You are on page 1of 20

Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf. A. Struktur Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin termasuk : 1. Pulau Langerhans pada Pankreas 2. Gonad (ovarium dan testis) 3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus B. Hormon dan fungsinya Kata hormon berasal dari bahasa Yunani, hormon yang artinya membuat gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan. Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum : 1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang 2. Menstimulasi urutan perkembangan 3. Mengkoordinasi sistem reproduktif 4. Memelihara lingkungan internal optimal 5.Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat C. Klasifikasi Dalam hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis., dopamin, norepinefrin, epinefrin). Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesengerkedua, sementara hormon steroid dapat menembus membran sel dengan bebas. D. Karakteristik Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut. Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut : 1) sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada malam hari. 2) Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.

3) Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar substrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum. Hormon bekerja dalam sistem umpan balik. sistem umpan balik dapat positif atau negatif dan memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia. Hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal. E. Regulasi Peran hipotalamus dan kelenjar hipofise Dua kelenjar endokrin yang utama adalah hipotalamus dan hipofise. Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting. Hormon ini bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitary yang mengatur pembentukan dan sekresi hormon hipofise. Hipotalamus dan kelenjar hipofise dihubungkan oleh infundibulum.Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Perhatikan bahwa setiap hormon yang mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar induknya. Misalnya oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior kelenjar hipofise, menyebabkan kontraksi uterus. Hormon hipofise yang mengatur sekresi hormon dari kelenjar lain disebut hormon tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh hormon disebut kelenjar target. Sistem umpan balik Kadar hormon dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik negative, manakala kadar hormon telah mencukupi untuk menghasilkan efek yang dimaksudkan, kenaikan kadar hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik negatif. Peningkatan kadar hormon mengurangi perubahan awal yang memicu pelepasan hormon. Misalnya peningkatan sekresi ACTH dari kelenjar pituitari anterior merangsang peningkatan pelepasan kortisol dari korteks adrenal, menyebabkan penurunan pelepasan ACTH lebih banyak. Kadar substansi dalam darah selain hormon juga memicu pelepasan hormon dan dikontrol melalui Sistem umpan balik. Pelepasan insulin dari pulau langerhans di pankreas didorong oleh kadar glukosa darah. Aktivasi sel-sel target Manakala hormon mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi cara sel berfungsi dengan satu atau dua metoda, pertama melalui penggunaan mediator intraselular dan kedua mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah satu mediator intraselular adalah cyclic adenosine monophosphate (cAMP), yang berikatan dengan permukaan dalam dari membran sel. Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akan mengalami sedikit perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon berikatan dengan sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel dengan berinteraksi dengan gen, gen akan mensintesa mesenger RNA (mRNA) dan pada akhirnya protein (mis., enzim, steroid). Substansi ini mempengaruhi reaksi dan proses selular.

1. Struktur dan fungsi hipotalamus Hipotalamus terletak di batang otak tepatnya di dienchepalon, dekat dengan ventrikel otak ketiga (ventrikulus tertius) Hipotalamus sebagai pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui humoral (hormonal) dan saraf. Hormon yang dihasilkan hipotalamus sering disebut faktor R dan I mengontrol sintesa dan sekresi hormon hipofise anterior sedangkan kontrol terhadap hipofise posterior berlangsung melalui kerja saraf. Pembuluh darah kecil yang membawa sekret hipotalamus ke hipofise disebut portal hipotalamik hipofise. Hormon-hormon hipotalamus antara lain : a) ACTH : Adrenocortico Releasing Hormon b) ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormon c) TRH : Tyroid Releasing Hormon d) TIH : Tyroid Inhibiting Hormon e) GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon f) GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon g) PTRH : Paratyroid Releasing Hormon h) PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon i) PRH : Prolaktin Releasing Hormon j) PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon k) GRH : Growth Releasing Hormon l) GIH : Growth Inhibiting Hormon m) MRH : Melanosit Releasing Hormon n) MIH : Melanosit Inhibiting Hormon Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormonhormon hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja hormonal sedang bagian posterior dikontrol melalui kerja saraf. 2. Struktur dan Fungsi Hipofise Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus Lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. Lobus anterior ini juga disebut adenohipofise. Lobus posterior, merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraf. Lobus intermediate (pars intermediate) adalah area diantara lobus anterior dan posterior, fungsinya belum diketahui secara pasti, namun beberapa referensi yang ada mengatakan lobus ini mungkin menghasilkan melanosit stimulating hormon (MSH). Secara histologis, sel-sel kelenjar hipofise dikelompokan berdasarkan jenis hormon yang disekresi yaitu: a) Sel-sel somatotrof bentuknya besar, mengandung granula sekretori, berdiameter 350500 nm dan terletak di sayap lateral hipofise. Sel-sel inilah yang menghasilkan hormon somatotropin atau hormon pertumbuhan. b) Sel-sel lactotroph juga mengandung granula sekretori, dengan diameter 27-350 nm, menghasilkan prolaktin atau laktogen. c) Sel-sel Tirotroph berbentuk polihedral, mengandung granula sekretori dengan diameter 50-100 nm, menghasilkan TSH. d) Sel-sel gonadotrof diameter sel kira-kira 275-375 nm, mengandung granula sekretori, menghasilakan FSH dan LH. Ssel-sel kortikotrof diameter sel kira-kira 375-550 nm, merupakan granula terbesar, menghasilkan ACTH.

e) Sel nonsekretori terdiri atas sel kromofob. Lebih kurang 25% sel kelenjar hipofise tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan yang lazim digunakan dan karena itu disebut sel-sel kromofob. Pewarnaan yang sering dipakai adalah carmosin dan erytrosin. Sel foli-kular adalah sel-sel yang berfolikel. Hipofise menghasilkan hormon tropik dan nontropik. Hormon tropik akan mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran sedangkan hormon nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran. Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas kelenjar endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki master of gland.

3. Struktur dan Fungsi Kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18 gram. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri dan kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus. Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP-ase, ion klorat dan ion sianat. Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT). Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk Tri iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin atau tiroksin (T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein binding Iodine). Fungsi hormon-hormon tiroid antara adalah: a) Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testes b) Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar. c) Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang d) Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin e) Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung. f) Merangsang pembentukan sel darah merah

g)

Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme h) Bereaksi sebagai antagonis insulin Tirokalsitonin mempunyai jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium di tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung. 4. Struktur dan Fungsi Kelenjar Paratiroid Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH. Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh. Organ targetnya adalah tulang, ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap tulang, PTH mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu hormon inipun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran Posfat, HCO3 dan Na. karena sebagian besar kalsium disimpan di tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang. Faktor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar kalsium serum di samping tentunya PTSH 5. Struktur dan fungsi kelenjar Pankreas Pankreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas, dan terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5-5 cm. mendapat pasokan darah dari arteri mensenterika superior dan splenikus. Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya sebagai organ endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau Langerhans terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha yang menghasilkan yang menghasilkan glukoagon, sel beta yang menghasilkan insulin, dan sel deltha yang menghasilkan somatostatin namun fungsinya belum jelas diketahui. Organ sasaran kedua hormon ini adalah hepar, otot dan jaringan lemak. Glukagon dan insulin memegang peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi kedua hormon ini saling bertolak belakang. Kalau secara umum, insulin menurunkan kadar gula darah sebaliknya untuk glukagon meningkatkan kadar gula darah. Perangsangan glukagon bila kadar gula darah rendah, dan asam amino darah meningkat. Efek glukoagon ini juga sama dengan efek kortisol, GH dan epinefrin. Dalam meningkatkan kadar gula darah, glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon meningkatkan lipolisis (pemecahan lemak). Dalam menurunkan kadar gula darah, insulin sebagai hormon anabolik terutama akan meningkatkan difusi glukosa melalui membran sel di jaringan. Efek anabolik penting lainnya dari hormon insulin adalah sebagai berikut: a) Efek pada hepar 1) Meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa 2) Menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis dan ketogenesis 3) Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas di hepar

b) Efek pada otot 1) Meningkatkan sintesis protein 2)Meningkatkan transportasi asam amino 3) Meningkatkan glikogenesis c) Efek pada jaringan lemak 1) Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas 2) Meningkatkan penyimpanan trigliserida 3) Menurunkan lipolisis

6. Struktur dan Fungsi Kelenjar Adrenal Terletak di kutub atas kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar suprarenalis karena letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai kelenjar anak ginjal karena menempel pada ginjal. Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan bagian medulla. Keduanya menunjang dalam ketahanan hidup dan kesejahteraan, namun hanya korteks yang esensial untuk kehidupan.

Korteks adrenal Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan hormon adrenokortikal dapat menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensintesa tiga kelas hormon steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen. a. Mineralokortikoid Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron) dibentuk pada zona glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini selanjutnya membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung. Defisiensi mineralokortikoid (penyakit Addisons) mengarah pada hipotensi, hiperkalemia, penurunan curah jantung, dan dalam kasus akut, syok. Kelebihan mineralokortikoid mengakibatkan hipertensi dan hipokalemia.

b. Glukokortikoid Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol merupakan glukokortikoid utama pada manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam: metabolisme glukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa darah; metabolisme protein; keseimbangan cairan dan elektrolit; inflamasi dan imunitas; dan terhadap stresor. c. Hormon seks Korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari zona retikularis. Umumnya adrenal mensekresi sedikit androgen dan estrogen dibandingkan dengan sejumlah besar hormon seks yang disekresi oleh gonad. Namun produksi hormon seks oleh kelenjar adrenal dapat menimbulkan gejala klinis. Misalnya, kelebihan pelepasan androgen menyebabkan virilisme. sementara kelebihan pelepasan estrogen (mis., akibat karsinoma adrenal menyebabkan ginekomastia dan retensi natrium dan air.

7. Struktur dan fungsi Kelenjar Suprarenal Berlokasi diantara superomedial aspects of the kidney and diaphragm dikelilingi oleh jaringan ikat yang berisi lemak perinefrik. Terdiri dari kelenjar suprarenal kiri dan kanan. Kelenjar ini diliputi oleh fascia renalis yang menempel pada diafragma, tetapi mereka dipisahkan dari ginjal oleh jaringan fibrosa. Kelenjar suprarenal kanan berbentuk triangular, anterior tehadap diafragma dan kontak dengan inferior vena cava (IVC) secara anteromedial, dan kontak dengan hati secara anterolateral. Kelenjar suprarenal kiri berbentuk semilunar dan berhubungan dengan spleen, gaster, pankreas, dan left crus of diaphragm. Setiap kelenjar dilapisi oleh kapsula fibrosa dan bantalan lemak. Kelenjar ini terdiri dari 2 bagian, yaitu korteks dan medulla. a. Korteks : berasal dari mesoderm dan berfungsi untuk menghasilkan hormon kortikosteroid dan androgen. b. Medulla adalah mass of tissue-permeated with capillary and sinusoids, berasal dari neural crest yang dihubungkan dengan sympathetic nervous system. Terdapat chromaffin cells of the medulla yang dihubungkan dengan sympathetic ganglion (postsynaptic) neuron in both derivation (neural crest cells) dan berfungsi mensekresi cathecolamin. 8. Struktur dan fungsi Kelenjar Endokrin lain a) Thymus Jika dipergunakan definisi tidak mempunyai saluran keluar untuk mengalirkan zat yang dihasilkannya, kelenjar thymus dapat dimasukkan ke dalam kelompok ini. Thymus terletak di belakang tulang dada anak-anak hingga usia pubertas. Setelah usia pubertas kelenjar ini mengecil dan tidak ditemukan lagi. Selama masih aktif, kelenjar ini menghasilkan sel darah putih yang disebut Tlymphocyte. Sel ini selanjutnya akan menetap di dalam tubuh dan mempunyai memoryatau ingatan terhadap benda asing yang pernah masuk tubuh dan sel tubuh yang abnormal (termasuk sel kanker). Jika zat yang sama masuk tubuh maka sel ini akan memperbanyak din menetralkan efek zat itu terhadap tubuh. Fungsi ini merupakan suatu bagian sistem proteksi tubuh atau sistem imun (cell mediated immune system) yang bersifat seluler. Efek serupa terjadi juga melalui mekanisme pembentukan zat anti (humoral immune system) oleh B-lymphocyte. Dari penjelasan ini thymus tidak termasuk dalam kelenjar endokrin. Walaupun tidak mempunyai saluran keluar, termasuk dalam sistem imun tubuh.

b) Plasenta Plasenta merupakan jaringan yang menghubungkan ibu dengan bayi di dalam rahim. Plasenta menghasilkan beberapa hormon, yaitu: Gonadotropin korion yang berfungsi memeningkatkan Pertumbuhan korpus luteum serta sekresi estrogen dan progesterone oleh korpus luteum Estrogen yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan organ kelamin ibu dan jaringan janin. Progesteron berfungsi meningkatkan perkembangan jaringan dan organ janin somatotropin yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan jaringan janin serta membantu perkembangan payudara ibu.

Estrogen dan progesteron berfungsi guna mencegah pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini dapat mempertahankan kehamilan.

c) Usus halus Enzim yang dihasilkan, antara lain Enterokinase, Erepsin ( Peptidase ), Maltase, Sukrase, Laktase, Nuklease, dan Lipase. Hormon enterokrinin yang dihasilkan oleh duodenum mempengaruhi keluarnya enzim enzim tersebut sehingga mempermudah penyerapan sari sari makanan.

d) Pineal Kelenjar pineal itu organ berbentuk kerucut yang rata, sebesar kacang polong terletak di pusat otak tengah. Mencapai ukuran terbesar selama masa kanak-kanak, tetapi mengeras dan menyusut dengan bertambahnya usia. Produksi melatonin oleh kelenjar pineal ditentukan oleh jumlah cahaya yang diterima, karena kelenjar memainkan peranan jam tubuh, disebabkan oleh kepekaannya terhadap cahaya dan pengaturan siklus tidur-bangun. Selama tidur malam, tingkat melatonin dalam tubuh naik, mencapai puncak antara jam 11 malam dan jam 2 pagi, dan kemudian turun secara dramatis saat hari menjelang fajar. Produksi melatonin berhubungan dengan umur, meningkat pada tiga bulan setelah lahir, memuncak pada usia enam tahun, dan mulai merosot setelah masa puber. Melatonin memiliki susunan kimia yang sederhana, tetapi memainkan peran yang penting dalam fungsi-fungsi tubuh, mengawasi kerja berbagi kelenjar dan organ, dan mengatur produksi hormon. Juga mengendalikan kelebihan rangsangan syaraf simpatik pada tekanan darah bawah dan memperlambat kecepatan jantung, sehingga mengurangi dampak pada jantung. Juga mengurangi ketegangan jiwa, memperbaiki tidur, mengatur jam biologis tubuh, menghilangkan pengaruh dari perbedaan jam tidur, memperkuat kekebalan, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap kuman dan virus, dan mencegah kanker dan pikun.

9. Struktur dan Fungsi Kelenjar Gonad Terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas pada minggu kelima. Difrensiasi jelas dengan mengukur kadar testosteron fetal terlihat jelas pada minggu ke tujuh dan ke delapan gestasi. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa prepubertas dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat penurunan inhibisi steroid. a. Testis Dua buah testis ada dalam skrotum. Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormon testosteron dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk memulai dan mempertahankan spermatogenesis. Estrogen mempunyai efek menurunkan konsentrasi testosteron melalaui umpan balik negatif terhadap FSH sementara kadar testosteron dan estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap LH. Fungsi testis sebagai organ reproduksi berlangsung di tubulus seminiferus. Efek testosteron pada fetus merangsang diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria. Pada masa pubertas hormon ini akan merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat genital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan penebalan pita suara serta perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon anabolik, akan merangsang pertumbuhan dan penutupan epifise tulang. b. Ovarium Seperti halnya testis, ovarium juga berfungsi sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk selanjutnya siap untuk dibuahi sperma. Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan proses laktasi. Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel dan sel lutein korpus luteum. Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus luteum.

Sumber : Solikhin.2009.Buku Kerja Siswa Serasi Biologi Kelas 2 semester 1 dan 2 .Banjarmasin:Depdikbud RI. http://www.google.co.id/imgres?q=kelenjar+suprarenal&num=10&hl=id&biw=1366&bih=665&tbm=isc h&tbnid=0dInONaWJ0UGOM:&imgrefurl=http://en.wikipedia.org/wiki/Adrenal_gland&docid=PR_dYdRnan7HM&imgurl=http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/14/Illu_adrenal_gland.jpg&w =244&h=276&ei=mnXVTpi4Ls7HrQf4pt25Dg&zoom=1&iact=hc&vpx=328&vpy=146&dur=2827&hovh=2 20&hovw=195&tx=131&ty=117&sig=107486020638334477740&sqi=2&page=1&tbnh=154&tbnw=132& start=0&ndsp=19&ved=1t:429,r:1,s:0

Patofisiologi Umum Gangguan Sistem Endokrin Untuk memudahkan pengertian kita tentang patofisiologi pada berbagai kelainan kelenjar endokrin, berikut akan dihantarkan gambaran sepintas tentang patofisiologi umum gangguan endokrin, mengingat fungsi sistem endokrin yang kompleks dan rumit mencakup mekanisme kerja hormonal dan adanya mekanisme umpan balik yang negatif yang sudah barang tentu akan mempengaruhi perjalanan penyakit. Seperti lazimnya kelainan-kelainan pada organ tubuh, pada kelenjar endokrin pun berlaku hal yang sama dimana gangguan fungsi yang terjadi dapat diakibatkan oleh: Peradangan atau infeksi Tumor atau keganasan Degenerasi Idiopatik Dampak yang ditimbulkan oleh kondisi patologis diatas terhadap kelenjar endokrin dapat berupa: Perubahan bentuk kelenjar tanpa disertai perubahan sekresi hormonal Peningkatan sekresi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin sering diistilahkan dengan hiperfungsi kelenjar. Penurunan sekresi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, dan diistilahkan dengan hipofungsi kelenjar. Adanya hubungan timbal balik antara kelenjar hipofise sebagai master of gland dengan kelenjar targetnya, hipofise terhadap hipotalamus serta jaringan atau organ sasaran dengan kelenjar target,

memungkinkan penyebab dari suatu kasus dapat lebih dari satu; artinya mungkin saja penyebab ada pada jaringan/organ sasaran, atau pada kelenjar target, ataupada kelenjar hipofise atau hipotalamus. Oleh karena itu, untuk tujuan kemudahan dalam penanggulangannya maka dalam setiap kasus akan di dipaparkan kemungkinan penyebabnya baik yang bersifat primer, sekunder,atau tertier. penyebab yang bersifat primer bila penyebabnya ada pada kelenjar penghasil hormon itu sendiri. Bersifat sekunder, bila penyebabnya ada pada kelenjar di atasnya. Bersifat tertier, bila penyebabnya di luar primer dan sekunder seperti penggunaan obat-obatan tertentu ataupun kelainan pada organ tubuh tertentu yang dapat mempengaruhi fungsi kelenjar.Seperti bila terjadi peningkatan ACTH (hormon hipofise) pada serum yang akan menyebabkan hiperfungsi kelenjar adrenal sehingga terjadi hipersekresi hormon-hormon adrenal maka penyebabnya disebut sekunder.Disebut penyebab primer bila penyebapnya ada pada kelenjar adrenal sendiri. Disebut tertier bila penyebabnya diluar kedua penyebab diatas. Misalnya, pengunaan obat-obatan yang dapat merangsang ACTH atau merangsang sekresi hormon adrenal. Untuk pemahaman yang lebih baik tentang patofisiologi berbagai kelainan endokrin, ada dua hal utama yang harus dipahami dengan baik.Efek dari setiap hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin terhadap jaringan endokrin dan terhadap jaringan atau organ sasarannya.Fungsi organ/jaringan sasaran dari setiap hormon.

Sistem Endokrin Sistem endokrin meliputi suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari sejumlah kelenjar penghasil zat yang dinamakan hormon. Kelenjar ini dinamakan 'endokrin' karena tidak mempunyai saluran keluar untuk zat yang dihasilkannya. Hormon yang dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran melalui pembuluh

darah bercampur dengan darah. Kelenjar yang produknya disalurkan melalui pembuluh khusus (seperti kelenjar ludah) dinamakan kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrin (endocrineglarul) terdiri dari (1) kelenjar hipofise atau pituitari (hypophysisor pituitary glanrl) yang terletak di dalam rongga kepala dekat dasar otak; (2) kelenjar tiroid (thyroid glanrl) atau kelenjar gondok yang terletak di leher bagian depan; (3) kelenjar paratiroid (parathyroidglanrl) dekat kelenjar tiroid; (4) kelenjar suprarenal (suprarenalglanrl) yang terletak di kutub atas ginjal kiri-kanan; (5) pulau Langerhans (islets of langerhans) di dalam jaringan kelenjar pankreas; (6) kelenjar kelamin (gonarl)laki di testis dan indung telur pada wanita. Placenta dapat juga dikategorikan sebagai kelenjar endokrin karena menghasilkan hormon. 12.1 Thymus Jika dipergunakan definisi tidak mempunyai saluran keluar untuk mengalirkan zat yang dihasilkannya, kelenjar thymus dapat dimasukkan ke dalam kelompok ini. Thymus terletak di belakang tulang dada anak-anak hingga usia pubertas. Setelah usia pubertas kelenjar ini mengecil dan tidak ditemukan lagi. Selama masih aktif, kelenjar ini menghasilkan sel darah putih yang disebut Tlymphocyte. Sel ini selanjutnya akan menetap di dalam tubuh dan mempunyai memoryatau ingatan terhadap benda asing yang pemah masuk tubuh dan sel tubuh yang abnormal (termasuk sel kanker).Jika zat yang sama masuk tubuh maka sel ini akan memperbanyak din menetralkan efek zat itu terhadap tubuh. Fungsi ini merupakan suatu bagian sistem proteksi tubuh atau

sistem imun (cell mediated immune system) yang bersifat seluler. Efek serupa teljadi juga melalui mekanisme pembentukan zat anti (humoral immune system) oleh B-lymphocyte. Dari penjelasan ini thymus tidak termasuk dalam kelenjar endokrin. Walaupun tidak mempunyai saluran' keluar, termasuk dalam sistem imun tubuh. 12.2 GI.Hypophyse (hipofisej Kelenjar hipofise berukuran tidak lebih besar dari kacang tanah terletak terlindung di dasar tengkorak. Kelenjar ini terbagi atas 2 bagian, bagian depan dan bagian belakang. Bagian belakang merupakan kelanjutan dari hiPotalamus (bagian dari otak). Kelenjar ini menghasilkan hormon pertumbuhan (growth hormone), hormon perangsang tiroid (TSH), perangsang gonad (FSH), dan lain-lain. Hormon pertumbuhan banyak dihasilkan selama masa pertumbuhan, tetapi menurun setelah manusia mencapai usia dewasa. Jika hormon itu dihasilkan dalam jumlah berlebih selama masa pertumbuhan, akan didapatkan anak menjadi sangat tinggi (gigantism); tetapi bila produksi itu teIjadi setelah usia dewasa, tumbuh berlebih (dagu,jari, dll.), dinamakan acromegali.Hormon yang kurang pada masa anak-anak menyebabkan anak tumbuh menjadi orang dewasa yang keeil dengan tubuh berimbang. Hormon hipofise lain adalah follicle stimulating hormoneyang merangsang produksi hormon seks, dan prolactin yang mengatur produksi air susu ibu setelah melahirkan. Kekurangan hormon tiroid (thyroxin) dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan pula. Seeara fisik dapat dijumpai akibatnya sebagai seorang yang keeil dengan bagian tubuh yang kurang proporsional. Ada juga yang tumbuh keeil dengan mental terbelakang (cretin).Produksi hormon tiroid dirangsang oleh hormon hipofise (thyroid stimulating hormone) dan membutuhkan iodium. 12.3 GI.Thyroid (Tiroid) Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok berbentuk mirip kupu-kupu yang menempel di bagian depan batang tenggorok (trachea). Kelenjar ini ikut naik turun pada waktu menelan. Pembesaran kelenjar tiroid disebut goiter atau struma. Pembesaran ini dapat disebabkan oleh kebanyakan produksi hormone atau karena kekurangan iodium hingga produksi hormon berkurang, dan pada kasus lain karena tumor. Kadang-kadang tiroid agak membesar pada wanita menjelang saat menstruasi. Produksi hormon yang berlebihan dapat menyebabkan gejala jantung berdebar, yang bila berlarut-Iarut akan melemahkan jantung; banyak keringat dan berat badan turun; serta mata menonjol seperti ikan koki. Untuk memeriksa aktivitas produksi hormon thyroid, disamping memeriksa kadar thyroxin darah dapat juga diperiksa dengan menggunakan radio-isotop. Pada pasien yang bersangkutan diberi iodium radioaktif dan dilihat bagaimana kelenjar tiroid menangkap zat tersebut. Pembesaran tiroid yang aktif disebut hot nodule dan yang tidak aktif disebut cold nodule. Tidak semua pembesaran tiroid berbahaya karena tidak otomatis meningkatkan produksi hormon. Yang perlu diperhatikan adalah pembesaran yang teIjadi ke arah rongga dada karena dapat menekan jalan napas (trachea) dan esofagus Galan makan).

Tepat di belakang kelenjar tiroid terdapat serabut saraf yang antara lain mengurus otot penggerak pita suara (n.recurrens).Salah satu risiko pembedahan kelenjar tiroid adalah terpotongnya serabut saraf ini, yang dapat menyebabkan kelumpuhan pita suara sehingga suara menjadi serak berbisik. Walaupun sulit dan kedl kemungkinannya, keadaan ini masih bisa diperbaiki dengan menyambung saraf yang terputus itu. Pad a operasi kelenjar tiroid kulit leher dipotong melintang dan tidak dijahit, tetapi dijepit. Dengan teknik ini dikurangi kemungkinan adanya tanda-tanda bekas operasi. Pada setiap operasi, seorang ahli bedah akan berusaha mengurangi bekas yang terlihat dari luar, tetapi pada orang tertentu tumbuhnya jaringan ikat di bekas luka tak dapat dihindarkan. Jaringan yang tumbuh itu dinamakan keloid 12.4 G'.Parathyroid (paratiroid) Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon yang turut mengatur kadar calcium darah. Kelenjar ini berukuran sebesar beras, beIjumlah 4, terletak di sudut-sudut kelenjar tiroid, karena itu kadang-kadang ikut terpotong pada operasi tiroid. Jika itu teIjadi, bagi yang bersangkutan tidak terlalu menjadi masalah jika masih ada 1-2 kelenjar yang tertinggal. Tanpa kelenjar ini yang bersangkutan akan mengalami kejang otot karena gangguan kadar calcium darah. 12.4 G'.Parathyroid (paratiroid) Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon yang turut mengatur kadar calcium darah. Kelenjar ini berukuran sebesar

beras, beIjumlah 4, terletak di sudut-sudut kelenjar tiroid, karena itu kadang-kadang ikut terpotong pada operasi tiroid. Jika itu teIjadi, bagi yang bersangkutan tidak terlalu menjadi masalah jika masih ada 1-2 kelenjar yang tertinggal. Tanpa kelenjar ini yang bersangkutan akan mengalami kejang otot karena gangguan kadar calcium darah. 12.6 GI.Pancreas (palaa langerhans) Kelenjar pancreas melalui pulau-pulau langerhans yang tersebar di dalamnya menghasilkan honnon insulin dan glucagon. Kedua honnon ini mengatur kadar dan penggunaan glukosa dalarn darah. Gangguan produksi honnon insulin mengakibatkan te1jadinya penyakit diabetes mellitus. Adakalanya seseorang sangat sensitif terhadap karbohidrat atau gula. Makan karbohidrat menyebabkan peningkatan produksi insulin sehing~a yang bersangkutan akan kekurangan gula. Sebagai akibatnya, ia akan makan kembali dan reaksi yang sarna akan berulang. Larnbat laun orang itu akan menjadi gemuk karena terns makan dan kadar gula darah naik karena memang konsumsi gula terlalu banyak dan insulin yang dikeluarkan tak dapat mengimbanginya. ltu salah satu mekanisme te1jadinya penyakit diabetes yang sangat beragarn. Ada juvenile diabetes yang biasanya merupakan penyakit turunan, ada juga adult onset diabetes yang bam muncul sesudah usia di atas 40 tahun. 12.7 Gonad Gonadyang terdiri dari testis pada laki-laki dan indung telur (ovary)

pada wanita menghasilkan honnon seks pria atau wanita. Pada setiap laki-Iaki dan wanita sebenarnya terdapat honnon seks wanita dan pria bersama-sama, dihasilkan olehgonad dan kelenjar suprarenal. Pada wanita keseimbangannya terletak pada honnon wanita yang lebih banyak dan pada laki-Iaki pada honnon lakilaki. Pada laki-Iaki yang dikebiri snat kejantanan pengaruh honnon seks laki-Iaki, akan hilang dan pengaruh honnon seks wanita akan menonjol. Salah satu akibat honnon seks laki-Iaki dan wanita, di luar pengaruh terhadap fungsi seksual itu sendiri, adalah dalam pertumbuhan lapisan lemak tubuh. Honnon testosteronmembantu terbentuknya jaringan otot yang baik, sedangkan honnon estrogen pada wanita membantu tumbuhnya jaringan lemak. Pada pemberian pil KB fonnula lama, hal ini perlu diperhatikan karena ada pil yang cenderung bersnat maskulin (androgenic) dan ada yang feminin (estrogenic). Kepala botak pada pria (male pattern baldness) merupakan akibat honnon seks pria, seperti juga tumbuhnya jerawat.

You might also like