You are on page 1of 22

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Selama sekresi hormone paratiroid (PTH), kelenjar paratiroid bertanggung jawab mempertahankan kadar kalsium ekstraseluler. Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan sekresi hormone paratiroid, hormon asam amino polipeptida.Sekresi hormon paratiroid diatur secara langsung oleh konsentrasi cairan ion kalsium.Efek utama dari hormon paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi cairan kalsium dengan meningkatkan pelepasan kalsium dan fosfat dari matriks tulang, meningkatkan penyerapan kalsium oleh ginjal, dan meningkatkan produksi

ginjal.Hormon paratiroid juga menyebabkan phosphaturia, jika kekurangan cairan fosfat.hiperparatiroidisme biasanya terbagi menjadi primer, sekunder dan tersier. (Lawrence Kim, MD, 2005) Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak adekuat.Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital).Kadang-kadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui. B. TUJUAN 1.Tujuan Umum Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien gangguan kelenjar paratiroid 2.Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu memahami pengertian hiperparatiroid dan hipoparatiroid b. Mahasiswa mampu memahami etiologi hiperparatiroid dan hipoparatiroid

c. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi hiperparatiroid dan hipoparatiroid d. Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinik hiper paratiroid dan hipoparatiroid e. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan diagnosk hiperparatiroid dan hipoparatiroid f. Mahasiswa mampu memahami komplikasi hiperparatiroid dan hipoparatiroid g. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan hiperparatiroid dan hipoparatiroid h. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan keperawatan hiperparatiroid dan hipoparatiroid

BAB II TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI 1. Pengertian Kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Masing masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan parathorhormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Fungsi ion Kalsium : 1. Penting dalam cairan intersel dan ekstrasel 2. Penting dalam pembekuan darah dan system enzim 3. Pelepasan kalsium intersel untuk mengaktifkan sel dan kontraksi otot 4. Kalsium ekstrasel mengadakan perubahan hipokalsemia yang menimbulkan epilepsy dan tetani 2. Anatomi Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus ketiga dan keempat.Kelenjar paratiroid yang berasal dari sulcus pharyngeus keempat cenderung bersatu dengan kutub atas kelenjar tiroid yang membentuk kelenjar paratiroid dibagian kranial.Kelenjar yang berasal dari sulcus pharyngeus ketiga merupakan kelenjar paratiroid bagian kaudal, yang kadang menyatu dengan kutub bawah tiroid.Akan tetapi, sering kali posisinya sangat bervariasi.Kelenjar paratiroid bagian kaudal ini bisa dijumpai pada posterolateral kutub bawah kelenjar tiroid, atau didalam timus, bahkan berada dimediastinum.Kelenjar paratiroid kadang kala dijumpai di dalam parenkim kelenjar tiroid. (R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong, 2004, 695) Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub inferiornya.Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup bervariasi, jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan di mediastinum.
3

Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman.Kelenjar paratiroid orang dewasa terutama terutama mengandung sel utama (chief cell) yang mengandung apparatus Golgi yang mencolok plus retikulum endoplasma dan granula sekretorik yang mensintesis dan mensekresi hormon paratiroid (PTH). Sel oksifil yang lebih sedikit namun lebih besar mengandung granula oksifil dan sejumlah besar mitokondria dalam sitoplasmanya Pada manusia, sebelum pubertas hanya sedikit dijumpai, dan setelah itu jumlah sel ini meningkat seiring usia, tetapi pada sebagian besar binatang dan manusia muda, sel oksifil ini tidak ditemukan.Fungsi sel oksifil masih belum jelas, sel-sel ini mungkin merupakan modifikasi atau sisa sel utama yang tidak lagi mensekresi sejumlah hormon. 3. Fisiologi Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid (parathiroid hormone, PTH) yang bersama-sama dengan Vit D3, dan kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila kadar kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH akan merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi kalsium pada usus halus, sebaliknya menghambat reabsorbsi fosfat dan melepaskan kalsium dari tulang. Jadi PTH akan aktif bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam mengendalikan homeostasis kalsium yaitu di ginjal, tulang dan usus. (R. Sjamsuhidayat, Wim de Jong, 2004, 695)

B. KONSEP DASAR 1. HIPERPARATIROID a. Pengertian Hiperparatiroidisme adalah berlebihnya produksi hormon paratiroid oleh kelenjar paratiroid ditandai dengan dekalsifikasi tulang dan terbentuknya batu ginjal yang mengandung kalsium.Hiperparatiroidisme dibagi menjadi 2, yaitu hiperparatiroidisme primer dan sekunder.Hiperparatiroidisme primer terjadi dua atau tiga kali lebih sering pada wanita daripada laki-laki dan pada pasien-pasien
4

yang berusia 60-70 tahun. Sedangkan hiperparatiroidisme sekunder disertai manifestasi yang sama dengan pasien gagal ginjal kronis. Rakitisi ginjal akibat retensi fosfor akan meningkatkan stimulasi pada kelenjar paratiroid dan meningkatkan sekresi hormon paratiroid. (Brunner & Suddath, 2001) Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan sekresi hormone paratiroid, hormon asam amino polipeptida.Sekresi hormon paratiroid diatur secara langsung oleh konsentrasi cairan ion kalsium.Efek utama dari hormon paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi cairan kalsium dengan meningkatkan pelepasan kalsium dan fosfat dari matriks tulang, meningkatkan penyerapan kalsium oleh ginjal, dan meningkatkan produksi ginjal.Hormon paratiroid juga menyebabkan phosphaturia, jika kekurangan cairan

fosfat.hiperparatiroidisme biasanya terbagi menjadi primer, sekunder dan tersier. (Lawrence Kim, MD, 2005, section 2). Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya. Pada pasien dengan hiperparatiroid, satu dari keempat kelenjar paratiroid yang tidak normal dapat membuat kadar hormon paratiroid tinggi tanpa mempedulikan kadar kalsium. dengan kata lain satu dari keempat terus mensekresi hormon paratiroid yang banyak walaupun kadar kalsium dalam darah normal atau meningkat. (www.endocrine.com) b. Etiologi 1. Primer (sekresi PTH tidak sesuai ) a) Adenoma b) Hiperplasi 1) dapat disertai familial 2) dapat disertai dengan neoplasia endokrin multiple 3) dapat familial dan disertai dengan kalsium urin rendah (hiperkalsemi hipokalsiurik familial) 2. Sekunder (sekresi PTH sesuai) a) Gagal ginjal kronik
5

b) Malabsorbsi 1) kelainan gastrointestinal 2) kelainan hepatobilier 3. Tersier (sekresi PTH autonom ditambah dengan hiperparatiroid sekunder terdahulu) a) Sangat jarang b) Hipernefroma c) Karsinoma sel skuamuosa paru

c. Klasifikasi a. Hiperparatiroid primer Kebanyakan pasien yang menderita hiperparatiroidisme primer mempunyai konsentrasi serum hormon paratiroid yang tinggi.Kira-kira 85% dari keseluruhan hiperparatiroid primer disebabkan oleh adenoma tunggal.Sedangkan 15% lainnya melibatkan berbagai kelenjar (contoh berbagai adenoma atau hiperplasia).Sedikit hiperparatiroidisme utama disebabkan oleh paratiroid karsinoma. b. Hiperparatiroid sekunder Hiperparatiroid sekunder merupakan suatu keadaan dimana sekresi hormon paratiroid meningkat lebih banyak dibanding dengan keadaan normal, karena kebutuhan tubuh meningkat sebagai proses kompensasi. Pada keadaan ini terdapat hiperplasi dan hiperfunsi merata pada keempat kelenjar paratiroid, terutama dari chief cells.Biasanya penyebab utama adalah kegagalan ginjal menahun, dan glomerulonefritis atau pyelonefritis menahun. c. Hiperparatiroid tersier Istilah hiperparatiroid tersier digunakan untuk menunjukkan

perkembangan lanjut tipe sekunder, dimana terjadi autonomi kelenjar paratiroid.Seperti hiperparatiroid primer, maka bentuk tersier memerlukan tindakan pembedahan ekstirpasi adenoma, kecuali bila kegagalan ginjal sudah terlalu berat, maka dilakukan hemodialisis terlebih dahulu kemudian
6

disusul ekstirpasi adenoma.Pemberian vitamin D kadang-kadang masih diperlukan untuk mencegah terjadinya hipokalsemia.

d. Patofisiologi Hiperparatiroidisme ditandai oleh kelebihan PTH dalam sirkulasi.PTH terutama bekerja pada tulang dan ginjal.Dalam tulang, PTH meningkatkan resorpsi kalsium dari limen tubulus ginjal. Dengan demikian mengurangi eksresi kals Kelebihan jumlah sekresi PTH menyebabkan hiperkalsemia yang langsung bisa menimbulkan efek pada reseptor di tulang, traktus intestinal, dan ginjal.Secara fisiologis sekresi PTH dihambat dengan tingginya ion kalsium serum.Mekanisme ini tidak aktif pada keadaan adenoma, atau hiperplasia kelenjar, dimana hipersekresi PTH berlangsung bersamaan dengan hiperkalsemia. Reabsorpsi kalsium dari tulang dan peningkatan absorpsi dari usus merupakan efek langsung dari peningkatan PTH..

e. Pathway

konstipasi gangguan eliminasi urine nyeri

f. Factor resiko 1) Congenital 2) Genetic 3) Autoimun g. Manifestasi klinik 1) Apatis 2) Mudah lelah 3) Kelemahan otot 4) Mual, muntah 5) Konstipasi 6) Hipertensi 7) Aritmia jantung h. Pemeriksaan Diagnostik
8

Laboratorium: 1) Kalsium serum meninggi 2) Fosfat serum rendah 3) Fosfatase alkali meninggi 4) Kalsium dan fosfat dalam urin bertambah Foto Rontgen 1) Tulang menjadi tipis, ada dekalsifikasi 2) Cystic-cystic dalam tulang 3) Trabeculae di tulang PA: osteoklas, osteoblast, dan jaringan fibreus bertambah i. Komplikasi 1) Peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor 2) Dehidrasibatu ginjal 3) Hiperkalsemia 4) Osteoklastik 5) Osteitis fibrosa cystica j. Penatalaksanaan Pengobatan hiperparatiroid primer dilakukan apabila diagnosis sudah pasti, penatalaksanaannya sebagai berikut : 1. Pembedahan yaitu dengan ekstirpasi tumor sedini mungkin . 2. Medikamentosa : terapi ini terdiri atas diet banyak kalsium, serta cukup vitamin D.

2. HIPOPARATIROID a. Pengertian Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid
9

yang tidak adekuat.Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital).Kadang-kadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui. (www.endocrine.com) b. Etiologi 1) Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama: o Post operasi pengangkatan kelenjar partiroid dan total tiroidektomi. o Idiopatik, penyakit ini jarang dan dapat kongenital atau didapat (acquired). 2) Hipomagnesemia. 3) Sekresi hormon paratiroid yang tidak aktif. 4) Resistensi terhadap hormon paratiroid (pseudohipoparatiroidisme) c. Patofisiologi Gejala hipoparatiroid disebabkan oleh defisiensi parathormon yang mengakibatkan kenaikan kadar fosfat darah (hiperfosfatemia) dan penurunan konsentrasi kalsium darah (hipokalsemia). Tanpa adanya parathormon akan terjadi penurunan absorbs intestinal kalsium dari makanan dan penurunan reabsorbsi kalsium dari tulang sepanjang tubulus renals penurunan ekskresi fosfat dari ginjal menyebabkan hipofosfaturia dan kadar kalsium serum yang rendah menyebabkan hipokalsiuria.

10

d. Pathway Defisiensi parathormon

kenaikan kadar fosfat darah penurunan konsentrasi kalsium darah

iritabilitas system neuromuscular

tetanus

kejang

resiko cidera

laten

nyata

ekstermitas kaku

bronkospasme

disfagia

gangguan mobilisasi

hiperventilasi

nutrisi kurang dr kebutuhan

pola nafas tidak efektif

tubuh

e. Factor resiko 1) Congenital 2) Genetic 3) Autoimun

11

f. Manifestasi klinik 1) Tetanus 2) Tremor 3) Kontraksi spasmodic 4) Kesemutan kram 5) Kejang g. Pemeriksaan diagnostik laboratorium 1) Kalsium serum rendah. Tetanus terjadi pada kadar kalsium serum yang berkisar dari 5-6 mg/dl (1,2 - 1,5mmol/L) atau lebih rendah lagi. 2) Fosfat anorganik dalam serum tinggi 3) Fosfatase alkali normal atau rendah Foto Rontgen: 1) Sering terdapat kalsifikasi yang bilateral pada ganglion basalis di tengkorak 2) Kadang-kadang terdapat pula kalsifikasi di serebellum dan pleksus koroid 3) Density dari tulang bisa bertambah EKG: biasanya QT-interval lebih panjang h. Komplikasi a) Kalsium serum menurun b) Fosfat serum meninggi i. Penatalaksanaan 1) Konservatif 1) Terapi bagi hipoparatiroidisme kronis ditentukan sesudah kadar kalsium serum diketahui. o Diet tinggi kalsium, rendah fosfor dianjurkan.
12

Meskipun susu, produk susu dan kuning telur merupakan makanan yang tinggi kalsium, jenis makanan ini harus dibatasi karena kandungan fosfornya yang tinggi. 2) Pembedahan Dilakukan tindakan Trakeostomi 2) Farmakologi o Pemberian vit D o Pemberian preparat hormon parenteral dapat dilakukan untuk mengatasi hipoparatiroidisme disertai tetanus. C. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Hiperparatiroid a. Pengkajian Pengkajian keperawatan yang penting mencakup : 1) Riwayat kesehatan klien 2) Riwayat kesehatan keluarga 3) Keluhan utama, antara lain : a) Sakit kepala, kelemahan, lethargi dan kelelahan otot b) Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, anorexia, obstipasi, dan nyeri lambung yang akan disertai penurunan berat badan c) Depresi d) Nyeri tulang dan sendi. 4) Pemeriksaan fisik a) Observasi dan palpasi adanya deformitas tulang. b) Amati warna kulit, apakah tampak pucat. c) Perubahan tingkat kesadaran. 5) Pemeriksaan diagnostik, termasuk :

13

a) Pemeriksaan laboratorium : dilakukan untuk menentukan kadar kalsium dalam plasma yang merupakan pemeriksaan terpenting dalam menegakkan kondisi hiperparatiroidisme. b) Pemeriksaan radiologi, akan tampak penipisan tulang dan terbentuk kista dan trabekula pada tulang. b. Diagnosa Keperawatan 1) Diagnosa Keperawatan : Nyerri berhubungan dengan agen cidera biologis (gagal ginjal) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah nyeri dapat terkontrol dan teratasi Kriteria Hasil 1. Mampu mengontrol nyeri 2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan manajemen nyeri 3. Mampu mengenal nyeri 4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang INTERVENSI 1. Kaji secara RASIONAL dalam evaluasi

komprehensif Mampermudah

tentang nyeri: PQRST

nyeri dan menentukan intervensi yang tepat

2. Ajarkan distraksi

teknik

relaksasi Dengan teknik relaksasi dan distraksi dapat meregangkan otot pernafasan sehingga otot menjadi rileks

3. Kolaborasi pemberian analgesic

Kandungan

analgesic

dapat

mengurangi nyeri 4. Memberikan penkes bagaimana Klien dapat melaporkan nyeri

secara dini

14

cara mengontrol nyeri Dapat 5. Anjurkan klien melaporkan apabila skala nyeri bertambah menentukan intervensi

secara tepat

2) Diagnosa Keperawatan : Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan gangguan sensori motoric (gagal ginjal) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam masalah perubahan pola eliminasi dapat taratasi Kriteria Hasil 1. Pasien dapat BAK dengan normal 2. Tidak ada perubahan pada jumlah urine 3. tidak ada keluhan saat BAK

INTERVENSI

RASIONAL adanya gangguan

1. Kaji pola eliminasi BAK pasien Mengetahui 2. Awasi pemasukan

dan eliminasi secara komperhensif kerusakan pada

pengeluaran serta karakteristik Mengetahui urine glomerolus 3. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi 4. Memberikan penkes tentang

Mengatasi gangguan eliminasi dan membrikan terapi sesuai indikasi adanya komplikasi

penyakit hiperparatiroid bisa Mencegah menyebabkan gagal ginjal berlanjut

3) Diagnosa Keperawatan: konstipasi berhubungan dengan peningkatan absorbs usus Tujuan : Setalah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
15

masalah BAB dapat teratasi Kriteria hasil : 1. Pasien dapat BAB secara normal 2. Frekuensi BAB pasien sesuai kebiasaan

INTERVENSI 1. Anjurkan pasien untuk banyak minum. 2. Kolabirasi pemberian diit tinggi serat. 3. Himbau pasien untuk mengurangi makanan berlemak.
4. kolaborasi obat atau lavemen

RASIONAL Membantu melancarkan peristaltic

Mencegah pengerasan feses Asam lemak memperlambat rangsang peristaltik.

Pemberian obat dapat merangsang rectum untuk kontraksi,

sesuai indikasi

memudahkan pengeluaran feses

2. Hipoparathiroid a. Pengkajian Pengkajian keperawatan yang penting mencakup : 1) Riwayat kesehatan klien 2) Riwayat kesehatan keluarga 3) Keluhan utama, antara lain : a) Kelainan bentuk tulang. b) Perdarahan sulit berhenti. c) Kejang-kejang, kesemutan dan lemah
16

4) Pemeriksaan fisik yang mencakup : a) Kelainan bentuk tulang. b) Tetani. c) Tanda Trosseaus dan Chovsteks. d) Pernapasan bunyi (stridor). e) Rambut jarang dan tipis; pertumbuhan kuku buruk, deformitas dan mudah patah; kulit kering dan kasar. 5) Pemeriksaan diagnostik, termasuk : a) b) Pemeriksaan kadar kalsium serum. Pemeriksaan radiologi.

b. Diagnosa keperawatan 1) Diagnosa keperawatan : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hypertonia otot pernafasan NOC:Fungsi otot Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah pola nafas kembali normal dan efektif kriteria hasil : 1. Kekuatan kontraksi otot 2. Irama otot 3. Massa otot 4. Kecepatan bergerak 5. Kontrol bergerakan

17

NIC: INTERVENSI 1. Kolaborasi oksigen 2. Monitor kemampuan otot pemberian RASIONAL terapi Mempertahankan PaO2 di atas 60
mmHg.

Kecepatan pernafasan dalam bernafas

biasanya

meningkat,

dispnea, dan terjadi peningkatan kerja nafas, kedalaman bervariasi, ekspansi dada terbatas

3. Atur posisi semi fowler dan Tindakan dorong sering mengubah posisi, 4. Ajarkan pasien untuk bernafas dengan dalam dan pelan. 5. Kaji status mental Gelisah, bingung hipoksemia.

ini

meningkatkan

inspirasi maksimal,. Nafas dalam membantu

memperbaiaki ventilasi. mudah dapat terangsang, menunjukkan

2) Diagnosa keperawatan :Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan absorbsi NOC:Status nutrisi Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi. kriteria hasil : 1. 2. 3. Laporkan nutrisi adekuat Masuk kan makanan dan cairan energi adekuat. BB normal.
18

NIC : terapi nutrisi INTERVENSI 1. Identifikasi faktor RASIONAL yang Pilihan intervensi tergantung pada penyebab masalah yang sesuai

menimbulkan mual/ muntah.

2. Kolaborasi makanan yang sesuai Menentukan diet dengan kebutuhan. dengan diet.

3. Anjurkan makan dengan porsi Tindakan ini dapat meningkatkan masukan meskipun nafsu makan sedikit tapi sering. mungkin lambat untuk kembali Adanya 4. Evaluasi status nutrisi umum, ukur berat badan dasar. menimbulkan malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap infeksi, atau kondisi kronis dapat

lambatnya responterhadap terapi

3) Diagnosa keperawatan: resiko cidera berhubungan dengan kejang NOC :kontrol resiko Tujuan :. Setelah dilakuakn tindakan selama 3x24 jam masalah resiko cidera dapat terkontrol kriteria hasil : a. Mengetahui resiko b. Memonitor factor resiko lingkungan c. Memonitor factor resiko =perilaku individu

19

d. Mengembangkan strategi control resiko yang efektif e. Memonitor perubahan status kesehatan NIC: managemen keamanan lingkungan INTERVENSI RASIONAL

1. Awasi pasien terhadap tindakan Mencegah terjadinya cidera klien yang membahayakan 2. Atur lingkungan untuk Meminimalisir terjadinya cidera di area lingkungan Melindungi klien dari cidera yang membahayakan Dengan aktifitas yang tidak

meminimalkan resiko cidera 3. Gunakan alat pelindung atas situasi yang berbahaya 4. Anjurkan pasien untuk tidak tidak melakukan aktifitas yang berlebihan

berlebihan mengurangi pergerakan

20

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan sekresi hormone paratiroid, hormon asam amino polipeptida. Salah satu penanganan pada penderita hiperparatiroidisme yaitu dengan cara pengangkatan jaringan paratiroid, namun terkadang jaringan yang diangkat terlalu banyak sehingga menyebabkan hipoparatiroid. Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak adekuat.Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital).Kadang-kadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui.Jadi kedua penyakit diatas memiliki keterkaitan yang dapat saling mempengaruhi. B. SARAN Dalam pembuatan makalah ini kelompok masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu kelompok meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca.Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca.

21

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed.8.Jakarta: EGC. Brunner Sudarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed.8.Jakarta: EGC. R. Sjamsuhidajat, Wim de Jon. 2004. Anatomi Fisiologi. Jakarta: EGC Lawrence Kim, MD, 2005.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta.EGC (www.endocrine.com)

22

You might also like