You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Parasit ini hanya ditemukan pada manusia.

Penyakitnya disebut loaiasis atau calabar swelling. Loaiasis terutama terdapat di Afrika Barat, Afrika Tengah, dan Sudan. Vector penyakit ini adalah Chrysops betina yang menghisap darah pada siang hari. Setelah 10 hari dalam tubuh lalat ini, larva akan menjadi infektif. Vektornya yang penting adalah C. silacea dan C. dimidiate. Bila lalat menggigit maka orang ini akan terinfeksi dan microfilaria akan tumbuh menjadi cacing jantan dan betina dalam waktu 3 sampai 4 tahun. Setelah kopulasi Loa loa betina akan mengeluarkan microfilaria. Daerah endemic adalah daerah lalat Chrysops silacea dan Chrysops dimidiate yang mempunyai tempat perindukan di hutan yang berhujan dengan kelembabap tinggi. Lalat ini menyerang manusia, yang sering masuk hutan, maka penyakitnya lebih banyak ditemukan pada pria dewasa. Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari gigitan lalat atau dengan pemberian obat sebulan sekali, selama 3 hari berturut-turut. 2. Masalah Dari latar belakang di atas, dapat ditarik suatu rumusan masalah antara lain sebagai berikut. 1. Apa yang dimaksud dengan Loaiasis? 2. Bagaimana mekanisme terjadinya Loaiasis? 3. Bagaimana upaya pencegahan dan pengobatan penyakit tersebut? 3. Tujuan Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah mengacu pada rumusan masalah di atas sebagai berikut.
1

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Loaiasis 2. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya Loaiasis 3. Untuk mengetahui upaya pencegahan dan pengobatan Loaiasis

BAB II TINJUAUAN PUSTAKA

Cacing dewasa hidup dalam jaringan subkutan, yang betina berukuran 50 70 mm x 0,5 mm dan yang jantan 30 34 mm x 0,35 0,43 mm. cacing betina mengeluarkan filarian yang beredar dalam darah pada siang hari (diurnal). Pada malam hari microfilaria berada dalam pembuluh darah paru paru. Mikrofilaria mempunyai sarung berukuran 250 300 mikron x 6 8,5 mikron, dan dapat ditemukan dalam urin, dahak, dan kadang-kadang ditemukan dalam cairan sumsum tulang belakang. Parasit ini ditularkan oleh lalat Chrysops. Microfilaria yang beredar dalam darah dihisap oleh lalat dan setelah kurang lebih dan siap ditularkan kepada hospes lainnya. Cacing dewasa tumbuh dalam badan manusia dalam waktu 1 sampai 4 tahun kemudian berkopulasi dan cacing dewasa betina mengeluarkan microfilaria. Umur parasit ini dapat mencapai 15 tahun atau lebih.

BAB III PEMBAHASAN

Loaiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing Loa loa. Penyakit ini hanya menyerang manusia saja. Sebuah cacing parasit (Loa Loa) yang ditularkan melalui sedikit oleh langau, lalat rusa atau Mangga terbang. Kulit dan mata biasanya terkena. Larva cacing memasuki aliran darah melalui gigitan oleh lalat terinfeksi. Cacing dewasa bergerak melalui kulit, mata atau organ lain sering menyebabkan peradangan lokal. Afrika Tengah merupakan daerah utama yang terkena dampak. Gejala bisa memakan waktu hingga satu setengah dekade terjadi dan komplikasi serius dapat terjadi tergantung di mana cacing dewasa perjalanan ke dalam tubuh tersebut. Daerah berikut ini memiliki informasi yang menunjukkan bahwa mungkin Loiasis menular penyakit yang umum lebih dari USA / wilayah Barat masalah lain. Daerah mungkin baru-baru ini, jadi selalu periksa kondisi lokal sebelum melakukan perjalanan Pencegaham penyakit ini adalah mencegah digigit lalat chrysops terutama di daerah endemic dengan menggunakan repellent dimethylphthalate pada kulit. Selanjutnya, penggunaan insektisida antilarva pada tempat perindukan lalat serta pengobatan penderita dengan dithylcarbamazine untuk membunuh microfilaria dalam darah. Diethylcarbamazine akan menurunkan aktivitas otot yang mengakibatkan paralysis lalu mengubah pertahanan microfilaria sehingga mudah dihancurkan Pencegahan ini dilakukan selama 3 hari berturut-turut.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Loaiasis adalah penyakit yang disebabkan karena infeksi cacing loa loa. Penyakit ini hanya menyerang manusia. Gejala bisa memakan waktu hingga satu setengah dekade terjadi dan komplikasi serius dapat terjadi tergantung di mana cacing dewasa perjalanan ke dalam tubuh tersebut. Bagi penduduk yang tinggal di daerah hutan yang berhujan dan kelembaban tinggi, dan orang yang sering masuk hutan, dapat dilakukan pencegahan dengan menghindari gigitan nyamuk dan pemberian obat sebulan sekali, selama 3 hari berturut turut.

BAB V DAFTAR PUSTAKA Safar, Rosdiana.2010.Parasitologi Kedokteran.Bandung:Yrama Widya Staf pengajar Departemen Parasitologi.1998. Parasitologi Kedokteran Edisi

Ketiga.Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Staf pengajar Departemen Parasitologi.2008. Parasitologi Kedokteran Edisi

Keempat.Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia www.kalbe.co.id www.surabaya-ehealth.org

You might also like