You are on page 1of 23

Tim Penyusun

Muthia Putri Hidayati (MPH) Annisa Kurnia (AK) Fajar Nur Hidayati (FNH) Faris Razanah Zharfan (FRZ) Ikhwan Muttaqin (IM)

I. Farm in dan Farm out


Farm in adalah proses masuknya oil company ke suatu Wilayah Kerja migas dengan cara mengambil alih sebagian/seluruh share oil company existing.Sedangkan farm out diartikan melepaskan/menjual sebagian/seluruh sharenya. Pelaku farm out tidak hanya oil company yang menjadi operator suatu wilayah kerja migas tetapi bisa juga pemegang sebagian sharenya saja. Lebih lengkapnya farm out adalah pengalihan interest dari pemegang wilayah kerja yang ada ke perusahaan lain atau bentuk konsorsium. Hal ini diatur dalam PP No 35 tahun 2004 tentang kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Naryanto Wagimin mengatakan

bahwa Farm out merupakan alat fundamental bagi perusahaan untuk berbagi potensi dan resiko geologi, konsep eksplorasi dan modal resiko untuk program eksplorasi.

II. Site Preparation


Jenis dan Platform Rig Rig adalah rangkaian peralatan khusus yang digunakan untuk mendrill suatu sumur. Rig dapat terlihat dengan jelas karena mempunyai menara yang digunakan untuk menaikkan/menurunkan pipa-pipa turbular ke sumur. Berdasarkan lokasinya, rig dibagi menjadi : - Rig Darat (Land Rig) Merupakan rig yang beroperasi di darat. Rig darat dibagi lagi menjadi dua berdasarkan ukuran rignya, yaitu rig kecil dan rig besar. Rig kecil digunakan untuk pekerjaan yang sederhana seperti well service. Sementara itu rig besar digunakan untuk kegiatan drilling baik secara vertikal maupun directional. Rig darat bersifat portable artinya bisa dengan mudah dibongkar dan dipasang kembali sehingga mudah dipindahkan. - Rig Laut Merupakan rig yang beroperasi di atas permukaan air seperti di laut, rawa, sungai, dan danau.

Rig laut (offshore rig) terbagi lagi menjadi beberapa jenis berdasarkan kedalaman air yaitu : 1. Swamp Barge, adalah jenis rig laut yang mempunyai kedalaman maksimum hanya 7 meter. Rig ini sering digunakan pada daerah rawa-rawa dan delta sungai. Rig ini dibuat dengan cara memobilisasi rig ke dalam sumur, kemudian ditenggelamkan dengan cara mengisi bagian rig yang disebut ballast tanks menggunakan air.

Gambar 1. Swamp Barge

2. Jack Up Rig, rig ini menggunakan platform yang bisa mengapung. Kaki-kaki pada rig ini dapat dinaikkan dan diturunkan. Saat beroperasi, semua kaki harus diturunkan hingga ke dasar laut. Operasi drilling dengan rig jenis ini dapat menjadi kedalaman 200 meter.

Gambar 2. Jack Up Rig 3. Semi-Submersible Rig, rig yang mengapung menggunakan hull (semacam kaki). Rig ini bersifat stabil dan dapat digunakan pada lokasi berombak besar dan kedalaman hingga 750 meter. Rig ini sering dipakai jika Jack Up Rig tidak mampu menjangkau permukaan dasar laut.

Gambar 3. Semi-Submersible Rig

4. Drill ship, rig yang bersifat mobile dan berada di atas kapal laut. Rig ini sangat cocok digunakan di laut dalam (kedalaman lebih dari 2800 m).

Gambar 4. Drillship

Gambar 5. Perbandingan Jenis-Jenis Rig

Rig tersusun atas berbagai macam komponen. Ada 5 komponen utama pembuatan rig yaitu : 1. Hoisting System (Sistem Angkat) Hoisting System berfungsi menurunkan dan menaikkan pipa-pipa masuk atau keluar sumur. Komponen hoisting system terdiri atas drawworks, derrick, crown block, traveling block, dan wire rope. 2. Rotary System (Sistem Pemutar) Adalah sistem yang berfungsi memutar pipa-pipa di dalam sumur. Terdiri atas 3 subkomponen yaitu rotary assembly (rotary table, master bushing, Kelly bushing), drillstring (kelly, drillpipe), dan bit (mata bor). 3. Circulation System (Sistem Sirkulasi) Sistem ini berfungsi mensirkulasikan fluida pemboran untuk keluar dan masuk sumur dan menjaga propertis dari lumpur yang dimasukkan. Sistem ini terdiri atas pompa, shale shaker, desander, dan desilter. Pompa berfungsi memompakan lumpur keluar dan masuk sumur. Shale shaker berfungsi memisahkan padatan hasil pemboran dari lumpur. Desander berfungsi memisahkan pasir dari lumpur. Desilter berfungsi memisahkan partikel berukuran kecil dari lumpur. 4. Blowout Prevention System (Sistem Pencegahan Sembur Liar) Berfungsi mencegah terjadinya blowout (meledaknya sumur di permukaan karena tekanan terlalu tinggi dalam sumur). Komponen sistem ini terdiri dari valve yang dipasang di kepala sumur (wellhead). 5. Power System (Sistem Tenaga) Adalah sistem yang berfungsi sebagai sumber tenaga sehingga dapat menggerakkan semua sistem secara keseluruhan. Sumber tenaga yang biasa digunakan adalah mesin diesel berkapasitas besar. Daya yang dihasilkan bergantung pada kebutuhan dan seberapa besar rig tersebut. Power system terdiri atas 2 sub-komponen yaitu power supply equipment dan distribution equipment. Pada power supply equipment, tenaga dihasilkan oleh penggerak utama (prime mover). Tenaga yang dihasilkan antara 500 sampai 5000 hp. Tenaga yang dihasilkan akan didistribusikan oleh distribution equipment. Ada 2 metode distribusi tenaga yaitu mechanical (tenaga diteruskan secara mekanis) dan electrical (tenaga diteruskan ke generator, sehingga menghasilkan arus listrik).

Gambar 6. Skema Rig

III. Arah Drilling


Vertical dan Horizontal Drilling Drilling adalah salah satu tahapan terpenting dalam memperoleh minyak/gas. Secara definisi, drilling adalah suatu proses eksploitasi minyak/gas dari lapisan bumi. Berdasarkan arah melakukannya, drilling terbagi menjadi vertical drilling dan horizontal drilling.

Vertical Drilling Vertical drilling adalah kegiatan drilling yang dilakukan lurus vertikal ke bawah. Drilling jenis ini sudah umum dilakukan sejak dahulu. Vertical drilling sangat efisien ketika tekanan reservoir tinggi dan mempunyai permeabilitas tinggi karena dapat langsung naik ke atas. Vertical drilling dapat mencapai reservoir dalam jarak yang lebih singkat dibanding horizontal drilling. Namun, jumlah minyak/gas yang mampu diperoleh lebih sedikit karena batuan reservoir yang menghasilkan minyak biasanya berbentuk horizontal. Directional Drilling Dahulu, satu-satunya cara memperoleh minyak/gas adalah vertical drilling. Namun hal tersebut terkadang sulit dilakukan, kurang ekonomis, dan kurang efisien. Perkembangan teknologi yang pesat telah menemukan cara baru dalam drilling yaitu directional drilling. Directional drilling baik digunakan ketika area di bagian atas target kita sulit untuk di drill atau ada hambatan-hambatan lain di bagian atas. Drilling tipe ini pertama kali dilakukan di Pennsylvania pada tahun 1944. Pada directional drilling, ada bagian dimana kita mendrill secara vertikal, lalu berikutnya mendrill membentuk sudut, dan terakhir mendrill secara horizontal. Bentuk directional drilling antara lain dapat membentuk huruf S, J, atau L. Horizontal drilling termasuk dalam bagian directional drilling. Directional drilling sangat berguna untuk lokasi offshore. Dari sisi ekonomi, sangat tidak efisien untuk membuat 1 sumur secara vertikal di daerah offshore. Kekurangan tersebut dapat diatas oleh directional drilling dimana 20 atau lebih sumur dapat di drill dalam 1 rig. Tahapan directional drilling adalah dengan melakukan vertical drilling terlebih dahulu, menganalisis fragmen-fragmen batuan yang muncul ke kedalaman, menentukan kedalaman shale, menghitung serta menentukan tempat untuk mulai drilling secara horizontal. Tempat tersebut sering disebut kickoff point. Dari situ, kita mulai drilling dengan membentuk sudut sampai mencapai entry point. Setelah itu, drilling secara horizontal dilakukan.

Ada beberapa kelebihan directional drilling dibandingkan vertical drilling antara lain : 1. Mampu menjangkau area yang lebih luas 2. Mampu mendrill reservoir yang sulit di drill secara vertikal 3. Meminimalisir pergerakan rig karena banyak wellhead yang dapat disatukan bersamaan 4. Dapat memperoleh minyak/gas secara keseluruhan area horizontal yang kita drill

Untuk melakukan drilling secara berarah, dibutuhkan survey yang lama karena kita membutuhkan data mengenai lapisan batuan pada area yang luas. Namun hal tersebut sudah dapat ditutupi dengan adanya metode measurement while drilling (MWD) dimana kita dapat memperoleh informasi setiap lapisan batuan yang sedang kita drill secara real time dan mampu menganalisis lapisan batuan dibawahnya. Drilling secara berarah jauh lebih kompleks dibandingkan drilling secara vertikal. Biaya operasinya juga tinggi terutama yang sudut inklinasinya lebih besar dari 40o karena dibutuhkan peralatan yang lebih canggih dan mahal untuk menggerakan peralatan masuk ke lubang.

IV. Drilling fluid


Definisi Peningkatan teknologi pengeboran terus berkembang dari tahun ke tahun, salah satunya adalah drilling fluid yang lebih efisien dan efektif. Drilling fluid

biasanya merupakan campuran air, clay, material berat dan beberapa bahan kimia. Pada kondisi tertentu minyak juga ditambahkan. Drilling fluid biasanya digunakan untuk membersihkan serpihan dalam drilling dengan cara mengangkat ke permukaan sebagai pembuangan. Secara umum tujuan dari dilakukannya drilling fluid adalah menghilangkan serpihan (kototran), mengontrol tekanan, menstabilkan alat dari gesekan dengan batu, memberikan gaya apung, pendingin dan pelumas alat.

Dalam prosespengeboran, stek (cutting) / serpihan / kotoran akan terbentuk dalam proses, sebenernya stek tidak akan menimbulkan masalah ketika dalam proses, melainkan masalah akan muncul ketika proses berhenti akibat penggantian mata bor. Ketika hal ini terjadi, dan drilling fluids tidak digunakan, maka stek akan mengisi pada hole. Drilling fluid dalam hal ini digunakan sebagai suspension tool untuk mencegah stek menempati lubang (hole) ketika mata bor diganti. Ketika proses tidak berlangsung, viskositas dari fluid dalam drilling fluid akan bertambah, hal ini menyebabkan fluid akan berubah menjadi bentuk solid ketika tidak ada proses pengeboran. Stek akan tersuspended dalam sumur hingga proses pengeboran dilakukan kembali. Fluid merupakan substansi gel-like, yang mana akan menjadi liquid kembali ketika proses pengeboran dilakukan. *keterangan : viskositas fluid akan berkurang ketika proses pengeboran dilakukan,

dan bertambah ketika proses berhenti. Drilling fluid digunakan sebagai pengontrol tekanan dalam sumur. Prinsip kerja dalam hal ini adalah mengimbangi tekanan hidrokarbon dan penyusun batu dalam sumur.Fluid dalam drilling fluid mengandung material berat atau agen pemberat yang berfungsi meningkatkan kepadatan fluid yang akan memberikan efek menekan sehingga akan memberikan tekanan pada dinding sumur. Drilling fluid juga berfungsi menjaga kestabilan batu (rock stabilization). Beberapa zat aditif ditambahkan ke dalam campuran fluid agar fluid tidak diserap oleh bebatuan dan mencegah penyumbatan pada batu (rock formation). Fungsi penting lain dari drilling fluid adalah menjaga alat. Semakin panjang / dalam sumur, semakin banyak pipa pengeboran yang dibutuhkan untuk mengebor sumur. Penambahan pipa pengeboran tersebut akan menambah beban dalam sistem dan akan menyebabkan stress. Dengan adanya drilling fluid, penambahan daya apung akan mengurangi stress. Drilling fluid juga berperan mengurangi gesekan dengan bebatuan sehingga mengurangi pemanasan. Sifat pendingin dan pelumas dari drilling fluid akan memanjangkan umur alat pengeboran, terutama mata bor.

Gambar 1. Drilling fluid Fungsi atau kegunaan Sepuluh fungsi penting dari fluid drilling Berperan dalam membuat hole agar Bersih dari stek / pengotor

Gambar 2. Mekanisme kerja

Mendinginkan dan melumasi drill bit dan drill string Sebagai ebagai power untuk mentransmisikan ke bit nozzles atau turbin Membantu pemeliharaan hole dengan Mendukung pengeboran hole pada dinding Mengurangi gesekan Lainnya Mengurangi efek berat dari pipa dan casing dengan efek apung Menyediakan medium untuk logging

Drilling fluid tidak boleh Memberikan efek korosi pada bit, drill string dan casing, serta permukaan peralatan lainnya. Merusak produktivity Menyebabkan polusi pada lingkungan

Jenis-jenis Jenis-jenis dari drilling fluid ada banyak dalam industri. Kategori umum nya adalah water based dan oil based fluids.

Water Based Fluids Drilling fluids jenis ini mengandung 4 komponen kategori besarm yaitu ait, padatan kolid aktif, padatan inert dan bahan kimia. Air merupakan continues phase dalam jenis drilling fluids ini. Fungsi primer continues phase adalah intuk menyediakan viskositas inisial yang bisa dimodifikasi tergantung sifat reologi yang diinginkan. Fungsi berikutnya adalah mensuspend padatan. Pada jenis ini juga, clay ditambahkan untuk menambahkan densitas, viskositas dan sifat gel untuk mengurangi efek fluid loss. Clay yang digunakan biasanya adalah bentoinite, kaolinites dan illites. Bahan kimia digunakan sebagai fungsi thinners, dispersants dan deflocculants.

Jenis-jenis water based , seperti

Clear water Calcium mud

: digunakan biasanya untuk drill hard formations : jenis ini memiliki kelebihan dapat mentoleransi

konsentrasi tinggi dari drilled solids tanpa menimbulkan efek pada keviskositasannya. Lignosulphonate mud : jenis ini membutuhkan densitas yang tinggi

dan dapat mentoleransi kontaminasi drilled solids yang tinggi dan dapat bekerja di temperatur tinggi.

KCL/polymer Mud :

kelebihan dari jenis ini adalah dapat mengurangi

kehilangan tekanan sirkulasi dan memiliki yield tinggi serta kesetabilan bore hole.

Oil Based Fluids Oil based fluids memiliki komponen seperti Suitable oil Asphalt Air Pengemulsi Surfaktan Kalsium Hidroksida Agen pemberat Additif kimia Dari semua komponen, yang memiliki peran sangat penting dalam funsi jenis ini adalah oil dan asphalt. Dalam pemilihan minyak yang digunakan, terdapat beberapa spesifikasi seperti Specific Weight aniline point flash point titik nyala fire point titik api kemampuan terhadap temperatur mempertimbangkan untuk tujuan pertimbangan viskositas pertimbagnan konten aromatik dalam minyak kemampuan terhadap temperatur mempertimbangkan

Komponen lain digunakan untunk tujuan meningkatkan dan menstabilkan sifat reologi dan karakteristik plastering. Air digunakan dalam jenis ini karena air dibutuhkan untuk mereaksikan additif kimia untuk meningkatkan sfat reologi dan karakteristik plastering.Asphalt memiliki peran seperti clay pada water based fluid. Pengemulsi biasanya menggunakan sabun logam berat dengan tujuan untuk mengemulsikan air dan minyak. Selain itu, fungsi lain dari sabun logam berat adalah Memberi efek gel strength Emulsification Mengontrol fluid loss Oil based fluids dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan fasa continuos nya, yaitu Lease crued oil Refined oil

V. Cementing
Cementing adalah proses memasukkan semen ke dalam anulus antara casing dan bagian yang terbuka ke wellbore. Tujuan utama dari cementing adalah menghasilkan isolasi dalam wellbore sumur minyak, gas, dan air, sehingga setiap fluida mempunyai zona-nya masing-masing. Tanpa proses cementing, sumur tidak dapat berproduksi secara maksimal. Bagaimana proses cementing dapat dilakukan ? Proses cementing dilakukan dengan menggunakan metode two plug. Setelah drilling sumur mencapai kedalaman yang diinginkan, drillpipe akan diangkat ke atas dan casing yang lebih besar akan dimasukkan ke dalam sumur sampai mencapai bagian bawah sumur. Sampai tahap ini, drilling mud masih berada dalam wellbore. Drilling mud tersebut harus dihilangkan dan digantikan dengan semen. Metode two plug digunakan untuk mengisolasi semen ketika semen tersebut mulai dipompakan ke bawah casing untuk mencegah terkontaminasi dari mud. Jumlah semen yang dipompakan ke dalam casing harus memenuhi kolom annular dari bagian paling bawah sampai zona produktif menghasilkan minyak dan gas. Namun biasanya semen terus ditambahkan, bahkan sampai permukaan, untuk melindungi zona air bersih dan mencegah casing dari korosi. Proses cementing selesai ketika tekanan pada bagian permukaan meningkat, dan proses perpindahan

mud sudah selesai. Setelah itu sumur akan didiamkan sementara waktu sampai semen mengeras.

Semen membutuhkan bahan tambahan (cement additives) untuk menjaga kemampuan semen dalam hal waktu pengerasan, konsistensi, laju kehilangan fluida, dan lainnya. Sudah banyak jenis bahan tambahan semen yang tersedia saat ini. Contohnya kalsium lignosulfonat yang dapat menjaga kemampuan semen pada kedalaman yang cukup dalam dan pada temperatur yang tinggi. Contoh lain adalah clay, sodium silika, nitrogen, hematite, barite, calcium chloride yang mempunyai fungsi masing-masing.

VI. Wireline Well logs


Definisi Well logging adalah cara untuk memperoleh rekaman mengenai log yang detail tentang formasi geologi yang ada dalam sumur. Well logging sering digunakan dalam eksplorasi minyak dan gas. Well log dihasilkan dari probe yang diturunkan dengan lubang bor ke dalam sumur hingga ujung dengan kabel yang terisolasi. Well logg merupakan pengukuran berupa rekaman secara grafik atau digital yang merupakan fungsi kedalaman.

Wireline terdiri atas outer wire rope dan inner wire group of wires. Kabel luar memberikan kekuatan untuk menurunkan dan mengangkat instrumen dan kabel dalam berupa transmisi untuk mengatur peralatan logging dan

untukmentelemetrikan data uphole ke perangkat perekaman di permukaan. Prinsip Dasar Well log sangat dibutuhkan dalam bidang eksplorasi migas. Ketika perusahaan akan memutuskan untuk membangun sebuah lapangan migas, perusahaan harus dapat menentukan berapa banyak minyak dan gas yang terkandung dan sifat mudah untuk diproduksinya. Oleh karena itu dibutuhkanlah well logging. Wireline well logging adalah jenis well logging yang menggunakan survey elektrik. Kelebihan Wireline well loggingadalah akuisisi data yang sangat cepat pada kedalaman yang luas. Hal ini sangat menguntungkan karena proses drilling dapat segera dilakukan ketika data well log sudah didapat. Prinsip dari Wireline well logging adalah sensing element terletak pada sonde, elemen ini akan memperoleh informasi mengenai sumur ( dalam sumur ) dan akan memasuki proses pengkondisian sinyak hingga informasi akan tercatat dalam bentuk sinyal data dan akan ditransmisikan. Data dari sonde akan di transmisikan dengan kabel ke alat dalam truk logging dimana data akan di rekam sebagai gragik (field print). Data akan di proses kemudian dan dihasilkan log. Data dari proses akan didigitalkan, kemudian akan direkam dalam hard drive dan dikirimkan ke logging company office.

Gambar 3. Mekanisme Wireline Well Log well log

Gambar 4. Hasil dari wireline

Sonde Sonde merupakan alat berbentuk silinder dengan panjang sekitar 8 sampai 19 meter dan dengan diameter sekitar 8 sampai 10 cm yang berisi instrumen elektrik, akuisi transmitter , receiver dan amplifier.

VII. Perforasi dan Fracturing


Perforasi (perforating) adalah proses pelubangan dinding sumur (casing dan lapisan semen) dengan dilakukan peledakan sehingga sumur dapat berkomunikasi dengan formasi. Minyak atau gas bumi dapat mengalir ke dalam sumur melalui lubang perforasi ini. Proses Perforasi ini dilakukan dengan menggunakan Perforating gun. Perforating gun merupakan suatu alat yang berisi beberapa shaped-charges. Dalam proses perforasi, alat ini diturunkan ke dalam sumur sampai ke kedalaman formasi yang dituju. Shapedcharges ini kemudian diledakan dengan tekanan tinggi (jutaan psi) dan kecepatan tinggi (7000 m/s) sehingga mampu menembus casing baja dan lapisan semen. Semua proses ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat (17s).

Gambar A = Perforating gun berisi shaped charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke formasi yang dituju Gambar B=Shaped charges diledakkan sehingga membuat beberapa lubang di casing dan lapisan semen Gambar C=Fluida mengalir dari lubang perforasi naik ke permukaan

Fracturing Fracturing berasal dari kata "to fracture" yg berarti memecahkan. Hydraulic Fracturing adalah salah satu proses stimulasi dimana formasi hidrokarbon kita "pecahkan" dgn cara memompa fluida tertentu dalam kecepatan & tekanan tertentu (di atas fracture pressure formasi terebut). Fluida yang digunakan umumnya berbentuk gel dan terdiri dari bahan polymer -0.51% Polysaccarida (Gelling agent)dan -0.01-0.1% Organic Titanate (cross linking agent). Gelling agent yang lainnya adalah: Hydroxypropil, Carboxymethyl Cellulose atau Carboxymethyl Hydropropil. Proppant atau pasir dipompa bersama-sama dgn fluida tersebut dengan tujuan untuk menahan agar rekahannya tetap terbuka setelah proses pemompaan berhenti. Rekahan (fractures) yang terisi proppant akan membypass damage di sekitar wellbore, sehingga permeabilitas menjadi lebih tinggi dan hidrokarbon dapat mengalir lebih efisien dari formasi ke dalam sumur.

Daftar Pustaka

Nelson, Erik B. Well Cementing. 1990. Texas : Schlumberger Educational Service Nugroho, Noor A. 2007. Macam Sumur dan Rig Dalam Perminyakan. From : http://nooradinugroho.wordpress.com/2007/09/27/macam-sumur-dan-rig-dalamperminyakan/ http://energy.wilkes.edu/pages/158.asp http://www.cathedralenergyservices.com/services/drilling.php (11 Mei.2013). How Do Drilling Fluids Work?.posted to www.rigzone.com/training/insight.asp?insight_id=291&c_id=24 Hamilton, Craig.(11 Mei.2013). Wireline Logging. posted to www.docstoc.com/docs/84796609/Wireline-Logging---Special-presentation-by-CraigHamilton ( 12 Mei. 2013) posted to www.slb.com/services/characterization/wireline_open_hole.aspx?entry=ad_google_wireline &gclid=CJWrie_xi7cCFU0s6wod-ncA1Q

You might also like