You are on page 1of 3

Mar 22, '08 4:48 PM for everyone Berikut saya kutipkan tulisan Habib Munzir Al-Musawa, di majelis Rasulullah

SAW (http://majelisrasulullah.org), mengenai Keutamaaan Maulid dan Bergembira atasnya: Tentang Keutamaan Maulid Nabi SAAW dan Bergembira atas Kelahiran Nabi SAAW Rasulullah SAAW melaksanakan peringatan Maulidnya sendir Ala kulli haal, guru kami mengambil intisari dari risalah Dari Risalah Khusus tentang Maulid Nabi SAAW Karya Prof. As-Sayyid Al-Habib Muhammad bin Alwi Al-Malikiy rhm. Rasulullah SAAW memperingati dan mensyukuri Hari lahirnyanya dengan jalan puasa setiap hari Senin sebagai tanda syukur kepada Allah SWT. Dalam Shahih Muslim rhm diriwayatkan hadits Abi Qutadah ra. Bahwasanya Rasulullah SAAW pernah ditanya tentang puasa hari senin, beliau SAAW menjawab : Dzalika yaumun wulidtu fiihi, wa yaumun bu itstu fiihi, aw unzila alayya fiihi. Bahkan Hadits riwayat Imam Muslim ra, Abu Daud ra, dan Ahmad ra. Disebutkan, ketika ditanya tentang alasan puasa beliau dihari Senin, Rasulullah SAAW bersabda, Di hari itu aku dilahirkan dan dihari itu pula aku memperoleh wahyu. Puasa merupakan salah satu cara terbaik untuk mengenang kelahiran Baginda Rasulullah SAAW. Kendati demikian, bukan berarti tidak ada cara lain untuk memuliakan hari kelahiran beliau SAAW. Dalam kitab Al-Hawi lil fatawi karangan Imam Suyuthi rhm. Ditulis disana, Sesungguhnya kelahiran Rasulullah SAAW merupakan nikmat teragung yang dianugerahkan Allah Taala kepada kita, dan wafatnya beliau SAAW adalah musibah terbesar bagi kita. Syariat telah memerintahkan kita untuk menampakkan rasa syukur atas nikmat yang kita peroleh, dan bersabar serta tenang dalam menghadapi musibah. Syariat juga memerintahkan untuk melakukan aqiqah bagi bayi yang lahir, sebagai perwujudan rasa syukur. Namun, ketika kematian tiba, syariat tidak memerintahkan untuk menyembelih kambing atau hewan lain. Bahkan syariat melarang untuk meratapi mayat dan menampakkan keluh kesah. Jadi ternyata perayaan maulid atau hari kelahiran Nabi SAAW sudah pernah diselenggarakan ketika Rasulullah SAAW masih hidup. Ketika itu kebetulan Rasulullah SAAW dan sejumlah sahabat ra. Pulang dari Perang Tabuk. Ketika itulah Sayyidi Abbas bin Abdul Muhallib ra, paman Nabi SAAW menemui beliau SAAW dan berkata, Aku ingin mengucapkan syair pujian untukmu. Namun Baginda kita SAAW, yang memang enggan dipuji, berkata Semoga Allah menjaga gigimu dari kerontokan. Lalu Sayyidi Abbas ra melantunkan syair yang menceritakan perjalanan hidup Nabi SAAW sejak sebelum lahir hingga saat-saat kelahirannya : Sebelum terlahir kedunia Engkau hidup senang disurga Ketika aurat tertutup dedaunan Engkau tersimpan ditempat yang aman

Kemudian engkau turun ke bumi Bukan sebagai manusia, segumpal darah maupun daging Tetapi nutfah yang menaiki perahu Nuh Ketika banjir besar menenggelamkan semuanya anak cucu Adam beserta keluarganya engkau berpindah dari sulbi ke rahim dari satu generasi ke generasi berikutnya Hingga kemuliaan dan kehormatanmu berlabuh di nasab terbaik Yang mengalahkan semua bangsawan Ketika engkau lahir bumi bersinar Cakrawala bermandikan cahayamu Kami pun berjalan ditengah cahaya Sinar dan jalan yang penuh petunjuk

Dan ini merupakan salah satu bentuk peringatan Maulid atau hari kelahiran Nabi SAAW yang diselenggarakan oleh para sahabat, oleh karena itu sungguh aneh jika ada orang yang menyatakan bahwa para sahabat tidak pernah menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi SAAW, padahal Sayyidi Abbas ra melantunkan bait-bait tersebut di hadapan beliau dan sejumlah sahabat dalam keadaan yang riang dan gembira atas kepulangan Nabi SAAW bersama para sahabat ra dari tugas mulia yaitu Perang Tabuk. Rasulullah SAAW menyukai dan memuji orang lain yang mencintai dan memujinya. Rasulullah SAAW memuji dan membalas dengan berbagai kebaikan hubungan dengan para penyair dizamannya yang membuat syair-syair yang memuji kehidupan dan perjuangan Rasulullah SAAW, seperti Sayyidi Abbas ra, Hasan bin Tsabit ra,Abdullah bin Rawahah ra, Kaab bin Malik ra, Kaab bin Zuhair ra, dan sahabat lainnya. Maka bisa dipastikan bahwasanya Rasulullah SAAW akan sangat ridho dan menyukai mereka yang menghimpun dan menyebarluaskan sejarah kehidupan dan perjuangan Rasulullah SAAW, seperti yang dilakukan para ulama melalui kitab-kitab Maulid yang dibaca saat perayaan Maulid Nabi SAAW Bahkan ada suatu hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Abu Daud, dan Ahmad diceritakan, bahwa tatkala Raulullah SAAW tiba dari sebuah peperangan, seorang budak wanita berkulit hitam datang menemui beliau membawa rebana sembari berkata, Duhai Rasulullah SAAW, aku telah bernazar, jika Allah Taala mengembalikan dirimu dalam keadaan selamat, aku akan

menabuh rebana dan menyanyi dihadapanmu, maka Rasulullah SAAW menjawab, Jika engkau telah bernazar, tunaikanlah nazarmu, Jika tidak, jangan. Dan wanita itu menuanikan nazarnya cukup lama dihadapan Nabi SAAW, bahkan sampai kedatangan para sahabat Nabi SAAW seperti Abu Bakar ra, Ustman ra, dan Ali ra tetapi berhenti ketika melihat sahabat Umar ra tiba, rupanya wanita itu takut akan ketegasan Sayyidi Umar ra tersebut. Kelahiran Nabi SAAW juga merupakan anugerah kegembiraan tersendiri seperti yang dikatakan Imam Suyuthi rhm dalam kitabnya, bahkan bagi seorang Abu Lahab sekalipun!! Dalam sebuah hadits shohih Urwah bin Zubair ra, bercerita : Tsuwaibah adalah budak Abu Lahab. Setelah itu Abu Lahab memerdekakannya. Tsuwaibah kemudian menyusui Nabi. Ketika Abu Lahab mati, salah seorang anggota keluarganya bermimpi melihat dia dalam keadaan yang sangat buruk dan bertanya kepadanya, Apa yang kau peroleh. Jawab Abu Lahab, Tidak kutemukan sedikitpun kenyamanan. Hanya saja aku diberikan minum dari sini (sambil menunjuk sesuatu di antara jari telunjuk dan ibu jarinya) dikarena kan aku gembira mendengar kelahiran Muhammad dan kumerdekakan Tsuwaibah. (HR Bukhari) Terbukti bahwa kegembiraan dengan kelahiran Rasulullah SAAW memiliki manfaat khusus bagi setiap muslim. Dalam kitab Al Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir menulis, menurut Suhaili dan para ulama lainnya, diceritakan sebuah kisah mimpi keluarganya Abbas ra, paman Rasulullah SAAW setahun setelah kematian Abu Lahab, tentang peringanan azab atas Abu Lahab setiap hari Senin, karena dia di masa hidupnya pernah gembira menyambut kelahiran keponakannya, Muhammad ibni Abdillah SAAW, dengan memerdekakan budaknya bernama Tsuwaibah. Karenanya Al Hafidz Syamsuddin Muhammad bin Nashiruddin Ad Dimsyqi rhm membuat syair : Idzaa kaa na Hadzaa kaafiron jaa a dzammuhu Bi tabbat yadaahu fil jahiimi mukholladaa Ataa annahu fii yaumil itsnaini daa iman Yukhoffafu anhu lissuruuri bi ahmadaa Famadzh dzhonnu bil abdil ladzii kaa na umruhu Bi ahmada masruuron wa maa ta muwahhadaa

You might also like