You are on page 1of 13

LAPORAN PRAKTIKUM FAAL

Kelompok B-3
Radwin jasman 1102008221 Musyfiqoh tusholehah 1102009194 Wiwinda oktalia Mohammad rizki Muhammad ichsan 1102009185 Nia anestya 1102009203 Opialeta putri Priyanka dyah s 1102009222

1102009303 1102009175

1102009214

Marinda nur trianty 1102009165 Yenny

1102006

TAHAN NAFAS, TEKANAN PERNAFASAN TUJUAN : Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat : 1. Menetapkan tercapainya breaking point seseorang pada waktu menahan nafas pada berbagai kondisi pernafasan. 2. Menerangkan perbedaan lamanya menahan napas pada kondisi pernafasan yang berbedabeda. 3. Mengukur tekanan pernafasan dengan manometer air raksa dan manometer air. Alat yang diperlukan 1. Stopwatch atau arloji 2. Beberapa kantong plastik : a. Yang kosong b. yang berisi O2 c. yang berisi CO2 10% 3 4 5 6 Sfigmomanometer + Stetoskop Alat analisis gas Fyrite : untuk CO2 Manometer air raksa + Botol perangkap Manometer air

Tata Kerja 1. Tahan Napas Tetapkanlah lamanya o.p dapat menahan napas (dalam detik) dengan cara menghentikan pernapasan dan menutup mulut dan hidungnya sendiri sehingga tercapai breaking point pada berbagai kondisi pernapasan seperti tercantum dalam daftar di bawah ini (berilah istirahat 5 menit antara 2 percobaan). 1. Pada akhir inspirasi biasa. PIV.1.1 Apa yang dimaksud dengan breaking point? Jawab : titik maksimal seseorang untuk menahan napas P-IV-1.2 Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya breaking point? Jawab : Akhir dari breaking point adalah besarnya PCO2 dalam tubuh dan menurunnya PO2 dalam tubuh 2. Pada akhir ekspirasi biasa 3. Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat. 4. Pada akhir ekspirasi tunggal yang kuat. 5. Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat setelah o.p bernapas dalam dan cepat selama 1 menit. 6. Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat dari kantong plastik berisi O2.

7. Pada akhir inspirasi tunggal setelah bernapas dalam dan cepat selama 3 menit dengan 3 kali pernapasan yang terakhir dari kantong plastik berisi O2. 8. Pada akhir inspirasi yang kuat dari kantong plastik berisi CO2 10%. 9. Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat segera sesudah berlari di tempat selama 2 menit. 10. Setelah breaking point pada percobaan no. 9 tercapai, biakanlah o.p bernapas lagi selama 40 detik, kemudian tentukanlah berkali-kali lama menahan napas sesudah inspirasi tunggal yang kuat dengan diselingi bernapas selama 40 detik sampai o.p bernapas lagi dengan tenang sebelum berlari. P-IV.1.3 Bagaimana perubahan PO2 dan PCO2 dalam udara alveoli dan darah pada waktu kerja otot dan dalam keadaan hiperventilasi? Jawab : jumlah O2 yang diserap oleh paru sesuai dengan jumlah yang diekstraksi dan digunakan oleh jaringan. Apabila jaringan melakukan metabolisme secara lebih aktif (hiperventilasi, pada saat berolahraga), lebih banyak O2 yang diekstraksi dari darah di tingkat jaringan, sehingga PO2 vena sistemik berkurang menjadi lebih rendah daripada 40 mmHg misal PO2 menjadi 30 mmHg. Sewaktu darah ini kembali ke paru, terbentuk gradien PO2 yang lebih besar daripada normal antara darah yang baru datang dan udara alveolus. Perbedaan PO2 antara alveolus dan darag sekarang menjadi 70 mmHg ( PO2 alveolus 100 mmHg dan PO2 darah 30 mmHg), dibandingkan dengan gradien PO2 normal sebesar 60 mmHg. Dengan demikian, lebih banyak O2 yang berdifusi dari alveolus ke dalam darah mengikuti penurunan gradien tekanan parsial sebelum PO2 darah setara dengan PO2 alveolus. Peningkatan perpindahan O2 ke dalam darah ini menggantikan peningkatan jumlah O2 yang dikonsumsi, sehingga penyerapan O2 sesuai dengan pemakaian O2 bahkan sewaktu konsumsi O2 ditingkatkan. Pada saat yang sama ketika lebih banyak O2 berdifusi dari alveolus ke dalam darah karena peningkatan gradien tekanan parsial, ventilasi terangsang sehingga O2 dari atmosfer yang masuk ke alveolus lebih cepat umtuk mengganti O2 ynag berdifusi ke dalam darah. Demikian juga, jumlah CO2 dari darah yang dipindahkan ke alveolus sesuai dengan jumlah CO2 yang diserap di jaringan. Sekali lagi, peningkatan ventilasi yang berkaitan dengan peningkatan aktivitas akan memastikan bahwa terjadi peningkatan jumlah CO2 yang disalurkan ke alveolus untuk dikeluarkan ke atmosfer. (Sherwood Edisi 2)

Pada akhir inspirasi biasa Pada akhir ekspirasi biasa Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat

29 29 40

Pada akhir ekspirasi tunggal yang kuat Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat setelah bernapas dalam dan cepat selama 1 menit Pada akhir inspirasi tunggal dari kantong O2 Pada akhir inspirasi tunggal setelah bernafas dalma dan cepat selama 3 menit dengan 3 kali nafas yang terakhir dari kantong O2 Pada akhir inspirasi tunggal dari kantong CO2 Pada akhir inspirasi tunggal setelah lari ditempat selama 2 menit Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat dengan diselingi nafas 40 detik sampai bernafas normal

14 35 57 61 14 15 20 31 43

Proses pertukaran pada ventilasi paru akan menggunakan pertukaran O2 di atmosfer masuk ke alveoli dan CO 2 dari alveoli akan mengalir keluar ke atmosfer.Hal ini akan dipengaruhi oleh tekanan O2 di atmosfer,jalannya nafas,pemenuhan paru,dan pengaturan pada pusat nafas. Tekanan atmosfer adalh tekanan yang berada di lingkungan. Tekanan alveolus adalah merupakan tekanan udara pada bagian dalam alveoli paru.Pada saat glotis terbuka dan tidak ada udara yang mengalir keluar dan kedalam paru maka tekanan dalam alveoli akan sama dengan.Pada proses inspirasi dimana agar terjadi aliran udara dari atmosfer ke paru@ maka tekanan di alveolus nya harus lebih rendah dibanding tekanan atmosfer,Pada saat inspirasi maka tekana alveolus dapat turun sampai -1 sentimeter air hal ini akan mengangkat 0,5 liter udara kedalam patu>Dan pada ekspirasi maka akan berlaku kebalikannya. Tekanan pleura merupakan tekanan cairan dalam ruangan sempit antara pleura paru dengan pleura dinding dada.Tekanan pleura normal pada saat inspirasi adalah -5 sentimeter air yang diperlukan agar paru tetap terbuka sampai nilai istirahatnya>pengembangan rangka dada akan menarik parukearah luar dengan kekuatan yg lebih besar sehingga tekanannya akan menjadi -7,5 sentimeter,nah proses ini akan meningkatkan volume paru yang masuk pada saat inspirasi.

Difusi gas yang terjadi untuk pertukaran antara o2 dari alveolus ke vena pulmonal dan pertukaran co2 dari arteri pulmonal ke alveolus untuk dikeluarkan.Difusi oksigen pada keadaan istirahat rata 21 ml/menit/mmhg.Pada saat melakukan aktifitas fisik yang berat sehingga dapat meningkat hingga 65 ml/menit/mmhg.Halini akibat terbukanya pemnuluh darah kapiler paru yang tadinya tidak aktif,maka pada saat kerja fisik akan terjadi pembesaran kapasitas difusi

membran.Untuk kapasita difusi karbon dioksida.PCO2 dalam paru tidak berbeda banyak dengan yang di alveoli pebedaannya kurang ari 1 mmhg.karna koefisiien difusi pada karbon dioksida lebih besar maka difusi pada saat istirahat 400-450 mmhg. Transpot gas juga berperan dalam pembawaan o2 dan co2 teruma dilihat kadar eritrositnya. Pada pernafasan breaking point merupakan suatu waktu berapa lama batas kemampuan melakukan inspirasi sampai tidak dapat melakukan lagi.

Volume paru Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi dan diekspirasi dalam keadaan normal.500 mililiter pada laki laki dewasa. Volume cadangan inspirasi merupakan volume udara ekstra yang dapat diinspirasi biasanya mencapai 3000 mililiter. Volume cadangan ekspirasi merupakan volume udara ekstra maksimal diekspirasi mealui ekspirasi kuat.Yakni 1100 mililiter. Volume residu,merupakan volume yang masih ada di dalam paru bahkan setelah ekspirasi kuat.Yakni sebesar 1200 mililiter.

Berbagai keadaan pernapasan ditandai oleh kelainan gas darah. Hipoksia merupakan suatu keadaan kekurangan o2 pada sel. 1. Hipoksia hipoksik ditandai oleh rendahnya Po2 darah arteri disertai dengan kurangnya saturasi Hb. 2. Hipoksia anemik mengacu kepada penurunan kapasitas darah mengangkut O2. 3. Hipoksia sirkulasi muncul jika darah beroksigen yang sampai ke jaringan sangat sedikit. 4. Hipoksia histotoksik, penyaluran O2 ke jaringan normal, tetapi sel-sel tidak mampu menggunakan O2 yang tersedia untuk mereka.

2. Tekanan Pernapasan A. Pengukuran Tekanan Pernapasan Normal Suruh O.P. bernapas biasa selama 1-2 menit. Dengan tetap bernapas melalui hidung, hubungkanlah pipa kaca manometer air dengan mulut o.p (lihat gambar) sehingga permukaan air dalam manometer naik turun mengikuti ekspirasi dan inspirasi. Catatlah besar tekanan inspirasi dan ekspirasi normal o.p. Hasil Percobaan : No. O.P Ekspirasi Inspirasi Range

1. 2.

O.P 1 O.P 2

-20 cc -20 cc

+20 cc +20 cc

40 40

B. Tekanan Pernapasan Maksimal Hubungkanlah pipa kaca manometer air raksa dengan mulut o.p melalui botol perangkap. Suruhlah o.p. melakukan inspirasi dan ekspirasi sekuat-kuatnya beberapa kali sambil menutup hidung. Permukaan air raksa dalam manometer akan naik turun mengikuti inspirasi dan ekspirasi. Catatlah besar tekanan inspirasi dan ekspirasi maksimal o.p. P.IV.1.4. Apakah fungsi botol perangkap pada percobaan ini ? Botol perangkap berfungsi sebagai tempat apabila air raksa pada manometer ikut keluar, sehingga tidak sampai tertelan oleh o.p. Hasil Percobaan : No. O.P 1. 2. O.P 1 O.P 2 Ekspirasi maksimal -30 cc -15 cc Inspirasi maksimal +30 cc +15 cc Range 60 30

Fisiologi Pernapasan Fisiologi pernapasan adalah serangkaian proses interaksi dan koordinasi yang kompleks yang mempunyai peranan sangat penting dalam mempertahankan kestabilan, atau homeostasis lingkungan internal tubuh kita. Sistem pernapasan yang berfungsi dengan baik dapat menjamin jaringan memperoleh pasokan oksigen yang adekuat dan pembuangan karbon dioksida yang cepat. Proses ini sangat rumit, sehingga mekanisme kontrol harus dapat memastikan terpeliharanya homeostasis sepanjang kondisi lingkungan dan kebutuhan tubuh yang terus berubah. Pengaturan pertukaran gas antara sel-sel tubuh dan darah yang bersirkulasi adalah inti dari fisiologi pernapasan. Fungsi yang kompleks ini tidak mungkin berjalan lancar tanpa adanya integrasi antara berbagai sistem kontrol fisiologi yang mencakup keseimbangan asam-basa, air dan elektrolit, sirkulasi, dan metabolisme. Secara fungsional, sistem pernapasan terdiri atas serangkaian proses teratur yang terintegrasi yang mencakup ventilasi pulmonal (bernapas), pertukaran gas dalam paru-paru dan jaringan,transpor gas oleh darah, dan regulasi pernapasan secara keseluruhan. Ventilasi Pulmonal

Ventilasi pulmonal adalah istilah teknis dari bemapas. Salah satu fase dari ventilasi pulmonals adalah inspirasi yaitu gerakan perpindahan udara masuk ke dalam paru-paru dan fase lainnya adalah ekspirasi yaitu gerakan perpindahan udara meninggalkan paru-paru. Mekanisme Ventilasi Pulmonal Udara mengalir masuk dan keluar dari paru-paru dengan dasar hukum yang sama seperti halnya cairan, baik dalam bentuk cair maupun gas, yaitu mengalir dari satu tempat ke tempat lainnya karena adanya perbedaan tekanan. Adanya perbedaan tekanan ini (tekanan gradien) menyebabkan cairan mengalir atau berpindah. Cairan selalu mengalir dari tempat dengan tekanan yang tinggi ke tempat dengan tekanan yang lebih rendah. Dalam kondisi standar, udara atmosfir mengeluarkan tekanan 760 mm Hg. Udara dalam alveoli pada akhir satu ekspirasi dan sebelum dimulai inspirasi berikutnya juga mengeluarkan tekanan 760 mm Hg. Itulah sebabnya pada titik ini, udara tidak memasuki dan tidak meninggalkan paru-paru. Mekanisme yang menyebabkan ventilasi pulmonal adalah mekanisme yang menimbulkan tekanan gradien antara udara atmosfir dan udara alveolar. karena adanya perbedaan tekanan. Adanya perbedaan tekanan ini (tekanan gradien) menyebabkan cairan mengalir atau berpindah. Cairan selalu mengalir dari tempat dengan tekanan yang tinggi ke tempat dengan tekanan yang lebih rendah. Dalam kondisi standar, udara atmosfir mengeluarkan tekanan 760 mm Hg. Udara dalam alveoli pada akhir satu ekspirasi dan sebelum dimulai inspirasi berikutnya juga mengeluarkan tekanan 760 mm Hg. Itulah sebabnya pada titik ini, udara tidak memasuki dan tidak meninggalkan paru-paru. Mekanisme yang menyebabkan ventilasi pulmonal adalah mekanisme yang menimbulkan tekanan gradien antara udara atmosfir dan udara alveolar. EKSPIRASI Ekspirasi atau yang juga disebut ekshalasi dimulai ketika diafragma dan otot-otot interkosta rileks. Karena rongga dada menjadi lebih sempit, paru-paru terdesak, dan jaringan ikat elastiknya yang meregang selama inhalasi, mengerut dan juga mendesak alveoli. Dengan meningkatnya tekanan intrapulmonal di atas tekanan atmosfir, udara didorong ke luar paru-paru sampai kedua tekanan sama kembali. Perhatikan bahwa inhalasi merupakan proses yang aktif yang memerlukan kontraksi otot, tetapi ekshalasi yang normal adalah proses yang pasif, bergantung pada besarnya regangan pada elastisitas normal paru-paru yang sehat. Dengan kata lain, dalam kondisi yang normal kita harus mengeluarkan energi untuk inhalasi tetapi tidak untuk ekshalasi. Namun begitu kita juga dapat mengalami ekshalasi diluar batas normal, seperti ketika sedang berbicara, bernyanyi, atau meniup balon. Ekshalasi yang demikian adalah proses aktif yang membutuhkan kontraksi otot-otot lain.

Volume Pulmonal Volume udara yang masuk dan keluar dari paru-paru dan yang tetap berada dalam paru-paru mempunyai arti penting secara fisiologis. Gerakan masuk dan keluar udara ini harus sedemikian normal sehingga pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi secara adekuat antara udara alveolar dan darah kapiler pulmonal. Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah udara yang masuk dan keluar dari paru-paru. Kapasitas paru-paru bervariasi sesuai dengan ukuran dan

usia seseorang. Makin tinggi individumakin besar paru-parunya jika dibandingkan dengan individu yang lebih pendek. Makin kita tua kapasitas paru-paru kita juga menurun karena paruparu kehilangan daya elastisitasnya dan otot-otot pernapasan menjadi kurang efisien. Metoda yang umum untuk memeriksa ftmgsi paru adalah dengan mengukur volume pernapasan dalam kondisi yang berbeda dan hasilnya dibandingkan dengan nilai rata-rata normal. Alat yang digunakan disebut spirometer, grafik yangmerekam perubahan volume pulmonal yang diamati selama pernapasan disebut spirogram

3. PERNAPASAN PADA ORANG TUJUAN : Dalam latihan ini akan dipelajari : 1. Kapasitas vital fungsional

2. Kapasitas vital 3. Kapasitas residu fungsional 4. Kurva Flow Volume Alat yang diperlukan : Autospirometer AS 500 lengkap dengan peralatannya yang terdiri dari Autospirometer AS 500, Mouth piece, tranducer. Tata Kerja : Mula mula dicatat data mengenai o.p. yaitu jenis kelamin, umur, tinggi badan, yang kemudian dimasukan kedalam alat. Setelah alat alat siap dihubungkan dengan listrik. 1. Pemeriksaan Kapasitas Vital Fungsional Tekan FVC, setelah itu tekan Star/stop, lalu dilihat pesan yang tertulis di LCD dan dikerjakan : - Ekspirasi pelan pelan - Inspirasi maksimal - Ekspirasi paksa - Bernapas biasa. 2. Pemeriksaan Kapasitas Vital Tekan VC/MVV, kemudian tekan star/stop lalu baca pesan yang tertulis di LCD. Kemudian dilihat hasilnya d LCD. 3. Pemeriksaan Kapasitas Residu Fungsional Seperti diatas, tetapi dilakukan pernapasan tenang selama 3 kali, kemudian ekspirasi komplit, bila tidak stabil tidak terdapat pesan di LCD, tetapi bila stabil terdapat pesan dan dilakukan pernapasan dangkal, ekspirasi komplit kemudian inspirasi penuh, dan lihat hasilnya di LCD. 4. Pemeriksaan Kapasitas Pernapasan Maksimal Tekan VC/MVV lalu tekan star/stop, perhatikan pesan pada LCD, bernapas biasa dan cepat selama 12 detik. 5. Pemeriksaan Kurve Flow Volume Tekan FVC, lalu star dan stop ditekan, dan lihat pesan di LCD yaitu napas semaksimal mungkin diluar alat kemudian ekspirasi secepat-cepatnya dan sedalam-dalamnya kedalam mouth piece yang dihubungkan dengan tranducer. Dan setelah itu dilihat hasilnya dan bila perlu direkam. A. Teori Dasar Mekanisme Ventilasi Paru

Selama pernapasan normal dan tenang, kontraksi otot pernapasan terjadi selama inspirasi. Ekspirasi adalah proses pasif akibat sifat elastis daya lentingparu dan recoil dada. Dalam keadaan istirahat otot-otot pernapasan bekerja untuk menimbulkan ekspirasi. Selama inspirasi, kontraksi diagfragma menarik permukaan bawah paru ke arah bawah. Kemudian selama ekspirasi, diafragma mengalami relaksasi dan sifat elastis daya lenting paru, dinding dada, dan struktur abdomen akan menekan paru-paru dan mengeluarkan udara. Selama bernapas kuat diperlukan tenaga ekstra dari kontraksi otot-otot abdomen, yang mendorong isi abdomen ke atas melawan dasar diafragma, sehingga mengekspresi paru.

B. Teori Dasar Kapasitas Paru Spirometer tidak dapat mengukur langsung kapasitas residu fungsional karena udara dalam residu paru tidak dapat diekspirasi kedalam spirometer, dan volume ini kira-kira merupakan separuh dari kapasitas residu fungsional. Nilainya berubah pada beberapa jenis penyakit paru. J enis-jenis kapasitas paru: 1. Kapasitas inspirasi adalah volume maksimum udara yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi normal tenang.( KI = VCI + TV) 2. Kapasitas residu fungsional adalah volume udara dalam paru pada akhir ekspirasi normal, penting untuk fungsi paru. (KRF = VCE + VR) 3. Kapsitas vital adalah volume maksimum udara yang dapat dikeluarkan selama satu kali bernapas setelah inspirasi maksimum. (KV = VCI + TV + VCE) 4. Kapasitas paru total adalah volume udara maksimal yang dapat ditampung oleh paru (KPT = KV + VR)

C. Teori Dasar Volume Paru Bila melakukan inspirasi yang kuat maka volume udara ekstra dapat di inspirasi. Pada saat akhir ekspirasi tidal normal maka volume udara ekstra maksimal dapat diekspirasi. Setelah ekspirasi paling kuat, volume udara masih tetap berada dalam paru. Jenis-jenis vilume paru 1. Tidal volume adalah volume udara yang keluar masuk paru selama satu kali bernapas.

2. Volume cadangan inspirasi adalah volume tambahan yang dapat secara maksimal dihirup melebihi tidal volume istirahat. 3. Volume cadangan ekspirasi adalah vo;ume tambahan udara yang dapat secara aktif dikeluarkan oleh kontraksi maksimum melebihi udara yang dikeluarkan secara pasif pada akhir tidal volume biasa. 4. Volume residual adalah volume minimum udara yang tersisa di paru bahkan setelah ekspirasi maksimum. 5. Volume ekspirasi paksa dalam satu detik adalah volume udara yang dapat diekspirasi selama detik pertama ekspirasi pada penentuan KV.

You might also like