You are on page 1of 6

1. Rasio Likuiditas, adalah ukuran kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, meliputi : a.

Rasio Lancar (current ratio) kemampuan bank membayar kembali kewajiban jangka pendeknya pada deposannya (utang lancar) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.

Rasio lancar = Rasio Lancar Bank Mega Syariah : Tahun 2009 RL = Tahun 2010 RL = Tahun 2011 RL = No 1 2 3 = 3,825 = 4,308

= 3,001
Uraian Rasio Lancar Pertumbuhan Kriteria 2009 4,308 Lancar Tahun 2010 3,825 (11,21%) Lancar

2011 3,001 (21,54%) Lancar

Jika dibandingkan dari tahun ke tahun, rasio lancar BMS masih > 2 sehingga dapat dikategorikan lancar, atau kemampuan BMS untuk membayar kembali kewajiban jangka pendek pada deposannya dengan menggunakan aktiva lancar milik bank cukup tinggi. Akan tetapi, rasio lancar selama 3 tahun tersebut juga mengalami penurunan, hal ini diakibatkan oleh peningkatan yang cukup signifikan atas jumlah dana yang disimpan deposan di BMS (kewajiban jangka pendek), sementara penambahan

aktiva lancar yang dimiliki tidak secara drastis meningkat. Hal ini berarti, jumlah nasabah BMS pun mengalami peningkatan b. Rasio Cepat (quick ratio), adalah ukuran untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban jangka pendeknya pada deposannya dengan aktiva lancar yang lebih likuid. Aktiva lancar yang dimaksud adalah kas, adapun jenis-jenis aktiva kas dalam suatu bank komersial adalah : Saldo pada bank sentral. Saldo pada bank sentral itu untuk: (a) memenuhi peraturan, (b) menjaga likuiditas bank yang bersangkutan; (c) jaminan kliring. Saldo pada bank lain. Utang-piutang antarbank dapat diselesaikan dengan kliring. Maka saldo rekening koran pada bank lain merupakan aktiva kas. Kas dalam prosese penagihan. Kas dalam perjalanan yang akan tiba dianggap sebagai salah satu harta yang paling cair. Karena itu dikelompokkan sebagai aktiva kas. Kas dalam ruang besi. Adalah saldo kas yang ada dalm kamar besi suatu bank. Kas dalam ruang besi meliputi semua saldo kas yang tersimpan dalam kamar besi. Gunanya untuk memelihara likuiditas, bukan rentabilitas.

Rasio cepat = Tahun 2009 RC = Tahun 2010 RC = Tahun 2011 RC = = 0.702 = 0,519

= 0,517

No 1 2 3

Uraian Rasio Cepat Pertumbuhan Kriteria 2009 0,519 Kurang Lancar

Tahun 2010 0,702 (11,21%) Cukup Lancar

2011 0,517 (21,54%) Kurang lancar

Jika dilihat selama 3 tahun tersebut, rasio cepat BMS masih < 1 atau dikategorikan tidak lancar, artinya kemampuan bank untuk membayar kewajiban jangka pendeknya kepada deposan dengan menggunakan aktiva likuid berupa aktiva kas masih cukup rendah. Hal ini diakibatkan karenajumlah aktiva kas yang dimiliki BMS masih rendah apabila dibandingkan dengan total aktiva lancarnya. Sebab, BMS memiliki jumlah aktiva lancar yang tinggi di segmen piutang murabahah. c. Rasio Pembiayaan terhadap Dana Pihak Ketiga (financiang Deposit Ratio), menunjukkan kesehatan bank dalam memberikan pembiayaan. Rasio Pembiayaan Terhadap Pihak Ketiga = Total Pembiayaan / Total DPK

Besarnya PPAP ditentukana berdasarkan persentase tertentu sesuai peraturan Bank Indonesia yang terhitung dari[6]: 1. Piutang murabahah Jumlah piutang murabahah dikurangi margin ditangguhkan. 2. Piutang salam Jumlah modal usaha salam yang diserahkan pada pemasok 3. Piutang istisna Jumlah piutang istisna pada pembeli akhir telah dikurangi dengan margin istisna yang ditangguhkan, jika pembayaran istisna dilakukan setelah penyerahan barang kepada pembeli akhir 4. Ijarah Jumlah aktiva ijarah telah dikurangi dengan akumulasi penyisihan atau amortisasi sewa dibayar dimuka. 5. Pembiayaan mudarabah Jumlah pembiayaan mudarabah yang diberikan kepada mudarib 6. Pembiayaan musyarakah Jumlah porsi pembiayaan musyarakah yang diserahkan dalam usaha musyarakah 7. Surat berharga Berdasarkan nilai pasar yang tercatat di pasar modal syariah di akhir bulan 8. Penempatan dana antar bank

Jumlah nominal dana yang ditempatkan 9. Penyertaan Jumlah (nilai) tercatat. 10. Pinjaman (Qardh) Jumlah dana yang diserahkan 11. Komitmen dan kontijensi. Jumlah komitmen dan kontijensi (leter of credit, bank garansi atau surat kredit berdukumen dalam negeri).

Secara khusus tata-cara pembentukan PPAP sebagaimana yang dijelaskan dalam PBI No. 5/9/PBI/2003 adalah sebagai berikut: 1. cadangan umum PPAP ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar 1 % dari seluruh aktiva produktif yang digolongkan lancar, tidak termasuk SWBI dan surat utang pemerintah. 2. cadangan khusus PPAP ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar 1. 5 % dari aktiva produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus 2. 15 % dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi nilai agunan. 3. 50 % dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi nilai agunan. 4. 100 % dari aktiva produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi nilai agunan. 3. cadangan khusus PPAP untuk piutang ijarah yang digolongkan dalam perhatian khusus , kurang lancar, dilakukan, dan macet ditetapkan sekurang-kurangnya 50 % dari masingmasing kewajiban pembentukan PPAP Untuk agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan PPAP adalah[7]: 1.

1. Giro atau tabungan wadiah, tabungan dan atau deposito mudarabah dan setoran jaminan dalam mata uang rupiah dan valuta asing yang diblokir disertai dengan surat kuasa pencairan, dinilai setinggi-tingginya 100 %. 2. SWBI dan surat utang pemerintah dinilai setinggi-tingginya 100% 3. Surat berharga syariah yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan dan dinilai berdasarkan nilai pasar yang tercatat pada pasar modal syariah pada akhir bulan dan aktif diperdagangkan di pasar modal, dinilai setinggi-tingginya 50 % 4. Tanah, gedung, rumah tinggal, pesawat udara dan kapal laut dengan ukuran diatas 20 m3 , dinilai berdasarkan nilai pasar wajar. Dengan ketetapan penilaian: 1. 70 % dari nilai tafsiran untuk penilain yang dilakukan sebelum melampaui 6 bulan 2. 50 % dari nilai taksiran untuk penilaian yang dilakukan sebelum 6 bulan, tapi belum melampaui 18 bulan 3. 30 % dari nilai taksiran untuk penilaian yang dilakukan setelah melampaui 18 bulan, tapi belum melampaui 30 bulan. 4. 0 % untuk penilaian yang dilakukan setelah melampaui 30 bulan.

You might also like