You are on page 1of 1

ABSTRAKSI

ejalan dengan perkembangan Kota Bandung yang sangat pesat dalam dua dekade terakhir ini, dalam rencana tata ruang (RTRW Kota Bandung 2003-2013) Kota Bandung mempunyai beberapa konsep rencana pengembangan diantaranya mengembangkan 2 (dua) pusat primer untuk wilayah Bandung Barat dan wilayah Bandung Timur, membagi wilayah kota menjadi 6 (enam) wilayah pengembangan (WP) yang masing-masing dilayani oleh satu Pusat Sekunder yang dimaksudkan untuk dapat menselaraskan pembangunan Kota Bandung. Pesatnya perkembangan yang terjadi tidak lepas dari heterogenitas masyarakat Kota Bandung baik itu berupa aktivitas masyarakat, sosial budaya maupun kuantitas dan kualitas kehidupannya sebagai tuntutan pola hidup perkotaan, salah satunya hal tersebut menjadikan Kota Bandung sebagai segmen pasar yang sangat potensial bagi perkembangan pusat belanja moderen yang mengedepankan pelayanan, kenyamanan dan kepuasan konsumen yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang diatur dalam Keputusan Mendagri No.420/MPP/Kep/10/1997. Terbukti selama 2 dekade terakhir ini pusat belanja moderen mengalami pertumbuhan yang signifikan sekitar 7,5 % (BAPPEDA Kota Bandung, 2002), namun dalam perjalanan perkembangannya pusat belanja moderen ini menimbulkan dampak eksternalitas baik itu struktur ruang Kota Bandung yang terbentuk maupun eksistensi pusat belanja pendahulunya. Fenomena perkembangan pusat belanja tersebut yaitu berupa perkembangan yang cenderung terkosentrasi disatu kawasan khususnya dibagian tengah dan barat Kota Bandung yang mengindikasikan iklim persaingan yang kuat, gejala tersebut dipicu oleh munculnya beberapa pusat perbelanjaan baru pada kawasan tersebut dengan lokasi yang saling berdekatan. Dampak turunan dari terkosentrasinya pusat belanja yaitu terganggunya eksistensi diantara pusat belanja yang dapat diindikasikan dari menurunnya jumlah kunjungan, menurunnya jumlah penyewa hingga mengalami kebangkrutan. Selain hal tersebut terlihat pada beberapa pusat belanja seperti Pusat Belanja Matahari Dept Store di Jln. Kiaracondong, Plaza Dago, Planet Dago, Pusat Belanja Matahari Dept Store di sekitar Pasar Cikapundung, Pusat Belanja Palaguna dan Plaza Parahyangan di pusat kota. Oleh karena itu perlu ditinjau tentang faktor-faktor dan peubah yang dapat mempengaruhi tingkat kunjungan, sehingga masih dapat menjadikan Kota Bandung sebagai pasar potensial bagi investasi mall/pusat perbelanjaan. Pemaparan diatas dapat dijadikan sebagai esensi awal studi yang dilakukan. Keyword : Perkembangan Kota, Kosentrasi Perkembangan Pusat Belanja Modern, Jumlah Kunjungan, Jarak Jangkau.

You might also like