You are on page 1of 24

DTT DAN STERILISASI

Meskipun sterilisasi adalah cara yang paling efektif untuk membunuh mikroorganisasi, sterisasi tidak slalu memungkinkan dan tidak slalu praktis . DDT adalh salah satu satunya alternative untuk situasi tersebut . DTT bias dicapai dengan cara merebus . mengukus atau secara kimiawi . untuk peralatan perebusan seringkali merupakan metode DTT yang palingf sederhana dan efisien INGAT Agar DTT atau pun sterilisai menjadi efektif, lakukan terlebih dahulu dengan proses dekontaminasi. Dan pencucian peralatan dengan sebaik baiknya DTT degan cara merebus Gunakan panic dengan menutup yang rapat Ganti air setiap kali mensinfiksi peralatan Rendan peralatan sehingga semua peralatan terrendam di dalam air Mulai panaskan air Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih Jangan tambahkan benda apapun saat air melai medidih setelah menghitung waktu dimulai Rebus selama 20 menit Catat lama waktu selama perebusan peralatan di dalam buku khusus Biarkan peralatan kering dengan cara diangin anginakan sebelum digunakan atau disimpan(jika peralatan dalam keadaan lembab maka tingkat pencapai disinfeksi tingkat tinggi tidak terjaga Setelah peralatan kering ,gunakan segera atau simpan dalam wadah disinfeksi tingkat tinggi dan berpenutup .peralatan bias disimpan sapai satu minggu asalkan penutupnya tidak dibuka . DISINFEKSI TINGKAT TINGGIM DENGAN UAP PANAS PADA SARUNG TANGAN Setel;ah sarung tangan dikontaminasi dan dicuci, maka sarung tangan ini siap DTT dengan uap tampa memberikan talek Gunakan panci perebus yang memiliki 3 susun nampan pengukus Gulung bagian atas sarung tangan sehingga setelah DTT selesai sarung tangan cepat dipakai tampa mebuat kontaminasi baru Letakkan sarung tangan pada baki ataupun nampan pembungkus yang belubang dibawahnya . agar mudah dikeluarkan dari bagian atas panic pengukus , letakkan sarung tangan dengan bagian jarinya kea rah tengah panic. Jangan menumpuk sarung tangan ( lima sampai sepuluh sarung tangan bias diletakkan di panci pengukus , tergantun dari diametr panci ) Ulangi proses tersebut hingga semua nampan pengukus terisi sarung tangan . susun 3 nampan pengukus diatas panci perebusyang berisi air . letakkan sebuah panci perebus kosong disebelah kompor Letakkan penutup diatas panci pengukus paling atas dan panaskan air hinga mendidih . jika air mendidh perlahan, hamya sedikit uap air yang dihasilkan dan suhunya mungkin tidak cukup tinggi untuk membunuh mikroorganisme .jika air mendidih terlebih cepat. Air akan menguap dengan cepat dan bahan baker akan terbuang.

Jika uap mulai keluar dari celah celah di antara panci pengukus , mulailah menghitung waktu cepat lamanya pengukusan sarung tangan dalam buku khisus Khusus sarung tang selama 20 menit Angkat nampan pengukus paling atas yang betrisi sarung tangan dan goyangkan perlahan agar iar yang tersisa pada sarung tangan dapat menetes keluar Letakkan nampan pengukus di atas panci perebus yang kosong disebelah kompor Ulangi langkah tersebut huingga semua nampan pengukus yang berisi sarunga tangan tersusun diatas panci perebus yang kosong . letakkan penutup diatasnya sehingga sarung tangan menjadi dinggin dan kering tanpa terkontaminasi

INGAT Jangn menempatkan nampan pengukus yang belubang dan berisi sarung tangan diatas meja atau tempat lain karena sarung tangan dapat terkontaminasi oleh cemaran tersebut. Biarkan sarung tangan kering dengan dianginn anginkan sampai kering didalam panci selama 4- 6 jam . jika diperlukan segera, biarkan sarung tangan menjadi dingin selama 5-10 menit dan kemudia gunakan dalam waktu 30 menit pada saat masih basah ataupun lembab ( setelah 10 menit bagian jari sdarung tangan akan menjadi lengket dan menbuat sarung tangan sulit dipakai atau dipergunakan ) Jika sarung tangan tidak akan dipakai segera , setelah kering, gunakan cumin penjepetatau pingset disinfeksi tingkat tinggi untuk memindahkan sarung tangan . letakkan sarung tangan tersebut dalam wadah disinfeksi tingkat tinggi untuk lalu tutup rapat ( sarung tangan bias disimpan di dalam panci pengukus yang berpenutup rapat ) . sarung tangan tersebut bias disimpan sampai satu minggu DDT KIMIAWI Bahan kimia yang diajurkan untuk DTT adalh klorin dan glutaraldehid ( cidex) . alcohol, iodine, iodofor tidak digilongkan sebagai desinfektan tingkat tingi . alcohol tidak mebunuh virus ,dan spesies speodimonas bias tumbuh dalam laruta iodine . laritan larutan tersebut hanya boleh digunakan sebagai disenfektan , jika disenfektan yang dianjurkan tidak tersedia , Lysol , karbol dansol. ( asam karbolik 5% atau fenol 1-2% ) digolokan sebagai desinfektan tingkat rendah dan tidak dapat diginakan untuk dekintaminasi atau proses DTT .tablet formali hanya efektif dalm suhu tinggi dan dalm bentuk gas jenuh Pengunaan tablet formalin sangat tidak dianjurkan . meletakkan tablet bersama sarung tangan bahn bahn atau perlengkapan dalam botol laca yan tertutp tidak efektif penelitian membuktikan formaldehit ( formalin) aladah karsinogenik sehingga tidak boleh digunakan . Larutan disinfektan tingkat tinggi yang siap tersedia dan tidak mahal adalh klorin . karena larutan klorin bersifat korosif dan proses DTT memerlukan perendaman selama 20 menit peralatan yang sudah disinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi harus segera dibilas dengan air matang . LANGKAH LANGKAH KUNCI PADA DISINFEKSI TINGKAT TINGGI KIMIAWI : Lrtakkan peralatan yang kering, sudah didenkontaminasi dan di cuci ke dalam wadah . kemudian si wadah tersebut dengan larutan kimia . Pastikan bahwa peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia Re4ndan peralatan selama 20 menit

Catat lama waktu peralatan direndan dalam ralutan kimia di buku khusus Bilas peralatan dengan air matang fdan angina angina sampai kering di bawah disinfeksi tingkat tinggibyang berpenutup Setelah kering peralatan dapt dipergunakan dengan segera atau disimpan dalm wadah disinfeksi tingkat toinggi yang berepenutup rapat

DTT kateter secara kimiawi Siapkan larutan klorin 0,5% Pakai sarung tangan karet yang tenbal atau sarung tangan rumah tangga dari lates pada kedua tangan Letakkan kateter yang sudah dicuci dan kering di dalam larutan klorin . gunakan tabung suntik yang sterilatau disinfeksi tingkat tinggiyang besar untuk mebilas bagian dalam kateter dengan larutan klorin . ulangi pembilasan 3 kali . pastikan kateter terrendam dalam larutan Biarkan kateter teredam selama 20 menit Gunakan tabung suntik disinfeksi tingkat tinggi atau steril yang besar dan air yang direbus sedikitnya 20 menit untuk membilas kateter Biarkan kateter kering dengan cara diangin anginkan dan kemudian segera digunakan atau disimpan dalam wadah disinfeksi tingkat tinggi yang bersih INGAI : Selalu ikutin prinsip prinsip mpemrosesan peralatan yang benar . sebelum menggunakan kembali benda atau peralatan yang terkontaminasi : 1 dokontaminasi 2. cucoi bilas dan keringkan bila perlu . 3. sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi 4. gunakan segera atau simpan dalam wadah yang sesuai PENGGUNAAN PERALATAN TAJAM SECARA AMAN Luka tusuk karena peralan tajam adalah salah satu cara utama terjadinya infeksi HIV dan hepatitis B diantara para penolong persalinan . oleh karena itu, perhatikan pedoman berikiut : Letakkan benda benda tajam di atas baki steril atau disinfeksi ytingkat tinggi atau dengan mengunakan daerah aman yang sudah ditentukan Hati hati saat melakukan penjahitan agar tidak tertusuk jarum secara tidak sengaja Gunakan pemegang jarum dan fingset saat menjarit . jangan pernah meraba jarum atau memgang jarum dengan tangan Jangan menutup kembali, melengkungkan , mematahkan atau melepaskan jarum yang akan dibuang Buang benda benda tajam dalam wadah tahan bocor dan segel dengan perekat jika sudah 2/3 penuh . jangan ,memidahkan benda benda tajam tersebut ke wadah yang lain . wadah menda tajam yang sudah disegel tadi harus dibakar dalam incinerator. Jika benda benda tajam tidak bisda dibuang secara aman dengan cara insinerasi, bilas 3 kali dengan larutan klorin dengan 0,5% untuk dekontaminasi, tutup kembali ujung atau bagian tajam dengan penutupnya menggunakan teknik satu tangan dan kemudian tanam dalam tanah CARA MELAKUKAN TEHNIK SATU TANGAN :

Letakkan penutup jarum pada permukaan yang keras dan rata Pegang tabung suntik dengan satu tangan dan gunakan jarum untuk mengait penutup jarum, jangan memegang penutup jarum dengan tangan lainnya Jika jarum sudah tertutup seluruhnya, pegang bagian bawah jarum dan gunakan tangan yang lain untuk merapatkan penutpnya http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/04/tindakan-tindakan-pencegahan-infeksi.html
http://carakarya.blogspot.com/2011/01/dtt-dan-sterilisasi.html

Meskipun sterilisasi merupakan cara yang paling efektif untuk membunuh mikroorganisme, sterilisasi tidak selalu memungkinkan dan tidak selalu praktis. DTT merupakan satu-satunya alternatif untuk situasi tersebut. DTT bisa dicapai dengan cara merebus, mengukus atau secara kimiawi. Untuk peralatan, perebusan seringkali merupakan metode DTT yang paling sederhana dan efisien.

Agar DTT ataupun sterilisasi menjadi efektif, lakukan terlebih dahulu proses dekontaminasi dan pencucian peralatan dengan sebaik-baiknya.

DTT dengan Cara Merebus ________________________

- Gunakan panci dengan penutup rapat. - Ganti air setiap kali mendisinfeksi perallatan. - Rendam peralatan sehingga semuanya terenddam di dalam air. - Mulai panaskan air. - Mulai hitung waktu saat air mulai mendidiih. - Jangan tambahkan benda apapun ke dalam aiir mendidih setelah penghitungan waktu dimulai. > Rebus selama 20 menit. > Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku khusus. > Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum digunakan

atau disimpan (jika peralatan dalam keadaan lembab maka tingkat pencapaian disinfeksi tingkat tinggi tidak terjaga). > Setelah peralatan kering, gunakan segera atau simpan dalam wadah disinfeksi tingkat tinggi dan berpenutup. Peralatan bisa disimpan sampai 1 minggu asalkan penutupnya tidak dibuka.

DTT dengan Uap Panas pada Sarung Tangan ________________________________________

Setalah sarung tangan didekontaminasi dan dicuci maka sarung tangan ini siap DTT dengan uap tanpa diberi talek.

- Gunakan panci perebus yang memiliki 3 sussun nampan pengukus. - Gulung bagian atas sarung tangan sehinggaa setelah DTT selesai, sarung tangan dapat dipakai tanpa membuat kontaminasi baru. - Letakkan sarung tangan pada baki atau nammpan pengukus yang berlubang dibawahnya. Agar mudah dikeluarkan dari bagian atas panci pengukus, letakkan sarung tangan dengan bagian jarinya ke arah tengah panci. Jangan menumpuk sarung tangan (5-10 pasang sarung tangan bisa diletakkan di panci pengukus, tergantung diameter panci). - Ulangi proses tersebut hingga semua nampaan pengukus terisi sarung tangan. Susun tiga nampan pengukus di atas panci perebus yang berisi air. Letakkan sebuah panci perebus kosong di sebelah kompor. - Letakkan penutup di atas panci pengukus ppaling atas dan panaskan air hingga mendidih. Jika air mendidih perlahan, hanya sedikit uap air yang dihasilkan dan suhunya mungkin tidak cukup tinggi untuk membunuh mikroorganisme. Jika air

mendidih terlalu cepat, air akan menguap dengan cepat dan bahan bakar akan terbuang. - Jika uap mulai keluar dari celah-celah diiantara panci pengukus, mulailah penghitungan waktu. Catat lamanya pengukusan sarung tangan dalam buku khusus. - Kukus sarung tangan selama 20 menit. - Angkat nampan pengukus paling atas yang bberisi sarung tangan dan goyangkan perlahan-lahan agar air yang tersisa pada sarung tangan dapat menetes keluar. - Letakkan nampan pengukus di atas panci peerebus yang kosong di sebelah kompor. - Ulangi langkah tersebut hingga semua namppan pengukus yang berisi sarung tangan tersusun di atas panci perebus yang kosong. Letakkan penutup di atasnya hingga sarung tangan menjadi dingin dan kering tanpa terkontaminasi. - Biarkan sarung tangan kering dengan dianggin-anginkan sampai kering di dalam panci selama 4-6 jam. Jika diperlukan segera, biarkan sarung tangan menjadi dingin selama 5-10 menit dan kemudian gunakan dalam waktu 30 menit pada saat masih basah atau lembab (setelah 30 menit bagian jari sarung tangan akan menjadi lengket dan membuat sarung tangan sulit dipakai atau digunakan). - Jika sarung tangan tidak akan dipakai seggera, setelah kering, gunakan cunam penjepit atau pinset disinfeksi tingkat tinggi untuk memindahkan sarung tangan. Letakkan sarung tangan tersebut dalam wadah disinfeksi tingkat tinggi lalu tutup rapat (sarung tangan bisa disimpan di dalam panci pengukus yang berpenutup rapat). Sarung tangan tersebut bisa disimpan sampai 1 minggu.

Jangan menempatkan nampan pengukus yang berlubang dan berisi sarung tangan di atas meja atau tempat lain karena sarung tangan dapat terkontaminasi oleh cemaran melalui lubang tersebut.

DTT Kimiawi ____________

Bahan kimia yang dianjurkan untuk DTT adalah klorin dan glutaraldehid (cidex). Alkohol, iodine dan iodofor tidak digolongkan sebagai DTT. Alkohol tidak membunuh virus dan spesies Pseudomonas dapat tumbuh dalam larutan iodine. Larutan-larutan tersebut hanya boleh digunakan sebagai disinfektan jika disinfektan yang dianjurkan tidak tersedia. Lysol, karbol dan densol (asam karbolik 5% atau fenol 1-2%) digolongkan sebagai disinfektan tingkat rendah dan tidak dapat digunakan untuk dekontaminasi atau proses DTT. Tablet formalin hanya efektif dalam suhu tinggi dan dalam bentuk gas jenuh. Penggunaan tablet formalin sangat tidak dianjurkan. Meletakkannya bersama sarung tangan, bahan-bahan atau perlengkapan dalam botol kaca yang tertutup tidak efektif. Penelitian membuktikan formaldehid (formalin) bersifat karsinogenik sehingga tidak boleh digunakan.

Larutan disinfektan tingkat tinggi yang siap sedia dan tidak mahal adalah klorin. Karena larutan klorin bersifat korosif dan proses DTT memerlukan perendaman selama 20 menit, peralatan yang sudah didisinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi harus segera dibilas dengan air matang.

Langkah-langkah kunci pada disinfeksi tingkat tinggi kimiawi : - Letakkan peralatan kering yang sudah dideekontaminasi dan dicuci ke dalam wadah. Kemudian isi wadah tersebut dengan larutan kimia. Jika peralatan masih dalam kondisi basah sebelum direndam dalam larutan kimia maka dapat terjadi pengenceran tambahan terhadap larutan tersebut dan membuatnya menjadi kurang efektif. - Pastikan bahwa peralatan terendam seluruhhnya dalam larutan kimia. - Rendam peralatan selama 20 menit. - Catat lama waktu peralatan direndam dalamm larutan kimia di buku khusus. - Bilas peralatan dengan air matang dan anggin-anginkan sampai kering di wadah disinfeksi tingkat tinggi yang berpenutup.

- Setelah kering, peralatan dapat segera diigunakan atau disimpan dalam wadah disinfeksi tingkat tinggi yang berpenutup rapat.

DTT kateter secara kimiawi : - Siapkan larutan klorin 0,5%. - Pakai sarung tangan karet yang tebal atauu sarung tangan rumah tangga dari lateks pada kedua tangan. - Letakkan kateter kering yang sudah dicucii di dalam larutan klorin. Gunakan tabung suntik besar yang steril atau telah didisinfeksi tingkat tinggi untuk membilas bagian dalam kateter dengan larutan klorin. Ulangi pembilasan 3 kali. Pastikan kateter terendam dalam larutan. - Biarkan kateter terendam selama 20 menit.. - Gunakan tabung suntik besar yang telah diidisinfeksi atau steril dan air yang direbus sedikitnya 20 menit untuk membilas kateter. - Biarkan kateter menjadi kering dengan carra diangin-anginkan lalu segera digunakan atau disimpan dalam wadah bersih yang telah didisinfeksi tingkat tinggi.

Jadi, selalu ikuti prinsip-prinsip pemprosesan peralatan yang benar sebelum menggunakan kembali benda atau peralatan yang terkontaminasi, yaitu : 1. Dekontaminasi 2. Cuci, bilas dan keringkan bila perlu 3. Sterilisasi dan disinfeksi tingkat tinggi 4. Gunakan segera atau simpan dalam wadah yang sesuai. http://www.geocities.ws/klinikobgin/persalinan/disinfeksi-sterilisasi.htm

peranan tenaga kesehatan/ bidan dalam sterilisasi dan desinfeksi


Peranan Tenaga Kesehatan dalam Sterilisasi dan Disinfeksi Dalam dunia kesehatan khususnya bidan sterilisasi dan disinfeksi digunakan sebagai pencegah infeksi (PI).Dengan adanya praktek pencegah infeksi dapat mencegah mikroorganisme berpindah dari satu individu ke individu lainnya (ibu,bayi baru lahir(BBL),dan para penolong persalinan)sehingga dapat memutus rantai penyebaran infeksi. Tindakan- tindakan pencegahan infeksi termasuk hal-hal berikut: Cuci tangan Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya Menggunakan teknik asepsis atau aseptik Memproses alat bekas pakai Menangani peralatan tajam dangan aman Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan (termasuk pengelola sampah secara benar) CUCI TANGAN Cuci tangan merupakan prosedur paling penting dari pencegahan penyebaran infeksi yang meyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Harus dilakukan saat: Segera setelah tiba di tempat kerja Sebelum dan sesudah melakukan kontak fisik dangan pasien Sebelum dan sesudah memakai sarung tangan Setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi oleh darah / cairan tubuh lainnya / setelah menyentuh selaput mukosa (hidung,mulut atau mata) Setelah ke kamar mandi Sebelum pulang kerja MENGGUNAKAN SARUNG TANGAN Pakailah sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah (kulit tak utuh,selaput mukosa,darah atau cairan tubuh lainnya) peralatan, sarung tangan atau sampah yang terkontaminasi Jika sarung tangan diperlukan ganti sarung tangan untuk setiap ibu atau bayi baru lahir untuk menghindari kontaminasi silang atau gunakan sarung tangan yang berbeda untuk situasi yang berbeda pula. 3

Gunakan sarung tangan sreril / DTT (Disinfeksi Tingkat Tinggi) untuk prosedur yang mengakibatkan kontak dangan jaringan di bawah kulit (persalinan,heating,pengambilan darah) Sarung tangan yang bersih untuk menangani darah / cairan tubuh Sarung tangan rumah tangga / tebal untuk mencuci peralatan, menangani sampah,juga membersihkan darah dan cairan tubuh. PERLENGKAPAN PELINDUNG PRIBADI Perlengkapan pelindung pribadi mencegah petugas terpapar mikroorganisme penyebab infeksi dangan cara menghalangi atau membatasi (kaca mata pelindung,masker wajah,sepatu boot atau sapatu tertutup,celemek) petugas dari cairan tubuh,darah atau cedera selama melaksanakan prosedur klinik. Masker wajah dan celemek plastik sederhana dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan sumberdaya yang bersedia di masing-masing daerah jika alat atau perlengkapan sekali pakai tidak tersedia. ANTISEPSIS Antisepsis adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi dengan cara membunuh atau mengurangi mikroorganisme pada jaringan tubuh atau kulit.karena kulit dan mukosa tidak dapat disterilkan maka penggunaan antiseptik akan sangat mengurangi jumlah mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi luka terbuka dan penyebab infeksi.Cuci tangan secara teratur diantara kontak dengan setiap ibu dan bayi baru lahir,membantu untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada kulit. ANTISEPTIK VS LARUTAN DiSINFEKTAN Larutan antiseptik digunakan pada kulit atau jaringan yang tidak mampu menahan konsentrasi bahan aktif yang terlarut dalam larutan disinfeksi.Sedangkan larutan disinfeksi dipakai juga untuk mendekontaminasi peralatan atau instrument yang digunakan dalam prosedur bedah. Larutan antiseptik yang bisa diterima: Alcohol 60-90%:etil,isopropyl, atau metal spiritus Setrimid atau klorheksidin glukonat,berbagai konsentrasi (savlon) Klorheksidin glukonat 4% (hibiscub,hibitane,hibiclens) Heksaklorofen 3% (phisohex) Paraklorometaksilenol (dettol) Iodine 1-3%,larutan yang dicampur alkohol atau encer (lugol) atau tincture (iodine dalam alkohol 70%).iodine tidak boleh digunakan pada selaput mukosa seperti vagina Iodofor,berbagai konseentras (betadine) 4

Larutan disinfeksi yang bisa diterima: Klorin pemutih 0,5% (untuk dekontaminasi permukaan dan DTT peralatan) Glutaraldehida 2% (digunakan untuk dekontaminasi tetapi karena mahal biasanya hanya digunakan disinfeksi tingkat tinggi) PEMELIHARAAN TEKNIK STERIL / DISINFEKSI TINGGKAT TINGGI Dimanapun prosedur dilakukan,dearah steril harus dibuat dan dipelihara untuk menurunkan risiko kontaminasi di area tindakan.Peralatan atau benda-benda yang disinfeksi tinngkat tinggi bisa di tempatkan di area steril. Prinsip menjaga daerah steril harus digunakan untuk prosedur pada area tindakan dengan kondisi disinfeksi tingkat tinggi. Pelihara kondisi steril dengan memisahkan bendabenda steil atau disinfeksi tingkat tinggi (bersih)dari benda-benda yang terkontaminasi(kotor).Jika mungkin gunakan baju,sarung tangan steril dan sediakan atau pertahankan lingkungan yang steril. MEMPROSES ALAT BEKAS PAKAI Tiga proses pokok yang direkomendasi untuk proses peralatan dan benda-benda lain dalam upaya pencegahan infeksi adalah: Dekontaminasi Cuci dan bilas Disinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi Benda-benda steril atau disinfeksi tingkat tinggi harus disimpan dalam keadaan kering dan bebas debu. Jaga agar bungkusan-bungkusan yang tetap kering dan utuh sehingga kondisinya tetap terjaga dan dapat digunakan hingga satu minggu setelah diproses.Peralatan steril yang dibungkus dalam kantong plastik bersegel,tetap kering dan utuh masih dapat digunakan hingga satu bulan setelah proses.Peralatan dan bahan disinfeksi tingkat tinggi dapat disimpan dalam wadah tertutup yang sudah di disinfeksi tingkat tinggi dan bebas debu. Jika peralatan-peralatan tersebut tidak digunakan dalam waktu peyimpanan tersebut maka proses kembali dulu sebelum digunakan kembali. Dekontaminasi Dekontaminasi adalah langkah penting pertama untuk menangani peralatan, perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lain yang terkontaminasi.Dekontaminasi membuat benda-benda lebih aman untuk ditangani dan dibersihkan oleh petugas.Untuk perlindungan lebih jauh pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga yang terbuat 5 dari bahan lateks jika akan menangani peralatan bekas pakai atau kotor.segera setelah digunakan,masukkan benda-benda yang terkontaminasi ke dalam larutan klorin 0,5% 10 menit.

Selama prosedur ini dengan cepat memastikan virus hepatitis B dan HIV. Pastikan bahwa bendabenda yang terkontaminasi terendam seluruhnya oleh larutan klorin. Daya kerja larutan klorin,cepat mengalami sehingga harus diganti paling sedikit setiap 24 jam,atau lebih cepat terlihat kotor atau steril. Pencucian dan pembilasan Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada peralatan / perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan.Baik sterilisasi maupun disinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian sebelumnya.Jika benda-benda yang terkontaminasi tidak dapat dicuci segera setelah di kontaminasi,bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan bahan-bahan organik, lalu cuci dengan seksama secepat mungkin. Sebagian besar (hingga 80%) mikroorganisme yang terdapat dalam darah dan bahan-bahan organik lainnya bisa dihilangkan melalui proses pencucian. Pencucian juga dapat menurunkan jumlah endospora bakteri yang menyebabkan tetanus dan gangrene,pencucian ini penting karena residu bahan-bahan organik bisa menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme (termasuk endospora) dan melindungi mikroorganisme dari proses sterilisasi atau disinfeksi kimiawi. Jika perlengkapan untuk proses sterilisasi tidak tersedia,pencucian secara seksama merupakan proses fisik satu-satunya untuk menghilangkan sejumlah endospora bakteri. DTT (Disinfeksi Tingkat Tinggi) dan sterilisasi Proses DTT membunuh semua mikroorganisme kecuali beberapa endospora bakterial. DTT dapat diperoleh dengan merebus dalam air mendidih, mengukus (dengan uap panas), atau merendam alat dalam disinfektan kimiawi. a) Disinfeksi Tingkat Tinggi dengan Perebusan atau Pengukusan Suhu tertinggi yang dapat dicapai oleh air mendidih atau uap tekanan rendah adalah 100 C pada permukaan laut. Sebaiknya merebus atau mengukus alat untuk DTT sekurang-kurangnya 20 menit. Perebusan dalam air merupakan cara yang efektif dan praktis untuk DTT alat-alat dan semua alat 6 yang lainnya. Walaupun perebusan dalam air selama 20 menit akan membunuh semua bakteri vegetatif, virus, ragi dan jamur, perebusan tidak membunuh semua endospora. Perebusan alat selama 20 menit, dilakukan dalam tempat merebus yang tertutup. Waktu perebusan mulai dicatat sewaktu air mulai mendidih. Semua alat-alat logam harus terendam sempurna. Selama perebusan berlangsung, jangan menambahkan sesuatu kedalam wadah. Setelah merebus 20 menit, pindahkan alat-alat dengan cunam yang telah di DTT terlebih dahulu, kemudian simpan dalam kontainer yang

telah di DTT dan tutup rapat. b. Disinfeksi Tingkat Tinggi dengan Bahan Kimiawi Walaupun banyak disinfektan tersedia dimana-mana, 4 disinfektan yaitu klorin, glutaraldehid, formaldehid, dan peroksfd secara rutin digunakan sebagai disinfektan tingkat tinggi. Bahan-bahan kimiawi ini dapat mencapai DTT jika alat-alat yang akan didisinfeksi dibersihkan dulu sebelum direndam. DTT dengan kimiawi tidak dianjurkan pada jarum dan semprit, karena sisa-sisa bahan kimia dapat tertinggal dalam jarum tersebut. Larutan klorin bereaksi cepat, sangat efektif terhadap HBV, HCV, dan HIV/AIDS, serta murah dan mudah didapat. Larutan klorin > 0,5% dapat merusaklogam. Untuk DTT, larutan 0,1% dibuat dengan air matang,dan lakukan penyaringan bila air keruh. Masalah korosi dapat dikurangi jika beda-benda tersebut dibilas dengan air matang dan dikeringkan segera. Korosi terjadi bila lamanya perendaman dilakukan > 20 menit dan terjadi kontak pada konsentrasi > 0.5%. Disinfektan kimiawi harus disimpan ditempat yang gelap dan dingi, jangan disimpan di bawah. cahaya matahari atau panas yang berlebihan karena semua disinfetan kimiawi sensitif terhadap panas. PENGGUNAAN PERALATAN TAJAM SECARA AMAN Luka tusuk benda tajam (jarum) merupakan salah satu alur utama infeksi HIV dan hepatitis B di antara para penolong persalinan. Oleh karena itu, perhatikan pedoman berikut: Letakkan benda-benda tajam di atas baki steril atau disinfeksi tingkat tinggi atau dengan manggunakan daerah aman yang sudah ditentukan (daerah khusus untuk meletakkan dan mengambil peralatan tajam. Hati-hati saat melakukan penjahitan agar terhindar dari luka tusuk secara tak sengaja. 7 Gunakan pemegang jarum atau pinset pada saat menjahit. Jangan pernah meraba ujung atau memegang jarum jahit dangan tangan. Jangan menutup kembali,melengkungkan,mematahkan atau melepaskan jarum yang akan di buang. Buang benda-benda tajam dalam wadah tahan bocor dan segel dengan perekat jika sudah 2/3 penuh. Jangan memindahkan benda-benda tajam tersebut ke wadah lain. Wadah benda tajam yang sudah disegel tadi harus dibakar insinerator. Jika benda-benda tajam tidak bisa di buang secara aman dengan cara insinerasi,bilas tiga kali dengan larutan klorin 1,5% (dekontaminasi),tutup kembali menggunakan teknik satu tangan dan kemudian dikubur. Cara melakukan teknik satu tangan:

Letakkan penutup jarum pada permukaan yang keras dan rata. Pegang tabung suntik dangan satu tangan,gunakan ujung jarum untuk mengaitpenutup jarum. Jangan memegang penutup jarum dengan tangan lainnya Jika jarum sudah tertutup seluruhnya,pegang bagian bawah dan gunakan tangan yang lainnya untuk merapatkan penutupnya. PENGELOLAAN SAMPAH Sampah bisa terkontaminasi atau tidak terkontaminasi. Sampah yang tidak terkontaminasi tidak mengandung risiko bagi petugas yang menanganinya. Tetapi sebagian besar limbah persalinan dan kelahiran bayi adalah sampah terkontaminasi. Jika tidak dikelola dengan banar,sampah terkontaminasi berpotensi untuk menginfeksi siapapun yang melakukan kontak atau menangani sampah tersebut termasuk anggota masyarakat. Sampah terkontaminasi termasuk darah,nanah,urine,kotoran manusia dan benda-benda yang kotor oleh cairan tubuh.tangani pembuangan sampah dengan hati-hati. Tujuan pembuangn sampah secara benar : Menyegah penyebaran infeksi kepada petugas klinik yang menangani sampah dan kepada masyarakat Melindungi petugas pengelola sampah dari luka atau cedera tidak sengaja oleh benda-benda yang sudah terkontaminasi. MENGATUR KEBERSIHAN DAN KERAPIAN Pembersihan yang teratur dan seksama akan megurangi mikroorganisme yang ada pada bagian permukaan benda-benda tertentu dan menolong mencegah infeksi dan kecelakaan. 8 Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengatur kebersihan dan kerapian : Pastikan selalu tersedianya satu ember larutan pemutih (klorin 0,5%) yang belum terpakai. Gunakan disinfektan yang sesuai untuk membersihkan peralatan yang tidak bersentuhan dengan darah atau sekresi tubuh diantara pemakaian,terutama sekali diantara ibu atau bayi yang berbeda Jika menggunakan oksigen,gunakan kanula nasal yang bersih,steril atau disinfeksi tingkat tinggi setiap kali akan digunakan. Mengusap kanula dengan alkohol tidak mencegah terjadinya infeksi. Segera bersihkan percikan darah tuangkan larutan kloran 0,5% pada percikan tersebut kemudian seka dengan air. Bungkus atau tutupi linen bersih dan simpan dalam kereta orong atau lemari tertutup untuk mencegah kontaminasi dari debu. Setiap selesai menggunakan tempat tidur,meja dan troli prosedur,segera seka permukaan dan

bagian-bagian peralatan tersebut dengan kain yang di basahi klorin 0,5% dan deterjen. Setiap selesai menolong persalinan, seka celemek menggunakan larutan klorin 0,5%. Bersuhkan lantai dengan lab kering,jangan disapu.Seka lantai, dinding atau permukaan datar lain (setiap hari atau setelah digunakan) dengan larutan klorin 0,5% dan deterjen. Ikuti pedoman umum kebersihan dan kerapian Bersihkan dari atas ke bawah sehingga kotoran yang jatuh dapat dihilangkan Selalu gunakan sarung tangan lateks atau sarung tangan rumah tangga. Seka dan gosok hingga bersih permukaan datar atau lantai setelah digunakan Tempelkan petunjuk kusus kebersihan di unit tertentu pada area yang mudah dilihat / dibaca Bersihkan sesering mungkin dinding, tirai kain, plastik atau logam vertikal untuk mencegah penumpukan debu Jika dinding atau tirai terkena percikan darah, segera bersihkan dengan larutan klorin 0,5 %.

http://rikedianhusada.blogspot.com/p/peranan-tenaga-kesehatan-bidan-dalam.html

pemrosesan alat
POSTED ON DECEMBER 17, 2012

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pemrosesan alat bekas pakai adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara aman benda benda (peralatan medis ,sarung tangan ,meja pemeriksaan) yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh. Maka penting bagi bidan untuk mengetahui cara mengamankan peralatan medis yang belum atau sudah terpakai. Pemrosesan alat sangat penting dilakukan untuk membunuh mikroorganisme agar alat kesehatan menjadi steril kembali. Hal ini penting agar mikroorganisme dari pasien yang satu tidak menyebar ke pasien yang lain, karena banyak kasus yang disebabkan oleh tertularnya mikroorganisme berbahaya dari dari seorang pasien ke pasien yang lain, seperti HIV/AIDS,TBC, hepatitis B,dll. 1. TUJUAN Makalah ini disusun dengan tujuan : 1. Mempelajari dan memahami tata cara pemrosesan alat bekas pakai dengan benar. 2. dapat melakukan tata cara pemrosesan alat bekas pakai dengan cara dekontaminasi, pencucian, dan pembilasan, DTT dan sterilisasi

BAB II PEMBAHASAN 1. DEFINISI Pemrosesan alat adalah salah satu cara untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme berbahaya penyebab penyakit dari peralatan kesehatan yang sudah terpakai. Pemrosesan alat juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman pada alat alat medis. Pemrosesan alat dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan melalui cara dekontaminasi, mencuci atau membilas, dan sterilisasi. 1. JENIS JENIS PEMROSESAN ALAT Jenis jenis pemrosesan alat, antara lain : 1. Dekontaminasi Dekontaminasi adalah langkah pertama dalam menangani peralatan, perlengkapan,sarung tangan, dan benda benda lainnya yang terkontaminasi. Dekontaminasi membuat benda benda lebih aman untuk ditangani petugas pada saat dilakukan pembersihan. Untuk perlindungan lebih jauh, pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari latex, jika menangani peralatan yang sudah digunakan atau kotor. Segera setelah digunakan, masukkan benda benda yang telah terkontaminasi ke dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit. Ini akan dengan cepat mematikan virus hepatitis B dan HIV. Pastikan bahwa benda benda yang terkontaminasi telah terendam seluruhnya dalam larutan klorin. Daya kerja larutan klorin akan cepat menurun sehingga harus diganti minimal setiap 24 jam sekali atau lebih cepat, jika terlihat telah kotor atau keruh. 1. Pencucian atau bilas

Pencucian adalah sebuah cara yang efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada peralatan dan instrument yang kotor atau sudah digunakan. Baik seterilisasi maupun desinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian sebelumnya.jika benda benda yang terkontaminasi tidak dapat dicuci segera setelah didekontaminasi,bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan bahan bahan organic,lalu cuci dengan seksama secepat mungkin. 1. Perlengkapan / bahan bahan untuk mencuci peralatan 1. sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks 1. sikat halus (boleh menggunakan sikat gigi ) 3. tabung suntik ( minimal ukuran 10 ml : untuk membilas bagian dalam kateter,termasuk kateter penghisap lender ) 1. wadah plastik atau baja anti katat ( stainless steel ) 2. air bersih 3. sabun dan detergent b. tahap tahap pencucian dan pembilasan 1. gunakan sarung tangan yang tebal pada kedua tangan. 2. ambil peralatan bekas pakai yang sudah di dekontaminasi ( hati hati bila memegang peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum jahit). 3. agar tidak merusak benda benda yang terbuat dari plastik atau karet,jangan dicuci secara bersamaan dengan peralatan yang terbuat dari logam. 4. cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati hati: a. gunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa darah dan kotoran. b. buka engsel gunting dan klem c. sikat dengan seksama terutama dibagian sambungan dan pojok peralatan d. pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal di peralatan e. cuci setiap benda sedikitnya tiga kali.( lebih jika perlu ) dengan air dan sabun atau detergent. f. bilas benda benda tersebut dangan air bersih 5. ulangi prosedur tersebut pada benda benda lain. 6. jika peralatan akan di desinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi ( misalnya dalam larutan klorin 0,5 % ) tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum memulai proses DTT. 7. Peralatan yang akan di desinfeksi Tingkat Tinggi dangan cara dikukus atau di rebus atau disterilisasi di dalam autoklaf atau open panas kering, tidak usah dikeringkan sebelum proses DTT atau sterilisasi dimulai. 8. selagi masih memakai sarung tangan , cuci sarung tangan dengan air dan sabun kemudian dibilas secara seksama dangan menggunakan air bersih. 9. gantungkan sarung tangan dan biarkan dengan cara di angin anginkan

. 3. Desinfeksi Tingkat Tinggi ( DTT ) DDT adalah cara efektif untuk membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dari peralatan, sterilisasi tidak selalu memungkinkan dan tidak selalu praktis. DTT bisa dijangkau dengan cara merebus, mengukus atau secara kimiawi. Ini dapat menghilangkan semua organisme kecuali beberapa bakteri endospora sebesar 95%. 1. DTT dengan cara merebus Merebus merupakan cara efektif dan praktis untuk DTT. Perebusan dalam air selama 20 menit setelah mendidih, dimana semua alat jika mungkin harus terendam semua, ditutup rapat dan dibiarkan mendidih serta berputar. 1. Gunakan panci dengan penutup yang rapat 2. Ganti air setiap kali mendesinfeksi peralatan 3. Rendam peralatan sehingga semuanya terendam dalam air 4. Mulai panaskan air 5. Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih 6. Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih setelah penghitungan waktu dimulai 1. Rebus selama 20 menit 2. Catat lama waktu perebusan pelaratan di dalam buku khusus 3. Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum digunakan atau disimpan 4. Setelah peralatan kering,gunakan segera atau simpan dalam wadah DTT dan penutup. Peralatan bisa disimpan sampai satu minggu asalkan penutupnya tidak dibuka. 5. DTT dengan uap panas Setelah sarung tangan didekontaminasi dan dicuci maka sarung tangan siap DTT dengan uap tanpa diberi talk. 1. Gunakan panci perebus yang memiliki 3 susunan nampan pengukus. 2. Gulung bagian atas sarung tangan sehingga setelah DTT selesai, sarung tangan dapat dipakai tanpa membuat kontaminasi baru 3. Letakkan sarung tangan pada baki atau tampan pengukus yang berlubang di bawahnya. Agar mudah dikeluarkan dari panci,letakkan sarung tangan dengan bagian jarinya kearah tengah panci. jangan menumpuk sarung tangan. 4. Ulangi proses tersebut hingga semua nampan terisi dengan menyusun tiga nampan pengukus yang brisi air. 5. Letakkan penutup di atas panci paling atas dan panaskan air hingga mendidih. Jika uap airnya sedikit,suhunya mungkin tidak cukup tinggi untuk membunuh mikroorganisme. 6. Catat lamanya waktu pengukusan jika uapa air mulai keluar dari celah panci. 7. Kukus sarung tangan 20 menit

8. Angkat nampan pengukus paling atas dan goyangkan perlahan lahan agar air yang tersisa menetes keluar. 9. Letakkan nampan pengukus diatas panci yang kosong disebelah kompor 10. Ulangi langkah tersebut hingga nampan tersebut berisi sarung tangan susun diatas panci perebus yang kosong. 11. Biarkan sarung tangan kering dengan diangin- anginkan di dalam panci sampai 4 6 jam. 12. Jika sarung tangan tidak akan segera dipakai,setelah kering gunakan pinset DTT untuk memindahkan sarung tangan. Letakkan sarung tangan dalam wadah DTT lalu tutup rapat. 13. DTT dengan kimiawi 1. Letakkan peralatan kering yang sudah didekontaminasi dan dicuci dalam wadah yang sudah berisi laruta kimia. 2. Pastikan bahwa peralatan terendam semua dalam larutan. 3. Rendam selama 20 menit. 4. Catat lama waktu perendaman 5. Bilas peralatan dengan air matang dan angin anginkan di wadah DTT yang berpenutup 6. Setelah kering peralatan dapat digunakan atau disimpan dalam wadah DTT yang bersih.

4 . Sterilisasi Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan mikroba yang dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi. Strilisasi jika dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patoge atau apatoge beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran denngan cara merebus,stoom,panas tinggi atau bahan kimia.jenis sterilisasi antara lain sterlisasi cepat,strilisasi panas kering,strerilisasi gas ( formalin, H2O2 ), rdiasi ionisasi. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam sterilisasi : 1. Sterilisator ( alat untuk steril ) harus siap pakai,bersih dan masih berfungsi 2. Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan menyebutkan jenis peralatan,jumlah,tanggal pelaksanaan steril. 3. Penataan alat harus berprinsip semua bagian dapat steril 4. Tidak boleh menambahkan peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai 5. Memindahkan alat steril ke dalam tempatnya dengan korental 6. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka bungkusnya,bila terbuka harus dilakukan sterilisasi ulang Beberapa alat yang perlu disterilkan : 1. Peralatan logam ( pinset, gunting, speculum,dll )

2. Peralatan kaca ( semprit, tabung kimia ) 3. Peralatan karet ( cateter, sarung tangan, pipa lambung,dll) 4. Peralatan ebonite ( kanule rectum, kanule trakea,dll) 5. Peralatan email ( bengkok, baskom, dll) 6. Peralatan porselin ( mangkok, cangkir, piring, dll ) 7. Peralatan plastic ( selang infuse, dll ) 8. Peralatan tenunan ( kain kassa, dll )

Prosedur kerja 1. Bersihkan peralatan yang akan disterilisasi 2. Peralatan yang dibungkus haris diberi label 3. Masukkan ke dalam sterilisator dan hidupkan sterilisator sesuai dengan waktu yang ditentukan 4. Cara sterilisasi: 1. Sterilisasi dangan merebus dalam air mendidih sampai 100 ( 15 20 menit ) untuk logam,kaca,dan karet 2. Sterilisasi dengan stoom menggunakan uap panas di dalam autoclave dengan waktu, suhu,tekanan tertentu untuk alat tenun 3. Sterilisasi dengan panas kering menggunakan oven panas tinggi ( logam yang tajam,dll ) 4. Sterilisasi dengan bahan kimia menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat,uap formalin, sarung tangan dan kateter.

BAB III PENUTUP

1. KESIMPULAN Dari apa yang dipaparkan pada pembahasan makalah diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan antara lain : 1. Untuk membunuh mikroorganisme berbahaya yang terdapat pada alat kesehatan yang sudah terpakai, tenaga kesehatan dapat melakukannya dengan cara dekontaminasi,pencucian atau bilas, dan desinfektan tingkat tinggi dan sterilisasi. 2. Pemrosesan alat bekas pakai penting dilakukan untuk mencegah penularan penyakit menular. 3. Dekontaminasi, pencucian atau bilas, dan desinfektan tingkat tinggi dan sterilisasi merupakan langkah awal yang dilakukan untuk pemrosesan alat bekas pakai. SARAN Demi meningkatkan kualitas tenaga kesehatan mendatang, penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Sebaiknya setelah menggunakan alat kesehatan segeralah melakukan dekontaminasi,pencucian atau pembilasan, desinfektan tingkat tinggi dan sterilisasi. 2. Tenaga kesehatan harus benar benar memastikan bahwa alat kesehatan yang akan dipakai sudah steril,

agar tidak ada korban yang terjangkit penyakit menular akibat kelalaian tenaga kesehatan. 3. Selain dapat menstrerilkan alat kesehatan dari mikroorganisme berbahaya, tenaga kesehatan juga harus

dapat merawat alat kesehatan dengan benar. DAFTAR PUSTAKA

Uliyah Musrifatul dan A. Aziz Alimul Hidayat.2006.Konsep Dasar Praktik Klinik Kebidanan.Salemba Medika:Jakarta

Kusmiyati Yuni.2007.Konsep Dasar Praktik Klinik Kebidanan.Fitramaya:Jogjakarta Ambarwati Eni Ratna dan Tri Sunarsih.2009.KDPK KEBIDANAN TEORI dan APLIKASI. Nuha Medika:Jogjakarta

http://pusparinidias.wordpress.com/2012/12/17/pemrosesan-alat/

1. 2. 3.

Asepsis (teknik aseptik) adalah semua usaha yang dilakukan dalam mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang mungkin akan menyebabkan infeksi Antisepsis adalah pencegahan infeksi dengan cara membunuh/menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lainnya Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani scr aman. Benda2 yg terkontaminasi darah, cairan tubuh, alat medis, sarung tangan & permukaan (misalnya meja periksa) harus segera didekontaminasi.

4. 5. 6.

Desinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua mokroorganisme (penyebab penyakit) pada benda mati atau alat. Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (kecuali endospora bakteri) dengan cara merebus atau secara kimia. Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (termasuk endosporanya) pada benda2 mati atau instrumen. CONTOH LARUTAN ANTISEPTIK Alkohol (60-90%) Setrimid/Klorheksidin Glukonat Savlon Klorheksidin Glukonat ( 4% ) : Hibiscrub, Hibitane, Hibiclens Hexaklorofen (3%) : Phisohex Paraklorometaksilenol (PCMX / Kloroksilenol) : Detol Iodine (1-3%) +Alkohol Tinctur (iodine dalam alkohol 70%) Iodofor Betadin CONTOH LARUTAN DESINFEKTAN Klorin pemutih 0,5% Untuk dekontaminasi permukaan lebar dan DTT peralatan Glutaraldehid 2% mahal Antiseptik dan larutan desinfektan bisa terkontaminasi Stapilokokus, basil gram negatif dan beberapa endospora infeksi NOSOKOMIAL Cara Mencegah Kontaminasi Tidak mengkontaminasi pinggiran wadah saat menuang Tuang larutan antiseptik ke gulungan kapas/kasa (jangan merendam)

Menyimpan di tempat yang dingin dan gelap

Tiga langkah pokok dalam pemrosesan alat dan benda-benda lain dalam upaya pencegahan infeksi yaitu : 1. Dekontaminasi 2.Pencucian dan pembilasan 3.Desinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi.

1.Dekontaminasi Dekontaminasi adalah langkah pertama menangani peralatan, perlengkapan, sarung tangan dan bendabenda lainnya yang terkontaminasi. Proses yang membuat benda mati lebih aman untuk ditangani oleh staf sebelum dibersihkan (umpamanya menginaktivikasi HBV, HBC dan HIV) dan mengurangi tapi tidak menghilangkan jumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi. a. Produk-produk Dekontaminasi - Larutan klorin 0,5 % dan 0,1 %. - Etil 70 % - Alkohol - Bahan Fenolik atau karbol 0,5 % 3 %. Bahan klorin mempunyai daya kerja yang cepat untuk mematikan virus hepatitis B dan HIV, bila bendabenda yang terkontaminasi di rendam dalam larutan klorin selama 10 menit. Namun daya kerja tersebut akan cepat mengalami penurunan sehingga larutan tersebut harus diganti paling sedikit setiap 24 jam atau lebih cepat jika terlihat telah kotor atau keruh. 2.Pencucian dan Pembilasan Definisi pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada peralatan / perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan. Perlengkapan / bahan-bahan untuk mencuci peralatan - sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks - Sikat halus (boleh menggunakan sikat gigi) - Tabung suntik (minimal ukuran 10 ml ; untuk membilas bagian dalam kateter termasuk kateter pengisap lendir. - Wadah plastik atau baja antikarat (stainless steel) - Air bersih - Sabun atau deterjen. c. Kegunaan pencucian - Sebagai cara yang efektif untuk mengurangi jumlah mikroorganisme terutama endospora yang menyebabkan tetanus pada peralatan dan instrumen tercemar. - Sebagai langkah awal, sebelum instrumen di sterilisasi atau di desinfeksi tingkat tinggi. Karena tidak ada prosedur sterilisasi atau desinfeksi tingkat tinggi (DTT) yang efektif tanpa melakukan pencucian terlebih dahulu. 3.Desinfeksi Tingkat Tinggi Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri pada benda mati dengan cara merebus, mengukus atau penggunaan desinfektan kimiawi 1. DTT dengan merebus Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih Merebus 20 dalam panci tertutup Seluruh alat harus terendam Jangan menambah alat apapun ke air mendidih Pakai alat sesegera mungkin atau simpan wadah tertutup dan kering yang telah di DTT, maksimal 1 minggu 2. DTT dengan mengukus Selalu kukus 20 dalam kukusan Kecilkan api sehingga air tetap mendidih Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap

Jangan pakai lebih dari 3 panci uap Keringkan dalam kontainer DTT 3. DTT dengan kimia : Desinfektan kimia untuk DTT klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2% Langkah-langkah DTT Kimia : Dekontaminasi Cuci+bilas keringkan Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20 Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan di udara Segera dipakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan telah di DTT Sterilisasi Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk endospora bakteri pada benda mati atau instrumen dengan cara uap air panas tekanan tinggi (otoklaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau radiasi

http://parapsyco.wordpress.com/2011/06/17/dekontaminasi-tingkat-tinggi/

You might also like