang memasuki detektor akan mengionisasi gas dan menghasilkan ion-ion positif dan ion-ion negatif (elektron). Ion-ion tersebut akan bergerak menuju elektroda yang sesuai dan menimbulkan pulsa atau arus listrik. Terdapat tiga jenis detektor isian gas yaitu detektor kamar ionisasi, detektor proporsional, dan detektor GM.

Gambar III.16 Bagan Alat Pengukuran Radiasi

B. Detektor Sintilasi Detektor sintilasi selalu terdiri dari dua bagian yaitu bahan sintilator dan photomultiplier. Bahan sintilator merupakan suatu bahan padat, cair maupun gas, yang akan

Bahan Ajar Radioekologi

110

menghasilkan percikan cahaya bila dikenai radiasi pengion. Photomultiplier digunakan untuk mengubah percikan cahaya yang dihasilkan bahan sintilator menjadi pulsa listrik. Mekanisme pendeteksian radiasi pada detektor sintilasi dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu : 1. proses pengubahan radiasi yang mengenai detektor menjadi percikan cahaya di dalam bahan sintilator 2. proses pengubahan percikan cahaya menjadi pulsa listrik di dalam tabung photomultiplier.

Beberapa contoh bahan sintilator yang sering digunakan sebagai detektor radiasi adalah Kristal NaI(Tl), Kristal ZnS(Ag), Kristal LiI(Eu), dan Sintilator Organik.

C. Detektor Semikonduktor Bahan semikonduktor, yang diketemukan relatif lebih baru daripada dua jenis detektor di atas, terbuat dari unsur golongan IV pada tabel periodik yaitu silikon atau germanium. Detektor ini mempunyai beberapa keunggulan yaitu lebih effisien dibandingkan dengan detektor isian gas, karena terbuat dari zat padat, serta mempunyai resolusi yang lebih baik daripada detektor sintilasi. Prinsip kerja detektor semikonduktor mirip dengan detektor isian gas yaitu dengan proses ionisasi.

KLASIFIKASI ALAT UKUR PROTEKSI RADIASI

Alat ukur proteksi radiasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari detektor dan peralatan penunjang. Alat ukur ini dapat memberikan informasi dosis radiasi seperti paparan dalam roentgen, dosis serap dalam rad atau gray, dan dosis ekivalen dalam rem atau sievert. Alat proteksi radiasi ini dibedakan menjadi tiga yaitu a. surveimeter b. dosimeter personil c. monitor kontaminasi

Surveimeter digunakan untuk melakukan pengukuran tingkat radiasi (laju dosis) di suatu lokasi secara langsung, dosimeter personil berfungsi untuk mencatat dosis radiasi yang telah mengenai seorang pekerja radiasi secara akumulasi. Oleh karena itu, setiap orang yang bekerja di suatu daerah radiasi harus selalu mengenakan dosimeter personal. Sedangkan Bahan Ajar Radioekologi 111

monitor kontaminasi digunakan untuk mengukur tingkat kontaminasi pada pekerja, alat maupun lingkungan.

a. Surveimeter Surveimeter harus dapat memberikan informasi laju dosis radiasi pada suatu area secara langsung. Jadi, seorang pekerja radiasi dapat memperkirakan jumlah radiasi yang akan diterimanya bila akan bekerja di suatu lokasi selama waktu tertentu. Dengan informasi yang ditunjukkan surveimeter ini, setiap pekerja dapat menjaga diri agar tidak terkena paparan radiasi yang melebihi batas ambang yang diizinkan. Sebagaimana fungsinya, suatu survaimeter harus bersifat portable meskipun tidak perlu sekecil sebuah dosimeter personal. Konstruksi survaimeter terdiri atas detektor dan peralatan penunjang seperti terlihat gambar berikut.

Gambar III.17 Surveimeter

Semua jenis detektor yang dapat memberikan hasil secara langsung, seperti detektor isian gas, sintilasi dan semikonduktor, dapat digunakan. Dari segi praktis dan ekonomis, detektor isian gas Geiger Muller yang paling banyak digunakan. Detektor sintilasi juga banyak digunakan, khususnya NaI(Tl) untuk radiasi gamma, karena mempunyai efisiensi yang tinggi.

Jenis Surveimeter Terdapat beberapa jenis survaimeter yang digunakan untuk jenis radiasi yang sesuai sebagai berikut :

Survaimeter Gamma Survaimeter Beta dan Gamma Survaimeter Alpha Survaimeter neutron

Bahan Ajar Radioekologi

112

b. Dosimeter Personil Alat ini digunakan untuk mengukur dosis radiasi secara akumulasi. Jadi, dosis radiasi yang mengenai dosimeter personal akan dijumlahkan dengan dosis yang telah mengenai sebelumnya. Dosimeter personil ini harus ringan dan berukuran kecil karena alat ini harus selalu dikenakan oleh setiap pekerja radiasi yang sedang bekerja di medan radiasi. Terdapat tiga macam dosimeter personil yang banyak digunakan saat ini yaitu:

dosimeter saku (pen / pocket dosemeter) film badge Thermoluminisence Dosemeter (TLD).

c. Dosimeter Saku Dosimeter ini sebenarnya merupakan detektor kamar ionisasi sehingga prinsip kerjanya sama dengan detektor isian gas akan tetapi tidak menghasilkan tanggapan secara langsung karena muatan yang terkumpul pada proses ionisasi akan disimpan seperti halnya suatu kapasitor. Konstruksi dosimeter saku berupa tabung silinder berisi gas sebagaimana pada Gambar di bawah (III.18). Dinding silinder akan berfungsi sebagai katoda yang bermuatan negatif, sedangkan sumbu logam dengan jarum 'quartz' di bagian bawahnya bermuatan positif. Mula-mula, sebelum digunakan, dosimeter ini di "charge" dahulu. Jarum quartz pada sumbu detektor akan menyimpang karena perbedaan potensial. Dalam pemakaiannya di tempat kerja, bila terkena radiasi maka akan terjadi perubahan simpangan jarum. Perubahan simpangan jarum ini sebanding dengan jumlah radiasi yang mengenainya.

Gambar III.18 Dosimeter Saku

Keuntungan dosimeter saku ini adalah dapat dibaca secara langsung dan tidak membutuhkan peralatan tambahan untuk pembacaannya. Kelemahannya, dosimeter ini tidak dapat menyimpan informasi dosis yang telah mengenainya dalam waktu yang lama (sifat akumulasi kurang baik). Bahan Ajar Radioekologi 113

Pada saat ini, sudah dibuat dan dipasarkan dosimeter saku yang diintegrasikan dengan komponen elektronika maju (advanced components) sehingga skala pembacaannya tidak lagi dengan melihat pergeseran jarum (secara mekanik) melainkan dengan melihat display digital yang dapat langsung menampilkan angka hasil pengukurannya.

d. Film Badge Film badge terdiri atas dua bagian yaitu detektor film dan holder. Detektor film dapat menyimpan dosis radiasi yang telah mengenainya secara akumulasi selama film belum diproses. Semakin banyak dosis radiasi yang telah mengenainya maka tingkat kehitaman film setelah diproses akan semakin pekat. Holder film selain berfungsi sebagai tempat film ketika digunakan juga berfungsi sebagai penyaring (filter) energi radiasi. Dengan adanya beberapa jenis filter pada holder, maka dosimeter film badge ini dapat membedakan jenis dan energi radiasi yang telah mengenainya. Di pasaran terdapat beberapa merk film maupun holder, tetapi BATAN selalu menggunakan film dengan merk Kodak buatan USA dan holder merk Chiyoda buatan Jepang seperti pada gambar berikut. Hal ini dilakukan agar mempunyai standar atau kalibrasi pembacaan yang tetap.

Gambar III.19 Film Badge

Dosimeter film badge ini mempunyai sifat akumulasi yang lebih baik daripada dosimeter saku. Keuntungan lainnya film badge dapat membedakan jenis radiasi yang mengenainya dan mempunyai rentang pengukuran energi yang lebih besar daripada dosimeter saku. Kelemahannya, untuk mengetahui dosis yang telah mengenainya harus diproses secara khusus dan membutuhkan peralatan tambahan untuk membaca tingkat kehitaman film, yaitu densitometer.

Bahan Ajar Radioekologi

114

e. Dosimeter Termoluminisensi (TLD) Dosimeter ini sangat menyerupai dosimeter film badge, hanya detektor yang digunakan ini adalah kristal anorganik thermoluminisensi, misalnya bahan LiF. Proses yang terjadi pada bahan ini bila dikenai radiasi adalah proses termoluminisensi. Senyawa lain yang sering digunakan untuk TLD adalah CaSO4. Dosimeter ini digunakan selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan, baru kemudian diproses untuk mengetahui jumlah dosis radiasi yang telah diterimanya. Pemrosesan dilakukan dengan memanaskan kristal TLD sampai temperatur tertentu, kemudian mendeteksi percikan-percikan cahaya yang dipancarkannya. Alat yang digunakan untuk memproses dosimeter ini adalah TLD reader. Keunggulan TLD dibandingkan dengan film badge adalah terletak pada ketelitiannya. Selain itu, ukuran kristal TLD relatif lebih kecil dan setelah diproses kristal TLD tersebut dapat digunakan lagi.

f. Monitor Kontaminasi Kontaminasi merupakan suatu masalah yang sangat berbahaya, apalagi kalau sampai terjadi di dalam tubuh. Kontaminasi sangat mudah terjadi kalau bekerja dengan sumber radiasi terbuka, misalnya berbentuk cair, serbuk, atau gas. Adapun yang terkontaminasi biasanya adalah peralatan, meja kerja, lantai, tangan, sepatu. Jika intensitas radiasi yang dipancarkan oleh sesuatu yang telah terkontaminasi sangat rendah, maka alat ukur ini harus mempunyai efisiensi pencacahan yang sangat tinggi. Detektor yang digunakan untuk monitor kontaminasi ini harus mempunyai jendela (window) yang luas, karena kontaminasi tidak selalu terjadi pada satu daerah tertentu, melainkan tersebar pada permukaan yang luas. Tampilan dari monitor kontaminasi ini biasanya menunjukkan kuantitas radiasi (laju cacah) seperti cacah per menit atau cacah per detik (cpd). Nilai ini harus dikonversikan menjadi satuan aktivitas radiasi, Currie atau Becquerel. Monitor kontaminasi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu monitor kontaminasi permukaan, monitor kontaminasi perorangan dan monitor kontaminasi udara (airborne). Monitor kontaminasi permukaan (surface monitor) digunakan untuk mengukur tingkat kontaminasi segala permukaan, misalnya meja kerja, lantai, alat ukur ataupun baju kerja. Monitor kontaminasi perorangan digunakan untuk mengukur tingkat kontaminasi pada bagian-bagian tubuh dari pekerja radiasi. Bagian tubuh yang paling sering terkontaminasi adalah tangan dan kaki, sehingga terdapat monitor kontaminasi khusus untuk tangan dan kaki Bahan Ajar Radioekologi 115

yaitu "hand and foot contamination monitor". Suatu instalasi yang modern biasanya dilengkapi dengan monitor kontaminasi seluruh tubuh (whole body monitor). Setiap pekerja yang akan meninggalkan tempat kerja harus diperiksa terlebih dahulu dengan monitor kontaminasi. Monitor kontaminasi udara digunakan untuk mengukur tingkat radioaktivitas udara di sekeliling instalasi nuklir yang mempunyai potensi untuk melepaskan zat radioaktif ke udara. Monitor kontaminasi udara biasanya dilengkapi dengan suatu pompa penghisap udara untuk menangkap partikulat zat radioaktif yang bercampur dengan molekul-molekul udara.

Kalibrasi Alat Ukur Sudah merupakan suatu ketentuan bahwa setiap alat ukur proteksi radiasi harus di kalibrasi secara periodik oleh instansi yang berwenang. Hal ini dilakukan untuk menguji ketepatan nilai yang ditampilkan alat terhadap nilai sebenarnya. Perbedaan nilai antara yang ditampilkan dan yang sebenarnya harus dikoreksi dengan suatu parameter yang disebut sebagai faktor kalibrasi (Fk). Dalam melakukan pengukuran, nilai yang ditampilkan alat harus dikalikan dengan faktor kalibrasinya. Secara ideal, faktor kalibrasi ini bernilai satu, akan tetapi pada kenyataannya tidak banyak alat ukur yang mempunyai faktor kalibrasi sama dengan satu. Nilai yang masih dapat 'diterima' berkisar antara 0,8 sampai dengan 1,2.

Terdapat dua metode untuk melakukan kalibrasi yaitu : a. menggunakan sumber radiasi standar atau b. menggunakan alat ukur standar.

Setiap alat ukur proteksi radiasi harus dilengkapi dengan sertifikat kalibrasi yang mencantumkan faktor kalibrasi dan tanggal validasi atau masa berlaku sertifikat kalibrasi tersebut.

III.2.3.a. INSTRUMEN-INSTRUMEN

Detektor radiasi Sinar radioaktif berbahaya dan tidak dapat kita lihat sehingga kita harus memiliki alat untuk mendeteksi adanya sinar radioaktif.Alat detector sinar radioaktif disebut detektor radiasi.

Bahan Ajar Radioekologi

116

Pencacah Geiger-Muller Pencacah Geiger-Muller (GM) adalah detector yang paling banyak digunakan untuk mendeteksi radiasi. Pulsa arus listrik dicata pada sebuah pencacah (scaler).Pulsa arus listrik biasanya juga dihubungkan ke sebuah pengeras suara (loudspeaker) sehingga Anda dapat mendengar suara klik setiap kali suatu sinar radioaktif melewati tabung.

Kamar Kabut Jika udara didinginkan sedimikian sehingga uap mencapai keadaan jenuh, maka udara itu maka udara itu masih dapat didinginkan tanpa terjadi pengembunan. Pada keadaan ini uap dinamakn super jenuh. Pada tahun1911, C.T.R.Wilson menemukan ion-ion gas dapat juga bertindak sebagai inti pengembunan. Ia menyadari bahwa gejala ini dapat digunakan untuk menunjukkan lintasan-lintasan radiasi ionisasi melalui udara.Gambar dibawah ini

menunjukkan skema kamar kabut (cloud chamber).

Jejak-jejak pada kamar kabut Bentuk jejak-jejak kabut yang dihasilkan pada kamar kabut bergantung pada partikel-partikel radioaktif yang digunakan. Dengan demikian, jejak-jejak ini dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengenali jenis partikel radioaktif itu.

Gambar III.20 Jejak-Jejak Kabut

Film fotografis Becquerel telah menggunakan film fotografis ketika ia secara tidak sengaja menemukan radioaktif alami dari uranium. Disini Becquerel menemukan sinar radioaktif yang telah menghitamkan film.Setiap bulan film fotografis dicuci. Banyaknya penghitaman pada film akan menunjukkan apakah mereka terkena radiasi atau tidak.

Bahan Ajar Radioekologi

117

Detektor Sintilasi Alat ini menggunakan bahan logam yang atom-atomnya dengan mudah dideteksi oleh radiasi yang datang (efek fotolistrik). Efek fotolistrik adalah keluarnya electron-elektron dari permukaan logam ketika terkena radiasi. Bahan-bahan yang umum digunakan sebagai sintilator adalah kristal-kristal natrium iodida. Bahan-bahan ini diletakkan di salah satu ujung peralatan yang disebut tabung foto penggandaan (photomultiplier) sehingga foton yang dikeluarkan oleh sintilator dapat diubah menjadi sinyal listrik. Tabung fotopengganda terdiri atas beberapa elektroda yang disebut dinoda. Detektor sintilasi lebih sensitive bila dibandingka pencacah Geiger-Muller, terutama terhadap sinar gamma yang berinteraksi lebih kuat dengan zat dibandingkan dengan partikel-partikel bermuatan.

III.2.3.b. DOSIMETRI RADIASI A. BESARAN DAN SATUAN RADIASI

Sebelum membicarakan radiasi lebih rinci kita perlu mengetahui besaran-besaran apa saja yang dipakai orang untuk mengukur radiasi secara kuantitatif. Ada empat besaran yang penting dalam semesta pembicaraan radiasi, yaitu : aktivitas radioaktif, eksposure (penyinaran), dosis serapan dan dosis ekivalen.

1. Aktifitas radioaktif (A)


Besaran ini merupakan ukuran aktifitas inti atom radioaktif yang menyatakan banyaknya peluruhan yang terjadi per detik. Satuan SI untuk aktivitas adalah Becquerel (bq) yang didefinisikan sebagai satu peluruhan per detik. Nama satuan ini diambil dari nama fisikawan Perancis pemenang hadiah Nobel Henri Bequerel (1852-1908), penemu gejala radioaktivitas alamiah pada tahun 1896. Satuan lain yang lebih sering dipakai adalah curie (Ci) yang diambil dari nama suami-istri Piere (1859-1906) dan Marie Curie (18671934), pemenang hadiah Nobel fisika tentang radioaktivitas alamiah, Marie sendiri menerima Nobel kimia pada tahun 1911 untuk penemuan unsur radium (Ra) dan polonium (Po). 1 Ci = 3,7 x 1010 Bq 1 Ci sebetulnya adalah aktivitas 1 gram unsur radium. Tampak bahwa aktivitas sama sekali tidak menampilkan jenis radiasi maupun besar energi yang dipancarkannya, sehingga besaran ini tidaklah berguna untuk mengukur dampak radiasi terhadap makhluk hidup. Jenis radiasi dan jenis penerima radiasi turut menentukan efek biologis yang ditimbulkannya. Bahan Ajar Radioekologi 118

2. Eksposur (X)
Dampak radiasi yang paling menonjol adalah kemampuannya mengionisasi materi-materi yang ditumbukinya. Sinar X dan gamma dengan mudah dapat mengusir electron dari tempatnya menghasilkan ion-ion bermuatan listrik. Demikian pula elektron, ia menolak sesama elektron membentuk ion positif atau ia menempel pada suatu atom membentuk ion negatif. Partikel positif seperti partikel alpha mampu merebut elektron dari atomatom yang dilewatinya. Bahkan partikel tak bermuatan seperti netron pun dapat mengionisasi walaupun secara tidak langsung. Kekuatan radiasi dalam hal kemampuan ionisasi inilah yang diukur oleh besaran eksposur. Satuan yang umum dipakai untuk eksposur ini adalah roentgen (R) dimana 1 R didefinisikan sebagai eksposur sinar X atau gamma yang menghasilkan muatan 1 esu di dalam 1 cc udara kering dalam keadaan STP. Tampak satuan SI untuk eksposur adalah coulomb/kg, dan : 1 R = 2,58 x 10-4 C/kg Nama roentgen diambil dari fisikawan Jerman Wilhelm Roentgen, penemu sinar X pada tahun 1895.

3.

Dosis serapan (D)


Laju serapan energi yang timbul akibat radiasi ionisasi tergantung pada jenis bahan yang diradiasi. Besaran yang dipakai sebagai standar serapan radiasi untuk berbagai jenis bahan dosis serapan, yaitu jumlah energi radiasi yang terserap dalam 1 satuan massa bahan. Satuan SI untuk dosis serapan ini adalah gray (Gy), 1 Gy sama dengan energi 1 joule yang terserap oleh 1 kg bahan. Satuan lain yang juga sering dipakai adalah rad (radiation abssorbed doses) yaitu energi 100 erg yang terserap tiap gram bahan, sehingga 1 Gy = 100 rad. Hubungan D dan X dapat dibuat jika bahan penyerap energi radiasinya adalah udara STP. Eksposur 1 R mampu menghasilkan : (2,58 x 10-4)/(1,6 x 10-19) = 1,61 x 1015, ion/kg udara 1,6 x 10-19 coulomb adalah muatan listrik yang dimiliki oleh sebuah elektron, atau ion akibat kehilangan/kelebihan elektron. Untuk membentuk tiap ion udara rata-rata dibutuhkan energi 34 eV, sehingga eksposur 1 R memberikan energi : (1,61x1015)x(34x1,6x10-19)=0,0088 joule/kg udara Dengan demikian eksposur sinar X atau gamma sebesar 1 R di dalam udara memberikan dosis serapan sebesar 0,0088 Gy atau 0,88 rad.

Bahan Ajar Radioekologi

119

4.

Dosis Ekivalen (DE)


Ketiga besaran radiasi di atas tidak satupun yang mengukur dampak radiasi terhadap tubuh manusia, padahal tentu saja dampak biologis inilah yang terpenting untuk diketahui awam, agar semua orang dapat mempertimbangkan bahaya radiasi yang dialaminya. Jenis radiasi ikut menentukan dampak biologis ini, dampak radiasi gamma dan beta 1 rad tidak sama dengan dampak radiasi alpha 1 rad misalnya. Untuk itu didefinisikan dosis ekivalen DE = Q. D Q adalah faktor kualitas radiasinya, untuk sinar X, beta dan gamma Q = 1, sedangkan radiasi proton atau netron berkisar 2 < Q < 5 untuk energi rendah (keV) dan 5 < Q < 10 untuk energi tinggi (MeV). Q tertinggi dimiliki oleh radiasi alpha atau ion berat lainnya, yaitu dapat mencapai 20. Jadi radiasi alpha dapat memiliki kemampuan merusak sel-sel tubuh 20 kali lebih besar daripada radiasi beta. Jika D dalam rad maka DE dalam rem (roentgen equivalent in man), sedangkan satuan SI-nya adalah sievert (Sv). 1 Sv = 100 rem. Perlu dicatat di sini bahwa radiasi ion-ion berat macam partikel alpha tidak membahayakan jika mereka berada di luar tubuh. Hal ini disebabkan oleh rendahnya daya tembus partikel-partikel tersebut, kulit manusia sudah mampu untuk menahannya. Mereka akan sangat berbahaya jika masuk ke dalam tubuh baik melalui pernafasan atau makanan/minuman. Ternyata tiap organ tubuh manusia tidak sama baiknya dalam hal menyerap energy radiasi, sehingga akhirnya didefinisikan pula dosis ekivalen efektif yang sama dengan DE dikalikan dengan suatu faktor pembobot. Faktor pembobotan ini berbeda-beda untuk tiap organ tubuh, beberapa di antaranya dapat dilihat pada tabel-1.

Tabel Faktor pembobot organ tubuh

Rekomendasi yang dikeluarkan oleh ICRP (International Commission on Radiation Protection) untuk batasan radiasi adalah 0,5 rem per tahun untuk orang awam dan maksimum 5 rem per tahun untuk pekerja di lingkungan beradiasi seperti reaktor nuklir. Bahan Ajar Radioekologi 120

Dampak radiasi bersifat kumulatif, sehingga dosis ekivalen yang diterima tiap saat berlaku seumur hidup secara kumulatif. Tabel-2 berikut ini memberikan dampak biologis yang ditimbulkan oleh dosis ekivalen yang diterima dalam sekali radiasi pada seluruh tubuh. Dari penelitian yang sudah dilakukan, para ahli menyimpulkan bahwa radiasi dapat memperpendek umur kita, yaitu sekitar 3-5 hari per 1 rem dosis serapan. Rata-rata tiap orang menerima dosis 20 rem selama hidupnya, berarti jika ia dapat hidup tanpa radiasi umurnya akan bertambah selama 3 bulan.

III.3 PENUTUP III.3.1 SOAL LATIHAN 1. Deskripsikan secara singkat tentang : a. Defek massa b. Radioisotop c. Reaktor atom d. Waktu paruh e. Aktivitas inti 2. Hitunglah besarnya defek massa dan energi ikat per nucleon dari
60 28Ni

, bila diketahui

massa inti atom Ni = 59,915 sma, massa netron = 1.00867 sma, dan massa proton = 1,00728 sma. 3. Hitunglah defek massa dari isotop 8O18, bila diketahui massa inti O = 18,004883 sma, massa netron = 1.00867 sma, dan massa proton = 1,00728 sma. 4. Hitunglah aktivitas inti atom 10 gram 92U235 yang mempunyai waktu paruh T = 7,07.108s. 5. Suatu atom radioaktif mula mula mempunyai aktivitas inti 20 Ci. Apabila waktu paruh atom itu 2 jam, hitunglah aktivitas intinya setelah 4 jam kemudian. 6. Hitunglah energi yang ditimbulkan reaksi inti

Bila diketahui energi ikat per nukleon 92U236 = 7,59 MeV, 8,59 MeV 7. Hitunglah energi yang timbul pada reaksi inti :

57La

146

= 8,41 MeV,

67 35Br

Bila diketahui massa 92U235 = 235,0457 sma, massa 56Ba141 = 140,9177 sma, massa 36Kr92 = 91,8854 sma, dan massa 0n1= 1,0087 sma, 1 sma = 931,5 MeV. 8. Berapa MeV energi yang ditimbulkan dalam reaksi inti :

Bahan Ajar Radioekologi

121

Bila diketahui massa 1H3 = 3,01605 sma, massa 1H2 = 2,0141 sma, massa 2H4 = 4,0026 sma, massa 0n1 = 1,0086 sma, dan 1 sma = 931,5 MeV 9. Hitunglah energi ikat inti bila diketahui massa inti Li = 7,0178 sma dan massa proton =1,0078 sma, dan massa neutron = 1,0086 sma! 10. Sebutkan tiga jenis sinar radiasi dari radioaktif dan jelaskan sifat-sifat sinar tersebut mengenai daya tembus dan daya ionisasinya terhadap bahan!

III.3.2 SOAL PILIHAN GANDA 1. Partikel penyusun inti atom adalah .... A. proton dan elektron B. elektron dan neutron C. proton dan neutron D. proton, elektron, dan neutron E. ion positif dan ion negatif 2. Nomor massa dari suatu atom menyatakan .... A. jumlah elektron dan positron dalam atom B. jumlah proton dan neutron dalam inti atom C. jumlah proton dan elektron dalam inti atom D. jumlah proton dalam inti atom E. jumlah elektron atom 3. Sebuah unsur 82Pb208 memiliki .... A. 82 elektron, 82 proton, dan 126 neutron B. 82 elektron, 126 proton, dan 82 neutron C. 126 elektron, 82 proton, dan 82 neutron D. 82 elektron, 82 proton, dan 208 neutron E. 208 elektron, 208 proton, dan 82 neutron 4. Berdasarkan urutan daya tembusnya, sinar radioaktif dapat diurutkan menurut .... A. sinar alpha, sinar beta, sinar gamma B. sinar beta, sinar gamma, sinar alpha C. sinar gamma, sinar alpha, sinar beta D. sinar gamma, sinar beta, sinar alpha E. sinar beta, sinar alpha, sinar gamma 5. Urutan sinar radioaktif berdasarkan daya ionisasinya adalah sinar .... Bahan Ajar Radioekologi 122

A. alpha, beta, gamma B. beta, gamma, alpha C. gamma, alpha, beta D. beta, alpha, gamma E. gamma, beta, alpha 6. Bila diketahui massa inti 4Be9 = 9,0121 sma, massa proton = 1,0076 sma dan massa neutron = 1, 0086. Di mana 1 sma = 931,5 MeV, maka besarnya energi ikat inti atom Be adalah .... A. 51,39 MeV B. 57,82 MeV C. 62,10 MeV D. 90,12 MeV E. 90,74 MeV 7. Suatu zat radioaktif memiliki waktu paruh 10 menit. Jika mula-mula ada 40 gram, maka setelah waktu 30 menit zat radioaktif yang masih tertinggal sebanyak gram. A. 2,5 B. 5 C. 10 D. 15 E. 20 8. Atom 87Fr221 berubah menjadi inti atom 83Bi209 dengan memancarkan beberapa partikel dan energi, partikel yang dipancarkan itu adalah .... A. 2 dan 2 B. 4 dan 4 C. 3 dan D. 3 dan 2 E. 2 dan 2 9. Dalam waktu 48 hari , bagian suatu unsur radioaktif meluruh. Waktu paruh unsur radioaktif tersebut adalah (dalam hari) A. 8 B. 16 C. 24 10. Besarnya perbandingan energi radiasi yang dipancarkan sebuah benda pada suhu 27oC dan 327oC adalah .... A. 1 : 2 Bahan Ajar Radioekologi 123 D. 32 E. 36

B. 1 : 4 C. 1 : 8 D. 1 : 16 E. 1 : 32 11.Menurut Stefan-Boltzmann besarnya energi radiasi kalor yang dipancarkan oleh suatu benda .... A. berbanding terbalik dengan luas penampang benda B. berbanding terbalik dengan suhu mutlaknya C. berbanding lurus dengan pangkat empat suhu mutlaknya D. berbanding lurus dengan kuadrat suhu mutlaknya E. berbanding terbalik dengan kuadrat suhu mutlaknya 12. Spektrum garis atom memberikan informasi tentang .... A. jumlah proton dalam inti B. jumlah elektron dalam atom C. energi dari tingkat energi elektron D. beda energi antara dua tingkat E. jari-jari lintasan elektron 13. Suatu unsur radioaktif mempunyai waktu paruh 15 hari. Jika unsur radioaktif mula-mula sebanyak 80 gr maka setelah 2 bulan tinggal .... A. 5 gr B. 10 gr C. 20 gr D. 40 gr E. 60 gr 14. Inti ringan yang memiliki jumlah proton lebih banyak dari jumlah neutronnya akan menjadi inti stabil dengan memancarkan .... A. partikel beta B. partikel alfa C. positron D. sinar gamma E. elektron 15. Dalam reaksi nuklir berikut .... 4Be9 + X + neutron A. nomor atom X adalah 4 B. nomor atom X adalah 5 Bahan Ajar Radioekologi 124

C. nomor massa X adalah 10 D. nomor massa X adalah 12 E. nomor massa X adalah 13 16. Pernyataan berikut terkait dengan sifat suatu sinar radioaktif tertentu dibandingkan dengan sinar radioaktif lainnya. 1. daya tembusnya paling besar 2. dapat menimbulkan fluoresensi 3. daya ionisasi paling lemah 4. bermuatan listrik positif Sifat yang benar untuk sinar alfa () adalah pernyataan .... A. 1, 2 dan 3 B. 1, 2, 3 dan 4 C. 1 dan 3 D. 2 dan 4 E. 4 saja 17. Suatu zat radioaktif dalam waktu 15 hari zat yang meluruh sebanyak jumlah zat mulamula. Besarnya konstanta peluruhan zat radioaktif tersebut adalah .... A. 0,6930 / hari B. 0,3465 / hari C. 0,2310 / hari D. 0,1733 / hari E. 0,1386 / hari 18. Aktivitas 1 gr radium (88Ra226) adalah 0,98 Ci, maka waktu paruhnya adalah .... A. 162 jam B. 16 tahun C. 60 tahun D. 162 tahun E. 1614 tahun 19. Suatu zat radioaktif yang mempunyai aktivitas mula-mula 128 Ci, apabila zat radioaktif itu mempunyai waktu paroh 10 menit, maka setelah setengah jam kemudian aktivitas zat tersebut adalah .... A. 4 Ci B. 8 Ci C. 16 Ci Bahan Ajar Radioekologi 125 D. 32 Ci E. 64 Ci

20. Sebuah partikel alfa (2He4) mempunyai massa 4,0026 sma, jika massa proton 1,0078 sma dan massa netron 1,0086 sma dan 1 sma = 931,5 MeV maka energi ikat partikel alfa adalah A. 12,35 MeV B. 24,56 MeV C. 28,13 MeV D. 32,62 MeV E. 39,12 MeV

III.3.3 DAFTAR PUSTAKA 1. F. Ward Whicker and Vincent Schultz, 1982, Radioelogy : Nuclear Energy and Environment , CRC Press Inc. Florida, United States 2. Altha Cinta Denias, 2012, http://id.scribd.com/doc/72740099/Handout-Ekologi-0 3. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031KUSNADI/BUKU_SAKU_BIOLOGI_SMA,KUSNADI_dkk/Kelas_X/EKOLOGI_DA N_KONSEP_EKOSISTEM.pdf 4. http://www.batan-bdg.go.id/penelitian/kelompok-riset/82-kelompok-teknologi-prosesradioisotop.html 5. http://joko1234.wordpress.com/2010/03/11/radioisotop/ http://sunspezia.blogspot.com/2010/01/radioisotop.html 6. Diposkan oleh dody.chemistry 7. 8. 9. sumber : www.infonuklir.com http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/radionuklida_dlm_tubuh.pdf http://dadang-saksono.blogspot.com/2010/07/macam-macam-radiasi.html

10. http://physicsnyitnyutnyot.blogspot.com/2012/01/sinar-alfa-beta-dan-gamma.html 11. http://informasitips.com/sinar-alpha-beta-dan-gamma-radioaktif 12. Suharyanto, dkk, 2009, Fisika : untuk SMA dan MA Kelas XII , Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Bahan Ajar Radioekologi

126

You might also like