You are on page 1of 3

Hubungan Negara dalam Arti Wilayah dan Institusi/Organisasi Negara dengan Amuk Massa di Indonesia Judul Penulis : Negara

dan Sistem Pemerintahan : R. Ismala Dewi, Slamet Soemiarno, dan Agnes Sri Poerbasari

Data Publikasi : Buku Ajar III, Bangsa, Negara, dan Pancasila, penerbit FEUI, 2011: 4158. Setiap individu memiliki ruang hidup atau tempat hidup yang tidak bisa dipisahkan dari dirinya. Apabila terjadi pemisahan antara individu dengan tempat hidupnya, maka hal itu akan menimbulkan konflik antarindividu, antarkelompok hingga antarbangsa. Oleh karena itu, diperlukan memahami wawasan yang ada pada suatu bangsa dan memahami arti negara sebagai sebuah institusi untuk menyatukan atau menyelaraskan cara pandang setiap orang demi tercapainya tujuan nasional. Wawasan kebangsaan/nasional merupakan kesatuan cara pandang dalam sebuah bangsa. Konsep wawasan nasional diwujudkan melalui dua macam konsep yang mendukung keberlangsungannya yaitu geopolitik dan geostrategi. Geopolitik Indonesia disebut juga Wawasan Nusantara. Konsep ini membahas tentang cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap dirinya sendiri dan lingkungan geografinya yang berwujud negara kepulauan berdasarkan atas UUD 1945 dan Pancasila. Dalam pelaksanaannya, akan ditindaklanjuti oleh konsep geostrategi untuk memberikan tindakan nyata terhadap hal-hal yang harus diwujudkan dalam sebuah bangsa. Geostrategi disebut juga konsep Ketahanan Nasional. Konsep ini membahas tentang pembangunan kekuatan sosial sebagai prioritas utama dan pembangunan fisik sebagai prioritas kedua (prioritas selanjutnya). Wawasan Nusantara bertujuan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan segenap aspek kehidupan meliputi geografi, demografi, dan sumber daya alam yang merupakan potensi alamiah serta ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan-keamanan yang merupakan potensi sosial. Keseluruhan dari aspek tersebut dikenal dengan sebutan astagatra. Peran dari konsep ini adalah untuk memelihara persatuan dan kesatuan yang selaras dalam segenap aspek kehidupan nasional, menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam pemanfaatan lingkungan, menegakkan kekusaan guna melindungi kepentingan nasional, dan membuka jalan hubungan internasional dalam upaya menegakkan perdamaian. Berdasarkan peran tersebut, maka Wawasan Nusantara dipakai sebagai pola dasar perencanaan pembangunan, pola dasar pemanfaatan lingkungan, pola dasar implementasi konsep pertahanan-keamanan,dan pedoman melaksanakan salah satu tujuan nasional.

Konsep ketahanan nasional menjelaskan tentang pengaturan keamanan dan kesejahteraan dalam kehidupan nasional. Menurut R. Islama Dewi, dkk. (2011), terdapat beberapa ketentuan yang dimiliki konsep tersebut sebagai berikut. Pertama, Pancasila digunakan sebagai kerangka pikir yang komprehensif-integral. Kedua, dalam pengaturan dan penyelenggaraan negara (kehidupan nasional), masalah keamanan dan kesejahteraan ibarat sebuah koin. Ketiga, ketahanan nasional merupakan integritas dari ketahanan masing-masing aspek kehidupan nasional (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan-keamanan). Selain dilihat dari wilayahnya, negara Indonesia juga merupakan negara yang memiliki struktur institusi/organisasi. Dalam doktrin Trias Politica, terdapat pembagian kekuasaan negara ke dalam tiga bagian, yaitu kekuasaan eksekutif, kekuasaan yudikatif , dan kekuasaan legislatif. Setiap kekuasaan memiliki peran dan tugas masing-masing terhadap negaranya. Kekuasaan eksekutif bertugas untuk melaksanakan undang-undang (ruleapplication function). Seseorang yang berperan dalam badan ini adalah pemerintah. Pemerintah bertindak atas kekuasaan negara yang berwenang untuk merumuskan dan melaksanakan keputusan mengikat bagi seluruh penduduk dalam suatu negara. Pada negara demokrasi badan eksekutif terdiri dari kepala negara dan kepala pemerintah. Kekuasaan yudikatif bertugas untuk mengawasi pelaksanaan dan mengadili adanya pelanggaran undang-undang (rule-adjudication function). Di Indonesia terdapat tiga badan yudikatif yaitu Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial. Mahkamah Agung bertugas untuk menyelenggarakan peradilan teramsuk menguji materi perundang-undangan di bawah UU. Mahkamah Konstitusi bertugas untuk memutuskan sengketa kewenangan lembaga dan perselisihan hasil pemilu. Komisi Yudisial bertugas untuk mengusulkan Hakim Agung dan kewenangan lain dalam rangka menjaga kehormatan, martabat, serta perilaku hakim. Kekuasaan legislatif bertugas untuk membuat undang-undang (rule-making function). Anggota dari badan legislatif adlah DPR dan DPD. Badan tersebut merumuskan kemauan rakyat dengan jalan menentukan kebijakan yang mengikat pada suatu masyarakat. Pada setiap daerah memiliki pemerintahan yang terdiri dari kepala daerah dan DPRD. Peran pemerintah daerah adalah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan segala perbantuan dari masyarakat maupun pemerintah pusat. Seorang kepala daerah harus mamperhatikan falsafah bahwa Pemerintah Daerah ada karena ada rakyat yang harus dilayani. Beberapa kasus yang terjadi seperti amuk massa merupakan akibat dari kurangnya pemahaman masyarakat terhadap konsep-konsep negara secara geografis dan sruktur dalam negara Indonesia serta kurang adanya kesadaran pemerintah dalam

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Amuk massa, seperti perusakan karena pencoretan nama calon di Kabupaten Mojokerto, menunjukkan bahwa pemerintah daerah kurang memberikan informasi mengenai persyaratan kandidat pemilu kepada masyarakat. Sebagai pemerintah, seharusnya memberikan informasi kepada masyarakat mengenai persyaratan untuk dapat lolos seleksi pemilihan kandidat. Selain itu, sebagai masyarakat, juga harus mengetahui bahwa Indonesia berdasarkan atas UUD 1945 dan asas Pancasila, serta merupakan negara demokrasi. Sehingga tidak seharusnya melakukan penolakan/ketidaksetujuan melalui jalan kekerasan yang bertentangan dengan pertahanan-keamanan negara. Pernyataan ketidaksetujuan/penolakan dapat disalurkan melalui perundingan kepada pihak KPU.

You might also like