You are on page 1of 66

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang meliputi pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan masalah reproduksi, masalah yang terjadi pada remaja, rencana kehamilan, kehamilan, persalinan dan nifas, serta perawatan bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari.
Sebagai langkah awal untuk memberikan asuhan keperawatan Maternitas, perlu adanya pemahaman tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi. Hal tersebut sangat penting untuk lebih memahami proses-proses yang terkait dengan sistem reproduksi seperti proses menstruasi, konsepsi kehamilan dan lain-lain.

B. TUJUAN Untuk mengetahui dan memahami bentuk dan fungsi alat-alat reproduksi pada wanita maupun pria sebagai dasar dan pedoman dalam mempelajari dan memberikan asuhan keperawatan maternitas. C. RUANG LINGKUP Makalah ini membahas tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pada wanita dan pria.

E. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan B. Tujuan Penulisan C. Ruang Lingkup D. Metode Penulisan E. Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Anatomi dan Fisiologi sistem reproduksi wanita B. Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria BAB III PENUTUP

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. ANATOMI FISIOLOGI REPRODUKSI WANITA

Alat reproduksi wanita terdiri atas : 1. Alat reproduksi primer : ovarium 2. Alat reproduksi sekunder a. Saluran dengan bagian-bagiannya, terdiri atas : tuba, uterus, cervix dan vagina. b. Kelenjar-kelenjar lendir, kelenjar susu (glandula mammae) c. Vulvae terdiri atas bagian-bagian : mons veneris, clitoris, labia mayora, labia minora dan vestibulum.

Ovarium, saluran genitalia dan kelenjar lendir sepanjang saluran genitalia merupakan organ genitalia interna, sedang vulve dan kelenjar susu merupakan organ genitalia eksterna. Sistem produksi wanita tidak memiliki kelenjar asesori sebagai organ khusus seperti pada pria, tetapi hanya kelenjar lendir-lendir saja yang berada didalam saluran. Kelenjar ssu (glandula mamae) sesungguhnya termasuk sistem kulit, akan tetapi karena fungsi dan tabit strukturnya ia tergolong ke dalam sistem reproduksi.

1.

GENITALIA EKSTERNA a. Mons Veneris Bagian yang menonjol yang meliputi bagian depan simpisis pubis dan terdiri dari jaringan lemak, setelah pubertas tertutup rambut. b. Labia Mayora Labia mayora kiri & kanan bersatu disebelah belakang & merupakan batas depan dari perineum, disebut COMMISURA POSTERIOR (Frenulum). Terdiri dari dua permukaan : 1. Bagian Luar : Menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut. 2. Bagian dalam : Menyerupai selaput lendir & mengandung banyak kelenjar sebacea Homolog dengan scrotum laki-laki

c. Labia minora - Lipatan sebelah dalam dari labia mayora - Kedua lipatan bertemu di atas disebut PREPUTIUM CLITORIDIS dan dibawah clitoris disebut FRENULUM CLITORIDIS. - Dibagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi orificium vagina bersatu disebut FOURCHET (hanya nampak pada wanita yang belum pernah melahirkan anak). d. Clitoris - Merupakan suatu tunggul yang erectil. - Mengandung banyak urat syaraf sensoris dan pembuluh darah - Analog dengan penis laki-laki

e. Vestibulum - Merupakan rongga yang berada diantara kedua labia minora - Pada vestibulum terdapat muara dari : Vagina Urethra Kelenjar Bartholini (2) Kelenjar (2), disamping urethra

f. Glandula Vestibularis Mayoris Bartholini - Kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina - Mengeluarkan sekret mukus terutama pada waktu coitus

g. Hymen - Lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar dari introitus vagina. - Normal berlubang = sebesar ujung jari (bila tertutup disebut hymen occlusivum). - Pada multipata hanya tinggal sisa-sisa kecil pada pinggir introitus disebut carunculae myrtiformis. h. Fourchette Lipatan yang terbentuk dari gabungan labia majora dan labia minora, tipis dan rata. Diantara fouchette dan hymen terdapat fossa navicularis. i. Perineum Terdiri dari kulit yang ditutupi otot-otot, terletak antara introitus vagina dan anus.

2. GENETALIA INTERNA a. Vagina Suatu saluran musculo membranosa yang menghubungkan uterus dengan vulva. Terletak antara kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina berukuran 9 cm lebih pendek dari dinding belakang yang berukuran 11 cm. Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan yang berjalan sikuler dan disebut rugae, terutama pada bagian bawah vagina.

Setelah melahirkan, sebagian dari rugae akan menghilang. Ke dalam puncak vagina menonjol ujung dari cervix yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Oleh portio ini, puncak vagina dibagi menjadi 4 bagian : - Forniks anterior - Forniks posterior dan - Forniks lateral kanan dan kiri

Vagina mendapat darah dari : 1. Arteria uterine yang melalui cabangnya ke cervix dan vagina memberikan darah 1/3 bagian atas vagina. 2. Anteria vesikilis inferior yang melalui cabangnya memberi darah ke vagina bagian 1/3 tengah. 3. Ateria haemorrhoidalis mediana dan arteria pundendus iterna yang memberikan darah 1/3 bagian bawah vagina. Darah kembali melalui pleksus vena yang ada, antara lain pleksus pampiniformis, ke vena hipogastrika dan vena iliaka ketas. Vagina mempunyai faal penting : - Sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah waktu haid dan sekret dari uterus. - Sebagai alat coitus - Sebagai jalan lain pada waktu partus.

Sel-sel dari lapisan atas epitel vagina mengandung glycogen. Glycogen ini menghasilkan asam susu oleh karena adanya bacil-bacil doderlainhinga vagina mempunyai rekasi asam dengan ph 4,5 dan ini memberikan proteksi terhadap invasi kuman. b. Uterus Bentuknya seperti buah advokat atau pear yang sedikit gepeng ke arah muka belakang. Ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri dari otot-otot polos. Ukuran uterus tergantung usia dan paritas. Pada anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm dan multipara 8-9 cm. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar di atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm dan tebal dinding 1,25. Letak uterus adalah anteversiofleksi (cervix ke depan dan membentuk sudut dengan cervix uteri)

Uterus terdiri atas : - Fundus uteri Adalah bagian uterus prosimal dimana kedua tuba falopii masuk ke uterus. Tuanya kehamilan dapat diperkirakan dengan perabaan fundus uteri - Korpus Uteri Bagian uterus yang terbesar Pada kehamilan bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat di kopus uteri cavum uteri (rongga rahim). - Cervix Terdiri atas : - Pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan portio - Pars supra vaginalis servisisi uteri adalah bagian cervix yang berada di atas vagina.

Saluran disebut kanalis servikalis berbentuk lonjong dengan panjang 2,5 cm, dilapisi oleh kelenjar-kelenjar cervix. Pintu saluran servix sebelah dalam disebut uteri internum dan pintu vagina disebut ostium uteri eksternum.
Uterus mempunyai dinding yang terdiri dari 3 lapisan yaitu : 1. Endometrium; terdiri atas epitel kubik, kelenjarkelenjar dan jaringan dengan banyak pembuluhpembuluh darah yang berkelok-kelok. Melapisi seluruh cavum uteri dan mempunyai arti berkelokkelok. Melapisi seluruh cavum uteri dan mempunyai arti penting dalam siklus haid. Dalam masa haid dan akan melahirkan, endometrium sebagian besar dilepaskan. Setelah mentruasi selesai, tebal endometrial menjadi 0,5 mm.

2. Mendekati akhir endometrial (mendekati masa mentruasi dimulai) tebalnya kira-kira 5 mm (kurang dari inchi) Myometrum; lapisan halus berotot yang sertanya mempunyai 3 arah (longitudinal, tranverses dan oblique). Myometrium lebih tebal di daerah fundus, tipis saat mendekati istimus dan paling tipis daerah cervix. Myometrium bekerja secara keseluruhan, mempunyai kekuatan dan elastisitas serta fungsi sebagai berikut :

3. Mengeluarkan janin uterus, fundus harus berkontraksi dengan tenaga. - Kontraksi dari serat otot halus setelah aborsi dan kelahiran Parietal peritoneum; melapisi seluruh copus uteri kecuali bawah permukaan anterior dimana terdapat bladder dan cevix. Uterus ini sebenarnya terapung-apung dalam rongga pelvis dengan jaringan ikat dan ligamtum yang menyokong sehingga teriksasi dengan baik. Ligamentum yang menfiksasi uterus adalah :

Ligamentum cardinale sinistra dan dekstra (Mackenrodt),

mencegah supaya uterus tidak turun. Didalamnya ditemukan banyak pembuluh darah antara lain venna dan arteria uteine. Ligamentum sakro uterinum sinitra dan dekstra yang menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari cervix again belakang kiri dan kanan ke arah os sacrum kiri dan kanan. Ligamentum rotundum sinistra dan dekstra, menahan uterus dalam antfleksi dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan ke daerah inguinal kiri dan kanan. Ligamentum latum sinistra dan dekstra meliputi tuba berjalan dari uterus ke arah sisi, tidak banyak mengandung jaringan ikat. Ligamentum infudibula pelvikum, menahan tuba falopi berjlaan dari arah infudibulum ke dinding pelvis.

Istrmus adalah bagian uterus antara cervix dan copus dari uteri. Dinding belakang uterus seluruhnya diliputi peritoneum viserale yang membentuk di daerah suatu rongga yang disebut cavum douglasi. Uterus diperdarahi oleh arteri uterine sinistra dan dekstra yang terdiri dari ramus ascedens dan ramus decendens, arteri ovarika sinitra dektra, kontraksi otot rahim bersifat otonom dan dikendalikan oleh saraf simpais dan parasimpatis melalui ganglion servikalis frankenhauser yang terletak pada pertemuan ligamnetum sacrouterinum. Tekanan pada ganglion ini dapat mempengaruhi his dan terjadinya reflek mengejan.

c. Tuba Fallopi Terdapat ditepi atas ligamentum latum, berjalan ke arah lateral, mulai dari osteum tubae internum pada dinding rahim. Tuba fallopii merupakan tubulo musculer dengan panjang sekitar 12 cm dan diameternya 3-8 mm. Tuba fallopi terbagi menjadi 4 bagian : a. Parsintertitialis, bagian yang terdapat didinding uterus. b. Pars istimika merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya. c. Pars ampularis, bagian yang terbentuk sebagai saluran agak lebar tempat konsepsi terjadi. d. Infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan mempunyai fibriae. Fibriae berfungsi untuk menangkap telur untuk kemudian menyalurkan telur ke dalam tuba.

d. Ovarium (indung telur) Ukurannya kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kirakira 1,5 cm. Struktur ovarium terdiri dari : a. Korteks disebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang berbentuk kubus dan didalam terdiri dari stroma serta folikel-folikel primordial. Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju de graf. Terdapat korpus luteum dan albikantes. b. Mendula disebelah dalam tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh-pembuluh darah, serabut serabut saraf dan sedikit otot polos.

Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.00 folikel primer. Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam perkembangannya akan menjadi folikel de graf. Folikel-folikel ini merupakan bagian terpenting dari voarium dan dapat dilihat di korteks ovari dalam letak yang beraneka ragam pula dalam tingkat tingkat perkembangan dari suatu sel telur dikelilingi oleh sel-sel saja sampai mengandung estrogen dan siap berovulasi. 1. Ovum, yaitu suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm, yang mempunyai anyaman kromatin yang jelas sekali dan sau nucleolus. 2. Straum granulosum yang terdiri atas sel-sel bulat kecil dengan intik yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum; pada perkembangan selanjutnya terdapat ditengahnya suatu rongga terisi liquor follikulli. 3. Teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan sel-sel lebih kecil daripada sel granulose. 4. Teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.

Pada ovulasi folikel yang matang dan yang mendekati permukaan ovarium pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulose yang melekat pada ovum yang membentuk corona radiata bersama-sama ovum ikut terlepas. Sebelum dilepas ovum mengalami pematangan dalam 2 tahap sebagai persiapan untuk dapat dibuahi. Setelah ovulasi sel-sel stratum granulosum di ovarium mulai berproliferasi dan masuk ke ruangan bekas tempat ovum dan liquor follikulli. Demikian pula jaringan ikat dan pembuluh-pembuluh darah kecil yang ada disitu. Biasanya timbul perdarahan sedikit yang menyebabkan bekas folekl diberi nama kopus rubrum. Umur kopus rubrum hanya sebentar kemudian menjadi korpus luteum. Sel-selnya membesar dan mengandung lutein dengan banyak kapiler dan jaringan ikat diantaranya. Ditengah-tengah masih terdapat bekas perdarahan.

ORGAN REPRODUKSI WANITA

Jika tidak ada pembuahan ovum, sel-sel yang besar dan mengandung lutein mengecil dan atrofik, sedangkan jaringan ikatnya bertambah. Korpus luteum lambat laun menjadi kopus albikans. Jika pembuahan terjadi, kopus luteum tetap ada, malah menjadi lebih besar, sehingga mempunyai diameter 2,5 cm pada kehamilan 4 bulan.
3. ANATOMI DAN FISIOLOGI PANGGUL WANITA Panggul wanita memegang peranan penting dalam proses kehamilan, persalinan dan kala nifas. Pangul wanita terdiri dari : 1. Bagian keras yang dibentuk oleh empat buah tulang: - 2 tulang pangkal paha (os coxae) - 1 tulang kelangkang (os sacrum) - 1 tulang tungging (os coccygeus)

2. Bagian lunak, diagfragma pelvis, dibentuk oleh : a. Pars muskularis leverator ani, yang terdiri : - Muskulus pubococygeus dari os pubis ke septum anococcygeum - Muskulus ilicoccygeus dari arkus tandineus muskulus levator ani ke os coccygeus dan septum ancoccygeum - Muskulus ischioccygeus dari spina isciadica ke pinggir os sacrum dan os coccygeus. b. Pars membranasea 1) Hiatus urogenitalis - Terletak antara kedua muskulus pubococcygeus - Dibagian depannya ditembus oleh uretha dan vagina

c. Regio perineum Merupakan bagian permukaan pintu bawah panggul terbagi menjadi : - Bagian anal - Terdapat muskulus sfinker ani eksternum yang mengelilingi anus dan liang senggama bagian bawah d. Regio urogenitalis Terdapat muskulus ischiokavernosus dan muskulus transverses perinea superficialis.

Fungsi umum panggul wanita adalah sebagai berikut : 1. Bagian keras panggul terdiri dari dan berfungsi : a. Panggul besar (pelvis mayor) - Menyangga isi abdomen b. Panggul kecil (pelvis minor) - Membentuk jalan lahir - Tempat alat genetalia 2. Bagian lunak panggul berfungsi a. Membentuk lapisan dalam jalan lahir

b. Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil maupun kala nifas. c. Saat persalinan, berperan dalam proses kelahiran dan kala uri. Menurut Caldwell dan Molloy terdapat empat bentuk panggul pada wanita bentuk panggul ini akan menentukan jalan lahir dan mekanisme persalinan. Bentuk-bentuk tersebut adalah : - Panggul ginekoid : panggul paling baik untuk wanita, bentuk pinggul atas panggul hampir bulat. Ditemukan pada 45% wanita. - Panggul android : Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pria mempunyai jenis ini dan ditemukan pada 15% wanita. - Panggul antrhropoid : Bentuk pintu atas panggul agak lonjong. Jenis ini ditemukan pada 35% wanita. - Panggul platipeloid : Jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.

3. GLANDULA MAMMAE Meskipun glandula mammae (lihat gambar) sesungguhnya sistem kulit akan tetapi karena fungsi dan tabiat strukturnya ia tergolong ke dalam sistem reproduksi. Glandulla mammae ada sepasang terletak antara iga kedua dan keenam. 2/3 dari payudara terletak di atas otot pectroralis maor, antara strernum dan garis mid axila, 1/3 bawah berada di atas otot seratus anterior. Secara keseluruhan mammae melekat pada otot-otot tersebut oleh jaringan penghubung (connectivetissue) atau fascia. Ukuran dan bentuknya bervariasi tergantung umur, keturunan dan nutrisi, akan tetapi konturnya harus lembut, tidak ada retraksi, kekuatan maupun masa. Jaringan glandulannya disebut parenkim; jaringan penyokong, lemak dan jaringan penghubung fibrusnya disebut stroma. Ukuran dan konsistensi dari mammae tergantung dari jumlah stroma ini.

Tiap-tiap glandula mammae terbentuk dari 15-20 lobus yang dipisahkan menjadi lobuli. Lobuli adalah percabangan dari acini. Kelenjar acini mengeluarkan kolostrum dan air susu. Dibawahnya terdapat myopitellium yang berkontraksi untuk mengeluarkan air susu dari kelenjar acini. Lobus memiliki saluran yang bermuara ke papilia. Masing-masing papilia dikelilingi oleh areola. Dekat muaranya membesar disebut sinus lactiferous atau ampula sebagai tempat penyimpanan air susu. Dalam ampula terdapat banyak saluran-saluran kecil lactiferous dan ujungnya keluar pada putting susu (nipple)
Nipple yang bulat biasanya sedikit elevasi di atas payudara. Mengandung 15-20 pintu/lubang yang berasal dari duktus lactiferous. Nipple dikelilingi oleh jaringan otot fibrus dan ditutupi oleh kulit yang berkerut-kerut. Nipple dan area sekitar areola warnanya lebi gelap dibanding kuliat daerah mammae sendiri.

Areola yang kasar ditimbulkan oleh kelenjar sebasea yang disebut tuberkulus mongomery, yang berada dibawah kulit. Kelenjar ini mengeluarkan sekret yang mengandung lemak untuk meminyaki putting susu. Jaringan otot yang halus pada areola berfungsi agar putting agak kaku agar lebih mudah saat menyusui. Kulit yang akan membungkus mamae mengandung sambungan jaringan limfatik supertical yang melayani seluruh area dinding dada dan berhubungan dengan sistem limfarik dari leher dan abdomen. Pada again yang lebih dalam dari mammae juga terdapat jaringan limfatik yang secara lateral berhubungan dengan jaringan limfatik pada axilia.

Selain berfungsi sebagai laktasi, mamma berfungsi sebagai organ sexual bagian orang dewasa. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon yaitu estrogen, progesterone dan sammatotropin. Fungsi hormon terutama untuk mempersiapkan pemberian Asi dijabarkan sebagai berikut : a. Estrogen berfungsi - Menimbulkan hipertrofi sistem mammae - Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga mammae tampak makin membesar. - Tekanan saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam menyebabkan rasa sakit pada payudara

b. Progesteron berfungsi : - Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi - Menambah jumlah sel asinus c. Sommatotropin berfungsi : - Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin dan laktaglobulin. - Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara - Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan.

Peningkatan dari kedua kadar estrogen dan progesterone saat 3-4 hari sebelum menstruasi meningkatkan vaskularisasi pada mammae, menginduksi pertumbuhan dari duktus-duktus dan kelenjar asini dan menyebabkan retensi air. Hasilnya mammae membengkak, agak tegang dan rasa kurang nyaman yang merupakan tanda-tanda sebelum mulainya menstruasi. Nodul-nodul akan terbentuk sebelum dan selama masa mentruasi. Perubahan ukuran kembali hingga level menimum sekitar 5-7 hari sesudah mentruasi berhenti. Sebaiknya pemeriksaan terhadap payudara dilakukan diluar fase siklus mentruasi ini.

B. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI Sistem reproduksi pada pria mencakup : 1. Alat kelamin primer terdiri dari sepasang testis yang terletak di dalam skrotum 2. Alat kelamin sekunder a. Saluran dengan bagian-bagiannya terdiri atas : epididimidis, ductus vas defereus, urethra. b. Kelenjar-kelenjar : glandula proststat, vesica seminalis, couper (bulbo urethalis) dan littre. c. Penis dan skrotum Berdasarkan letaknya organ-organ reproduksi pria terdiri dari : 1. Organ reproduksi ekstrena : penis dan scrotum 2. Organ genitalia interna : testis, epydidimis, vas defrens, prostat, vesica sminalis dan kelenjar bulbourethral. Secara bersama-sama struktur ini menghasilkan produk yang unik yaitu spermatozoa, cairan seminalis dan hormon androgen.

1. Genitalia eksterna a. Mons Pubis Pada orang dewasa pubis ini ditumbuhi rambut/bulu yang tebal, kasar dan keriting membentuk pola segitiga yang menjorok dari bagian abdomen bawah sampai anus. Daerah yang paling jelas pada symphysis pubis yang menghubungkan ke mons pubis. b. Penis Sebuah organ yang terdiri atas jaringan seperti busa dan memanjang dari glans penis ketempat muara uretha. Kulit pembungkus glans penis disebut preputum kulup. Penis berfungsi sebagai alat perkemihan/pengeluaran urine dan sebagai alat persetubuhan, yang terdiri dari batang atau badan, glans atau kepala penis. Bagian batang ini merupakan organ reproduksi pria bagian luar dimana akan dimasukan ke dalam vagina pada saat coiutus, terdiri dari 3 batang silinder jaringan erektil yang dibungkus kulit : 2 batang copora cavernosa di atas dan 1 batang copus spongiosum dibawah. Urethra berjalan dalam corpus spongiosum. Penis mempunyai jaringan ereksi dimana fungsinya sama dengan clitoris, apabila terjadi rangsangan tertentu menyebabkan penis ereksi trabeculae (ruangan dalam jaringan erektial) terisi oleh darah.

c. Scrotum Sebuah struktur berupa kantong yang terdiri atas kulit atau lemak subkutan yang terbagi 2 ruang oleh suatu sekat tipis yang dibangun oleh serat jaringan ikat dan otot polos, masing-masing ruang diisi testis kanan dan kiri. Scrotum merupakan jaringan kulit. Pada lapisan subcutis terdapat 2 lapis otot, yaitu : 1. M. dartos, merupakan sel-sel otot polos 2. M. cremaster merupakan serabut-serabut otot lurik lanjutan otot dinding perut. Dalam keadaan lingkungan panas dan dingin kedua otot di atas akan mengadakan relaksasi atau kontraksi dengan melonggarkan dan mengerutkan scrotum. Dengan demikian suhu scrotum tetap dijaga optimal bagi spermatogenesis dimana suhu dapat mempengaruhi produksi dan kelangsungan hidup sperma yang diproduksi.

d. Uretha Sebuah saluran yang berfungsi mengeluarkan urin dan semen 2. Genetalia Interna Testis sepasang berada dalam scrotura, memiliki selaput/capsula yang terdiri dari 2 lapisan, yaitu : - Tunica vaginalis Merupakan lapisan terluar kapasula testis, terdiri atas selapis sel-sel mesothelium, berasal dari peritineum abdomen yang ikut terbawa sewaktu terjadi descensus testis. - Tunica albuginea Terdiri dari jaringan ikat dan sel-sel otot polos. Bagian dalam mengandung banyak pembuluh darah disebut Tunica vasculosa.

Selaput testis bukan semata-mata selaput pembungkus tetapi dapat pula bekerja sebagai selaput dinamis, yang mampu melakukan kontraksi secara periodik. Dari mendiastinum testis, tersebar secara radier ke tepi tesis, tersebar secara radier ketepi testis yang berhadapan sekat-sekat jaringan fibrosa yang tipis, yang disebut septula testis, yang membagi bagian dalam testis menjadi kurang lebih 250 ruang yang berbentuk piramida, dengan puncaknya mengarah ke mediastinnum. Ruang-ruang ini disebut lobuli testis. Septa/sekat memperlihatkan banyak celah lainnya sehingga terdapat hubungan bebas antara satu lobulus dengan lobulus lainnya.

ORGAN REPRODUKSI PRIA

Tiap lobulus testis mengandung 1-4 tubuli seminiferi yang sangat bergelung-gelung dan yang terpendam dalam suatu stroma jaringan ikat longgar yang mengandung pembuluh darah, saraf dan beberapa macam sela, terutama satu macam sel Leydig (sel interstisial). Sel leydig ini mempunyai ukuran agak besar, berkelompok dan penting oleh karena fungsi endokrinnya.

Tubulus Seminiferus Panjang tubulus seminiferus antara 30-70 cm. Diameternya + 0,2 mm (150-250 u), terdiri dari 5 daerah : 1. Lapisan jaringan ikat longgar diantara ubulus seminferus, dalam setiap lobulus testis jaringan interstisial. Pada jaringan ikat ini terdapat sel-sel leydig, fibroblas, sel myoid, mast cell, dan macrophage, pembuluh-pembuluh (kapiler darah dan limph) serta saraf. 2. Lamina basalis Merupakan selaput tipis yang mengandung serat halus dan butiran halus yang membatasi ubulus seminiferus dengan jaringan intersitifisial.

3. Epitel Germinal Terdiri atas sel germinatif dan sel pemeliharaan. Selsel germinitif disebut spermatogonia, sebaris dan bertumpu pada lamina basalis. Speratogonium adalah sel induk gamet yang berproliferasi terus menerus membentuk sel-sel spermatogenik. Yang berfungsi untuk memelihara, memberi makan dan melindungi sel-sel spermatogenik dari perubahan pH, radiasi sinar radioaktif dan serangan antibodi yang mungkin hadir di dalam darah atau lumen tubulus.

4. Sel Spermatogenik Spermatogonia bermitosis membentuk sel spermatoonia anak yang akan bermitosis berulangulang sampai pada suatu saat spermatoonia anak ini bermitosis membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer menempuh meiosis I, terbentuk 2 spermatosit sekunder. Setiap spermatosit sekunder terbentuk 2 spermatid. Spermatid kemudian mengalami tranformasi menjadi spermatoszoon (jamak spermatozoa). Jadi sel spermatogenik terdiri atas berbagai tingkat : spermatosit, spermatid dan spermatozoa.

Sel Sertoli Terletak diantara spermatogonia tegak di atas membran basal dan puncaknya mencapai lumen. Fungsinya : - Pelindung dan pemberi nutrisi sel-sel sematogenik - Bersifat fagositosis - Menghasilkan plasma semen - Diduga menghasilkan estrogen - Menggetahkan ABP (Androgen Binding Protein), suatu protein pengikat androgen. - Menghasilkan inhibin.

Sel Leydig Fungsi menghasilkan hormon testoteron. Testoteron yang dihasilkan akan berdisfusi masuk ke tubulus seminifei. Pekerjaan sel leydig dikontrol oleh hormon LH dari hipofisis. b. Epididimis Merupakan pipa yang melingkar erat menuju vas deferens panjangnya + 6 meter. Didalamnya berjalan ductus epididimis yang halus dan panjang. Dibagi atas tiga bagian : Caput, Corpus, dan Cauda Epididimis.

Fungsi : - Sebagai saluran penghantar sperma - Sebagai daerah pematangan dan penyimpanan spermatozoa sehingga spermatozoa yang sudah sampai pada daerah canda epididimis telah mencapai pematangan yang sempurna (motilitas dan fertilitasnya maksimal). - Mensekresi semen/cairan yang mengandung : hormon, enzym dan zat gizi.

c. Vas deferens Merupakan pipa otot yang memanjang ke arah samping diantara kedua sisi dari testis yang menembus melalui kanal inginalis. Ductus ini merupakan sumbu saluran dari vesica seminalis membentuk ductus ejakulatoris bermuara pada urethra pars prostaticus. Fungsi : Menyimpan sebagian besar sperma dalam ampula vas deferens (+ 42 hari) dan mendorong sperma menuju ductus ejakulatoris dari urethra sewaktu ejakulasi.

d. Vesica Seminalis Merupakan kantung yang terletak sepanjang bagian bawah permukaan belakang kandung kemih, dapat didepan rectum. Fungsi : mensekresi cairan semen/cairan asam dan makanan : fruktosa, asam amino, prostaglandin, fibrinogen untuk membentuk metabolisme spermatozoa. Vesica seminalis tidak menyimpan spermatozoa tetapi merupakan kelenjar sekretori. e. Kelenjar Prostat Merupakan kelenjar tubuloalbeolar yang terdiri dari 30-50 kelenjar tersusun menjadi 4-5 lbus. Salurannya bermuara di urethra, fungsi mensekresi cairan alkali yang mengandung asam sitrat, kalsium asa, prospat, enzym pembekuan, fibrinolisin berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap keasaman didalam urethra dan vagina dengan adanya sifat alkali tadi motilitas sperma bertambah (asam akan mengurangi/membunuh spermatozoa).

f. Kelenjar Bulbourethralis Terletak dibawah kelenjar prostat, saluran keluarnya bermuara dibagian proximal urethra sebelum masuk ke dalam penis. Kelenjar ini mengetahkan lendir yang dikeluarkan sewaktu ejakulasi yang membantu sebagai pelumas pada penis. g. Kelenjar Littre Terdapat sepanjang urethra, getahnya berupa lendir yang keluar sewaktu ejakulasi.

SPERMATOGENESIS Spermatogenesis terjadi di dalam semua tubuli seminiferi selama kehidupan seksual aktif, sebagai akibat dari rangsangan oleh hormon-hormon gonadotropin hipofisis anterior, dimulai rata-rata pada usia 13 tahun dan berlanjut sepanjang hidupnya. Tubuli seminiferus banyak mengandung sel epitel germativum yang berukuran kecil sampai sedang, sel tersebut terletak dalam dua sampai tiga lapisan batas luar epitel tubulus disebut spermatozonia. Spermatogoina akan berubah menjadi spermatozoa.

Spermatotogenesis terbagi dalam tiga tahap yaitu : 1. Spermatocytogenesis atau disebut juga sebagai proliferasi (perbanyakan) Dalam tahap ini spermatogonium mengalami mitosis berulang-ulang. 2. Miosis : Miosis I Miosis II Spermatosist I => Spermatosit II => Spermatid 3. Spermiogenesis Tranformasi spermatid menjadi spermatozoa

Pada lelaki, sel primordium germinal mulai berdiferensiasi pada saat akil baligh. Saat kelahiran sel-sel germinal terdapat dalam sex cord (tali-tali germinal) testis berupa sel-sel yang pucat yang dikelilingi sel-sel penunjang. Kelak sel-sel penunjang ini kan menjadi sel pemelihara (sel seltoli). Sesaat sebelum akil baligh sex cord memperoleh lumen dan kemudian berubah bentuk menjadi tubuli seminiferi. Bersamaan dengan itu sel-sel primordium germinal akan tumbuh menjadi spermatogonia. Ada dua macam spermatogonia type A yang membelah secara mitosis terus menerus dan spermatogonia type B yang akan membelah empat kali untuk membentuk 16 sel yang sedikit berdifrensiasi menjadi spermatosit primer. Di dalam perkembangannya sebagian menjadi generasi-generasi spermatogonia berikutnya. Pada saat itu spermatogonia type A tidak membelah menjadi type A lagi, tetapi akan menjadi spermatogonia type B, apabila selanjutnya sel-sel yang terakhir ini mengalami mitosis maka terbentuklah spermatosit primer.

Kemudian spermatosit primer memasuki profase yang panjang (22 hari) dan diakhiri dengan miosis I dan pembentukan spermatosis sekunder. Sel-sel ini segera mulai dengan pembelahan miosis II untuk membentuk spermatid yang mengandung 23 kromososm (haploid). Selama dalam perkembangannya sel germinal sejak spermatogonia sampai spermatid tetap berada dalam tonjolan sel setoli. Sel sertoli berfungsi sel supportif, protektif dan nutritive bagi sel-sel germinal yang sedang tumbuh dan ia membantu melepaskan spermatozoa yang matang pula kelak. Rangkaian perubahan yang menghasilkan perubahan bentuk (tranformasi) spematid menjadi spermatozoa dikenal sebagai spermiogenisis. Perubahan-perubahan ini meliputi :

a. Pembentukan akrosoms, yang meluas menutupi 2/3 permukaan inti. Akrosom berisi enzim-enzim untuk membantu penetrisi ovum dan lapisan yang membungkusnya pada saat fertilisasi. b. Kodensasi nucleus c. Pembentukan leher dan ekor d. Pelepasan seluruh sitoplasma Waktu yang diperlukan bagi spermatogonium berkembang menjadi spermatozoon matang kira-kira 64 hari. Apabila sudah sempurna pembentuknya, spermatozoa dilepas ke dalam lumen tubuli seminiferi.

Dari sini kemudian terdorong ke dalam epdidimis oleh adanya kontraksi dinding tubuli seminiferi. Spermatozoa setelah dibentuk dalam tubuli seminiferi bersama sedikit plasma semen disalurkan keluar tubuh lewat saluran-saluran. Volume sperma yang disemprotkan kira-kira 2-5 liter yang mengandung sel sperma 40-100 x 106 sperma per ml. Spermatozoa Sel-sel germinilis atau spermatozoa mempunyai penampilan seperti berudu mikroskopik. Setiap sperma mengandung tiga bagian : Kepala yang padat (sel nucleus) leher dan potongan mediana (bagian tengah) dan ekor (flagellum). Bagian kepala : bentuknya lonjong pyriform (seperti buah pir), tebal dekat leher dan gepeng diujung depannya. Panjang 4-5p. Sebagian besar kepala berisi inti (nucleus) dengan kromatim yang sangat terkondensasi. 2/3 bagian depan intik diselaputi tutup akrosom berisi enzim lysis.

Fungsi bagian kepala adalah : - Penrobos jalan menuju dan masuk ke dalam ovum - Membawa bahan genetis yang akan diwariskan kepada anak cucu - Inti bahan enzim untuk lysis, akrosom ialah lysosom spermatozoon untuk melisis lendir penghalang yang terdapat dalam saluran kemih betina dan selaput ovum. Bagian ekor terdiri atas : bagian leher (connecting piece) bagian tengah (middle piece) yang mana pada bagian ini terdapat cincin mitokondria : bagian utama (principal Piece) dan bagian ujung (end piece).

Panjang ekor seluruhnya 55u, tebal antara 1 u dengan pangkal dan 0,1 u dekat ujung. Bagian leher merupakan bagian penghubung antara ekor dengan kepala. Tempat melekat ekor pada kepala disebut implanction fossa dan bagian ekor yang menonjol ke dalam fossa ini disebut capitulum. Pada again tengah : panjang 5-7 u dan lebar 1 u. Pada again tengah ujung dari ekor spermatozoon ini mempunyai exonema sebagai rangka dasar. Pada bagian ujung dari ekor spermatozoon ini mempunyai axonema sebagai rangka dasar. Pada bagian ujung terdapat annulus (cincin) tempat melekatnya flagellum dan juga sebagai batas dengan bagian utama. Bagian utama ekor sperma panjangnya sekitar 45 u tebal mulai 0,5 u yang secara berangsur-angsur kita gepeng ke ujung. Bagian ujung panjangnya sekitar 5-7 u.

Fungsi bagian ekor spermatozoa adalah : - Untuk pergerakan menuju tempat pembuahan dan untuk mendorong kepada menerobos ovum. - Berporoskan flagellum. Flagellum mempunyai rangka dasar yang disebut axonema. - Mengandung setriol (sepasang) mitokondria dan serat fibrosa. Spermatozoa abnormal Spermatozoa bentuk tidak normal banyak dijumpai baik pada lelkai fertile apabila infertile. Baik kepala maupun ekor normal bisa abnormal. Umumnya pada lelaki fertile bentuk spermatozoa yang abdnormal biasa dijumpai antara 30-40 % apalagi bila bentuk abnormal ini mencapai 50% atau lebih maka fertilitas (kesuburan) lelaki menjadi rendah bahkan bisa menjadi intertile (tidak subur). Hal ini disebabkan oleh gangguan spermaogenesis, terutama spermatogenesis. Penyebabnya bermacam-macam faktor : factor hormonal, nutrisi, pengaruh obat tertentu, akibat radiasi dan penyakit tertentu.

Macam-spermatozoa menurut kromosom kelamin Sesuai dengan adanya 2 macam kromosom kelamin, maka spermatozoa yang haploint ini hanya mengandung salah satu dari kedua macam kromosom itu yakni kromosom x dan kromosom y. sehingga terbentuklah spermatozoa yang hanya mengandung kromosom kelamin x dan kromosom kelamin y. Secara teknis dapat dilakukan pemisahan dengan cara : 1. Sentrifugasi 2. Perbedaan muatan listrik 3. Filtrasi melalui kolom gel sephadex

Semen (Sperma) Semen sperma terdiri atas plasma semen dan spermatozoa. Spermatozoa diproduksi dalam tesis, sedangkan secret yang digetahkan kelenjar-kelenjar prostat, vesica, seminalis, cowpeer, littre da sedikit dari ampula ductus deferens membentuk plasma semen. Pada ejakulasi, semen keluar dari penis dalam 4 fraksi : 1. Fraksi pre ejakulasi, volume kurang lebih 0,2 nd, terdiri atas lendir yang berasal dari kelenjar-kelenjar cowper dan littre, keluar jauh sebelum ejakulasi sebenarnya berlangsung fungsi : untuk lubriksi, melicinkan uretra dan vagina waktu coitus.

2. Fraksi awal, volume lebih kurang 0,5 ml, terdiri atas lendir yang berasal dari kelenjar prostat. Lendir ini mengandung berbagai zat untuk memelihara spermatozoa ketika berada di luar tubuh. 3. Fraksi utama, volume lebih kurang 2,0 l. terdiri atas lendir yang berasal dari kelenjar vesika seminalis dan spermatozoa yang dikeluarkan dari simpanannya di epididimis dalam jumlah yang banyak. 4. Fraksi akhir, volume lebih kurang 0,5 ml. Terdiri atas lendir yang berasal dari vesica seminalis, dan sekitar spermatozoa.

Kandungan Semen Zat-zat yang terkandung dalam plasma semen, adalah sebagai berikut : 1. Fruktosa dihasilkan vesica seminalis. Peran sumber energi bagi spermatozoa untuk gerak. 2. Asam sitrat, spermin, seminim, enzim-enzim : fosfatase asam, glukorinidase, lisosim dan amilase. Semua dihasilkan kelenjar prostat - Asam sitrat : menggumpalkan semen setelah ejakulasi - Spemin : yang menyebabkan bau khas semen - Seminim : untuk likuefaksi (mengencerkan semen dan lendir lendir cervix)

3. Prostaglandin, dihasilkan versika seminalis dan prostat. Peran : melancarkan tranportasi spermatozoa dalam saluran kelamin jantan dan betina dan menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah. 4.Elektrolit terutama Na, K, Zn, Mg dihasilkan prostat dan vesica seminalis peran : memelihara pH semen. 5.Enzim pembuahan : hylarunidase, neuroaminidase, protease mirip tripsin, protease mirip kimotripsin. 6.Inhibitor. Dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar kelamin jantan. Inhibi terhadap hyalorunidase dan protease. 7.Hormon-hormon : testoter on, FSH da LH Testoteron dihasilkan testis FSH dan LH merupakan gonadotropin yang diasilkan hipofise 8.Zat organisme : asam amino, protein dan lemak

You might also like