You are on page 1of 12

PELAKSANAAN KEGIATAN SKRINING/DETEKSI AKTIF KASUS PTM YANG DILAKUKAN OLEH DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

Disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah Skrining

Kelompok 4 Karlina Sulistiani (1110101000002) Kartika Andriani (1110101000012) Mayli Faroh Nabila (1110101000032)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian pada tahun 2005 (WHO), dan 80% kematian tersebut terjadi di negara-negara yang berpendapatan rendah dan menengah akibat penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (30%), penyakit pernafasan kronik dan penyakit kronik lainnya (16%), Kanker (13%), cedera (9%) dan Diabetes melitus (2%). PTM seperti Kardiovaskuler, Stroke, Kanker, Diabetes melitus, penyakit Paru Kronik Obstruktif dan Cedera terutama di negara berkembang, telah mengalami peningkatan kejadian dengan cepat yang berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2007) menunjukkan penyebab kematian telah terjadi pergeseran dari penyakit menular ke Penyakit Tidak Menular. Berdasarkan riset tersebut, penyebab kematian terbesar untuk umur> 5 tahun adalah Stroke, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit menular menyumbang 28,1% kematian sedangkan Penyakit Tidak Menular sebagai penyumbang terbesar penyebab kematian terbesar (59,5%). Faktor risiko PTM antara lain kurang aktivitas fisik, diet yang tidak sehat dan tidak seimbang, merokok, konsumsi alkohol, obesitas, Hyperglikemia, Hipertensi,

hiperkolesterol, dan perilaku yang berkaitan dengan kecelakaan dan cedera, misalnya perilaku berlalu lintas yang tidak benar. Upaya pencegahan dan penanggulangan PTM akan menjadi lebih efektif dan efisien jika faktor risiko tersebut dapat dikendalikan.. Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dikontrol, untuk mencegahnya perlu melakukan pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi makanan yang bergizi, rendah gula dan garam, banyak berolahraga. Hipertensi juga dapat menyebabkan komplikasi penyakit tidak menular lainnya seperti penyakit jantung pembuluh darah dan stroke. Secara Demografi Kota Bogor termasuk kedalam provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk 955 788. Kota Bogor terbagi dalam enam Kecamatan diantaranya Tanah Sereal, Bogor Barat, Bogor Timur, Bogor Selatan, Bogor Utara, Bogor Tengah. Upaya untuk pengendalian penyakit tidak menular telah dilakukan pemerintah. Salah satu upayanya adalah melakukan skrining atau deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular. Deteksi dini FR-PTM dilaksanakan oleh Posbindu yang didirikan dan dimonitor

oleh Puskesmas dan dinas kesehatan. Adapun kegiatan untuk deteksi dini FR-PTM yaitu Melaksanakan deteksi dini faktor risiko PTM terhadap sasaran usia >18 thn, Melaksanakan penanganan FR PTM, Melaksanakan surveilans epidemiologi FR PTM. Semua kegiatan tersebut terefleksi melalui lima meja yaitu Pendaftaran, Wawancara, Pengukuran fisik dan Pemeriksaan Biokimia, Konseling dan rujukan, Pencatatan dan Pelaporan. Hasil pencatatan nanti akan dilaporkan kepada puskesmas dan dinas kesehatan sebagai rujukan dalam penanggulangan penyakit tidak menular. Deteksi dini FR PTM bertujuan untuk memandirikan masayarakat dalam pengendalian penyakit tidak menular.

1.2 Tujuan 1. Dalam rangka penanggulangan penyakit tidak menular 2. memandirikan masayarakat dalam pengendalian penyakit tidak menular.

1.3 Ruang Lingkup Deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular dilaksanakan oleh dinas kesehatan kota bogor di wilayah Puskesmas Sindang Barang kelurahan Situ Gede pada tanggal 12 13 Juni 2012.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Skrining Skrining adalah pemeriksaan orang-orang asimptomatik untuk

mengklasifikasikan mereka dalam kategori yang diperkirakan mengidap atau diperkirakan tidak mengidap penyakit yang menjadi objek skrining.

2.2. Tujuan Skrining Untuk mengurangi morbiditas dan atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Program diagnosis dan

pengobatan dini lain. Semua skrining dengan sasaran pengobatan dini ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi orang-orang asimtomatik yang berisiko mengidap gangguan kesehatan serius.

2.3. Cara Melakukan Skrining Sebelum melakukan skrining terlebih dahulu harus ditentukan penyakit atau kondisi medis apa yang akan dicari. Kriteria untuk menentukan kondisi medis yang akan dicari: 1. Efektivitas pengobatan yang akan diberikan apabila hasil skrining positif 2. Beban penderitaan yang ditimbulkan oleh kondisi tersebut 3. Akurasi uji skrining Setelah menentukan kondisi medis yang akan dicari, uji skrining dapat dilaksanakan dalam bentuk : 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisik 3. Prosedur 4. Uji laboratorium

2.4. Pengertian PTM Penyakit Tidak Menular adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Biasanya, penyebab munculnya penyakit tidak menular adalah pola

makan yang kurang sehat, gaya hidup yang tidak baik, minum alkohol, merokok, dan kurang olahraga. Contoh penyakit tidak menular adalah kanker, penyakit jantung koroner, diabetes melitus, gagal ginjal, dan lain-lain.

2.5. Diabetes Melitus Diabetes Melitus adalah suatu penyakit atau gangguan kesehatan yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam darah. Tingginya kadar gula karena kurang maksimalnya pemanfaatan gula oleh tubuh sebagai sumber energi karena kurangnya hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas atau tidak berfungsinya hormon insulin dalam menyerap gula secara maksimal oleh sebab itu penyakit ini juga biasa disebut atau didefinisikan sebagai penyakit gula darah Penyakit diabetes melitus yang biasa dikenal dengan kencing manis ataupun penyakit gula ini dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu : 1. Diabetes Melitus Tipe 1 2. Diabetes Melitus Tipe 2 3. Gestational Diabetes Mellitus Pada orang normal, karbohidrat yang berupa makanan yang mengandung zat tepung ketika dikonsumsi akan diubah menjadi glukosa dalam saluran pencernaan, dengan bantuan insulin Glukosa ini kemudian akan dibawa oleh darah keseluruh tubuh dan masuk kedalam sel untuk dimanfaatkan sebagai energi. Pada penderita diabetes mellitus gula tidak dapat atau sukar masuk ke dalam sel. hal ini disebabkan karena kelenjar pankreas memproduksi insulin kurang dari yang dibutuhkan atau bisa juga disebabkan karena aktivitas reseptor insulin menurun sehingga sel tidak dapat memberikan respon yang baik terhadap insulin walaupun insulinnya berkecukupan sehingga kadar glukosa dalam darah meningkat

2.6. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Penyakit jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan Jantung tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal-hal tersebut antara lain Otot jantung yang lemah (kelainan bawaan sejak lahir) dan atau adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh karena tidak sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi saat penderita masih di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan darah bersih dan darah kotor tercampur.

Penyakit jantung dapat menyerang siapa saja, entah itu orang tua, anak kecil, pria maupun wanita. Dari semua golongan manusia dapat terserang penyakit jantung. Pada umumnya penyakit jantung timbul karena pola hidup yang kurang sehat sehingga memicu timbulnya penyakit ini, selain itu ada juga beberapa penyakit yang dapat berdampak pada kesehatan jantung pula. Pengertian penyakit jantung dan serangan jantung adalah berbeda. Kalau serangan jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan jantung sama sekali tidak berfungsi. Kondisi ini biasanya terjadi mendadak, dan sering disebut gagal jantung. Penyebab gagal jantung bervariasi, namun penyebab utamanya biasanya adalah terhambatnya suplai darah ke otot-otot jantung, oleh karena pembuluhpembuluh darah yang biasanya mengalirkan darah ke otot-otot jantung tersebut tersumbat atau mengeras, entah oleh karena lemak dan kolesterol, ataupun oleh karena zat-zat kimia seperti penggunaan obat yang berlebihan yang mengandung Phenol Propano Alanin (ppa) yang banyak ditemui dalam obat-obat seperti Decolgen, dan nikotin.

2.7. Pos PTM Pos penyakit tidak menular adalah pos yang dibuat dalam rangka mendeteksi secara dini penyakit tidak menular adapun kegiatan deteksi dini nya adalah: 1. 2. 3. Meja 1 : Registrasi Meja 2 : Anamnesa atau wawancara Meja 3 : Pemeriksaan Fisik meliputi pemeriksaan tekanan darah, gula darah, berat badan dan tinggi badan, lingkar perut. 4. 5. Meja 4 : Penyuluhan Meja 5 : Pencatatan dan Pelaporan Apabila ditemukan tanda-tanda yang mencurigakan dari salah satu penyakit tidak menular biasanya Petugas memberikan rujukan

BAB III DESKRIPSI DAN ALUR KEGIATAN

Kegiatan skrining yang diadakan oleh Dinkes Bogor adalah rangkaian acara yang dimulai tanggal 12 Juni 2012 hingga 13 Juni 2012. Sasaran dari skrining ini adalah Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah dan Diabetes Melitus. Sasaran ini dipilih karena saat ini, penyakit jantung merupakan pembunuh nomor 1 di dunia. Selain itu, juga karena karakteristik masyarakat bogor suka makan ikan asin dan sambal, dimana makanan tersebut masuk pada kategori makanan asin. Peningkatan pendapatan perkapita juga merupakan salah satu pemicu meningkatnya penyakit tidak menular di masyarakat. Alasannya, adalah karena dengan meningkatnya angka pendapatan, maka meningkat pula risiko seseorang mengubah gaya hidupnya. Dari yang awalnya hanya mengkonsumsi sayuran beralih mengkonsumsi daging. Dari yang biasanya tidak merokok jadi merokok. Hal ini yang memunculkan beban ganda bagi negara. Adanya berbagai alasan itulah, maka Dinkes Bogor mengadakan pos skrining Penyakit tidak menular. Untuk penyakit pertama yang di skrining adalah PJPD dan DM, yang banyak diderita masyarakat bogor. Namun selain PJPD dan DM, Dinkes Bogor juga menangani masalah kesehatan lainnya, seperti PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik), Kanker, dan KKDRT (Kecelakaan dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Untuk kanker, menurut Dinkes Bogor, sudah dapat dikendalikan. Bahkan, di kecamatan Bogor Tengah, kanker sudah dapat dikatakan beres.

Bagan alur pelaporan faktor risiko PJPD


Ditjen PP & PL U m p a n b a l i k ( DIT. PPTM )

Form KK FR-PJPD ( PKM, Dinkes), Form PTM Dinas kesehatan provinsi

Form KK FR-PJPD ( PKM, Dinkes), Form PTM Dinas kesehatan kabupaten/kota

Kepala desa

Form KK FR-PJPD ( PKM, Dinkes), Form PTM puskesmas

Instansi terkait

Form KK FR-PJPD ( Kades)

Poskesdes, posyandu, posbindu, pos PTM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Deteksi aktif penyakit tidak menular dilakukan dalam rangka hari jadi kota bogor 2. Deteksi aktif penyakit tidak menular setiap tahun dilaksanakan. 3. Dari segi pelaporan hasil deteksi aktif , petugas melaporkan hasil skrining dan temuantemuannya ke puskesmas dalam bentuk form PJPD kemudian puskesmas mengolahnya dalam bentuk grafik untuk kemudian dilaporkan ke dinkes kabupaten. 4. Masyarakat yang di skrining mencapai 400. 30 orang diantaranya melakukan pemeriksaan lanjutan EKG.Pemeriksaan EKG, Kolestrol,gula darah dilakukan oleh tenaga ahli dr puskesmas bukan kader. 5. Kader hanya melakukan pencatatan registrasi dan melakukan promosi 6. Feed back dari puskesmas : rujukan, pemberian obat, penyuluhan .

BAB V FAKTOR PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGHAMBAT

5.1 Faktor Pendukung 1. Tenaga Ahli dari Puskesmas berpartisipasi dalam pemeriksaan fisik sehingga tidak ada rasa cemas bagi peserta 2. Masyarakat ikut membantu dalam menyediakan tempat

5.2 Faktor Penghambat 1. kurangnya petugas pelaksana kegiatan deteksi aktif faktor risiko, sehingga dalam pelaksanaanya menjadi kurang efektif. Contohnya ada petugas ahli tapi hanya sedikit sehingga peserta menjadi menumpuk 2. Kurangnya alat-alat kesehatan 3. Masyarakat mengira skrining PTM itu pengobatan gratis sehingga asumsi yang berkembang membuat sebagian masyakat mengurungkan untuk datang ke Pos PTM

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan Kegiatan yang dilakukan Dinkes Bogor merupakan serangkaian acara deteksi aktif penyakit tidak menular yang bertujuan untuk deteksi dini penyakit tidak menular khususnya PJPD & DM. Program ini dirasa cukup baik dilakukan oleh Dinkes Bogor, karena sudah mencapai cakupan target yang diinginkan.

6.2. Saran 6.2.1. Sebaiknya tenaga pelaksana skrining dan alat-alat kesehatan ditambah, agar pelaksanaan program ini semakin maksimal 6.2.2. Metode pemilihan warga yang mendapatkan pemeriksaan kolesterol, gula darah dan EKG sebaiknya diperbaiki, karena jika mengambil satu yang paling parah dari empat orang yang diperiksa, dikhawatirkan jika ada dua orang yang memerlukan pemeriksaan, maka yang dapat difasilitasi hanya satu. 6.2.3. Sebaiknya sosialisasi kepada masyarakat diperjelas, agar masyarakat tidak kecewa dengan program yang dilaksanakan, karena hal ini akan menyebabkan kurang maksimalnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program deteksi dini ini.

BAB VII DAFTAR PUSTAKA

1. Rencana operasional promosi kesehatan dalam pengendalian penyakit tidak menular diakses di http://www.promkes.depkes.go.id/download/PTM.pdf tanggal 29 juni 2012 2. Diakses pada http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit pada tanggal 29 Juni 2012 3. Diakses pada http://www.diabetesmelitus.comli.com/pengertian.html pada tanggal 29 Juni 2012 4. Diakses pada http://www.penyakitjantung.net/pengertian-penyakit-jantung/ pada tanggal 29 Juni 2012

You might also like