You are on page 1of 13

TUGAS I

Nama : Hanindya Restu Aulia NIM : S841302010 Kelas : B Prodi : S-2 PBI MK : Kurikulum dan Bahan Ajar

1. Aksioma dan prinsip pengembangan kurikulum a. Pengertian aksioma dan prinsip pengembangan kurikulum Aksioma adalah ketentuan mutlak, pernyataan yang tidak dapat diragukan lagi

(KBBI 2008:31)
Prinsip adalah suatu hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan,

memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UUSPN nomor 20 tahun 2003)
Pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi, analisis, sintesis,

evaluasi, pengambilan keputusan dan kreasi elemen-elemen kurikulum. Aksioma dan prinsip pengembangan kurikulum adalah berbagai hal yang merupakan ketentuan mutlak dan harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum

b. Aksioma dan prinsip pengembangan kurikulum

Dalam pengembangan kurikulum ada dua kategori prinsip, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum adalah prinsip yang dijadikan landasan untuk semua pengembangan kurikulum. Prinsip khusus adalah prinsip yang dijadikan landasan pada pengembangan kurikulum tertentu.
1) Prinsip umum a) Menurut Oliva (Susilana 2006:53)

Dalam hal ini, Oliva menggunakan istilah axioms, untuk mewadahi keragaman tipe prinsip. Sepuluh aksioma pengembangan kurikulum yaitu:
(1)

Perubahan kurikulum adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dan bahkan diperlukan.

(2) (3)

Kurikulum merupakan produk dari masa yang bersangkutan. Perubahan kurikulum masa lalu sering terdapat secara bersamaan bahkan tumpang tindih dengan kurikulum yang terjadi masa kini.

(4)

Perubahan kurikulum akan terjadi dan berhasil sebagai akibat dan jika ada perubahan pada orang-orang atau masyarakat.

(5) (6)

Pengembangan kurikulum adalah kegiatan kerjasama kelompok. Pengembangan kurikulum pada dasarnya adalah proses menentukan pilihan dari sekian alternatif yang ada.

(7)

Pengembangan kurikulum adalah kegiatan yang tidak akan pernah berakhir.

(8)

Pengembangan kurikulum akan berhasil jika dilakukan secara komprehensif, bukan aktifitas bagian per bagian yang terpisah.

(9)

Pengembangan kurikulum akan lebih efektif jika dilakukan dengan mengikuti suatu proses yang sistematis.

(10) Pengembangan kurikulum dilakukan berangkat dari kurikulum yang

ada.
b) Menurut Sukmadinata

Sukmadinata (2010: 150) menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip umum pengembangan kurikulum yaitu prinsip relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis/ efisiensi, dan efektifitas.
(1) Prinsip relevansi

Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Prinsip relevansi ada dua jenis yaitu relevansi eksternal (eksternal relevance) dan relevansi internal (internal relevance). Relevansi eksternal artinya bahwa kurikulum itu harus sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, baik tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang ada pada masa kini maupun kebutuhan yang diprediksi pada masa yang akan datang. Intinya, bahwa kurikulum itu harus bisa menyiapkan program belajar bagi anak untuk menyiapkan anak agar bisa memenuhi harapan dan situasi kebutuhan dan kondisi kehidupan masyarakat tempat dimana ia berada. Agar kurikulum bisa memenuhi konsep relevansi eksternal, seorang pengembang kurikulum harus memiliki pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan masyarakat pada masa kini dan masa datang. Sedangkan relevansi internal yaitu kesesuaian antar komponen kurikulum itu sendiri. Kurikulum merupakan suatu sistem yang di bangun oleh sub sistem atau komponen tujuan, isi, metode, dan evaluasi yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, belajar dan kemampuan siswa. Suatu kurikulum yang baik adalah yang memenuhi syarat relevansi internal, yaitu adanya koherensi dan konsistensi antar komponennya. Ketidak sesuaian antar komponen-komponen ini akan menyebabkan kurikulum tidak akan bisa mencapai tujuannya secara optimal. Implikasi dari prinsip ini yaitu seorang pengembang kurikulum harus memahami tentang jenis dan hakikat dari tujuan kurikulum, isi kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi.

(2) Prinsip fleksibilitas

Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur, tidak kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya. Pada dasarnya kurikulum didesain untuk mencapai suatu tujuan tertentu sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Meskipun demikian dalam hal strategi yag didalamnya mencakup metode atau teknik, kurikulum harus fleksibel. Dalam kurikulum harus terdapat suatu sistem tertentu yang mampu memberikan alternatif dalam pencapaian tujuannya melalui berbagai metode atau cara-cara tertentu yag sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu, tempat dimana kurikulum di terapkan.
(3) Prinsip kontinuitas

Prinsip kontinuitas artinya kurikulum itu dikembangkan secara berkesinambungan. Kesinambungan ini meliputi sinambung antar kelas, maupun sinambung antar jenjang pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar proses pendidikan atau belajar siswa bisa maju secara sistematis, pendidikan pada kelas atau jenjang yang lebih rendah harus menjadi dasar dan dilanjutkan pada kelas dan jenjang yang ada di atasnya.dengan demikian akan terhindar dari tidak terpenuhinya kemampuan prasyarat awal siswa (prerequisite) untruk mengikuti pendidikan pada kelas atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi, juga terhindar dari adanya pengulangan-pengulangan program dan aktivitas belajar yang tidak perlu (negatively over laping) yang bisa menimbulkan pemborosan waktu, tenaga, dan dana. Untuk itu, perlu adanya kerjasama diantara para pengembang kurikulum dari berbagai kelas dan jenjang pendidikan.
(4) Prinsip praktis atau efisiensi

Kurikulum

dikembangkan

dengan

memperhatikan

aplikabilitasnya di lapangan. Kurikulum harus bisa diterapkan dalam praktek pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Oleh karena itu dalam proses pengembangan kurikulum, para pengembang kurikulum harus memahami terlebih dahulu situasi dan kondisi tempat

dimana kurikulum itu akan digunakan, meskipun gambaran situasi dan kondisi situasi tempat itu tidak detail betul akan tetapi paling tidak gambaran umumnya harus diketahui. Pengetahuan akan tempat ini akan memandu pengembang kurikulum untuk mendesain kurikulum yang memenuhi prinsip praktis, memungkinkan untuk diterapkan. Salah satu kriterianya praktis itu adalah efisien, tidak mahal. Hal ini mengingat sumber daya pendidikan, personil, dana, fasilitas, keberadaannya terbatas. Meskipun harus memenuhi prinsip murah tetapi tidak diterjemahkan sesuatu yang murahan, akan tetapi merujuk pada pengertian bahwa kurikulum itu harus dikembangkan secara efisien, tidak boros, sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Ini menyiratkan bahwa akan terdapat keragaman tingkat kemampuan di berbagai daerah dan sekolah penyelenggara pendidikan yang sifatnya relatif.
(5) Prinsip Efektivitas

Prinsip ini merujuk pada pengertian bahwa kurikulum itu selalu berorientasi pada tujuan tertentu yang ingi dicapai. Kurikulum bisa dikatakan adalah instrumen untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu jenis dan karakteristik tujuan yang ingin dicapai harus jelas. Kejelasan tujuan akan mengarah dalam pemilihan dan penentuan isi, metode dan sistem evaluasi serta model konsep kurikulum yang akan digunakan. Disamping itu juga mengarahkan dan memudahkan dalam implementasi kurikulum. Aksioma dan prinsip umum dalam pengembangan kurikulum meliputi : 1) berorientasi pada tujuan, (2) relevansi, 3) efektifitas, 4) efesiensi, 5) kontinuitas, 6) fleksibelitas, dan 7) integritas.

2) Prinsip khusus

Prinsip khusus ini merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara khusus (tujuan, isi, metode dan evaluasi) satu wilayah dengan wilayah lainnya, satu jenis jenjang pendidikan dengan jenis dan jenjang pendidikan lainnya memiliki karakteristik yang berbeda dalam beberapa aspek. Prinsip pengembangan kurikulum khusus yang berkaitan dengan pengembangan komponen-komponen kurikulum menurut Sukmadinata (2010: 152).
a. Prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (khusus). Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada:
(1) Ketentuan dan kebijakan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam

dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan stategi pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan.
(2) Survai mengenai persepsi orang tua/ masyarakat tentang kebutuhan

mereka yang dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka.


(3) Survai tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu,

dihimpun melalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa.
(4) Survai tentang manpower (sumber daya manusia/ tenaga kerja). (5) Pengalaman Negara-negara lain dalam masalah yang sama. (6) Penelitian b. Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan

Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan untuk menentukan isi pendidikan/kurikulum, yaitu:
(1) Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam perbuatan

hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan

hasil belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar.


(2) Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan

keterampilan.
(3) Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan

sistematis. Ketiga ranah belajr, yaitu kognitif, sikap, dan keterampilan, diberikan secara simultan dalm urutan situasi belajar. Untuk hal tersebut diperlukan buku pedoman guru yang memberikan penjelasan tentang organisasi bahan dan alat pengajaran secara lebih mendetail.
c. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan kegiatan proses belajar mengajar:
(1) Apakah metode/teknik belajar mengajar yang digunakan cocok untuk

mengajarkan bahan pelajaran?


(2) Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi

sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?


(3) Apakah metode/teknik tersebut dapat memberikan urutan kegiatan yang

bertingkat-tingkat?
(4) Apakah metode/teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk

mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor?


(5) Apakah metode/teknik

tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau

mengaktifkan guru atau kedua-duanya?


(6) Apakah

metode/teknik

tersebut

mendorong

berkembangnya

kemampuan baru?
(7) Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar di

sekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber belajar yang ada di rumah dan masyarakat?

(8) Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang

menekankan learning by doing disamping learning by seeing and knowing.


d. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media atau alat pengajaran

Beberapa prinsip yang dapat dijadikan pegangan untuk memilih dan mengunakan media dan alat bantu pembelajaran.
(1) Alat/media apa yang diperlukan? Apakah semuanya sudah tersedia?

Bila alat tersebut tidak ada, apakah ada penggantinya?


(2) Kalau ada yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana

membuatnya, siapa yang membuat, pembiayaannya, serta waktu pembuatannya?


(3) Bagaimana pengorganisasian alat dan bahan pelajaran, apakah dalam

bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain?


(4) Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar? (5) Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media. e. Prinsip yang berkenaan dengan penilaian

Penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. Setidaknya ada tiga fase yang harus diperhatikan ketika merencanakan alat penilaian, menyusun alat penilaian, dan pengelolaan hasil penilaian. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam fase perencanaan penilaian yaitu:
(1) Bagaimanakah karakteristik kelas, usia, tingkat kemampuan kelompok

yang akan di tes?


(2) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan tes? (3) Apakah tes tersebut berbentuk uraian atau pilihan? (4) Berapa banyak butir tes yang perlu disusun?

(5) Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau murid?

Dalam penyusunan alat penilaian sebaiknya mengikuti langkah-langkah berikut:


(1) Rumusan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor.


(2) Uraikan ke dalam bentuk tingkah laku murid yang dapat diamati. (3) Hubungkan dengan bahan pelajaran. (4) Tuliskan bitir-butir tes.

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan hasil penilaian.


(1) Norma penilaian apa yang akan digunakan dalam pengelolaan hasil tes. (2) Apakah digunakan formula guessing? (3) Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak? (4) Skor standard apa yang akan digunakan? (5) Untuk apakah hasil tes digunakan?

Prinsip khusus adalah penggunaan patokan yang khas sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dan karakteristik jenis dan jenjang pendidikan tersebut.

2. Fungsi Kurikulum a. Berdasarkan UUSPN nomor 20 tahun 2003

Fungsi kurikulum itu berkaitan dengan komponen-komponen yang telah disusun mengarah pada tujuan pendidikan (standar kompetensi dan kompetensi dasar). Komponen-komponen yang dimaksud dalam definisi tersebut adalah :

1) Apakah seperangkat rencana tersebut sesuai dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang akan dicapai?


2) Apakah komponen materi yang tersusun dalam kurikulum itu sesuai dengan

kompetensi yang akan dicapai?


3) Apakah cara yang dipilih berfungsi pula untuk kompetensi yang akan dicapai? 4) Apakah cara penyelenggaraan pendidikan berfungsi pula dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tujuan pendidikan?


b. Berdasarkan karakteristik kurikulum (Hartono 2009) 1) Kurikulum sebagai bahan ajar (curriculum as subject matter)

Kurikulum berfungsi acuan untuk menentukan bahan ajar yang akan disampaikan dan dilatihkan kepada siswa dalam pencapaian kompetensi yang telah direncanakan dan ditetapkan.
2) Kurikulum sebagai seperangkat pengalaman (curriculum as experience)

Kurikulum berfungsi sebagai instrumen untuk memberikan peluang kepada siswa untuk memulai pembelajaran atas dasar pengalaman-pengalaman yang telah diperolehnya untuk kemudian didiskusikan teman-temannya dalam proses pembelajaran
3) Kurikulum sebagai suatu rencana (curriculum as intention)

Kurikulum

berfungsi

sebagai

alat

untuk

mendeskripsikan

rencana

pembelajaran dan hasil yang akan dicapai dalam proses pembelajaran tersebut.
4) Kurikulum

sebagai alat reproduksi budaya

(curriculum as cultural

reproduction) Kurikulum berfungsi sebagai instrumen untuk dapat melestarikan nilai-nilai dan budaya yang berkembang dalam suatu komunitas masyarakat di sekolah itu berada.
5) Kurikulum sebagai lapangan lomba lari (curriculum as currere)

Kurikulum dalam konteks ini berfungsi sebagai alat untuk melihat sekaligus membentuk karakteristik siswa dalam pembentukan kejernihan pikiran mereka.
c. Berdasarkan subjek penggunanya (Soetopo dan Soemanto1993) 1) Bagi siswa Instrumen bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman baru. Instrumen bagi siswa untuk mencapai tujuan akhir pendidikan. 2) Bagi guru Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasi pengalam

belajar siswa.
Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan

siswa dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan.


3) Bagi kepala sekolah Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi, terutama dalam

konteks memperbaiki suatu proses pembelajaran.


Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan

situasi untuk menunjang situasi belajar siswa ke arah yang lebih baik.
Sebagai pedoman melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan

bantuan kepada guru agar dapat memperbaiki proses pembelajan.


Sebagai pedoman untuk pengembangan kurikulum di masa yang akan

datang
Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi atas kemajuan proses

pembelajaran.
4) Bagi orang tua Agar orang tua dapat berpartisipasi dalam membantu usaha sekoalah dalam

memajukan dan meningkatkan kualitas hasil pembelajaran anak-anaknya.

Sebagai acuan untuk melihat perkembangan kemampuan belajar anak-

anaknya.
5) Bagi masyarakat Sebagai acuan untuk melihat program pendidikan yang dikembangkan di

sekolaht.
Sebagai pedoman untuk memberikan saran yang konstruktif bagi perbaikan

program pendidikan ke depan.


Sebagai bahan untuk berpartisipasi dalam memperlancar pelaksanaan

program pendidikan yang dilaksanakan di sekolah.


6) Bagi sekolah pada tingkatan di atasnya Pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan Penyiapan tenaga baru

Fungsi kurikulum adalah sebagai acuan, pedoman, bahan, instrumen dalam mengadakan pembelajaran agar sesuai dengan tujuan awal pendidikan.

Sumber acuan

Hartono, Bambang. 2009. Kajian Kurikulum Bahasa Indonesia. Semarang;UNISSULA Press.

Soetopo dan Soemanto. 1993. Perekayasaan Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional:Pengembangan dan Penilaian. Bandung:Angkasa.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Susilana, Rudi. 2006. Media Pembelajaran. Bandung:Wacana Prima.

You might also like