You are on page 1of 9

FISIOLOGI Oleh : drg.

Ikhram Kharis PENGANTAR FISIOLOGI Fisiologi tubuh manusia adalah ilmu tentang fungsi mekanis, fisis dan biokimiawi tubuh manusia beserta organ-organ dan sel-selnya di kala sehat. Fisiologi adalah bidang ilmu yang mengungkap tentang bagaimana organisme berfungsi dan mempertahankan hidup di tengah lingkungannya yang selalu berubah. Fisiologi tidak dapat dipisahkan dari anatomi dan biokimia tubuh. Secara sederhana dapat pula dikatakan, fisiologi adalah dinamika dari anatomi dan biokimiawi tubuh manusia. Anatomi membahas struktur fisik tubuh. Biokimia membahas struktur kimia tubuh. Fisiologi membahas fungsi atau dinamika dari fisik maupun kimia tubuh. Tiga mekanisme penting harus dipahami bila mempelajari fisiologi, yakni integrasi, komunikasi dan homeostasis Tubuh manusia tersusun atas berbagai sistem, tetapi terintegrasi secara fungsional dalam satu komando oleh Sistem Saraf Pusat (SSP). Perubahan pada salah satu sistem akan dimonitor dan direspons oleh SSP, yang kemudian respons yang diberikan oleh SSP itu dapat pula dirasakan/diterima oleh sistemsistem tubuh yang lain. Peristiwa integrasi itu melalui suatu komunikasi. Jadi dalam fisiologi selalu terjadi komunikasi. Komunikasi langsung secara timbal balik antara sistem dengan SSP (integratornya), maupun komunikasi secara langsung melalui SSP antara satu sistem dengan sistem-sistem yang lain. Komunikasi suatu sistem dengan integratornya serta dengan sistemsistem tubuh yang lain itu, dalam upaya untuk menciptakan keadaan tubuh yang selalu seimbang, yang selalu stabil, atau homeostase. Itulah prinsip dasar fisiologi. Koimunikasi antar sistem yang terintegrasi, dalam upaya menjaga stabilitas atau keseimbangan tubuh atau homeostase (homeostasis = proses menuju homeostase).

Homeostasis menjelaskan pengaturan kondisi-kondisi statis atau konstan dalam lingkungan interna tubuh kita. Organ dan jaringan tubuh berfungsi untuk membantu mempertahankan kondisi yang tetap ini. SEL, JARINGAN DAN ORGAN Sel adalah unit terkecil dari suatu sistem tubuh. Dalam batasan yang lebih umum, sel juga diartikan sebagai satu kesatuan terkecil dari suatu bentuk kehidupan, yang telah dilengkapi dengan segala perangkat yang dapat mencerminkan fungsi-fungsi dari kehidupan yang lebih tinggi. Jaringan adalah sekumpulan sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama. Misal jaringan epitel, jaringan otot polos, jaringan otot skelet, jaringan tulang, jaringan saraf, dll. Organ adalah sekumpulan jaringan berbeda, tetapi memiliki satu bentuk dan fungsi tertentu. Misal gabungan antara bagian-bagian dari jaringan epitel, otot polos, penunjang, saraf dan pembuluh darah yang membentuk bangunan kantung berbentuk biji kacang yang disebut lambung, dan berfungsi khusus untuk pencernaan. SEL DAN FUNGSINYA Sel terdiri atas sitoplasma, protoplasma dan nukleus. a. Protoplasma : Pembentuk sel yang terdiri atas air, elektrolit, protein, lipid dan karbohidrat. air merupakan medium utama (70-80%). Fungsinya pelarut bahan kimia sel elektrolit : mengandung K, Mg, fosfat, bicarbonate, natrium, Cl, dan kalsium. Fungsi menyediakan bahan kimia in organic untuk menimbulkan reaksi dalam sel serta membantu kerja mekanisme pengaturan sel. Protein : 2% larut dalam pelarut lipid terdiri atas fosfolipid dan kolesterol dan kolesterol. Sifatnya tidak larut dan banyak trigliseridaa (lemak netral). adalah

Karbohidrat

berperan dalam nutrisi sel. Tersimpan dalam

bentuk glikogen (glukosa tidak larut untuk digunakan sel sebagai penyuplai energi). b. Sitoplasma merupakan lemak netral berbentuk globules, granula glikogen, ribosom, vesikel sekretoris dan organel-organel. Sitosol merupakan cairan bening tempat partikel-partikel dan organel tersebar, Organel-organel dalam sel terdiri atas : Nucleus reticulum endoplasma apparatus golgi mitokondria lysosome peroksisom sitoskeleton

STRUKTUR SEL Struktur sel terdiri atas : membran sel, membran nucleus dan organelorganel sel. Organel dibungkus oleh membran yang terdiri dari lipid dan protein. Lipid mencegah pergerakan air dan bahan larut air dari ruang sel keruang sel lain. Protein pada membran sering menembus membran sehingga membentuk jalur khusus lintasan bahan-bahan tertentu. Protein juga sebagai enzim pengkatalis reaksi dalam sel. 1. Membran Sel Struktur elastik tipis (7,5-10nm), yang terdiri dari protein dan lipid. Tersusus atas : Protein 55%, fosfolipid 25%, kolesterol 13%, lipid lain 4%, karbihidrat 3%. Struktur dasar membran sel adalah sebuah lapisan lipid ganda, yang merupakan lapisan lipid setebal 2 molekul tersambung yang berselangseling terdapat molekul besar protein globular. Struktur dasar lipid ganda terdiri

atas : fosfolipid yang sifatnya larut dalam air (hidrofilik) dan larut dalam lemak (hidrofobik). Membran lipid ganda bersifat imperiabel terhadap bahan larut dalam air seperti ion, glukosa dan urea. Namun, permiabel terhadap bahan yang tidak larut dalam lemak, contohnya Oksigen, Co2 dan Alkohol. Fungsi Membran Sel Pembungkus/pelindung sitoplasma Alat transport dari dan menuju dalam sel Sebagai reseptor Sebagai pengenal/identifikasi jenis sel

2. Organel-Organel Sel Nucleus, merupakan pusat pengaturan sel, mengandung sejumlah besar DNA (gen). Gen menetukan karakteristik protein sel termasuk enzim sitoplasma yang mengatur aktivitas sitoplasma. Nucleus mengatur reproduksi sel. Nucleus mengandung nucleolus yang mengandung sejumlah besar RNA dan protein dari jenis yang sama, seperti pada ribosom untuk sintesis protein. Endoplasmik reticulum (RE), jaringan berbentuk tubular dengan struktur vesicular gepeng. Dindingnya terbentuk dari membran lipid ganda berlapis mirip membran sel. Terdiri atas dua macam: a. Reticulum Endoplasmik granular. bila terdapat ribosom maka disebut sebagai RE Granular Ribosom : partikel granula kecil yang melekat pada sebagian permukaan RE. b. Retikulum Endoplasmik Agranuler. Tidak dilekati ribosom

Fungsinya : sintesis substansi lipid dan berbagai proses enzim lain dalam sel.

Fungsi RE yaitu Penunjang mekanik, sintesa khususnya protein, alat transport. Kompleks Golgi (Golgi Aparatus) : membrannya mirip membran RE Agranular. Terdiri atas 4 atau lebih tumpukan lapisan sel tipis gepeng, yang terletak dekat nucleus. Fungsi Golgi Aparatus : Sintesa khususnya fosfolipid, pengemas bahan yang akan diangkut, penghasil lisosom Lisosom :merupakan system pencernaan intra sel untuk mencerna bahan atau struktur intra sel yang rusak, partikel makanan yang dicerna sel serta bahan-bahan yang tidak digunakan oleh tubuh, seperti bakteri. Fungsi utama adalah digesti, termasuk terhadap sel itu sendiri bila sudah tua Mitokondria : merupakan rumah energi bagi sel. Strukturnya berupa banyak lipatan membran dalam bentuk rak-rak sebagai tempat enzim oksidatif. Terdapat matrik mengandung enzim yang dapat menghisap energi dari bahan makanan. Memiliki dua membran protein lapis ganda yaitu sebuah membran luar dan sebuah membran dalam. Fungsi utama adalah menghasilkan adenosin trifosfat (ATP). Peroksisom. : strukturnya mirip lisosom, namun peroksisom lebih banyak mengandung enzim aksidase dari pada hidrolase. Peroksisom dibentuk dari replikasi sendiri atau melalui pertunasan dari RE Agranular bukan dari Golgi Aparatus. Ribosom : Fungsi utama adalah menghasilkan protein Sentriol : Fungsinya untuk pembelahan sel Flagela/silia : Untuk pergerakan

SISTEM FUNGSIONAL SEL Agar dapat hidup, sel mengambil bahan makanan dari sekitarnya. Substansi tersebut melewati membran sel melalui proses difusi dan transport aktif.. Difusi merupakan pergerakan menembus membran dengan gerakan substansi molekul yang acak, baik melalui pori membran sel, atau melewati membran lipid (substansi larut lipid) Transportasi aktifpengangkutan substansi melalui membran oleh sebuah struktur protein yang menembus membran sepenuhnya. Partikel yang sangat besar masuk ke dalam sel melalui membran sel khusus yang disebut endositosis. KEBUTUHAN OKSIGEN DAN NUTRISI SEL Oksigen merupakan salah satu bahan utama yang dibutuhkan untuk reaksi kimia dalam sel. Ketika darah melewati paru, maka darah akan mengambil oksigen dalam alveoli. Oksigen berdifusi melalui membran masuk kedalam darah. Oksigen kemudian akan berikatan dengan hemoglobin dalam darah. Pengaturan konsentrasi oksigen diatur dalam fungsi penyangga hemoglobin terhadap oksigen. Pada pengaturan ini, ketika darah melalui paru, hemoglobin akan berikatan dengan oksigen. Karena afinitasnya yang terlalu kuat terhadap oksigen, maka hemoglobin tidak akan melepaskan oksigen terlalu banyak ke dalam cairan jaringan bila oksigen sudah terlalu banyak disana. Sebaliknya jika kadar oksigen terlalu rendah, maka akan dilepaskan oksigen untuk mencukupi kadar oksigen yang ada. Karbohidrat, protein dan lemak yang diperoleh absorbsi makanan dari traktus gastro intestinal akan masuk kedalam cairan ekstra selular. Hati dan beberapa organ lain akan merubah susunan kimia sebagian besar bahan tersebut sehingga dapat digunakan atau kemudian disimpan untuk dibutuhkan kemudian.

HOMEOSTASIS Homeostase dalam bidang biologi diartikan sebagai suatu keadaan internal tubuh suatu organisme yang dalam keadaan setimbang atau stabil. Homeostasis dalam bidang biologi diartikan sebagai suatu mekanisme di dalam tubuh suatu organisme yang senantiasa mengupayakan keadaan setimbang atau stabil. Istilah ini dikemukakan pertama kali oleh Walter Bradford Cannon pada tahun 1932 dari istilah Yunani homoios yang berarti sama, serupa atau menyerupai dan stasis yang berarti kedudukan atau keadaan. Sebagai contoh : Paru-paru menyediakan oksigen kedalam cairan ekstraseluler untuk secara terus menerus menggantikan oksigen yang terpakai oleh sel, ginjal mempertahankan konsentrasi ion-ion yang konstan dan system gastrointestinal menyediakan bahan-bahan makanan. Dalam keadaan homeostase yang terjaga, suhu normal tubuh manusia adalah 36,5. Dalam cuaca yang panas, agar supaya suhu tubuh tetap terjaga pada kondisi homeostase, terjadi reaksi homeostasis berupa pembuangan panas tubuh melalui berkeringat dan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) pada kulit sehingga wajah dan kulit memerah, rasa haus agar banyak minum sehingga terjadi pendinginan badan di samping mengganti kembali cairan yang banyak keluar, nafsu makan berkurang agar tidak terjadi peningkatan metabolisme yang menghasilkan panas, rasa lesu dan kantuk agar badan beristirahat sehingga mengurangi metabolisme, dsb. MEKANISME KONTROL HOMEOSTASIS Prinsip mekanisme kontrol homeostasis dalam bidang fisiologi ditentukan oleh 3 faktor penting, yakni: reseptor, pusat kontrol dan efektor. Reseptor adalah faktor yang menerima dan mengolah setiap rangsang yang timbul dari setiap perubahan lingkungan sekitar, untuk dijadikan stimulus dan dikirim (dilaporkan) ke pusat kontrol.

Pusat kontrol adalah faktor yang menerima stimulus dari reseptor untuk diolah dan diinterpretasi dan dijadikan stimulus balik sebagai reaksi-reaksi untuk menjawab (mengendalikan) perubahan lingkungan yang dilaporkan reseptor. Efektor adalah faktor penerima stimulus balik dari pusat kontrol, yang mengolah stimulus tersebut menjadi suatu aktifitas gerak untuk menjawab (mengendalikan) kontrolnya. Wujud dari faktor-faktor mekanisme kontrol homeostasis : Pada tingkat sistemik : Pusat kontrolnya adalah SSP, reseptornya berupa organ-organ reseptor seperti retina pada mata, organ penghidu pada hidung, dsb, sedang efektornya berupa organ-organ efektor yan terdapat pada jaringan otot-otot polos maupun otot-otot seran lintang (otot skelet). Pembawa komunikasinya adalah sistem saraf tepi; serabut-serabut saraf aferent yang dari organ reseptor menuju SSP, dan serabutserabut saraf eferen yang dari SSP menuju organ efektor. Bentuk sinyal-sinyal untuk komunikasi (lewat jaringan saraf) disebut impuls, dan mediator penghubung sinyal-sinyal itu berupa hormon atau neurotransmiter. Pada tingkat seluler : Pusat kontrolnya DNA pada inti sel (nukleus), reseptor dan efektornya berupa rantai-rantai polipeptid yang spesifik pada membran sel, mediator komunikasinya adalah RNA, dan sinyal-sinyal komunikasinya dihasilkan oleh reaksi-reaksi biokimiawi sesuai dengan stimulus perubahan lingkungan yang terjadi. Reaksi negatif, reaksi positif dan ketidakseimbangan homeostasis Reaksi negatif homeostasis adalah reaksi yang bersifat mengurangi terhadap tekanan kuat yang diterima pusat kontrol, sedang reaksi positif homeostasis adalah reaksi yang bersifat meningkatkan terhadap tekanan lemah perubahan lingkungan sesuai yang dikehendaki pusat

yang dialami pusat kontrol, akibat dari perubahan-perubahan lingkungan yang dimonitor reseptor. Contoh reaksi negatif adalah: bagaimana pusat kontrol mempertahankan suhu badan terhadap tekanan suhu luar yang terlalu panas, ataupun terlalu dingin (termoregulasi); bagaimana tetap menjaga kadar gula darah tidak naik (glukoregulasi), atau bagaimana agar cairan tubuh tidak menjadi pekat akibat dehidrasi (osmoregulasi). Contoh reaksi positif adalah: pengeluaran oksitosin pada saat partus untuk meningkatkan kontraksi uterus, pengeluaran trombin untuk pembekuan darah pada saat terjadi perdarahan, dsb Ketidakseimbangan homeostasis terjadi bila faktor kontrol homeostasis tidak lagi mampumenjaga homeostase kembali setimbang seperti semula. Faktor-faktor penyakit, keracunan, kurang gizi, kecapain dan usia lanjut bisa menjadi penyebabnya.. Keberhasilan menjaga homeostasis yang berarti sehat, atau kegagalannya yang berarti sakit, memerlukan pula pemahaman tentang masukan nutrien untuk metabolisme serta pembuangan ekskretnya, di samping pengetahuan tentang bagaimana mekanisme kerja faktor-faktor pengganggu homeostasis yang lain (penyakit, usia lanjut, keracunan, dsb)

You might also like