You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian saat ini mulai mempertimbangkan material alumunium sebagai bahan utama dalam proses produksi. Penggunaan alumunium pada dunia perkapalan di Indonesia sudah mulai dipopulerkan sebagai pengganti besi atau baja. Aluminium dan paduan aluminium termasuk logam ringan yang memiliki kekuatan tinggi, tahan terhadap karat dan merupakan konduktor listrik yang cukup baik. Aluminium dan paduannya memiliki sifat mampu las yang kurang baik. Hal ini disebabkan oleh sifat aluminium itu sendiri seperti konduktivitas panas yang tinggi, koefisien muai yang besar, bersifat reaktif dengan udara membentuk lapisan aluminium oxida yang menyebabkan adanya cacat las serta berat jenis dan titik cairnya yang rendah. Alumunium Alloy dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan material paduannya. Pada dasarnya dapat dibagi menjadi delapan kelompok alumunium paduan yaitu : 1xxx Pure Alumunium 2xxx Al-Cu Alloys 3xxx Al-Mn Alloys 4xxx Al-Si Alloys 5xxx Al-Mg Alloys 6xxx Al-Mg-Si Alloys 7xxx Al-Zn Alloys 8xxx Alloys with Al + other elements ( Fe, Ni, Li ) Alumunium yang akan digunakan pada tugas akhir ini adalah Aluminium Alloys seri 5083 yang merupakan aluminium paduan paling banyak digunakan di dunia perkapalan. AA 5083 merupakan paduan aluminium dengan komposisi Magnesium 0.47%, mangan 0.1%, 0.1 chromium, yang memiliki sifat tidak dapat diperlaku-panaskan, tetapi memiliki sifat yang baik dalam daya tahan korosi terutama korosi oleh air laut dan sifat mampu las yang sangat baik. Sedangkan untuk AA seri 6xxx yang biasa dipakai di lapangan adalah seri 6082 tersusun atas Al 0.9 Mg 1.0 Si 0.7 Mn. Alumunium alloys seri 6xxx bersifat anti korosi yang baik, dapat diperlakukan panas, sifat extrudability yang baik, kuat tarik medium. Terlepas dari sifat mampu las aluminium, perkembangan teknologi pengelasan berjalan dengan pesat. Terutama pengelasan busur listrik dengan pelindung gas mulia, telah menjadikan sifat mampu las aluminium menjadi lebih baik.

2 Untuk memaksimalkan dari penggunaan alumunium tersebut, diperlukan pengelasan yang benar-benar tepat. Pada umumnya dengan pengelasan GTAW (Gas Tungsen Arc Welding) menggunakan tungsten sebagai shielding gas nya dan GMAW (Gas Metal Arc Welding) menggunakan prinsip di lingkungan gas mulia yang dilengkapi consumable metal electrode, dimana elektroda ini gunanya untuk menyalakan busur listrik. Dari masing-masing pengelasan tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan. Oleh karena itu pada tugas akhir ini diharapkan mampu mengetahui perbandingan antara kedua metode pengelasan jika ditinjau dari kualitas material setelah pengelasan dan struktur mikro pada sambungan filletnya. Pengelasan yang dilakukan pada base metal menggunakan posisi 1G (Flat Welding Test Position), pada kedua pengelasan. Setelah pengelasan selesai, langkah berikutnya adalah melakukan pengujian terhadap proses pengelasan GTAW dan GMAW pada base metal. Dimana bertujuan untuk mendeteksi cacat atau retak yang dihasilkan dari kedua pengelasan tersebut. Selain itu juga mengetahui nilai ketangguhan dari material alumunium dari masing-masing pengelasan. Pengujian yang digunakan adalah visual test, radiography test, fracture test, Macroetsa dan Metallography test. 1.2 Perumusan Masalah Masalah yang akan dicari penyelesaiannya dalam tugas akhir ini adalah : 1. Bagaimana kualitas material setelah di las menggunakan metode GTAW atau GMAW? 2. Bagaimana struktur mikro dan makro material dari pengelasan GTAW atau GMAW? 3. Ditinjau dari mechanical properties material, lebih baik GTAW atau GMAW? 4. Cacat apa saja yang ditimbulkan dari kedua pengelasan? 1.3 Tujuan Tujuan dari penulisan tugas akhir ini berdasarkan uraian di atas yaitu : 1. Mengetahui kualitas material yang paling baik setelah di las antara GTAW atau GMAW 2. Mengetahui struktur material setelah pengelasan antara metode GTAW ataupun GMAW 3. Mengetahui distribusi kekerasan dan ketangguhan material setelah pengelasan 4. Mengetahui cacat-cacat yang terjadi setelah pengelasan baik cacat di dalam permukaan dan juga cacat pada permukaan 1.4 Manfaat Manfaat yang akan didapat dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mendapatkan metode pengelasan yang tepat pada aluminium alloy type 5083 dan aluminium alloy type 6082 antara GTAW dan GMAW. Juga sebagai bahan referensi dalam proses produksi pembangunan kapal, khususnya yang berbahan AA 5083 dan AA 6082.

1.5 Batasan Masalah Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah : 1. Material pengujian menggunakan Aluminium type 5083 dan type 6082. 2. Proses pengelasan menggunakan metode GTAW dan GMAW. 3. Pengelasan menggunakan elektrode ER 5356 4. Pengelasan dilakukan pada suhu dan kelembaban ruang 5. Proses pengelasan mengacu pada WPS yang ada. 6. Analisa cacat las menggunakan Radiography test, Metallography Test, Fracture test dan Macroetsa Test 1.6 Hipotesis Awal Hipotesa awal proses pengelasan GMAW sering dilakukan pada industri perkapalan karena prosesnya yang tidak memakan waktu lama. Sedangkan proses pengelasan GTAW umumnya dilakukan untuk pengelasan kecil dengan kualitas lebih baik dari pada GMAW yang memiliki jumlah persentase porositas lebih banyak dan nilai ketangguhan meningkat akibat penurunan kekerasan material. 1.7 Metodologi Metode dan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Studi kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur yang sesuai, sehingga dapat mempermudah dalam proses penelitian dan analisa data penelitian. 2. Pelaksanaan pengujian Untuk melaksanakan pengujian dalam penelitian ini, ada beberapa tahap yang dilakukan, tahap-tahap tersebut adalah : Persiapan material Pengelasan GTAW dan GMAW Pengujian radiography Pengujian metallography Pengujian fracture test Pengujian macroetsa

4 3. Analisa dan pembahasan Analisa dan pembahasan dilakukan terhadap hasil pengujian yang dilakukan. Hasil pengujian yang dianalisa adalah sebagai berikut : Hasil pengelasan Pengujian radiography Pengujian metallography Pengujian fracture test Pengujian macroetsa 4. Kesimpulan Dari hasil analisa maka diambil kesimpulan dari pengujian yang telah dilakukan.

Metode dan langkah-langkah diatas dapat ditampilkan dalam bentuk diagram, berikut ini diagram dari metode dan langkah-langkah diatas : Mulai

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Penentuan Material Uji


Aluminium 5083 dan 6082

Pembuatan WPS Berdasarkan referensi yang ada

Proses Pengelasan Pengelasan fillet AA 5083 dan AA 6082 Dengan metode GMAW, elektroda ER 5356

Proses Pengelasan Pengelasan fillet AA 5083 dan AA 6082 Dengan metode GTAW, elektroda ER 5356

Pengujian Radiography (2 spesimen) Hasil : pengamatan cacat las subsurface

Metallography dan Macroetsa (4 specimen) Hasil : fotomikro daerah WM dan HAZ

Pengujian Fracture test (4 spesimen) Hasil : Sifat ketangguhan material di daerah weld metal dan HAZ

Pengolahan Hasil Uji

Analisa

Data
Kesimpulan Gambar 1.1. Flowchart metodologi.

6 1.8 Sistematika Penulisan Untuk memperoleh hasil laporan tugas akhir yang sistematis dan tidak keluar dari pokok permasalahan maka dibuat sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, dan manfaat penulisan tugas akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisikan teori penunjang yang memberikan penjelasan mengenai teori yang digunakan dalam pembuatan specimen pengujian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas tentang kegiatan yang dilakukan selama proses penelitian.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan berisi analisa yang dilakukan terhadap hasil perhitungan dan pengujian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan berisi kesimpulan dari tugas akhir dan saran untuk pengujian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

You might also like