You are on page 1of 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

Oleh : RITA SEPTIANI (1111096000048) Evie Lutfiah Uswatun Hasanah Prima Aulia KIMIA 4B

KELOMPOK 2 :

PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013

PERCOBAAN III ANALISA KUALITATIF ASAM SIANIDA PADA REBUNG DENGAN MENGGUNAKAN ASAM PIKRAT Senin, 25 Maret 2013

I.

Tujuan a. Uji Kualitatif asam sianida pada rebung Dasar Teori Rebung merupakan salah satu bahan makanan yang cukup populer di masyarakat. Rebung biasanya dibuang kelopaknya , di iris-iris , kemudian diolah dengan cara dikukus atau direbus. Rebung yang sering dikenal dengan nama bung (bahasa Jawa ) oleh masyarakat pedesaansudaj sejak zaman dahulu dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Rebung yang mengandung sianida dapat menimbulkan rasa pahit , rasa pahit itu menandakan bahwa kadar asam sianida pada rebung cukup tinggi dan apabila rebung itu dikonsumsi maka akan mengakibatkan keracunan dan dapat berujung pada kematuan . Asam sianida sangat berbahaya bagi manusia apalagi racun ini terdapat pada salh satu bahan makanan yaitu rebung yang sering dijadikan menjadi aneka olahan yang sering dikonsumsi oleh manusia contohnya yaitu pada jajanan lumpia , sayuran dll Asam sianida dapat pula disebut dengan nama hidrogen sianida. Hidrogen sianida merupakan salah satu senyawa dari berbagai contoh senyawa sianida lainnya. Sianida dihasilkan oleh beberapa bakteri , jamur, ganggang. Contoh dari senyawa sianida lainnya adalah sodium sianida(NaCN) dan potasium Sianida (KCN). Sianida juga dapt ditemukan di sejumlah makanan dan secara alami terdapat di berbagai tumbuhan. Didalam tubuh, sianida dapat bergabung dengan senyawa lain membentuk vitamin B12. Hidrogen sianida merupakan gas tak berwarna yang samar-samar, dingin dan tak berbau. Hidrogen sianida dapat digunakan elektriplating , metalurgi, produksi zat kimia ,pengembangan fotografi ,pembuatan plastik dan beberapa proses pertambangan. Hidrogen sianida merupakan salah satu pencemar air. Hidrogen sianida adalah cairan tak berwarna atau juga dapat berwarna biru pucat pada suhu kamar. Hidrogen sianida bersifat volatiledan mudah terbakar. Hidrogen sianida dapat difusi baik dengan udara dan bahan peledak. Hidrogen sianida sangat mudah bercampur dengan air sehingga sering digunakan. Sianida juga banyak digunakan dalam industri terutama dalam pembuatan garam seperti natrium , kaliun dan kalsium sianida.

II.

Sianida dalam konsentrasi yang tinggisangatlah berbahaya. Sebenarnya bila sianida masuk dalm tubuh dalam jumlah konsentrasi yang kecil maka sianida dapat diubah menjadi tiosianat dan berikatan dengan vitamin B12, tetapi jika kadarnya tinggi sianida akan mingikat nagian aktif enzim sitokrom oksidase dan mengakibatkan terhentinya metabolisme sel secara aerobik. Getah pada rebung mengangdung zat glucosida yang mengandung racun HCN (Cynogenetic glucoside) da yang dinamakan juga Linamrine dengan adanya glucosida ini maka semua jenis rebung mengandung racun HCN. Kadar HCN pada rebung ada yang tinggi ada pula yang rendah . Jenis rebung beserta kadarnya adalah sebagai berikut: Yang tidak berbahaya dengan kadar <50 mg HCN/kg rebung Yang agak berbahaya dengan kadar >50-80 mg HCN/kg rebung Yang beracun dengan kadar >80-100mg HCN/kg rebung Yang sangat berbahaya HCN>100mg/kg rebung

Beberapa jenis rebung yang memiliki rasa pahit merupakan ciri rebung yang mengandung sianida tinggi . Asam sianida terbentuk secara enzimatisdari dua senyawa prekusor. Nila umbi mengalami kerusakan kedua senyawa prekusor itu akan mengadakan kontak denga enzim dan oksigen dari udara merombaknya menjadi glukosa ,aseton dan asam sianida. Gejala keracunan sianida, antara lain menyempitan saluran nafas, mual, muntah, sakit kepala, bahkan pada kasus berat dapat menimbulkan kematian.Untuk mencegah keracunan singkong, sebelum dikonsumsi sebaiknya singkong dicuci untuk menghilangkan tanah yang menempel, dikupas lalu direndam dalam air bersih yang hangat selama beberapa hari, dicuci lalu dimasak sempurna baik dibakar atau direbus. Racun alami dalam rebung masuk dalam golongan glikosida sianogenik. Untuk mencegah keracunan, sebaiknya pucuk bambu yang akan dimasak terlebih dahulu dibuang daun terluarnya, diiris tipis lalu direbus dalam air mendidih dengan penambahan sedikit garam selama 9-10 menit. Gejala keracunannya mirip dengan gejala keracunan singkong, antara lain meliputi penyempitan saluran nafas, mual, muntah dan sakit kepala. Tanda awal dari keracunan sianida adalah : a. b. c. d. e. f. Hiperapne sementara Nyeri kepala Disapnea Kecemasan Perubahan perilaku seperti gelisah Berkeringat banyak

Tanda akhir adanya keracunan sianida adalah koma , dilatasi pupil , tremor,aritmia, kejang-kejang gagal nafas sampai henti jantung. Efek dari racun sianida adalah memnlok pengambilan dan penggunaan oksigen maka akan didapatkan rendahhnya kadar oksigen dalam jaringan. III. Alat dan Bahan a. Alat : 1. Labu erlenmeyer 2. Kertas saring 3. Gelas ukur 4. Batang pengaduk 5. Labu takar b. Bahan: 1. Asam pikrat 2. Asam tartat 3. Na2CO3 8% IV. Prosedur Kerja Metode analisis kualitatif asam sianida dalam rebung 1. Dimaserasikan 50gr rebung yang telah diitumbuk dalam 50ml air pada erlenmeyer 250ml dan tambahkan 10ml larutan asam tartat 5% 2. Disiapkan kertas saring ukura 1 x 7 cm dicelupkan dalam larutan asam pikrat jenuh, kemudian dikeringkan diudara. Setelah kering dibasahi dengan larutan Na2CO3 8% dan digantungkan pada leher erlenmeyer diatas, dan tutup sedemikian rupa sehingga kertas tak kontak dengan cairan dalam erlenmeyer 3. Dipanaskan diatas penanggas selama 15 menit pada suhu 50 derajat. Apabila kertas saring berubah menjadi merah berarti rebung tersebut mengandung asam sianida atau HCN

V.

Hasil Pengamatan Analisa Data No Perlakuan 1. Dimaserasi 50 gr rebung dalam air, kemudian ditambahkan asam tartarat 5%

Pengamatan HCN larut dalam air serta menghasilkan uap HCN

2.

Kertas saring ukuran 1x7cm dicelupkan dalam asam pikrat, setelah kering dibasahi dengan larutan Na2CO3 8% Digantung kertas saring kedalam erlenmayer yang berisi sampel kemudian dipanaskan selama 15 menit

Kertas saring menjadi berwarna kuning Uap HCN bereaksi dengan asam pikrat terbentuk warna merah pada kertas saring, hal tersebut menunjukkan rebung mengandung HCN.

3.

VI.

Pembahasan Percobaan kali ini bertujuan melakukan uji secara kualitatif asam sianida (HCN) dengan menggunakan asam pikrat. Prinsip pengujian asam sianida yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu HCN larut dalam air, dalam suasana panas dan asam, HCN akan menguap, lalu uap HCN akan bereaksi dengan asam pikrat membentuk warna merah. Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah rebung. Rebung mengeluarkan getah putih yang mengandung zat glucosida, dimana zat glucosida ini mengandung racun HCN (Cyanogenetic glucoside). Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui sampel rebung yang diuji, mengandung asam sianida atau tidak. Percobaan diawali dengan memaserasikan 50 gram rebung yang telah dihaluskan ke dalam air pada erlenmayer.

Maserasi rebung ini bertujuan untuk melakukan penyarian zat aktif yang terdapat pada rebung yaitu zat glucosida. Dimana cairan penyari (pelarut) yang digunakan adalah air. Cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel dimana zat glucosida yang mengandung HCN ini akan larut dalam cairan penyari. Rebung yang dihaluskan terlebih dahulu bertujuan mempercepat proses penyarian zat aktif selama maserasi dilakukan. Reaksi yang terjadi yaitu : CNOH-

H2O

HCN

Saat proses maserasi rebung, ditambahkan pula asam tartarat 5% ke dalam erlenmayer tersebut. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan uap HCN. Uap HCN yang dihasilkan disebabkan oleh hidrogen dari asam tartarat (H 2.C4H4O6) beraksi dengan ion CN- yang terlarut dalama air sehingga dihasilkanlah uap HCN. Reaksi yang berlangsung adalah : 2CN+ 2H+ 2HCN

Selanjutnya, kertas saring yang telah berukuran 1 x 7 cm dicelupkan kedalam asam pikrat jenuh yang kemudian setelah kering dibasahi dengan Na2CO3 8%. Kertas saring yang tercelup asam pikrat menyebabkan kertas saring menjadi kuning.

Percobaan dilanjutkan dengan menggantungkan kertas saring pada leher erlenmayer sehingga kertas tidak terjadi kontak dengan cairan didalam erlenmayer. Kertas saring yang dicelupkan kedalam asam pikrat ini bertujuan supaya uap HCN terperangkap didalam asam tersebut sehingga uap HCN yang dihasilkan dapat mengubah kertas saring yang semula berwarna kuning menjadi merah.

Kemudian erlenmayer tersebut dipanaskan diatas penanggas air selama 15 menit. Pemanasan ini bertujuan untuk menguapkan HCN sehingga HCN yang telah menguap ketika dipanaskan bereaksi dengan asam pikrat yang terdapat pada kertas saring. Setelah 15 menit pemanasan, ternyata warna kuning pada kertas saring berubah menjadi warna merah, hal ini menunjukkan bahwa sampel rebung yang diuji positif mengandung asam sianida (HCN).

VII.

Kesimpulan 1. Sampel rebung positif mengandung asam sianida. 2. Prinsip kerja uji kualitatif asam sianida yaitu HCN larut dalam air, dalam suasana panas dan asam, HCN akan menguap, lalu uap HCN akan bereaksi dengan asam pikrat membentuk warna merah. Daftar Pustaka Rahmah, Yuanita. 2010. Pembahasan Kadar HCN. http://www.scribd.com/doc/131384395/Pembahasan-Kadar-HCN-Yuanita-057. Diakses pada tanggal 30 Maret 2013 jam 21.47 WIB. Riyadhi, Adi. 2013. Standar Operating Prosedur Pratikum Kimia Organik II. Jakarta : Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarifhidaytullah. Svehla. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Bagian II. Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka.

VIII.

You might also like