You are on page 1of 8

LOKAKARYA Pengembangan Paket Belajar-Sendiri untuk BIPA

Ratna Sajekti Rusli Co-penyaji: Ilza Mayuni Darmahusni Wachida Jurusan Bahasa & Sastra Inggris Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta

Abstrak
Karena letaknya yang strategis yang dapat menjadi pintu gerbang antara benua sebelah utara katulistiwa dan sebelah selatannya, tidak mengherankan bila banyak orang asing datang ke Indonesia, apalagi dengan akan terbukanya perdagangan bebas. Orang asing yang berdatangan ke Indonesia berprofesi mulai dari para pedagang klontong dari Afrika sampai dengan konsultan IMF. Tentu akan sangat membantu mereka selama mereka berada di sini bila mereka dapat menguasai bahasa Indonesia, sedikit-dikitnya mengerti bahasa tersebut. Mempertimbangkan kesibukan mereka, suatu alternatif pembelajaran ditawarkan, yaitu paket belajar-sendiri. Dalam lokakarya ini para peserta diajak bersama-sama merancang pengembangkan paket belajar-sendiri ini. Perancangan paket ini akan dimulai dengan pembuatan peta pikir sampai dengan pengembangan evaluasi belajar. Paket belajar ini ditujukan untuk berbagai kelompok berdasarkan analisis kebutuhan. Pengembangan paket belajar-sendiri ini mengacu pada berbagai teori pembelajaran dan belajarsendiri (self-instructional). Para peserta lokakarya akan diajak terutama mengembangkan peta berpikir dan garis besar paket belajar-sendiri yang dimulai dengan tujuan instruksional berdasarkan analisis kebutuhan. Pada akhir lokakarya diharapkan para peserta dapat mengembangkan paket belajar sendiri sesuai kebnutuhan konsumen.

Paket belajar-sendiri BIPA--UNJ Pendahuluan Dalam rangka lokakarya ini, penulis ingin memaparkan pengembangan paket belajar sendiri dalam bentuk modul Akan tetapi sebelum mulai dengan paket belajar sendiri ini, penulis ingin mengajak para peserta untuk membuat Peta Pikir (Adjat Sakri, 2001)* terlebih dahulu. Peta pikir di sini bukan merupaka prasyarat untuk mengembangkan paket belajar-sendiri, akan tetapi peta pikr ini semacam brainstorming yang akan membantu membuka pikiran kita seluas-luasnya sehingga memudahkan kita untuk mengadakan pemilihan atau mengambil keputusan. Setelah membahas tentang Peta Pikir, penulis akan meneruskan pembahasan tentang analisis kebutuhan yang akan menjadi dasar pengembangan paket belajarsendiri ini. Tak terlupakan latar belakang budaya akan disinggung mengingat peserta belajar BIPA terdiri dari berbagai ragam kelompok orang. Setelah itu penyusunan paket belajar-sendiri akan dibahas.

Para peserta lokakarya akan diajak serta membuat Peta Pikir, contoh dasar analisis kebutuhan dan kerangka paket belajar-sendiri. Pembahasan Peta Pikir ( Buzan & Buzan, 2001) Apa yang dimaksud dengan Peta Pikir ? Peta Pikir (Buzan & Buzan, 2000) merupakan alat berpikir yang sangat efektif karena ia memberi peluang kepada kita untuk membuat garis besar tentang berbagai gagasan pokok (main ideas) dan menyebabkan kita melihat secara jelas dan cepat bagaimana berbagai gagasan tadi saling berhubungan dan berkaitan. Peta Pikir seakan-akan menyiapkan suatu tahapan tepat guna antara proses berpikir dan pencurahan pikiran kita dalam bentuk kata sebenarnya di atas kertas.. Fungsi Peta Pikir. Pada saat Anda harus menentukan pilihan, Peta Pikir secara khusus sangat dapat membantu Anda. Dengan menggunakan Peta Pikir untuk memaparkan kebutuhan dan keinginan, prioritas dan faktor penghambat, Anda dapat membuat keputusan berdasarkan pandangan yang lebih jelas mengenai masalah yang sedang Anda hadapi. Misalnya, apakah Anda akan membeli mobil baru atau mobil bekas? Anda ingin mobil yang masih bagus, nyaman dan terjamin mutunya, akan tetapi Anda tidak mempunyai banyak uang. Oleh karena itu mungkin Anda harus membeli mobil bekas. Dengan demikian Anda harus menimbang-nimbang keadaan keuangan Anda di samping ketahanan mobil dan kenyamanan Anda. Peta Pikir tidak membuat keputusan untuk Anda. Namun, Peta Pikir *Materi untuk Penataran Calon Penulis Buku Ajar Perguruan Tinggi di Medan tanggal 7 19 Mei 2001. Paket belajar-sendiri BIPA--UNJ ini akan meningkatkan kemampuan Anda untuk membuat pilihan dengan menggarisbawahi prioritas yang paling penting bagi Anda. Keputusan Dyadic Pilihan yang telah Anda buat dapat juga disebut keputusan dyadic (berasal dari kata Latin dyas yang berarti dua). Secara luas keputusan dyadic dapat digolongkan sebagai keputusan berkenaan dengan penilaian dan keputusan ini mecangkup pilihan sederhana seperti: ya/tidak, lebih baik/lebih buruk. lebih kuat/lebih lemah, lebih efektif/kurang efektif, lebih efisien/kurang efisien, lebih mahal/tidak begitu mahal. Penerapan Peta Pikir dalam Pengajaran Para guru dapat menggunakan Peta Pikir untuk berbagai keperluan, salah satunya ialah cara praktis untuk membuat belajar-mengajar lebih mudah dan menyenangkan.

Menyiapkan catatan untuk menyajikan materi perkuliahan. Salah satu cara yang sangat efektif dalam menggunakan Peta Pikir adalah sebagai catatan penyajian materi perkuliahan. Menyiapkan penyajian perkuliahan dalam bentuk Peta Pikir lebih cepat dari pada menuliskan semuanya dalam bentuk karya tulis; keuntungan lain ialah memberi peluang kepada dosen maupun mahasiswa untuk setiap kali memperoleh gambaran menyeluruh (overview) mengenai seluruh mata kuliah itu. Penyajian materi perkuliahan berdasarkan Peta Pikir lebih mudah diperbaharui dari tahun ke tahun tanpa menjadi kacau balau, di samping itu sifat mnemonic (jembatan keledai) Peta Pikir berarti bahwa gambaran menyeluruh sekilas sebelum kuliah dimulai akan secara cepat membawa topik kembali terfokus. Berhubung pengetahuan pengajar sendiri akan berkembang, Peta Pikir yang sama akan memicu penyajian yang berbeda sama sekali bila digunakan dari tahun ke tahun. Hal ini akan mencegah catatan perkuliahan yang membosankan tanpa menggunakan tambahan tenaga. Hal ini pula akan membuat penyajian perkuliahan lebih menyenangkan dan lebih menarik untuk kedua belah pihak, si dosen maupun para mahasiswa atau peserta. Mata kuliah dan penyajian. Dengan menggunakan papan tulis yang besar atau OHP, guru dapat menggambar, sementara proses belajar-mengajar berlangsung, Peta Pikir yang berkaitan. Pencurahan harfiah cerminan proses berpikir akan dapat menjelaskan susunan pelajaran yang sedang disajikan. Kecuali itu hal ini dapat menarik perhatian peserta belajar dan meningkatkan ingatan dan pemahaman mereka tentang pokok bahasan yang disajikan. Kerangka Peta Pikir dapat juga dibagikan kepada peserta belajar agar mereka dapat meyempurnakannya atau juga foto kopi hitam putih dibagikan pada mereka agar dapat diberi warna. (Buzan, 2001). Contoh Peta Pikir ada di Lampiran. Sehubungan dengan paket belajar-sendiri yang akan kita kembangkan, Peta Pikir dapat membuka pikiran kita selebar-lebarnya dan dengan demikian sangat membantu kita menemukan berbagai gagasan bagaimana cara menyjajikan materi paket belajar- sendiri berdasarkan pada analisis kebutuhan. Paket belajar-sendiri--UNJ Analisis Kebutuhan Pemikiran mengenai analisis kebutuhan (Cohen, Lawrence & Morrison, 2001) telah ada di dunia pendidikan lebih dari seabad, berasal dari kesejahteraan sosial (misalnya, perumahan., ketenaga kerjaan, pencegahan kejahatan, dan program pendidikan kemiskinan), program kesehatan dan penelitian kebijakan sosial. Salah satu kegunaan analisis kebutuhan ialah: mengenali (identify) kebutuhan peserta belajar. Dalam merencanakan suatu analisis kebutuhan ada 4 tahap yang dapat kita ikuti: Tatahp 1: Tentukan tujuan analisis kebutuhan dan definisikan apa yang dimaksud dengan kebutuhan yang akan dianalisis. Tahap 2 Kenali (Identify) fokus analisis kebutuhan. Tahap 3: Tentukan metodologinya, cara pengambilan sampel, penginstrumentasian, pengumpulan data, prosedur analisis, dan kriteria yang digunakan untuk menilai besaran, lingkup, tingkat, serta kepelikan kebutuhan tersebut, dsb. Tahap 4: Tentukan pelaporan dan penyebaran hasilnya. (Cohen & dkk, 2001).

Sehubungan dengan kebutuhan bahasa Indonesia bagi penutur non-bahasa Indonesia, kita sadar bahwa kebutuhan tersebut sangat beragam. Oleh karena itu kita perlu menganalisis berbagai kebutuhan itu. Analisis kebutuhan merupakan salah satu variabel peserta belajar yang sangat penting. Faktor yang dijadikan pusat perhatian dalam analisis ini ialah umur, terbuka (exposure) terhadap bahasa sasaran ( dalam hal ini bahasa Indonesia), seberapa jauh dan jenis perolehan belajar bahasa Indonesia sebelumnya, kemampuan, sikap dan motivasi, serta peranan bahasa pertama peserta belajar (Inggris, Jerman, dsb.). Walaupun demikian, kita tidak boleh lupa bahwa berbagai faktor di atas tergantung pada tujuan belajar dan tata latar terjadinya belajarmengajar. Di sini tata latar belajar-mengajar ialah penggunaan metode belajar-sendiri. Faktor lain yang tak kalah pentingnya dalam pengembangan paket belajar-sendiri ini ialah latar belakang budaya peserta belajar. Latar Belakang Budaya Tidak dapat dipungkiri bahwa budaya merupakan isu penting dalam proses belajar-mengajar bahasa kedua/bahasa asing. (Bagi peserta belajar penutur nonIndonesia, bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua/asing). Peserta belajar mempelajari aspek sosial dan kultural kelompok linguistik-etnik lain, terutama yang berhubungan dengan bahasa sasaran. Dengan demikian khuluk (nature) gambaran budaya lain dalam materi belajar-mengajar serta cara pembuat paket belajar dan peserta belajar memandang bahwa gambaran budaya tadi harus benar-benar menjadi pertimbangan. Dapat timbul masalah bila jati diri dan kepercayaan perserta belajar (maupun guru) sehubungan dengan peranan jenis kelamin, kebangsaan, budaya Paket belajar-sendiri--UNJ setempat, dan status ekonomi bertentangan dengan yang disajikan dalam materi pengajaran. Memang dalam kerangka penyusunan materi ajar kita harus membandingkan dan mengkontraskan budaya penutur asli dan budaya sasaran dalam aspek kesamaan dan perbedaan yang ada antara mereka, sementara menggarisbawahi kesadaran peserta belajar akan budayanya sendiri. Sebetulnya apa yang dimaksud dengan budaya ? Budaya itu sendiri terdiri dari berjenis-jenis ragam orang dan gagasan. Yang penting ialah bahwa kesadaran akan keragaman dalam budaya membantu menghindari perampatan berlebihan (over generalization) dan konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subyektif dan tidak tepat. Secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam mengembangkan paket belajarsendiri ini di samping memperhatikan hasil analisis kebutuhan, latar belakang budaya peserta belajar harus juga menjadi pertimbangan yang sungguh-sungguh. Paket Belajar-sendiri untuk BIPA Pendahuluan. Kata belajar berasal dari kata pokok ajar, kata pokok ini berkembang menjadi antara lain belajar dan mengajar. Belajar dan mengajar ibarat dua sisi sebuah uang logam. Kalau ada yang belajar, tentu ada yang mengajar;

yang mengajar dapat berupa orang, dapat juga berupa benda (buku, misalnya), atau dapat juga berupa gabungan dari keduanya (misalnya guru dan buku). Yang akan penulis bahas dalam lokakarya ini ialah buku ajar yang dipergunakan oleh peserta belajar untuk belajar sendiri, selanjutnya disebut paket belajar-sendiri. Paket belajar-sendiri ini diperuntukan bagi peserta belajar penutur nonIndonesia yang tidak mempunyai banyak waktu untuk duduk di kelas bersama yang lainnya dan belajar berjam-jam bersama seorang guru. Paket ini adalah untuk mereka yang sibuk dan tidak ada waktu untuk mengikuti seorang guru, tetapi ingin memperoleh pengetahuan/keterampilan baru dan belajar disela-sela waktu yang ada sesuai keinginan dan kecepatannya sendiri. Pengetahuan atau keterampilan baru yang ingin dipelajarinya dalam hal ini ialah bahasa Indonesia. Bahasa ini merupakan bahasa kedua/asing bagi peserta belajar ini. Paket belajar ini akan disajikan sepraktis dan semudah mungkin sesuai kebutuhan pemakai. Belajar itu apa ? Sebetulnya belajar merupakan proses yang jauh lebih rumpil dan berkepanjangan daripada yang pada umumnya diakui. Dengan demikian bila kita mengajar kita harus mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain waktu yang dipergunakan unutk ,proses belajar, kebutuhan belajar, pengetahuan awal, serta tipe belajar. Dalam mengajar kita harus memberi peluang bagi pelajar untuk bertanggung jawab pada diri mereka sendiri atas apa yang dilakukan, dengan menyerahkan kendali atas apa, bagaimana, dan bilamana mereka belajar pada diri mereka sendiri, sehingga dengan demikian mereka mempunyai kemampuan lebih dalam menentukan tujuan yang Paket belajar-sendiri BIPA--UNJ nyata, membuat rencana kerja, mengembangkan strategi untuk menangani situasi yang baru dan tak terduga, dan menilai pekerjaanya sendiri. Pengajaran yang demikian ini memberi kesempatan pada peserta belajar menjadi pelajar yang otonom dan pengajarannya disebut pengajaran otonom.(autonomous learning). Dalam pengajaran otonom ini pada umumnya para peserta belajar belajar bagaimana belajar (learning how to learn) dari keberhasilan dan kegagalannya sendiri dengan cara yang akan membantu mereka menjadi pelajar yang lebih efisien di kemudian hari (Ratna, 2000). Mengingat akan pendekatan pengajaran otonom untuk menciptakan pelajar otonom maka materi yang akan dikembangkan ini berupa paket belajar-sendiri. Model dan organisasi paket belajar-sendiri. Pengembangan materi adalah proses perencanaan yang diciptakan dalam bentuk unit dan materi ajar dalam berbagai unit ini menerapkan tujuan umum dan tujuan khusus yang telah dibuatnya. Pengembangan materi berlangsung sepanjang kontinum penentuan keputusan dan kreativitas yang terentang mulai dari diberinya buku ajar dan sebuah jadwal untuk mencakup buku ajar taditanggung jawab dan penentuan keputusan yang paling ringan sampai mengembangkan semua bahan ajar yang akan dipergunakan dalam pengajaran mulai dari awaltanggung jawab yang besar dan membutuhkan kreativitas yang tinggi. Pada waktu kita ingin mengembangkan paket belajar, kita harus mengetahui apa tujuan/sasaran paket belajar ini. Dalam tujuan ini disebutkan secara umum apa

yang diharap dari peserta belajar setelah mempelajari paket yang dibuat. Sudah dikatakan di atas bahwa paket belajr-sendiri ini akan dibuat sepraktis dan sesederhana mungkin. Organisasi paket ini adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. Pendahuluan Kompetensi Fokus Kegiatan Kemampuan Khusus Evaluasi Rujukan Saran prosedur belajar

Misalnya paket belajar-sendiri ini tentang : Komunikasi di Bandar Udara. a. Pada bagian Pendahuluan Bagian ini memerikan apa yang akan diajarkan dalam paket ini, umpamanya: Dalam paket ini Anda akan mempelajari kosa kata sehubungan dengan dan sekitar bandara yang seharusnya diketahui dan dikenal oleh orang asing yang baru datang. Kecuali itu diumpamakan peserta belajar baru mendarat, maka ia perlu berkomunikasi agar dapat sampai ke hotel Anda

Paket belajar-sendiri BIPA--UNJ . b. Pada bagian Kompetensi ditulis tujuan umum yang alkan dicapai oleh peserta belajar sendiri, misalnya . Pada akhir paket ini Anda diharapkan dapat berkomunikasi dengan para petugas atau orang lain untuk menanyakam sesuatu pada saat Anda mulai mendarat sampai sesampainya Anda di hotel c. Fokus Kegiatan. Pada bagian ini dikenalkan kosa kata sehubungan dan yang berjkaitan dengan bandara dan sekitarnya serta cara penggunaan kata-kata tersebut dalam kalimat sederhana (sebetulnya sederhana atau tidak tergantung pada pengetahuan awal peserta belajaryang dapat Anda ketahui dari hasil analisis kebutuhan). Peserta belajar disuruh mempelajarinya. Di sini pula dapat digunakan Peta Pikir, misalnya: penerbangan tiket pesawat bandara tukar uang bagasi tiba jemput taksi pesan

imigrsasi Ini hanya sekedar contoh saja, Anda dapat meneruskan sampai sebanyak mungkin kata tertulis. Garis yang menghubungkan kata-kata itu dari tebal menipis, dan juga gunakan warna. Dengan demikian si peserta belajar, dengan melihat ke Peta Pikir ini akan ingat kembali pada kata-kata yang dibutuhkan. (Pada waktu berlangsungnya lokakakrya akan dijelaskan dengan lebih rinci cara membaut Peta Pikir) bandara = airport; pesawat = airplane; imigrasi = imigration; bagasi = bagage; penerbangan = flight; tiket = ticket; jemput = meet; tiba = arrive; pesan = order Contoh :kalimat: Maaf, di mana saya bisa pesan taksi ? Di mna bisa tukar uang ? d. Kemampuan khusus. Pada bagian ini dinyatakan dengan kata operasional kemampuan apa diharapkan dari pseserta belajar setelah mempelajari Fokus Kgiatan. Misalnya: Anda diharapkan dapat bertanya di mana dapat tukar uang, atau di mana biasa pesan taksi, dsb. Paket belajar-sendiri BIPA --UNJ e. Evaluasl. Pada bagian ini peserta belajar diharapkan dapat mengevaluasi sendiri apakah sudah menguasai apa yang telah dipelajarinya. Misalnya: Anda harus dapat menanyakan tempat pesan taksi atau Anda diharapkan dapat tanya tempat tukar uang. Kriteria: 1) kosa kata sehubungan dengan bandara dan sekitarnya 2) kalmat sederhana dengan menggunakan kosa kata tersebut, dsb. f. Rujukan. Sebutkan semua buku yang digunakan sebagai rujukan. g. Anjuran prosedur belajar. Bagian ini memerikan atau usul bagaimana sebaiknya belajar.untuk menguasai materi ajar seperti yang diharapkan dalam Kemampuan Khusus. Demikianlah secara signkat isi dari paket belajar-sendiri; pada waktu berlangsungnya lokakarya akan diperinci lagi penjelasan tersebut, lalau peserta lokakarya harus membuat kerangka paket ini sesuai masing-masing pokok bahasan. Paket belajar-sendiri BIPA --UNJ

Daftar Rujukan Adjat Sakri (2001). Diktat Penataran. Bandung. Buzan, Tony & Barry Buzan (1995). The Mind Map Book. London: BBC Book Carter, Ronald dan David Nunan. Teaching English to speakers of other languages (2001). Cambiridge: Cambridge University Press. . Cohen, Louis, Lawrence Manion & Keith Morrison (2001). Research methods in education. London: Routledge Falmer. DePorter, Bobbi & Mike Hernacki (1992). Quantum learning: unleasing the genius in You. New york: Bantam Doubleday Dell Publishing Group, Inc. Fabry, Lisa & Tony Buzan (20001). A guide to Romeo and Juliet. London: Hodder & Stoughton. Graves, Kathleen (2000). Designing language course: a guide for teachers. Boston: Heinle & Heinly Publishers. Hoo Wah Kam dan Cristopher Ward (2000). Language in the global context: the Implications for the language classroom. Anthology Series no. 41. Singapore: SEAMEO Regional Language Centre. James. Joyce(1996). The language-culture connection. Anthology Series no. 37. Singapore SEAMEO Regional Language Centre. Ratna Sajekti Rusli (2000). Pelajar bahasa yang otonom. Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta Renandya, Willy A. dan Nilda R. Sunga (ed.) (2001). Language curriculum and instruction in Multicultural societies. Anthology Series no.42. Singapore: SEAMEO Regional Language Centre. Tickoo, Makhan L. (1995). Language and culture in multilingual sosieties. Anthology Series no. 36. Singapore: SEAMEO Regional Language Centre.

You might also like