You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

BAB I PENGENALAN ALAT, PEMBUATAN MEDIUM DAN STERILISASI

Disusun Oleh Kelompok 5 : Rosi Puspaningsih Siska Amelia Kuscintari Nuraidah Wulan Dwi Anggraeni Ahmad Fahreza (103112620150032 ) (103112620150002) (1031126201500 ) (1031126201500 ) (1031126201500 )

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN GENETIKA FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2013
Selasa, 26 Maret 2013

A. TUJUAN PRAKTIKUM I. 1. Pengenalan Alat Mengenal alat-alat yang banyak berhubungan langsung dengan mikrobiologi serta kegunaannya. II. Pembuatan Medium 1. 2. Mengenal berbagai macam medium dalam mikrobiologi. Membuat beberapa macam medium.

III. Sterilisasi 1. 2. 3. Mengenal berbagai macam sterilisasi yang digunakan dalam mikrobiologi. Mengenal beberapa cara setrilisasi untuk berbagai material. Melakukan beberapa macam sterilisasi untuk beberapa macam material. B. TEORI SINGKAT Untuk menumbuhkan mikroba dan mengembangbiakan mikroorganisme,

diperlukan suatu substrat yang disebut dengan media. Sedangkan media itu sendiri sebelum dipergunakan harus dalam keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme lain yang tidak diharapkan. Susunan bahan, baik bentuk bahan alami (seperti tauge, kentang, telur, daging, wortel, dan sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik, ataupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba dinamakan media (Anonima2011: 9). Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.

Bahan dasar adalah air (H2O) sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana agar-agar tersebut berfungsi sebagai pemadat media (Soni, Ahmad 2010: 8). Medium dapat diklasifikasikan berdasar atas susunan kimia, konsistensi, dan fungsinya. Klasifikasi medium berdasarkan susunan kimianya, yakni, medium organik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik, medium anorganik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik, medium sintetik, yaitu medium yang sususan kimiawinya dapat diketahui dengan pasti, dan medium non-sintetik, yaitu medium yang susunan kimiawinya dapat diketahui dengan pasti (Anonima 2011: 9). Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sistesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, phospat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar, medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, dan nukleotida (Waluyo 2007: 61). Medium merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroorganisme. sifat-sifat Selain untuk dan menumbuhkan jumlah mikroorganisme, medium dapat pula digunakan untuk isolasi, memperbanyak mikroorganisme, pengujian fisiologi perhitungan mikroorganisme. Media agar-agar merupakan media yang sangat baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkan tumbuh dengan agak berjauhan dengan sesamanya juga memungkinkan selnya membentuk atau membelah dan berhimpun untuk membentuk satu koloni. Sekelompok sel yang dapat dilihat dengan mata biasa semua sel dalam koloni itu sama dianggap adalah satu keturunan mikroorganisme bisa disebut berasal dari satu sel yang sama yang disebut biakan murni (Anonimb 2011: 1).

Bahan

yang

diinokulasikan

pada

medium

disebut

inokulum.

Dengan

menginokulasi medium agar nutrien (nutrient agar) dengan metode cawan gores atau dengan metode cawan tuang, sel-sel mikroba itu akan terpisah sendiri-sendiri. Jika dua sel pada inokulum asal terlalu berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni yang terbentuk dari masing-masing sel dapat bercampur dengan sesamanya, atau paling tidak bersentuhan, jadi massa sel dapat diamati dala medium agar, bukanlah suatu biakan yang murni (Pelczar 2008: 86). Medium manusia dapat berupa: medium cair, yang biasa digunakan adalah air kaldu. Medium kental, dahulu kala orang lazim menggunakan kentang yang dipoton g- Potong berupa silinder untuk medium-medium yang diperkaya dan medium kering. Pekerjaan laboratorium sekarang ini banyak dipermudah dengan telah adanya bermacam-macam medium yang tersedia dalam bentuk serba kering. Dan yang terakhir adalah medium sintetik yang berupa ramuan-ramuan zat anorganik yang tertentu, yang mengandung zat karbon dan nitrogen yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk melakukan metabolisme (Dwidjoseputro 1991: 40). Media setengah padat dibuat dengan bahan yang sama dengan media padat, tetapi yang berbeda adalah komposisi agarnya. Media ini digunakan untuk melihat gerak mikroorganisme secara mikroskopik. Pada media mati juga dikenal dengan adanya media sintetis. Media sintesis merupakan media yang mempunyai kandungan dan isi bahan yang telah diketahui secara terperinci. Media sintesis sering digunakan untuk mempelajari sifat faali dan senyawa genetika mikroorganisme. Senyawa anorganik dan senyawa organik yang ditambahkan kedalam media sintetis harus murni. Dengan demikian, media sistetis harganya menjadi cukup mahal (Waluyo 2007: 63). Medium yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium adalah kaldu cair dan kaldu agar. Dasar makanan yang paling baik bagi pemiaraan bakteri adalah medium yang mengandung zat-zat organik seperti rebusan daging, sayur-sayuran, sisa-sisa makanan, atau ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia. Supaya mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik, dalam suatu medium perlu dipenuhi syarat-syarat yakni: medium harus mengandung semua nutrisi yang

mudah digunakan oleh mikrobia, medium juga harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan muka, dan pH yang sesuai, medium tidak mengandung zat-zat yang menghambat, dan medium harus steril tidak ada kontaminan dari mikroorganisme yang tidak diinginkan (Anonima 2011: 9). C. METODE PRAKTIKUM Alat dan Bahan : I. Pengenalan Alat 1. Komputer (Ms. PPT yang berisi foto dan gambar alat) Proyektor

II. Pembuatan Medium Medium jadi 2. a. Serbuk PDA/NA dan NB 0,5% bacto agar Akuades Rak dan tabung Reaksi Autoklaf Kompor Kapas Kertas atau plastik Karet Gelas Beacker 200, 500 mL Pengaduk kaca Gelas Erlenmeyer 500 mL Timbangan Saringan dan kain saring

Medium konvensional Potato Detrosa Agar (PDA) 100 gram kentang 10 gram detrosa 500 mL Akuades 1,875 gram bacto agar Rak dan tabung reaksi Autoklaf Kompor Timbangan Kapas Kertas atau plastik Karet

Gelas Beacker ukuran 200 dan 500 mL Gelas Erlenmeyer 500 mL

Pengaduk kaca Saringan dan kain saring

III. Sterilisasi 1. Sterilisasi panas kering 2. 3. Pipet ukur yang telah dibungkus kertas koran Cawan Petri yang sudah dibungkus kertas Koran Oven

Sterilisasi panas basah Medium NA dan NB yang sudah siap disterilkan Autoklaf

Sterilisasai dengan api Loop atau jarum inokulasi Tabung reaksi yang berutup Cawan Petri Lampu spirtus dan korek api

I.

Cara Kerja Pengenalan Alat Alat-alat yang digunakan dalam labolatorium mikribiologi diperkenalkan melalui foto dan gambar alat yang telah disusun dalam bentuk Ms. Power Point yang di proyeksikan.

II. Pembuatan Medium 1. Medium jadi a. Medium PDA/NA jadi Serbuk PDA/NA ditimbang sesuai ketentuan. Ditambahkan 0,5% bacto agar dan akuades 250 ml..

Dipanaskan sambil diaduk sampai homogen dan mendidih. Lalu dimasukkan ke tabung reaksi atau Erlenmeyer. Tabung disterilkan di autoklaf dengan suhu 121C 15 menit tekanan 2 atm. NB ditimbang sesuai ketentuan dan ditambahkan akuades. Dipanaskan sambil diaduk sampai homogen dan mendidih. Dimasukan ke dalam tabung sebanyak 5 mL/tabung. Disterilkan di autoklaf suhu 121C, 15 menit tekanan 2 atm.

b. Medium NB jadi

Catatan: Perhatikan takaran serbuk medium yang akan digunakan. Medium miring 5 mL. Medium tegak 15 20 mL. 2. Medium konvensional a. Potato Detrosa Agar (PDA) Kentang dikupas dan dipotong kecil-kecil lalu dicuci. Ditambahkan akuades secukupnya. Kentang tersebut dimasak hingga mendidih dan disaring. Kaldu kentang ditambahkan detrosa, bacto agar dan akuades sampai volumenya 500 mL. Lalu dipanaskan sampai mendidih dan homogen. Kemudian dimasukkan ke tabung dan erlenmeyer. Tabung tersebut disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121C, 15 menit tekanan 2 atm. Catatan : Saat merebus kentang jangan diaduk Untuk medium jamur perlu tambahkan antibiotik Chlorampenicol 250g/L. Medium miring 5 mL. Medium tegak 15 20 mL.

III. Sterilisasi 1. Sterilisasi panas kering Pipet ukur dan cawan Petri yang akan disetrilisasi dimasukkan ke dalam oven dengan rapi. Pintu oven dikunci dan ditutup dengan baik. Aliran udara pada oven di tutup. Kenop pengatur suhu diputar hingga mencapai suhu yang diinginkan, misalnya 180C. Suhu yang diinginkan sudah tercapai, kenop pengatur waktu diputar hingga mencapai waktu yang diinginkan, misalnya 2 jam. Biasanya pengatur waktu ini berupa timer otomatis yang akan mematikan sistem sterilisasi bila waktu yang diinginkan telah tercapai. 2. Setelah selesai disterilisasi, suhu oven dibiarkan turun dengan sendirinya. Aliran udara oven dibuka kembali. Oven dibuka.

Sterilisasi panas basah Akuades dituang kedalam autoklaf hingga bejana di dalam terapung. Alat-alat atau bahan-bahan yang akan disterilkan dimasukkan dan disusun ke dalam bejana di dalam autoklaf. Tutup autoklaf diletakkan pada tubuh autoklaf dengan cara baut-baut kunci dipertemukan hingga tidak terjadi kebocoran. Pengatur klep pengaman dibuka. Pemanas dipasang dan dihuhubungkan ke aliran listrik. Uap air keluar dari klep pengaman dengan deras, lalu klep pengaman ditutup dengan di dorong ke bawah hingga posisi mendatar. Autoklaf dibiarkan hingga alat tolak ukur tekanan menunjukkan pada 15 psi dan atau suhu 121C.

Tekanan dan suhu dibiarkan selama 15-20 menit, dan sumber pamanasan diputus. Alat tekanan ditunggu mencapai 0, klep pengaman dibuka dengan diluruskan agar sisa uap yang tertinggal di dalam autoklaf dikeluarkan. Setelah itu autoklaf dibuka.

3.

Srerilisasi dengan api Lampu spirtus dinyalahkan, ketinggian sumbu diatur hingga di dapat api yang berwarna biru dan nyala yang sedang. Untuk loop dan jarum inokulasi : Loop atau jarum inokulasi dipanaskan hingga membara disepanjang kawat bajanya. Loop atau jarum inokulasi siap untuk digunakan. Untuk tabung reaksi : Tabung dipegang dengan tangan kiri dan didekatkan ke nyala api. Kapas dibuka dengan jari-jari tangan kanan, dan dipanaskan di mulut tabung. Tabung atau isi tabung siap digunakan dan dipelakukan sesuai tindakan. Apabila telah selesai, mulut tabung dipanaskan kembali dan ditutup dengan kapas kembali. Hal yang harus diingat adalah kapas harus berada di jari-jari tangan, kapas jangan diletakkan di meja kerja. Untuk cawan Petri : Cawan Petri dipegang dan didekatkan ke nyala pai. Cawan Petri diputar dan mulut cawan Petri dilewatkan pada nyala api. Mulut cawan Petri dibuka dan digunakan. Setelah selesai perlakuan, cawan Petri ditutup dan mulut cawan Petri kembali dilewatkan pada nyala api.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

E. KESIMPULAN

F. DAFTAR PUSTAKA Noverita, Widowati. R, Yulneriwarni dan Darnely. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta. 2009.

You might also like