You are on page 1of 9

Laporan System Planning Detail Desain Bendung dan Jaringan Irigasi KarangMumus Seluas 1.000 Ha.

BAB II DISKRIPSI DAERAH STUDI

DAERAH ALIRAN SUNGAI KARANGMUMUS


Sungai Karangmumus mempunyai luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 320 Km 2 dengan panjang sungai utama 40 Km. DAS Karangmumus daerah hulu berada di wilayah Daerah Tingkat II Kutai Kartanegara sedangkan daerah hilir masuk dalam wilayah Dati II Kodya Samarinda. Secara umum kondisi topografi daerah pengaliran sungai Karangmumus berbukit-bukit dan juga terdapat daerah datar khususnya pada sebagian besar alur sungai Karangmumus. Di sepanjang alur sungai Karangmumus masuk anak-anak sungai, terdapat beberapa lokasi rawa. Beberapa anak sungai Karangmumus antara lain sungai Lubangputang, sungai Siring, sungai Lantung, sungai Muang, sungai Selindung, sungai Bayur, sungai Lingai, sungai Bangkuring dan lainnya. Sampai dengan saat ini bangunan pengairan yang terdapat di sepanjang alur sungai Karangmumus masih sangat terbatas. Bangunan persungaian yang ada antara lain sebuah bendung yaitu bendung Lempake berlokasi di desa Lempake terletak 20 Km sebelah utara dari kota Samarinda, bendung dibangun tahun 1977 dan membendung sungai Karangmumus. Areal persawahan yang ada saat ini di daerah aliran sungai Karangmumus antara lain di atas lokasi genangan waduk Lempake, sebagian kecil di daerah Tanah Merah dan juga di daerah irigasi Lempake. Daerah irigasi Lempake mendapat suplai air dari waduk/bendung Lempake dengan luas lahan irigasi kurang lebih 350 Ha. Sesuai dengan studi terdahulu bahwa lokasi potensial untuk pengembangan bendung Karangmumus berada di desa Sei Siring dengan luas DAS sampai dengan lokasi rencana Bendungan sebesar 28,8 Km 2. Sampai dengan saat ini lokasi rencana bendung masih berupa ladang dan semak-semak. Sedangkan untuk rencana daerah irigasi sebagian merupakan sawah tadah hujan dengan luas 200 Ha dan sebagian lagi merupakan ladang dan semak-semak. Tanaman ladang yang banyak dijumpai didaerah studi berupa tanaman merica, kacang-kacangan, pisang dan juga tanaman jeruk. Lokasi daerah pengembangan irigasi berada di sepanjang alur sungai Karangmumus dan kanan kiri jalan arah Samarinda Bontang.

KONDISI TOPOGRAFI
Kondisi topografi DAS Karangmumus sebagian besar merupakan perbukitan bergelombang dan sebagian lagi merupakan daerah dataran. Rencana daerah pengembangan irigasi Karangmumus berlokasi pada bagian DAS Karangmumus bagian hulu. Berdasarkan sudut kemiringan lereng dan kerapatan bukit persatuan luas serta kontrol struktur, dapat dibedakan dalam 3 golongan morfologi yaitu :

PT. WIRA WIDYATAMA

II - 1

Laporan System Planning Detail Desain Bendung dan Jaringan Irigasi KarangMumus Seluas 1.000 Ha.

Morfologi perbukitan terjal, morfologi ini bercirikan bukit atau gunung-gunung dengan lereng lebih besar dari 30%. Morfologi ini menempati daerah hulu dari DAS Karangmumus Morfologi perbukitan bergelombang, morfologi ini dicirikan dengan pucakpuncak bukit berkisar antara 40 - 70 m, sedang lembah kurang dari 20 m di atas permukaan laut. Morfologi ini paling mendominasi DAS Karangmumus dan terdapat pada bagian tengah dari DAS. Morfologi dataran, banyak berlokasi di muara DAS dicirikan dengan bayaknya dataran rendah dan juga dari segi geologi banyak ditandai dengan adanya batuan aluvium. Daerah ini merupakan sebagian besar kondisi rencana pengembangan lahan irigasi.

KONDISI GEOLOGI Formasi Batuan


Berdasarkan peta geologi yang diterbitkan oleh Direktorat Geologi Bandung, maka urutan batuan dari yang tua ke yang muda di sekitar daerah aliran sungai Karangmumus dan sekitarnya adalah sebagai berikut : A. Formasi Pamaluan Formasi ini umumnya di ketemukan jenis batuan yang antara lain serpih, batupasir halus yang mengandung material karbon yang mempunyai ketebalan beberapa ratus meter dengan penyebaran di atas punggung struktur antiklin. Masing-masing batuan di atas berumur MIOSEN BAWAH. B. Formasi Pulubalang Formasi ini umumnya diketemukan jenis batuan yang antara lain lempung, aspal, batu gamping serta batu pasir. Sedangkan ketebalannya berkisar antara 100 hingga 1.500 meter dengan penyebaran batuannya di dapatkan pada puncak-puncak (punggung) Antiklin. Umur geologi pada formasi ini adalah MIOSEN TENGAH. C. Formasi Balikpapan Formasi ini dapat di bagi menjadi 2 (dua) bagian antara lain formasi Balik papan bawah dan formasi Balikpapan atas. Sedangkan pada formasi Balikpapan bawah, batuan yang dijumpai antara lain terdiri dari batu pasir lunak, serpih dan batu bara yang tebal, sedang untuk formasi Balikpapan atas di tempati batuan terdiri antara lain napal, batu gamping dan batu pasir. Umumnya penyebaran batuan ini di dapatkan pada sayap-sayap dari Antiklin. Umur dari formasi ini adalah MIOSEN ATAS dengan ketebalan batuan lebih kurang 1.200 meter.

D. Formasi Kampungbaru
PT. WIRA WIDYATAMA

II - 2

Laporan System Planning Detail Desain Bendung dan Jaringan Irigasi KarangMumus Seluas 1.000 Ha.

Pada formasi ini umumnya batuannya terdiri dari antara lain batu pasir dan batu bara muda dengan penyebaran pada sumber arah hulu sungai Karangmumus. Formasi ini berumur PLIOSEN. E. Formasi Endapan Alluvium Formasi ini didapatkan batuan yang terdiri dari batu pasir klastik, tanah dari lempung. Batas antara endapan alluvium dan formasi Kampungbaru dan formasi-formasi di bawahnya berupa contoh ketidak selarasan ( unconformity ). Pada aliran sungai Karangmumus di batasi oleh 2 (dua) Antiklin yang antara lain adalah Antiklin Pelorong dan Antiklin Batupanggal.

Struktur Geologi
Adapun struktur geologi yang terdapat di daerah aliran sungai ini terdiri dari antara lain : A. Struktur Antiklinorium Struktur ini terdiri dari struktur Antiklin dan Sinklin yang sifat kejadiannya berulang-ulang dengan arah barat daya - timur laut. Sedangkan urutannya yang dimulai dari timur ke barat yaitu antara lain antiklin Pelorong, antiklin Prongor dan antiklin Ponggal. Pada setiap pertengahan Antiklin terbentuk juga Sinklin. B. Struktur Sesar Naik (Up thrust fault ) Struktur ini melalui sungai Karangmumus membentuk Antiklin Prangat serta jalur sesar naik dan di sebelah timur melalui hulu sungai Karangmumus membentuk Antiklin Pelarang. Arah umum dari sesar naik ini hampir searah dengan Antiklinorium yaitu barat daya - timur laut. Pengaruh sesar naik tersebut di lokasi muara sungai Karangmumus menyebabkan batuan dari satuan Pulubatam naik terhadap satuan formasi Balikpapan yang berada di atasnya. C. Struktur Sesar Mendatar (Horizontal Fault ) Struktur ini memotong jalur sesar naik di hulu sungai Karangmumus. Sedangkan terjadinya struktur sesar mendatar di daerah ini di akibatkan bersamaan waktu dengan terjadinya sesar naik (up thrust fault) akibat adanya elastisitas batuan di sekitar sesar naik tersebut. D. Struktur Sesar Normal Struktur ini di jumpai dihulu sungai Karangmumus serta memotong Antiklin Pelorong diujung sebelah utara. Arah dari sesar normal ini hampir tegak lurus dengan sesar naik yang ada di dasar sungai. Sesar normal terdapat 2 (dua) jalur dan saling berhadapan sehingga membentuk Graben.

PT. WIRA WIDYATAMA

II - 3

Laporan System Planning Detail Desain Bendung dan Jaringan Irigasi KarangMumus Seluas 1.000 Ha.

KONDISI HIDROLOGI Meteorologi


A. Hujan Daerah Daerah pengaliran sungai Karangmumus berdasarkan data hujan 12 tahun terakhir yang tercatat di stasiun hujan Tanah merah mempunyai tinggi hujan rerata tahunan sebesar 1966 mm. Hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan April sedangkan hujan terendah terjadi pada bulan September. Hujan harian maksimum yang pernah terjadi selama sepuluh tahun terakhir sebesar 157 mm terjadi pada tahun 1988 bulan Januari. Karakteristik hujan yang tercatat di stasiun Tanah Merah dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
235 Tinggi Hujan ( mm ) 215 195 175 155 135 115 95 75 Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Bulan Agst. Septb. Okt. Nop. Desb.

Karakteristik Hujan Stasiun Tanah Merah

B. Suhu Udara Untuk data suhu udara di daerah studi didapatkan dari Stasiun Meteorologi Bandara Temindung Samarinda. Dari hasil pengamatan yang tecatat selama 5 tahun terakhir, dapat dilihat bahwa suhu udara minimum rerata di daerah studi sebesar 22.53 C sedangkan suhu udara maksimum rerata sebesar 31.98 C.
Fluktuasi Suhu Bulanan

32 28 24 20

J an

Feb

M art

Aprl

M ei

J un

J ul

Agst

Sept

Okt.

Nop.

Des

B ulan

PT. WIRA WIDYATAMA

II - 4

Laporan System Planning Detail Desain Bendung dan Jaringan Irigasi KarangMumus Seluas 1.000 Ha.

C. Kecepatan Angin Kecepatan angin didaerah studi berkisar antara 4 km/hari sampai dengan 59 km/hari. D. Kelembaban Udara Relatif Dari hasil pencatatan selama 6 tahun terakhir yang dilakukan di stasiun meteorologi Bandara Temindung tercatat kelembaban rerata sebesar 82.85%. Kelembaban relatif rerata bulanan terendah terjadi pada bulan November sedangkan tertinggi pada bulan Juni.
Fluktuas i Kelem baban Bulanan
87 84 81 78 75
J an Feb M art Aprl M ei J un J ul Agst Sept Okt. Nop. Des

B ulan

Sungai Dan Rawa


Daerah aliran sungai Karangmumus mempunyai bentuk seperti kipas, di sepanjang alur sungai Karangmumus masuk anak-anak sungai. Sampai dengan rencana lokasi bendung tidak dijumpai adanya daerah rawa seperti di daerah hilir rencana bendung yang terdapat beberapa rawa. Untuk lebih jelas mengenai kondisi daerah aliran sungai dan pola persungaian yang ada dapat dilihat pada Gambar II-1.

Sedimentasi
Salah satu parameter fisik yang mudah dalam identifikasi permasalahan sedimen adalah keruhnya air sungai, semakin keruh air sungai tersebut diindikasikan konsentrasi zat terlarut terutama meterial sedimen adalah besar. Sedimentasi yang terjadi di daerah hilir sungai Karangmumus akan sangat berpengaruh terhadap kapasitas alir sungai. Pada saat musim kemarau sedimentasi di sungai dengan
PT. WIRA WIDYATAMA

II - 5

Laporan System Planning Detail Desain Bendung dan Jaringan Irigasi KarangMumus Seluas 1.000 Ha.

mudah dapat dilihat. Berdasarkan data hasil studi yang dilakukan oleh Sub Balai Rehabilitasi Lahan Dan Konservasi Tanah Mahakam Berau di dapatkan informasi mengenai kondisi DAS Karangmumus terutama mengenai laju erosi di DAS Karangmumus saat ini telah mencapai tingkat sedang, sehingga membutuhkan perhatian dan penangganan serius. Besar laju erosi untuk setiap unit lahan berkisar antara 0,1 sampai dengan 38.069,9 ton/ha/th (rataan 238,1 ton/ha/th) untuk 461 satuan lahan atau setara dengan ketebalan tanah 0,90 mm/th, sedangkan laju erosi ijin yang diperkenankan adalah 1 mm/th.

Kualitas Air
Kualitas air dapat lihat dari dua sifat air yang ada yaitu sifat fisika, sifat kimia dan satu parameter penting lagi adalah kandungan bakteri dalam air. Berdasarkan hasil studi yang pernah dilakukan oleh TIM ANDAL dalam studi Andal Normalisasi Sungai Karangmumus Kotamadya Samarinda didapatkan nilai dari indikator sifat fisika dan kimia air di sungai Karangmumus Dari hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas air di bedung Lempake saat ini dari sifat fisika air adalah masih cukup baik hal ini dapat cermati dari hasil pengukuran terhadap indikator sifat fisika air masih dalam batas yang diijinkan. Untuk indikator sifat kimia air ternyata ada indikator yang melebihi batas yang diijinkan seperti COD air melebihi batas ijin maksimum yaitu 21,12 mg/l dari batas ijin 10 mg/lt, sedangkan indikator lainnya masih dalam batas ijin. Sedangkan untuk kandungan bakteri coliform sungai Karangmumus di lokasi bendungan Lempake telah melebihi ambang batas yang diijinkan yaitu melebihi 2.400/100 lt air.

DAERAH PENGEMBANGAN IRIGASI


Secara umum diskripsi kondisi daerah pengambangan irigasi baik itu kondisi topografi, geologi maupun hidrologi seperti yang telah dipaparkan di atas. Diskripsi daerah pengembangan ini penting untuk lebih rinci dijelaskan karena dapat digunakan sebagai gambaran kondisi awal pengembangan (Bench Mark). Kondisi awal ini penting untuk mengetahui perkembangan apabila nantinya telah dilakukan pengembangan daerah irigasi, dimana pada umumnya apabila suatau daerah dilakukan pengembangan irigasi akan mempunyai dampak terhadap komponen lingkungan seperti, populasi penduduk, tingkat kehidupan, perubahan tataguna lahan, perubahan kepemilikan lahan dan perubahan lingkungan yang lainnya.

Lokasi Bendung
Lokasi rencana bendung Karangmumus terletak di desa Sei Siring tepatnya Km 36 arah jalan Samarinda Bontang masuk ke arah kanan ( Jl. Padat Karya ) kurang lebih 1,2 Km. Secara administratif sungai Karangmumus ini merupakan batas wilayah Derah Tingkat II Samarinda dengan Daerah Tingkat II Kutai Induk (Kartanegara). Kondisi daerah sekitar as bendung berupa ladang dan semak-semak. Sebelah kanan as merupakan perbukitan demikian juga sebelah kiri berupa perbukitan. Alur sungai Karangmumus di sekitar bendung sangat berkelok-kelok (meander), lebar sungai rerata 4 - 6 meter dengan kedalaman 2 3 meter. Lereng perbukitan di
PT. WIRA WIDYATAMA

II - 6

Laporan System Planning Detail Desain Bendung dan Jaringan Irigasi KarangMumus Seluas 1.000 Ha.

sebelah kanan dan kiri rencana bendung banyak ditanami merica (sahang), sedangkan ladang banyak ditanami polowijo seperti jagung, kacang, kedelai, tanaman musiman seperti pepaya, jeruk dan pisang. Jenis tanah sekitar rencana bendung berupa tanah liat yang sedikit mengandung pasir halus. Status kepemilikan tanah di lokasi rencana as bendung merupakan tanah dengan status hak milik penduduk dengan bukti berupa surat kepemilikan tanah dari desa (belum bersertipikat). Pemukiman penduduk terdekat dengan lokasi rencana bendung sekitar 500 meter dan saat ini di lokasi rencana bendung telah ada jalan dari tanah dengan lebar 2 3 meter, jalan ini berfungsi sebagai jalan antar kampung. Sebagian besar penduduk yang ada disekitar lokasi bendung merupakan penduduk pendatang yang telah bermukim kurang lebih 10 15 tahun. Mata pencaharian pokok penduduk sebagai petani (ladang).

Rencana Daerah Irigasi


Lokasi rencana daerah irigasi sebagaimana dijelaskan terdapat di dua desa yaitu desa Sei Siring yang berada di sebelah kiri alur sungai dan desa Tanah Datar yang berada di sebelah kanan sungai. Luas rencana daerah irigasi sebesar 1.000 Ha. Di daerah rencana irigasi telah terdapat areal persawahan non teknis, diperkirakan luas areal yang telah diolah sekitar 200 Ha. Kondisi areal irigasi tersebut saat ini sebagian sudah tidak dimanfaatkan lagi. Pola tanam yang dapat dilakukan sangat tergantung dari musim yang terjadi, dalam satu tahun lahan dapat ditanami dua kali masa tanam, yaitu padi dan polowijo. Saat ini kondisi daerah irigasi sebagian besar saat musim penghujan berupa semaksemak dan sebagian merupakan daerah tergenang menyerupai rawa-rawa. Kondisi demikian ini disebabkan lokasi rencana daerah irigasi relatif datar dan fasilitas pembuangan (drainase) yang belum ada. Bila dilihat secara topografi outlet drainase dari areal pertanian masuk sungai Karangmumus dan sungai Lantung.

SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA


Lokasi daerah studi meliputi dua desa yang mempunyai daerah administrasi yang cukup luas yaitu 140.27 Km2, dua desa tersebut adalah desa Sei Siring dan desa Tanah Datar. Berikut ini adalah beberapa aspek tentang kondisi sosial ekonomi dan budaya daerah studi.

Sosial Masyarakat
1. Demografi Jumlah penduduk di kedua desa yang masuk dalam wilayah studi sebesar 4.771 jiwa dengan perkembangan penduduk setiap tahunnya sekitar 2,5%. Rasio antara penduduk pria dan wanita adalah berimbang yaitu 58,3% laki-laki dan 51,7% penduduk wanita. Kepadatan penduduk daerah studi sekitar 200 jiwa/ Km2.

PT. WIRA WIDYATAMA

II - 7

Laporan System Planning Detail Desain Bendung dan Jaringan Irigasi KarangMumus Seluas 1.000 Ha.

Pemukiman atau perumahan yang ada di kedua desa tersebut sebagian besar merupakan rumah papan dan sebagian kecil merupakan rumah dengan dinding tembok. Rumah papan yang ada merupakan rumah panggung, hal ini mengingat kondisi daerah yang sebagian besar sering tergenang waktu musim hujan/banjir. 2. Sistem Pemerintah dan Kelembagaan Desa Sistem pemerintah di desa, adalah tatanan pranata masyarakat formal yang ada di pedesaan dipimpin oleh seorang Kepala Desa atau Petinggi. Kekuasaan Kepala Desa didistribusikan Kepada Dusun serta Kepala Urusan (KAUR) dan terakhir kepada perangkat desa yang lebih bawah. Demikian pula kondisi kelembagaan resmi yang ada di daerah studi yang meliputi 2 desa.

Budaya dan Adat istiadat


Di daerah studi yang meliputi 2 desa masih sangat terasa adanya adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan gotong royong, tolong menolong membuat rumah, memperbaiki dan bersih desa serta mengadakan selamatan baik secara pribadi maupun selamatan desa masih merupakan hal umum bagi masyarakat disini. Selain budaya Jawa di desa ini juga terdapat masyarakat dari suku yang lain seperti suku Dayak, Bugis dan Banjar. 1. Agama dan Kepercayaan Penduduk Sebagian besar penduduk di daerah studi beragama Islam, kemudian Katolik. Selain memeluk agama yang diyakini, sebagian kecil penduduk terutama yang berasal dari suku Dayak menganut kepercayaan (Dinamisme dan Animisme). Fasilitas agama tersebut sebagian besar didirikan secara swadaya masyarakat sekitar. 2. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan masyarakat di sekitar lokasi bendung dan daerah irigasi saat ini sudah cukup baik khususnya sampai dengan pendidikan menengah (tingkat SMP), hal ini dapat dilihat dari jumlah sekolah yang ada dan jumlah murid yang tertampung. Dilokasi studi juga terdapat fasilitas pendidikan berupa sekolah dasar (SDN 100) dan sekolah menengeh tingkat pertama (SLTP 19). 3. Kesehatan Masyaraka t Tingkat kesehatan masyarakat di sekitar lokasi rencana daerah pengembangan irigasi cukup mendapat perhatian dari pemerintah , hal ini dapat dilihat dari jumlah sarana kesehatan yang ada. Selain terdapat puskesmas juga terdapat puskemas pembantu.

Ekonomi
1. Mata Pencaharian Penduduk Mata pencaharian pokok penduduk adalah sebagai petani, selain itu sebagian lagi bermata pencaharian buruh, seperti tukang batu, tukang kayu dan lain-lain.
PT. WIRA WIDYATAMA

II - 8

Laporan System Planning Detail Desain Bendung dan Jaringan Irigasi KarangMumus Seluas 1.000 Ha.

Hasil produksi pertanian selain dikonsumsi sendiri sebagian lagi dijual kepada tengkulak yang datang ke desa-desa. Hasil ladang yang cukup banyak di usahakan oleh penduduk di rencana daerah irigasi adalah pisang, merica, kacang panjang sedangkan hasil pertanian lahan sawah berupa padi dan untuk polowijo berupa jagung dan kabang tanah. 2. Tingkat Penghasilan Dan Pengeluaran Penduduk Tingkat pendapatan keluarga penduduk di daerah studi secara pasti sulit untuk diketahui, hal ini berkaitan dengan sikap warga yang kurang terbuka apabila ditanyakan mengenai besar pendapatan keluarga perbulan, namun untuk mengetahui pengeluaran keluarga perbulan tidak sesulit mengetahui pendapatan per bulan. Dari hasil survei di lapangan dapat diinformasikan bahwa tingkat pendapatan penduduk di daerah studi rata-rata 200.000 500.000 ribu per bulan. 3. Transportasi, komunikasi dan sarana hiburan Sarana transportasi yang ada di daerah studi cukup bagus yaitu jalan poros Samarinda Bontang, sedangkan jalan masuk ke perkampungan masih berupa jalan tanah dan sebagian jalan masuk juga merupakan jalan tanah dengan perkerasan batu. Sarana transportasi umum adalah angkutan pedesaan, dengan jam operasi mulai pagi sampai sore hari. Sarana komunikasi seperti telepon sudah ada hal ini dapat diindikasikan dengan telah adanya jaringan telepon. Sedangkan hiburan yang ada dimasyarakat sekitar proyek yaitu dapat diterimanya siaran radio maupun televisi.

Persepsi Masyarakat terhadap Rencana Proyek


Seperti telah dijelaskan pada uraian sub bab di atas masyarakat perlu dilibatkan baik dalam rencana pembangunan maupun saat pembangunan, sehingga masyarakat akan merasa memiliki hasil pembangunan tersebut. Berdasarkan pengamatan di lapangan dan wawancara langsung dengan masyarakat sekitar rencana proyek, masyarakat sangat mendukung adanya rencana pengembangan daerah irigasi Karangmumus. Banyak masyarakat mengharap rencana bendung Karangmumus dan jaringan irigasinya dapat lebih meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar baik melalui peningkatan hasil pertanian maupun akan lebih membuka lapangan pekerjaan baru khususnya dibidang pertanian.

PT. WIRA WIDYATAMA

II - 9

You might also like