You are on page 1of 25

Oleh Moybella Naralena Carolyne Putong Radian Siswanto Inggrid Trisnawaty

Gangguan kepribadian
suatu masalah sosial, masalah medis, dan ilmiah. Individu yang berkepribadian disosial memiliki gangguan atau kesulitan dalam kemampuan mereka bekerja dan berhubungan antar individu, serta cenderung kurang terdidik, suka menyendiri, mudah menjadi pecandu obat-obatan, pelecehan seksual, kesulitan dalam pernikahan

dan menjadi pengangguran.


banyak pelaku kejahatan dengan atau tanpa kekerasan serta narapidana mempunyai gangguan kepribadian

Gangguan Kepribadian Disosial

Sering ditemukan pada daerah perkotaan yang miskin dan di antara penduduk yang berpindahpindah dalam daerah tersebut. Pada anak perempuan biasanya memiliki gejala sebelum pubertas, anak laki-laki bahkan lebih awal

Populasi umum terdapat 11 sampai 23 % individu dengan gangguan kepribadian. Prevalensi gangguan kepribadian antisosial adalah 3 % pada laki-laki dan1% pada wanita. Onset gangguan kepribadian adalah sebelum usia 15 tahun. Prevalensi dalam populasi penjara mungkin setinggi 75 %. Suatu pola familial ditemukan di mana gangguan lima kali lebih sering pada sanak saudara derajat pertama dari lakilaki dengan gangguan dibandingkan kontrol. Survey di Amerika Serikat lebih dari 3,5% populasi memenuhi kriteria Gangguan Kepribadian Antisosial, perbandingan pria 4 kali lebih banyak daripada wanita dan orang kulit putih lebih banyak dibandingkan dengan orang kulit hitam.

Kepribadian

segala corak perilaku manusia yang terhimpun di dalam dirinya digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan dirinya terhadap segala rangsang, baik yang datang dari lingkungannya maupun yang berasal dari dirinya sendiri corak perilakunya itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas bagi manusia itu. Perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor badaniah atau organobiologi, emosional, sosial dan faktor intelektual.

pola

yang menetap dari persepsi, cara mengadakan hubungan, dan cara pikir tentang lingkungan dan diri sendiri, dinyatakan secara luas didalam konteks kehidupan sosial dan hubungan pribadi dari seseorang.

Gangguan kepribadian

adalah kondisi patologik dari ciri-ciri kepribadian seseorang yang menjadi tidak fleksibel sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup, menimbulkan hendaya di dalam fungsi sosial atau pekerjaan atau penderitaan subjektif bagi dirinya. Berbeda dengan perubahan kepribadian dikodekan dalam Aksis II DSM IV

suatu proses yang didapat, biasanya pada usia dewasa, setelah stress berat atau berkepanjangan, depresi lingkungan yang ekstrem, gangguan jiwa yang parah penyakit/cedera otak.

Orang yang berkelainan kepribadiaan, menurut DSM IV :

Menunjukkan struktur pribadi yang maladaptif Pola yang inflexible dan pervasive ini berlangsung baik dalam hubungan antar personal maupun dalam menghadapi masalah sosial lainnya. Ia merasakan dirinya kurang tenang dan kurang diterima oleh orang lain disekitarnya. Pola semacam ini berlangsung lama dan dapat dideteksi sejak masa muda yang dini bahkan sejak masa adolescent. Kelainan pola kepribadian ini bukan diakibatkan oleh gangguan mental lainnya, juga bukan diakibatkan oleh gangguan faali akibat pemakaian zat/obat atau akibat gangguan medik lainnya.

tiga kelompok dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kevempat (DSM IV), yaitu: Cluster A :

Cluster B :

Paranoid Skizoid Skizotipal

Cluster C :

Antisosial Borderline/kepribadian ambang Histerionik Narsistik

Avoidant/menghindar Dependent/tergantung Kepribadian anankastik (obsesif-kompulsif) Kelainan kepribadian yang tidak spesifik (personality disorder NOS)

Gangguan kepribadian disosial ditandai oleh

tindakan antisosial atau kriminal yang terus menerus, tetapi tidak sinonim dengan kriminalitas ketidakmampuan untuk mematuhi norma sosial yang melibatkan banyak aspek perkembangan remaja dan dewasa pasien

Faktor

Genetik Faktor biologik Faktor Psikologik

Kelainan perkembangan sistem saraf Fungsi otak abnormal Ibu merokok selama kehamilan Lingkungan Anak adopsi Kurangnya pengawasan orang tua Penyalahgunaan anak

biasanya sangat hangat dan mengambil muka. Membohong, membolos, berkelahi, penyalahgunaan zat-zat adiktif dan aktivitas illegal adalah riwayat penderita pada masa anak-anak. Pasien tidak menunjukkan adanya gangguan depresi atau pun kecemasan. Isi mental pasien mengungkapkan sama sekali tidak ada waham dan tanda lain pikiran irasional.

Suatu temuan yang jelas adalah tidak adanya penyesalan akan tindakan tersebut; yaitu, pasien tampak tidak menyadarinya dan ditandai oleh : Bersikap tidak peduli dengan persaan orang lain. Sikap yang amat tidak bertanggung jawab dan menetap dan tidak peduli terhadap norma, peraturan dan kewajiban social. Tidak mampu mempertahankan hubungan agar tetap berlansung lama, Mudah menjadi frustasi dan bertindak agresif, termasuk tindak kekerasan. Tidak mampu untuk menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman, terutama dari hukuman. Sangat cenderung menyalahkan orang lain, atau menawarkan rasionalisasi yang dapat diterima, untuk perilaku yang telah membawa pasien dalam konflik sosial.

Pekerjaan

Penyesuaian diri dalam perkawinan

Orang dengan gangguan kepribadian lebih sering mengalami kesulitan dalam pekerjaan dibandingkan populasi umum, mereka mungkin akan sering ganti-ganti pekerjaan. Orang dengan gangguan kepribadian lebih banyak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dalam perkawinannya. Orang dengan gangguan kepribadian sering mengalami kesulitan berhubungan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin sering bertengkar dengan tetangga, atau teman sekantor. Orang dengan gangguan kepribadian lebih banyak yang menyalahgunakan zat, terutama alkohol dan narkoba Orang dengan gangguan kepribadian lebih sering berurusan dengan petugas hukum, seperti polisi.

Hubungan Sosial

Kecenderungan penyalahgunaan zat

Sering berurusan dengan petugas hukum

Menurut (DSM IV) :

Terdapat pola pervasif tidak menghargai dan melanggar hak orang lain yang terjadi sejak usia 15 tahun, seperti yang ditunjukan oleh tiga (atau lebih)berikut : Gagal untuk mematuhi norma sosial dengan menghormati perilaku sesuai hokum seperti yang ditunjukan dengan berulang kali melakukan tindakan yang menjadi dasar penahanan Ketidakjujuran, seperti yang ditunjukan oleh berulang kali berbohong, menggunakan nama samaran, atau menipu orang lain untuk mendapatakan keuntungan atau kesenangan pribadi. Impulsivitas atau tidak dapat merencanakan masa depan. Iritabilitas dan agresivitas, seperti yang ditunjukan oleh perkelahian fisik atau penyerangan yang berulang. Secara sembrono mengabaikan keselamatan diri sendiri atau orang lain. Terus menerus tidak bertanggung jawab, seperti ditunjukan oleh kegagalan berulang kali untuk mempertahankan perilaku kerja atau menghormati kewajiban financial Tidak adanya pnyesalan, seperti yang ditunjukan oleh acuh tak acuh terhadap atau mencari cari alasan telah disakiti, dianiaya, atau dicuri oleh orang lain.

Individu sekurangnya berusia 18 tahun. Terdapat tanda tanda gangguan konduksi dengan onset sebelum usia 15 tahun Terjadinya perilaku antisosial tidak semata mata selama perjalanan skizofrenia atau suatu episode manic

Berdasarkan PPDGJ III criteria gangguan kepribadian disosial adalah : Bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain Sikap yang amat tidak bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus, serta tidak peduli terhadap norma , peraturan, dan kewajiban sosial Tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama, meskipun tidak ada kesulitan untuk mengembangkannya Toleransi terhadap frustasi yang sangat rendah dan ambang yang rendah untuk melampiaskan agresi, termasuk tindakan kekerasan Tidak mampu mengalami rasa salah dan menarik manfaat dari pengalaman, khususnya dari hukuman Sangat cenderung menyalahkan orang lain, atau menawarkan rasionalisasi yang masuk akal, untuk perilaku yang membuat pasien konflik dengan masyarakat.

Perilaku illegal

Penyalahgunaan zat

dibedakan dari perilaku illegal dimana gangguan kepribadian disosial melibatkan banyak bidang dalam kehidupan seseorang. Sulit untuk membedakan antara gangguan kepribadian anti sosial dengan penyalahgunaan zat . Jika perilaku anti sosial dan penyalahgunaan zat dimulai pada masa anak-anak dan terus memasuki kehidupan dewasa, kedua gangguan harus didiagnosis. Tetapi jika perilaku antisosial jelas sekunder terhadap penyalahgunaan zat lain pramorbid, diagnosis gangguan kepribadian anti sosial tidak diperlukan.

Dalam mendiagnosis gangguan kepribadian antisosial, klinisi harus mempertimbangkan efek yang mengganggu dari status sosioekonomi, latar belakang kultural, dan jenis kelamin pada manifestasinya, selain itu diagnosis gangguan kepribadian antisosial tidak diperlukan jika retardasi mental, skizofrenia, atau mania dapat menjelaskan gejala.

Psikoterapi
Psikodinamik Terapi Terapi Pola pikir Terapi kelompok Terapi Keluarga

Farmakoterapi
Tidak ada farmakoterapi untuk mengobati gangguan kepribadian, medikasi dapat mengurangi gejala-gejala yang dialami seperti penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatik, obat antiansietas untuk kecemasan dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi Jika muncul gangguan hiperaktivitas pasien diberi psikostimulan seperti methylphenidate

Perjalanan penyakitnya tidak mengalami remisi dan puncak perilaku antisosial biasanya terjadi pada masa remaja akhir. Prognosis bervariasi. Laporan menyatakan bahwa gejala menurun saat pasien menjadi semakin bertambah umur. Banyak pasien memiliki gangguan somatisasi dan keluhan fisik multiple. Gangguan depresif, gangguan penyalahgunaan zat dan alcohol sering pada kepribadian anti sosial.

Terimakasih

You might also like