Professional Documents
Culture Documents
Dokter Stase Ilmu Penyakit Paru Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pembimbing : dr. Riana Sari, Sp. P Diajukan Oleh : Eka Ambarwati S J 500080014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
IDENTITAS PASIEN
Nama Umur
Jenis kelamin
Alamat Nama orang tua Pekerjaan Agama Suku Tanggal pemeriksaan
: Perempuan
: Grogol Sukoharjo : Agus Heryanto/Karsiyani : Pegawai kantor pos dan ibu rumah tangga : Islam : Jawa : 14 Agustus 2012
No. Register
: 085XX
ANAMNESIS
Dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2012 jam 10.00 WIB didapat secara alloanamnesis. 1.Keluhan Utama Batuk pilek 2.Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke poli anak BBKPM Surakarta bersama Ibunya, dari keterangan Ibunya didapatkan keluhan bahwa pasien sering batuk pilek sejak lahir, dan sering keluar masuk Rumah Sakit. Tiga hari yang lalu pasien mengeluh batuk disertai sesak nafas dan muntah-muntah, dan dahaknya sukar keluar. Pasien kadang-kadang demam dan keringat malam. Nafsu makan dan berat badannya menurun. Batuk darah (-), nyeri dada (-), BAK/BAB (dbn). Dari riwayat keluarga terdapat paman pasien yang menderita Tb dan menjalani pengobatan rutin 6 bulan.
Riwayat ASMA
Disangkal
(+)
Disangkal (+) 4 bulan yang lalu
Antenatal care (+) bidan Riwayat sakit (-) Riwayat minum jamu/ obat (-) Merokok (-) Riwayat Kehamilan ibu Alkohol (-)
Riwayat Reproduksi
Riwayat kelahiran
Riwayat makanan
Riwayat imunisasi
Lahir normal/spontan
Prematur(32 minggu)
Berdasarkan KMS berada dibawah garis merah/riwayat BB / tidak naik dalam 2 bulan berturutturut
Ditolong bidan
BB lahir 1,3 kg
Riwayat Keluarga
Riwayat sakit serupa Riwayat asma Riwayat alergi Riwayat hipertensi Riwayat DM Riwayat perokok : : : : : : (+) paman pasien disangkal disangkal disangkal (+) kakek dari ibu pasien (+) (Ayah, kakek, paman)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
BB Gizi
: 14 kg : Kurang
Vital sign
KEPALA
Konjungtiva anemis (-/-) Sklera ikterik tidak ditemukan Nafas cuping hidung tidak ditemukan
LEHER
retraksi supra sternal tidak ditemukan, deviasi tracheal tidak ditemukan, peningkatan JVP tidak ditemukan, pembesaran kelenjar limfe (-/-)
PARU
inspeksi Simetris ka-ki, ketinggalan gerak(-), retraksi intercosta(-)
Depan belakang Depan belakang N N N
PARU
Palpasi Fremitus (N)
N
N N
N
N N
N N N
PARU
Perkusi
Depan
belakang Depan
belakang
PARU
Auskultasi Wheezing(-), Rhonki(-)
V V V
V V V
V V V
V V V
Auskultasi
Palpasi
Ictus cordis kuat angkat
Inspeksi
Ictus cordis tampak
ABDOMEN
inspeksi
auskultasi
Bentuk abdomen simetris, ukuran normal, darm contour(-), darm sreifung(), bekas operasi(-) Peristaltik(N)
Perkusi
Palpasi
Tympani
Extremitas
Akral hangat
Oedem (-)
Clubing finger(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. 2. 3.
Pemeriksaan Skoring TB
PARAMETER Kontak dengan penderita 0 Tidak jelas Hanya tidak tahu Uji tuberkulin Negatif Positif 10mm atau 5mm pada keadaan imunosupresan Berat badan berdasarkan KMS Bawah garis merah/ Klinis gizi buruk riwayat BB turun/ ( BB/U < 60%) tidak naik dalam 2 bulan berturut1 3 1 2 laporan Kavitas(+) 3 BTA Kontak dengan penderita BTA(+) SKOR 3
turut
Demam tanpa sebab jelas Batuk aksila, inguinal Pembengkakan tulang/ sendi panggul Foto rontgen thorak normal/ tidak jelas Normal/ tidak jelas Infiltrat pembesaran Klasifikasi kelenjar konsolidasi infiltrat segmental/ atelektasis lobar pembesaran infiltrat (+) (+), 0 < 3 minggu 2 minggu 3 minggu tidak nyeri Ada pembengkakan 0 0 1 0
Total skor
Mantoux test
15 mm
*Kesan : normal/tidak
jelas
PEMERIKSAAAN PENUNJANG
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
Batuk pilek (+) Sesak nafas (+) Muntah (+) Dahak susah keluar Kadang demam Keringat malam Nafsu makan Berat badan
Skoring TB (8) Kontak dengan penderita, Kontak dengan penderita BTA(+) : 3 Berat badan berdasar KMS : Bawah garis merah/ riwayat BB turun/ tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut :1 Uji tuberkulin : 3 Batuk, 3 minggu : 1 Foto rontgen thorak normal/ tidak jelas : 0 Foto Thorax : infiltrat (-) Mantoux test : 15mm
ASSESMENT
POMR
Assessment
P. Diagnosis
P. Terapi
P. Monitoring
-Monitoring KU
-Evaluasi klinis -Evaluasi radiologi 2-3 bln pengobatan
- Serologi
PROGNOSIS
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
TUBERKULOSIS
Gejala & tanda klinis bervariasi Komplikasi luas Hasil terapi signifikan
C. PATOGENESIS
D. GEJALA KLINIS
Demam lama > 2 minggu dan atau berulang, tanpa sebab yang jelas .
Batuk lama disingkirkan. > 3 minggu, dan sebab lain telah
Berat badan turun tanpa sebab yang jelas, atau tidak naik dalam 1 bulan dengan penanganan gizi yang adekuat.
Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik dengan adekuat.
Lesu atau malaise. Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare (3)
E. DIAGNOSIS
PASTI PP IDAI
Ditemukannya basil TB dari bahan yang diambil dari pasien misalnya sputum, bilasan lambung, biopsi
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
SYSTEM SCORING
SYSTEM SCORING TB
Catatan........
Diagnosis dengan sistem skoring ditegakkan oleh dokter. Jika dijumpai Skrofuloderma (TB pada kelenjar dan kulit), pasien
dapat langsung didiagnosis tuberkulosis.
Berat badan dinilai saat pasien datang. Demam dan batuk tidak respons terhadap terapi Foto toraks bukan alat diagnostik utama pada TB anak Semua anak dengan reaksi cepat BCG harus dievaluasi
sistem skoring TB anak.
dengan
Anak didiagnosis TB jika jumlah skor 6, (skor maksimal 13) Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dirujuk ke RS
evaluasi lebih lanjut.
untuk
Gambaran
sugestif TB berupa: pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan atau tanpa infiltrat; konsolidasi segmental/lobar: milier; kalsifikasi dengan infiltrat; atelektasis; tuberkuloma
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Uji tuberculin
1. Penyuntikkan
0,1 ml PPD (Purified Protein Derivative) RT-232TU atau PPD S 5TU, secara intrakutan di bagian volar lengan bawah.
2. Pembacaan 48-72 jam setelah penyuntikan. 3. Pengukuran indurasi yang timbul, bukan
hiperemi atau eritemanya.
PENATALAKSANAAN
- Paduan obat TB anak adalah 2HRZ/4HR - Pemantauan dengan terjadinya perbaikan klinis, naiknya berat badan dan anak menjadi lebih aktif
OAT
Profilaksis
- TBC Kriteria I (Tidak pernah terinfeksi, ada riwayat kontak, tidak menderita TBC) INH 5-10mg/kgBB 2-3 bulan - TBC kriteria II Terinfeksi TBC/test tuberkulin (+), tetapi tidak menderita TBC, INH 10mg/kgBB 9 bulan
Penceg ahan
Catatan........
Keterangan........
a. Bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg dirujuk ke rumah sakit
b. Anak dengan BB 15-19 kg dapat diberikan 3 tablet. c. Anak dengan BB 33 kg , dirujuk ke rumah sakit. d. Obat harus diberikan secara utuh, tidak boleh dibelah e. OAT KDT dapat diberikan dengan cara : ditelan secara utuh atau digerus sesaat sebelum diminum.
PENCEGAHAN
a. Terhadap infeksi tuberkulosis
1) Pencegahan terhadap sputum yang infeksius a) Case finding X foto toraks yang dikerjakan secara masal Uji tuberkulin secara mantoux b) Isolasi penderita dan mengobati penderita c) Ventilasi harus baik, kepadatan penduduk dikurangi. 2) Pasteurisasi susu sapi dan membunuh hewan yang terinfeksi oleh mikobakterium bovis akan mencegah tuberkulosis bivin pada manusia.
1. ASI tetap diberikan 2. Bila ibu sputum BTA negatif, imunisasi BCG 3. Bila ibu sputum BTA positip:
- Bayi sehat, beri INH 5mg/kgBB 2 bulan, kemudian dites Mantoux
INDIKASI KORTIKOSTEROID
1. 2. 3. 4. 5.
Meningitis TBC
TBC milier
Penyebaran bronkogen Pleuritis TBC Proses TBC berat & keadaan umum jelek
Kesimpulan
1.
Tuberkulosis anak merupakan parameter yang penting berhasil tidaknya pemberantasan sumber penularan.
2.
3. 4. 5.
Kesukaran dalam diagnosis TBC anak karena gejala klinik dan radiologik tidak khas.
Diagnosis TB pada anak menggunakan system scoring dan dengan pemeriksaan penunjang dengan uji tuberculin, radiologis dan mikrobiologi. Tatalaksana medikamentosa TB anak terdiri dari terapi (pengobatan) diberikan pada anak yang menderita sakit TB, sedangkan profilaksis (pencegahan) TB diberikan pada anak yang kontak TB. Vaksin BCG adalah upaya pencegahan dengan memasukan kuman M. TB yang telah dilemahkan untuk membentuk imunitas tubuh terhadap kuman TB.
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes, 2011. Pengendalian Tuberkulosis (TB) di Indonesia telah mendekati target Millenium Development Goals (MDGs) . Jakarta. (info@puskom.depkes.go.id) 2. WHO.Treatment Of Tuberculosis Guidelines For National Programmes.Edisi III.Geneva.2003. 3. Rahayu, N. 2005. Pedoman Nasional Tuberculosis Anak. Jakarta. 4. Utami, F.E. 2010. Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Pada Pasien Tuberkulosis Anak Di Instalasi Rawat Jalan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Periode Januari-Juni 2009. Fakultas Farmasi UMS. Surakarta. 5. Supriyanto, B. 2002. Karakteristik Tuberkulosis Anak dengan Biakan Positif. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. 6. InKS, 2000. Tuberculosa Pada Anak. FK Universitas Wijaya Kusuma. Surabaya 7. Nawas, A. 1990. Diagnosis Tuberkulosis Paru. UPF Paru Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta. 8. Werdhani, R. 2008. Patofisiologi, Diagnosis, Dan Klafisikasi Tuberkulosis. Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga, FK UI, Jakarta. 9. Setiawati, L. 2006. Tuberkulosis. Bag/ SMF Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran UNAIR, Surabaya. 10. Kenyorini, 2006. Uji Tuberculin. Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UNS / RSUD Dr. Moewardi, Surakarta.