You are on page 1of 7

SKENARIO BEDAH CEDERA KEPALA ---------------------------------------------------------------------------dr. Sigid Djuniawan, Sp.

B-----Bp Ilham, pengendara motor mengalami kecelakaan lalu lintas ditabrak pengendara motor lain, sempat sadar sebelum dibawa ke rumah sakit 30 menit lalu, sekarang penderita muntah dan kesadarannya menurun

1. TUJUAN BELAJAR. 1. mampu menjelaskan anatomi/histologi dan fisiologi mengenai cedera kepala 2. mampu menjelaskan mengenai patogenesis dan patofisiologi cedera kepala 3. mampu menjelaskan definisi dan mekanisme seluler terjadinya proses cedera kepala 4. Mampu menjelaskan faktor faktor non biologis terhadap terjadinya perubahan jaringan pada cedera kepala 5. mampu menjelaskan prinsip dasar terapi cedera kepala 6. mampu menghubungkan anamnesis, data klinis dan data pemeriksaan penunjang terhadap diagnosa cedera kepala 7. mampu menjelaskan patofisiologi penyakit menyebabkan gangguan pada cedera kepala penyakit yang dapat

8. mampu menggali riwayat penyakit pada cedera kepala 9. mampu menjelaskan dan menunjukkan prinsip dasar cara anamnesa yang berkaitan dengan keluhan cedera kepala 10. mampu menjelaskan dan menunjukkan prinsip dasar pemeriksaan penunjang (radiologi dan laboratorium) pada cedera kepala 11. mampu menunjukkan prinsip dasar pemeriksaan fisik pasien cedera kepala 12. mampu menjelaskan tujuan penatalaksanaan cedera kepala 13. mengetahui cara memberikan penjelasan mengenai prinsip dan strategi penatalaksanaan cedera kepala

14. menjelaskan prognosa cedera kepala

2. POKOK BAHASAN a. penurunan kesadaran pada cedera kepala b. penilaian GCS c. penatalaksanaan cedera kepala

3. KATA KUNCI a. cedera kepala b. perdarahan intrakranial c. GCS

4. MINIMAL PROBLEM a. mengetahui penyebab penurunan kesadaran pada cedera kepala b. mengetahui penyebab perdarahan pada cedera kepala c. menjelaskan cara menegakkan diagnosa cedera kepala d. mampu menjelaskan penatalaksanaan kasus tersebut e. mampu memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang keadaan cedera kepala, dan kapan diputuskan untuk merujuk

5. KESIMPULAN Didiskusikan oleh mahasiswa

LAB / SMF ILMU BEDAH FK UWK SURABAYA


dr. Sigid Djuniawan, SpB

1. Identitas penderita a. Nama b. Jenis Kelamin c. Umur d. Tempat lahir e. Bangsa f. Agama g. Suku h. Pekerjaan i. Alamat j. Status : Bp Ilham : Laki laki : 25 tahun : sidoarjo : Indonesia : Islam : Jawa : cleaning service : pagesangan Surabaya : menikah

k. Nama suami/istri : Ny. Ana

2. ANAMNESA a. Keluhan Utama : kesadaran menurun setelah KLL (keluhan yang menyebabkan penderita datang ke dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan penanganan) b. Fundamental I : Riwayat penyakit sekarang (anamnesa khusus, keluhan utama dan keluhan lainnya yg erat hubungannya dengan penyakit sekarang, mendeskripsikan keluhan utama, membuat DD dan mengeliminasi, menentukan dan mencari penyebab, perjalanan dan komplikasi penyakit dengan menentukan lokasi, kualitas, kuantitas, onset, keadaan yang memperingan dan memperberat penyakit, serta gejala penyerta) penderita pengendara motor bertabrakan dengan pengendara motor lainnya, dan jatuh ke aspal posisi miring ke kanan tertimpa sepeda motor, memakai

helm tapi helm terlempar karena tidak diikat dengan benar 2 jam sebelum ke rumah sakit.. Sebelumnya penderita sempat mengeluh pusing dan muntah, kesadaran menurun sejak 30 menit yang lalu dan hanya bereaksi bila dicubit.

c. Anamnesa tambahan Fundamental II ( Riwayat penyakit dahulu) : penderita tidak pernah menderita penyakit hipertensi, tidak pernah mengeluh sakit kepala sebelumnya atau tiba tiba pingsan. Penderita juga tidak pernah mengalami kecelakaan cedera kepala sebelumnya.

Fundamental III ( Riwayat penyakit keluarga) : tidak ada riwayat kejang ataupun tiba tiba tidak sadar pada keluarga

Fundamnetal IV (riwayat sosial) : penderita bekerja sebagai cleaning service di rumah sakit swasta, penghasilan cukup

3. PEMERIKSAAN FISIK PRIMARY SURVEY Tanda vital : T= 110/70, N= 100x/ menit, t ax =36,7 C Airway Breathing Circulation Disability : lapang : spontan, rr 20x/menit : : GCS E3V4M5

SECONDARY SURVEY (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi) Kepala/ leher : anemia/ikterus/sianosis/dyspneu Pupil anisokor D> S,refleks pupil +/+ hematom di regio parietal dekstra, ukran 2x3 cm

hidung : tidak tampak keluar darah telinga : tidak tampak keluar darah Thoraks : tidak tampak jejas Suara napas vesikuler kanan kiri, gerak napas simetris kanan kiri Abdomen : jejas tidak ada Bising usus normal, defans muskuler

Ekstremitas : dbn

Pemeriksaan fisik tambahan : didiskusikan

4. RESUME KLINIS cakupan (anamnesa dan pemeriksaan fisik) Bahasa (istilah kedokteran) Kompetensi (rangkuman anamnesa, pemeriksaan fisik yang positif u ntuk menegakkan diagnosa atau DD)

5. DIAGNOSA / DIAGNOSA BANDING Diagnosa (klinis) : didiskusikan Diagnosa etiologi/kausa (diagnosis banding) ; didiskusikan

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium Radiologi Biopsi/PA

Lain lain

7. DIAGNOSA KERJA Diagnosis utama (Primary) Diagnosis Penyulit (complication) Diagnosis Penyerta (Secondary)

8. PENATALAKSANAAN : didiskusikan

9. TANDA UNTUK MERUJUK : didiskusikan

10. KOMPLIKASI : Penjelasan kepada pasien/ keluarga : didiskusikan 11. PROGNOSIS : penjelasan kepada keluarga/pasien

PUSTAKA

Cedera kepala merupakan kasus yang sering terjadi setiap harinya. Kasus cedera kepala dapat dijumpai dalam berbagai tingkat kegawatdaruratan, dari yang tidak bersifat gawat darurat sampai kasus yang fatal. Cedera kepala (cederakranio serebral), merupakan perlukaan atau lesi yang dapat mengenai bagian cranium atau jaringan otak, atau keduanya sekaligus. Cedra otak traumatik adalah kelainan non generatif dan non kongenital pada otak, akibat adanya kekuatan mekanik dari luar yang beresiko menyebabkan gangguan temporer atau permanen dalam hal fungsi kognitif, fisik dan fungsi psikososial dengan disertai penurunan atau hilangnya kesadaran. Dalam penanganan cedera kepala, mencakup tatalaksana bedah dan non bedah yang dapat ditangani dan merupakan kompetensi dokter umum, dokter keluarga, dokter syaraf dan ahli rehabilitasi medis. Kepala merupakan suatu rongga berisi jaringan otak yang sifatnya tertutup, kaku dan tidak elastis, dan hanya bisa mentoleransi sedikit saja peningkatan volume sesuai hukum Monroe-Kellie. Bila kekuatan yang mengenai kepala cukup besar maka dapat terjadi keretakan tulang kepala dan gejala defisit neurologis muncul bila deformitas cukup berat dan menyebabkan distorsi jaringan otak. Jejas lokal dapat berupa fraktur tulang tengkorak, hematome epidural, kontusio koup atau fraktur basis kranii. Klasifikasi klinis cedera kepala berdasarkan Skala Koma Glasgow. Klasifikasi patologis terbagi menjadi kerusakan primer dan sekunder. Perdarahan intrakranial, terdiri atas Epidural Hematoma yaitu adanya penumpukan darah di antara duramater dan tabula interna, umumnya disebabkan trauma tumpul pada kepala sehingga terjadi fraktur linier, lokasi tersering di temporal atau temporoparietal. Sumber perdarahan ddari cabang arteri meningea media, atau arteri dan vena lain. Secara klinis dapat terjadi pasien tetap saja sadar, sadar kemudian menjadi tidak sadar, tidak sadar lalu menjadi sadar, atau tidak sadar lalu sadar dan kembali tidak sadar (lucid interval). Gangguan kesadaran yang terjadi langsung setelah cedera, karena teregangnya serat formatio retikularis dalam batang otak.Bila hematoma mencapai 50 cc, timbul gejala neurologis karena efek penekanan massa terhadap jaringan otak, bukan karena efek iskemia otak. Diagnosa hematoma epidural didasarkan pada tanda klinis dan hasil CT scan kepala.

You might also like