Professional Documents
Culture Documents
L
c x
c f x f
DALAM MATEMATIKA ADA KEBEBASAN
UNTUK MEMILIH MENGGUNAKAN SUATU DEFINISI
NAMUN PILIHAN INI MEMBAWA KONSEKUENSI DALAM PENGERTIAN-
PENGERTIAN SELANJUTNYA
CONTOH
SEKURANG-KURANGNYA ADA TIGA CARA MENDEFINISIKAN SUDUT
DUA SINAR DAERAH BIDANG HASIL PUTARAN
SUDUT SEBAGAI:
BOLEH DIPILIH SALAH SATU, ASALKAN SELANJUTNYA BERMANFAAT
DAN DAPAT MEMBENTUK STRUKTUR SECARA KONSISTEN
DALAM MATEMATIKA SEKOLAH DIPILIH YANG PERTAMA, JADI
SUDUT ADALAH DUA SINAR YANG BERPANGKAL SAMA
PILIHAN TERSEBUT MEMILIKI AKIBAT DALAM PENGERTIAN-
PENGERTIAN SEGITIGA, BANGUN DATAR YANG LAIN BAHKAN
DALAM PENGERTIAN BENDA RUANG, JUGA TITIK POTONG
SEBUAH LINGKARAN DIPOTONG GARIS LURUS, BERAPA BANYAK
TITIK POTONGNYA ?
Relasi merupakan suatu aturan untuk mengawankan anggota suatu
himpunan dengan anggota himpunan lain, yang dapat sama dengan
himpunan semula.
Operasi adalah aturan untuk mendapatkan elemen tunggal dari satu atau
lebih elemen yang diketahui. Elemen yang diketahui disebuh elemen yang
dioperasikan.
- Relasi menyukai dari himpunan orang ke himpunan buah-buahan.
- Operasi tambah merupakan suatu operasi yang bermakna bila ada dua
elemen yang dioperasikan, misal 2 + 3 = 5.
Bilangan 2 dan 3 adalah elemen yang dioperasikan, dan 5 adalah
hasil operasi.
suatu operasi memerlukan 2 buah elemen untuk pemberlakuannya,
operasi tersebut dinamakan operasi biner.
Suatu operasi yang hanya memerlukan satu elemen untuk
memberlakukannya disebut operasi uner
Prinsip adalah objek matematika yang paling kompleks. Kekompleksan
tersebut dikarenakan adanya sekelompok konsep yang dikombinasikan
dengan suatu relasi.
prinsip merupakan hubungan antara 2 atau lebih konsep matematika.
Jumlah dua bilangan gasal adalah bilangan genap.
Konsep apa saja yang terlibat?
Segiempat
Segiempat
Talibusur
Segiempat
Garis singgung
Jajargenjang
Trapesium
Layang-
layang
Persegipanjang
Belahkrtupat
Persegi
Peta Konsep Segiempat I:
Bisa dibuat hubungan
lebih lanjut?
Belahketupat
Segiempat
TRAPESIUM
Layang-layang
Jajargenjang
Persegi
Persegipanjang
Peta Konsep segiempat II:
Segitiga
Peta Konsep Segitiga I:
Peta Konsep Segitiga II:
Segitiga
Segitiga
samakaki
Segitiga
samasisi
Segitiga
samasisi
Segitiga
samakaki
Peta Konsep Segitiga III:
Segitiga
Segitiga
tumpul
Segitiga
Siku-siku
Segitiga
lancip
Segitiga
tumpul
samakaki
Segitiga
siku-siku
samakaki
Segitiga
lancip
samakaki
Segitiga
lancip
samasisi
POLA PIKIR INDUKTIF DAN DEDUKTIF
a. Pola pikir induktif
Seseorang menggunakan penalaran induktif jika orang tersebut berpikir
dari hal-hal yang bersifat khusus ke hal-hal yang bersifat umum.
1) Dalam penarikan kesimpulan
Pak Dani seorang guru, gajinya kurang dari 5 juta rupiah (KHUSUS)
Bu Susi seorang guru, gajinya kurang dari 5 juta rupiah (KHUSUS)
Semua guru gajinya kurang dari 5 juta rupiah (UMUM)
Perlukah pola pikir deduktif dalam
matematika?
Pola pikir induktif dalam matematika biasanya digunakan untuk
menerka suku umum suatu barisan bilangan.
Berikut ini akan diberikan beberapa contoh
a) Perhatikan kedudukan titik-titik yang tercetak berderet seperti
tampak pada gambar di bawah ini. Tentukan bilangan yang
menunjukkan banyak titik yang akan akan tercetak berikutnya
yang sesuai dengan pola!
- -
- -
-
- -
- -
-
- -
- -
- -
- -
-
- -
- -
-
-
-
-
-
Buat gambar ke-9 di pojok kanan bawah sehingga sesuai dengan
kedelapan gambar yang lain.
?
c) Jika n suatu bilangan asli ganjil maka n + 2 juga bilangan
ganjil.
Apa yang dapat anda katakan tentang n + (n + 2)?
Jawab :
Perhatikan pola berikut.
Untuk n = 1, n + 2 = 3, n + (n+2) = 1 + 3 = 4
n = 3, n + 2 = 5, n + (n + 2) = 3 + 5 = 8
n = 5, n + 2 = 7, n + (n+2) = 5 + 7 = 12
n = 7, n + 2 = 9, n + (n+2) = 7 + 9 = 16
..
Dari hasil di atas, diperoleh barisan bilangan n + (n + 2) sebagai
berikut: 4, 8, 12, 16, . . .
Kita dapat menyatakan bahwa barisan bilangan tersebut
merupakan barisan bilangan yang habis dibagi 4.
Pola pikir deduktif
Seseorang mengadakan pola pikir deduktif jika orang
tersebut berpikir dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang
bersifat khusus. Pada pola pikir deduktif, harus diperhatikan bahwa
kebenaran suatu pernyataan haruslah didasarkan pada kebenaran
pernyataan-pernyataan lain.
sifat-sifat atau prinsip-prinsip dalam matematika dibentuk atau ditemukan
melalui pola pikir deduktif ataupun induktif. Dengan kata lain sifat-sifat atau
prinsip-prinsip dalam matematika ada yang ditemukan melalui pengalaman
lapangan, ada pula yang tanpa pengalaman lapangan ataupun malah
secara intuitif.
Dibangunnya teorema Pythagoras, dibangunnya teorema Euler adalah dari
kenyataan-kenyataan di lapangan. Melalui suatu abstraksi tertentu dicapai
generalisasi. Namun kemudian dengan menggunakan pola pikir deduktif
dapat dibuktikan teorema-teorema tersebut. Dalam proses itulah jelas
adanya daya kreativitas para penemunya. Berikut ini ditunjukkan contoh
bagaimana daya kreativitas dan intuisi bekerjasama untuk menemukan
suatu sifat dalam geometri.
M
B
A
C
P
A
Q
A
R
A
g
A
h
A
X
A
Y
A
Z
A
P
Q
R
C
B
A
X
Y
Z
h
g
C
B
A
R
Q
P
Z
Y
g
X
h
g = h
P
Q
C
B
R
A
X
Y
Z
Mulamula diamati dua buah garis sejajar g dan h, titik A, B, dan C
di garis g, sedangkan titik P, Q, dan R di garis h. Kemudian masing-masing
titik dihubungkan dengan setiap titik di garis lain. Ternyata tampak bahwa
ada tiga titik potong garis-garis hubung itu yang terletak pada satu garis
lurus, yaitu X, Y dan Z.
Bagaimanakah halnya bila kedua garis g dan h tidak sejajar?
Bagaimanakah halnya jika garis g dan h itu tidak lurus?
Bagaimanakah halnya jika kedua garis tak lurus itu merupakan bagian dari
sebuah lingkaran?
Ternyata selalu ditemukan tiga titik semacam X, Y, dan Z yang segaris.
Selanjutnya temuan itu harus dapat dibuktikan kebenarannya
menggunakan kesepakatan-kesepakatan atau sifat-sifat yang sudah ada.
Jadi akhirnya haruslah digunakan pola pikir deduktif.
garis besar Struktur Deduktif Aksiomatik matematika (tidak tunggal):
KONSEP PRIMITIF
(Pengertian Pangkal/
Undefined Term)
AKSIOMA
(Pernyataan Pangkal)
TEOREMA 1
TEOREMA 2
KONSEP 1
(DefinisI 1)
TEOREMA 3
KONSEP 2
(DefinisI 2)
KONSEP 3
(DefinisI 3)
TEOREMA 4
DST.
DST.
Dalam suatu struktur matematika disepakati terdapat pernyataan
pangkal atau biasa disebut aksioma dan pengertian atau unsur
pangkal atau sering disebut unsur primitif atau undefined term.
Aksioma diperlukan dalam suatu struktur matematika agar dapat
dihindarkan berputar-putar dalam pembuktian atau circulus in
probando. Sedangkan unsur primitif dalam suatu struktur matematika
perlu untuk menghindarkan berputar-putar dalam pendefinisian atau
circulus in definiendo.
menunjukkan bahwa kebenaran suatu pernyataan dalam matematika
sangat tergantung pada kebenaran pernyataan-pernyataan dan unsur-
unsur terdahulu yang telah diterima sebagai benar/disepakati. Ini jelas
menunjukkan bahwa dalam matematika dianut kebenaran koherensi atau
kebenaran konsistensi.
Contoh yang mudah diingat dan dipahami dapat diambil dari Geometri
Euclides, misalnya:
(1) titik, garis dan bidang dipandang sebagai unsur primitif;
(2) melalui dua buah titik ada tepat sebuah garis lurus yang dapat dibuat,
sebagai salah satu aksioma.
Dari unsur-unsur primitif dan aksioma tertentu dapat diturunkan suatu
pernyataan lain yang sering disebit sebagai teorema. Demikian juga
dapat dibuat definisi tentang suatu konsep lain.
Postulates
1. It is possible to draw a straight line from any point to any other point.
2. It is possible to produce a finite straight line continuously in a straight line.
3. It is possible to describe a circle with any center and any radius.
4. It is true that all right angles are equal to one another.
5. ("Parallel postulate") It is true that, if a straight line falling on two straight
lines make the interior angles on the same side less than two right angles,
the two straight lines, if produced indefinitely, intersect on that side on
which are the angles less than the two right angles.
Common notions
1. Things which are equal to the same thing are also equal to one another.
2. If equals be added to equals, the wholes are equal.
3. If equals be subtracted from equals, the remainders are equal.
4. Things which coincide with one another are equal to one another.
5. The whole is greater than the part.
The Peano axiomatization of natural numbers
The mathematical system of natural numbers 1, 2, 3, 4, ... is
based on an axiomatic system that was first written down by the
mathematician Peano in 1901. He chose the axioms (see Peano
axioms), in the language of a single unary function symbol S
(short for "successor"), for the set of natural numbers to be:
1. There is a natural number 0.
2. Every natural number a has a successor, denoted by Sa.
3. There is no natural number whose successor is 0.
4. Distinct natural numbers have distinct successors: if a b, then
Sa Sb.
5. If a property is possessed by 0 and also by the successor of
every natural number it is possessed by, then it is possessed by all
natural numbers.
MEMBEDAKAN BEBERAPA AKSIOMA
a. Sistem aksioma dan syaratnya
Untuk suatu struktur matematika biasanya didahului dengan
beberapa unsur primitif dan beberapa pernyataan atau aksioma. Beberapa
aksioma tersebut sering juga disebut sistem aksioma.
(1) Konsisten (taat asas)
(2) Independen (bebas)
(3) Komplit atau lengkap
(4) Ekonomis
Dari ketiga syarat tersebut yang utama adalah nomor (1), (2) dan (3),
sebab nomor (4) seringkali dapat juga dipandang sebagai akibat syarat
nomor (2).
Suatu sistem aksioma dikatakan memenuhi syarat konsisten bila
pernyataan-pernyataan dalam kumpulan aksioma itu tidak kontradiktif.
Non-kontradiktif itu bukan hanya dalam makna pernyataannya saja, tetapi
juga dalam hal istilah serta simbol yang digunakan.
Perhatikan contoh berikut ini.
Aksioma 1: 2 * 6 = 4
Aksioma 2: 4 * 1 = 1
Aksioma 3: Jumlah dua hal yang sama akan menghasilkan sesuatu yang
sama.
Aksioma 4: (2 * 6) * (4 * 1) = 5
Keempat aksioma tersebut tidak konsisten, sebab berdasarkan aksioma 1,
2, dan 3 didapat: (2 * 6) * (4 * 1) = 4 * 1 = 1 yang bertentangan dengan
aksioma 4.
Suatu sistem aksioma dikatakan memenuhi syarat independen bila
masing-masing pernyataan dalam kumpulan aksioma itu tidak saling
bergantung, artinya pernyataan atau aksioma yang satu harus tidak
diturunkan atau diperoleh dari aksioma-aksioma yang lain.
Perhatikan contoh berikut.
Aksioma 1: Jumlah dua bilangan genap adalah bilangan genap.
Aksioma 2: Jumlah dua bilangan gasal adalah bilangan genap.
Aksioma 3: 1 + 7 = 8
Sistem aksioma tersebut tidak independen, sebab aksioma 3 dapat
diturunkan dari aksioma 2.
Suatu sistem aksioma dikatakan lengkap bila setiap pernyataan
yang diturunkan dari sistem itu dapat dibuktikan kebenaran atau
kesalahannya. (Tentu dalam lingkup logika dikotomis). Bila aksioma dalam
suatu sistem aksiomatik tidak lengkap, maka tidak dapat diperoleh
teorema-teorema. Misal salah satu aksioma dalam geometri Euclides
dihilangkan, maka tidak akan diperoleh teorema-teorema dalam sistem
tersebut.
Suatu sistem aksioma dikatakan memenuhi syarat ekonomis bila
simbol-simbol atau istilah-istilah yang digunakan tidak berlebihan (tidak
redundan), selain itu juga pernyataan dalam kumpulan aksioma itu tidak
ada yang memiliki makna sama.
Perhatikan contoh berikut.
Aksioma 1: 2 * 6 = 4
Aksioma 2: 4 * 1 = 1
Aksioma 3: Jumlah dua hal yang sama akan menghasilkan sesuatu yang
sama.
Aksioma 4: (2 * 6) * (4 * 1) = 1
Keempat aksioma tersebut bersifat redundan atau tidak ekonomis sebab
(2 * 6) * (4 * 1) = 4 * 1 = 1
Sebenarnya aksioma 4 tidak perlu ada, cukup aksioma 1, 2 dan 3 saja.
Dalam matematika dikenal beberapa klasifikasi aksioma. Berikut ini diperkenalkan dua cara klasifikasi, yakni:
aksioma yang self evident truth dan yang non-self evident truth
aksioma material, formal dan diformalkan.
Dalam matematika dikenal beberapa klasifikasi aksioma. Berikut ini
diperkenalkan dua cara klasifikasi, yakni:
a. aksioma yang self evident truth dan yang non-self evident truth
b. aksioma material, formal dan diformalkan.
Klasifikasi a
Suatu aksioma dikatakan self evident truth bila dalam
pernyataannya memang telah langsung tergambar kebenarannya. Ini
tampak jelas pada aksioma dari Geometri Euclides, misalnya dalam
planimetri: Melalui dua buah titik berlainan hanya dapat dibuat tepat satu
garis.
Suatu aksioma dikatakan non-self evident truth akan terlihat sebagai
pernyataan yang mengaitkan fakta, dan konsep (dapat lebih dari satu)
dengan menggunakan suatu relasi tertentu, sehingga lebih terlihat sebagai
suatu kesepakatan saja.
Ingat sistem aksioma Ruang Metrik, Grup, Topologi, Poset,
Klasifikasi b
Suatu aksioma dikatakan aksioma material, bila unsur-unsur
serta relasi yang terdapat dalam aksioma itu masih dikaitkan langsung
dengan realitas atau dikaitkan dengan materi tertentu atau dianggap ada
yang sudah diketahui.
Suatu aksioma dikatakan aksioma formal bila unsur-unsurnya dikosongkan dari arti,
namun masih dimungkinkan adanya unsur atau relasi yang dinyatakan dengan bahasa
biasa antara lain terlihat dengan masih bermaknanya kata atau, dan dan sebagainya
dalam logika..
Suatu aksioma dikatakan aksioma diformalkan bila semua unsur
termasuk tanda logika dikosongkan dari makna, sedemikian hingga semua
unsur diperlakukan sebagai simbol belaka.
1. a+b=p
2. a+b+c+d=r
3. c+d=q
4. p+q=s
(a,b,c,d,p,q,r, dan s dalam semesta S
Apakah kumpulan aksioma berikut membentuk sistem ?
(Renungkan pernyataan ini: Hakim tertinggi dalam matematika yang
dapat menentukan apakah suatu pernyataan benar atau salah adalah
STRUKTURNYA. Sedangkan hakim tertinggi dalam IPA adalah
REALITAS).
TEOREMA
(pernyataan yang diturunkan dari aksioma atau teorema
terdahulu dan dapat dibuktikan kebenarannya)
Bentuk lain : Lemma, Corollary, Kriteria
KOMPONEN TEOREMA
1. Latar Belakang
2. Hipotesis
3. Konsekuen
SUATU TEOREMA UMUMNYA BERBENTUK IMPLIKASI yang secara
simbolik dapat ditulis a b
Unsur-unsur suatu teorema adalah:
1) Latar belakang
Latar belakang suatu teorema merupakan keterangan atau
penjelasan yang memungkinkan teorema tersebut berlaku.
2) Hipotesis/anteseden
Hipotesis biasanya terdapat di belakang kata jika. Hipotesis
merupakan pernyataan yang menjadi landasan untuk dapat
membuat simpulan yang berupa pernyataan lain.
3) Konklusi/konsekuen.
Konklusi biasanya terdapat di belakang kata maka. Konklusi adalah
pernyataan yang merupakan analisis atau hasil telaah dari hipotesis.
Perhatikan teorema di bawah ini.
(1) Sudut-sudut alas suatu segitiga samakaki sama besarnya
Pernyataan tersebut dapat diubah menjadi:
(2) J ika sebuah segitiga samakaki maka sudut-sudut alasnya sama.
Dengan bentuk pernyataan Jika . maka .. ini lebih mudah
menentukan unsur-unsur teorema tersebut, yaitu:
1) Latar belakangnya adalah segitiga.
2) Hipotesisnya adalah segitiga samakaki
3) Konklusinya adalah sudut-sudut alasnya sama.
Dari contoh di atas jelas bahwa hipotesis suatu teorema adalah
bagian yang dianggap diketahui, sedangkan konklusi suatu teorema
adalah bagian yang akan dibuktikan kebenarannya.
Lemma
Misalkan fungsi f : IR terbatas, Untuk sebarang partisi P, selalu
berlaku ) , ( ) , ( f P U f P L s
Teorema
Misal I=[a,b] dan fungsi f : I R terbatas pada I. Maka integral bawah
L(f) dan integral atas U(f) selalu ada pada selang I dan L(f) s U(f).
Lemma
Misalkan fungsi f : IR terbatas, J ika P
1
, P
2
sebarang partisi pada I
maka berlaku |
.
|
\
|
|
.
|
\
|
s f P U f P L ,
2
,
1
.
Lemma
Misalkan fungsi f : IR terbatas, dan P dan Q suatu partisi dengan Q
merupakan penghalusan dari P berlaku, maka berlaku
) , ( ) , ( f P L f Q L > dan ( ) ( ) f Q U f P U , , >
Kriteria Barisan untuk limit
Teorema Misal A_R. f : A R , ceR titik cluster dari A. L f
c x
=
lim
jika hanya jika untuk setiap barisan (x
n
) di A yang konvergen ke c, x
n
=c
untuk setiap n anggota N, barisan (f(x
n
)) konvergen ke L.
Teorema
Misalkan I =[a, b] dan bilangan c, memenuhi a<c <b . Misalkan pula
fungsi
f : I R terbatas pada I. Maka f terintegralkan pada I jika hanya jika
fungsi f terintegralkan pada [a ,c] dan [ c, b] dan
}
=
}
c
a
f
b
a
f
}
+
b
c
f .
SIFAT-SIFAT INTEGRAL REIMANN
Misalkan I =[a, b], se R dan fungsi-fungsi f, g : I R terintegralkan
pada selang I. Maka fungsi-fungsi sf dan f+g terintegralkan pada I, dan
( 1)
}
b
a
sf =
}
b
a
f s
( 2)
}
+
b
a
g f ) ( =
}
b
a
f +
}
b
a
g
Misalkan I =[a, b], dan fungsi f : I R terintegralkan pada selang I.
J ika f(x) > 0 untuk setiap x di I, maka
}
b
a
f > 0.
Geometri Finit
Geometri finit merupakan suatu geometri yang mempunyai objek
kajian yang berhingga (finit). Perhatikan, misalkan diketahui aksioma-
aksioma berikut.
Diketahui : Geometri 4 titik
Aksioma 1: Terdapat tepat 4 buah titik, dan tidak ada tiga di antaranya
yang segaris.
Aksioma 2: Melalui dua buah titik dapat dibuat tepat sebuah garis.
a. Susunlah Teorema 1 yang menyatakan banyaknya garis lurus, dan
buktikan.
b. Jika kemudian disisipkan Definisi 1: Melalui tiga buah titik dapat dibuat
sebuah segitiga, maka susunlah Teorema 2 yang menyatakan
banyaknya segitiga.
c. Jika kemudian disisipkan Definisi 2: Dua garis dikatakan sejajar jika
tidak mempunyai titik serikat, maka susunlah Teorema 3 yang
menyatakan banyaknya pasangan garis sejajar.
d. Susunlah Teorema 4 yang menyatakan banyaknya diagonal.
geometri 5 titik.
Diketahui aksioma-aksioma berikut.
Aksioma 1: Terdapat tepat 5 buah titik, dan tidak ada tiga di antaranya
yang segaris.
Aksioma 2: Melalui dua buah titik dapat dibuat tepat sebuah garis.
a. Susunlah Teorema 1 yang menyatakan banyaknya garis lurus, dan
buktikan.
b. Jika kemudian disisipkan Definisi 1: Melalui tiga buah titik dapat dibuat
sebuah segitiga, maka susunlah Teorema 2 yang menyatakan
banyaknya segitiga.
c. Jika kemudian disisipkan Definisi 2: Dua garis dikatakan sejajar jika
tidak mempunyai titik serikat, maka susunlah Teorema 3 yang
menyatakan banyaknya pasangan garis sejajar.
d. Susunlah Teorema 4 yang menyatakan banyaknya diagonal.