Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Pada Anak Sekolah Dasar Negeri No. 064023 Di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Pada Tahun 2013
Pembimbing: dr.Juliandi Harahap, MA Oleh:
WONG SAI HO 080100272
080100272
080100398 080100414 080100428
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penting sebagai SDM bagi keberhasilan pembangunan bangsa (Moehji, 2003) Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan SDM yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005)
Upaya peningkatan kualitas SDM harus dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan (Judarwanto, 2008)
Kualitas SDM memainkan peran penting dalam pembangunan bangsa. Perkembangan ilmu dan pengetahuan (iptek) yang kini berlangsung amat cepat dan menjadi barometer kemajuan suatu bangsa, membutuhkan SDM berkualitas tinggi (Sibuea, 2002)
PENDIDIKAN
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam sebuah negara
Prestasi belajar siswa sebagai ukuran untuk menentukan tingkat keberhasilan proses pendidikan di Indonesia Hal ini menunjukkan berhasil tidaknya proses pendidikan dapat KEBERHASILAN diamati berdasarkan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa
NEGARA
Menurut Purwadarminto dalam Wijayanto (2001), prestasi belajar adalah prestasi yang dicapai oleh seorang siswa dalam jangka waktu tertentu dan yang tercatat dalam buku laporan sekolah
Sarapan didefinisikan mengkonsumsi makanan atau minuman yang menghasilkan energi dan zat gizi lain pada pagi hari, yang dilakukan dirumah sebelum berangkat melakukan aktivitas seharihari (Utter dkk, 2007) Biasakan Makan Pagi.
Bagi anak sekolah, makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran, sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik (Depkes, 2002)
Sibuea (2002) menemukan terdapat 57,5% anak sekolah di Medan tidak pernah sarapan pagi Kurniasari (2005) menemukan 25% anak sekolah dasar di Yogyakarta jarang melakukan sarapan
Breakfast Reduces Declines in Attention and Memory Over The Morning in School Children
Tidak sarapan dan hanya memperoleh minuman glukosa menunjukkan daya konsentrasi atau tingkat perhatian dan kemampuan mengingat yang menurun secara signifikan seiring dengan pertambahan waktu Mendapat sereal meski mengalami penurunan daya konsentrasi namun tidak signifikan
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa menu sarapan pagi yang mengandung karbohidrat kompleks memberikan pengaruh positif bagi anak dalam mempertahankan kemampuan konsentrasi belajar dan mengingat di sekolah (Wiharyanti, 2006)
1. Bagi Sekolah Meningkatkan pemahaman siswa sekolah dasar tentang pentingnya kebiasaan sarapan rutin dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal.
2. Bagi Puskesmas Sebagai bahan pertimbangan guna menyusun strategi lebih lanjut dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan anak usia sekolah kaitannya dengan adanya kantin UKS yang sesuai Standard Dinas Kesehatan. 3. Bagi Institusi Dapat memperluas penelitian yang telah dilakukan dan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya dan dapat memberikan informasi serta wawasan mengenai hubungan sarapan pagi dan prestasi belajar.
4. Bagi Peneliti Melatih bagaimana cara mempromosikan kepada masyarakat tentang arti pentingnya membiasakan anak untuk sarapan rutin supaya mencapai prestasi belajar yang maksimal.
-Poerwanto (1986) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. -Winkel (1996) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
- Nasution (1996) prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. - Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut
Tingkat Kongnitif
a. b. c. d. e. f. Pengetahuan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Evaluasi
Tingkat Afektif
a. b. c. d. e. Penerimaan Partisipasi Penetuan sikap Organisasi Pembentukan pola
Tingkat Psikomotorik
a. b. c. d. e. f. g. Persepsi Kesiapan Gerakanan terbimbing Gerakan terbiasa Gerakan kompleks Gerakan penyesuaian Kreatifitas
Kerangka Konsep
Kebiasaan Sarapan Pagi
Prestasi Belajar
Kerangka Konsep hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar anak SD kelas IV dan V di SD Negeri No. 064023 pada tahun 2013.
Definisi Operasional
1. Anak sekolah dasar
Anak sekolah dasar adalah seluruh murid sekolah dasar kelas IV dan V yang bersekolah di SD Negeri No. 064023 pada tahun 2013
3. Prestasi belajar
Hasil yang dicapai sesuai kemampuan anak dari proses belajar dalam waktu tertentu yang dilihat dalam bentuk rata-rata nilai dari hasil tes atau ujian di sekolah.
Hipotesis
Dalam skripsi ini yang hendak diuji kebenarannya adalah: Hipotesis Alternatif (Ha): Ada hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar. Hipotesis Nihil (Ho): Tidak ada hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik, yang dengan metode pendekatan Cross Sectional dan diharapkan untuk dapat mencari hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar.
Data sekunder diambil dari dokumen sekolah dan data indeks prestasi anak sekolah dasar yang diperoleh dari ratarata nilai ujian responden yang dilakukan pada bulan Maret yang meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKN, Matematika, IPA dan IPS.
Aspek Pengukuran
Kebiasaan sarapan responden diukur melalui 10 pertanyaan pada kuesioner dengan memilih jawaban yang disediakan. Pengukuran kebiasaan sarapan pada responden dibagi atas 3 kategori seperti berikut:
Sering bersarapan (5-7 kali seminggu) Kadang-kadang (3-4 kali seminggu) Jarang (1-2 kali seminggu)
Cara ukur
Wawancara
Alat ukur
Kuesioner
Skala
Ordinal
Prestasi responden dinilai dengan cara melihat nilai rata-rata ujian responden yang dilakukan pada bulan Maret dan dikategorikan seperti berikut:
Baik (7,5-10) Cukup (6,0-7,4) Kurang (< 5,9)
Cara ukur Melihat rata-rata nilai ujian dari seluruh mata pelajaran.
Skala Ordinal
Coding (pengkodean) Setelah data diperoleh, penulis melakukan pengkodean untuk mempermudah analisis data.
Untuk melihat ada tidaknya hubungan secara bermakna diantara variabel yang diteliti maka digunakan statistic Uji Chi-Square pada program SPSS.