You are on page 1of 61

Ketua : Rahma Nadia (2011730084) Sekretaris : Rachma Novriesya M (2011730081) Anggota : - Rachmania Mayangsari (2011730082) - Radian A.

K (2011730083) - Rani Anggraini (2011730085) - Rannie Kusuma W (2011730086) - Reny Susanti P (2011730087) - Revisca Oktavia (2011730088) - Reyka Pratiwi (2011730089) - M. Reyyan Alfaj (2011730090)
-

Tujuan Instruksional

Setelah selesai mempelajari modul ini, maka mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang proses hematopoeisis, morfologi sel-sel darah, fisiologi darah, serta etiologi, patofisiologi, diagnostik, penatalaksanaan, komplikasi, dan pencegahan anemia.

Skenario 2

Seorang wanita umur 25 tahun diantar suaminya ke dokter keluarga mengeluh tubuh cepat lelah dengan wajah pucat, sering sakit kepala, pusing, dan berdebardebar yang dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Setelah menerima penjelasan dari dokter, suaminya sangat khawatir tentang dampak yang akan terjadi karena istrinya sedang hamil muda. Setelah pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemia dan sclera tidak ikterik. Dia tidak memiliki riwayat menstruasi yang berkepanjangan.

Kata Sulit
Ikterik : perubahan warna kulit/sklera mata menjadi kuning Konjungtiva anemia : membrane halus yang melapisi kelopak mata berwarna pucat Sklera : Bagian putih pada bola mata

Kata Kunci

Wanita 25 tahun Istri sedang hamil muda Tubuh cepat lelah dengan wajah pucat Sering sakit kepala, pusing, dan berdebardebar Dirasakan sejak 3 bulan yang lalu Konjungtiva anemia dan sclera tidak ikterik Tidak memiliki riwayat menstruasi berkepanjangan

Problem Tree:

Pertanyaan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

9.

Apa definisi dari hematopoeisis dan jelaskan mekanismenya? Apa fungsi dan komponen utama serta morfologi dari darah? Apa fungsi dan struktur hemoglobin serta nilai normalnya ? Bagaimana metabolism sel darah dan sel hemoglobin ? Jelaskan pengertian dan klasifikasi secara morfologi tentang anemia ! Bagaimana klasifikasi anemia secara etiologi ? Apa yang menyebabkan konjungtiva anemis dan sclera tidak ikterik ? Bagaimana mekanisme wajah pucat ? Apa yang menyebabkan ibu hamil pada scenario sakit kepala, pusing dan berdebar-debar ?

10. Differensial diagnosa (definisi, etiologi, manifestasi, patomekanisme, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, komplikasi, pencegahan) dari :

a. Anemia hemolitik b. Anemia aplastik c. Anemia megaloblastik d. Anemia defisiensi zat besi

11. Apa hubungan ibu hamil dengan anemia beserta dampak terhadap janin ?

1. Hematopoeisis dan
Mekanismenya

Adalah suatu proses pembuatan darah . Terbagi atas :


Bagian yang Berbentuk : eritrosit , leukosit

dan keping darah (terombosit : platelet) yang bentuknya dapat dilihat dg mikroskop . Bagian yang tak berbentuk : plasma yg terdiri atas molekul-molekul protein , lemak , karbohidrat , vitamin-vitamin , enzim dsb . Yang terlarut dalam plasma .

Proses pembentukan darah

Meliputi 3 kompartemen :
Kompartemen sel-sel darah (SIP : sel induk

pluripoten) Kompartemen lingkungan mikro (LMH : lingkungan mikro hemopoetik) Kompartemen zat-zat pemicu/stimulator hemopoesis (HGF : hemopoetik growth factor)

2. Fungsi, Komponen dan Morfologi Darah

ERITROSIT

TROMBOSIT DARAH

LEUKOSIT

Eritrosit

Fungsi: - transportasi oksigen

leukosit
Fungsi: - menahan invasi patogen - identifikasi dan menghancurkan patogen - fagosit sel yang mati

Jenis:

- neutrofil - eosinofil - basofil - monosit - limfosit

Trombosit: vesikel yg mengandung sebagian dari sitoplasma megakariosit terbungkus oleh membran plasma

3. Fungsi, Struktur dan Nilai Normal Hemoglobin


Hemoglobin adalah protein tetramer kompak yang setiap monomernya terikat pada gugus prostetik heme dan keseluruhannya mempunyai berat molekul 64.450 dalton. Fungsi hemoglobin : mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh mengikat dan membawa karbondioksida dari seluruh jaringan tubuh ke paru-paru memberi warna merah pada darah mempertahankan keseimbangan asam basa dari tubuh

Struktur hemoglobin : 22 (HbA ; hemoglobin dewasa normal) , 22(HbF ; hemoglobin janin) , 2S2 (HbS ; hemoglobin sel sabit) , 22 (HbA2 ; hemoglobin dewasa minor) Nilai normal hemoglobin : Anak anak : 11-13 gram/dl, Lelaki dewasa : 13-17,4 gram/dl, Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl, Perempuan dewasa hamil >11- gram/dl

Sumber : Biokimia harper edisi 27 penerbit EGC, Ilmu penyakit dalam jilid 2 edisi 5 penerbit interna publishing, Buku pegangan uji diagnostic edisi 3 penerbit EGC

Glukosa

Glukosa 6 phospat

Fruktosa 6 phospat

glukosa

DiHidroxi Aceton Phosphat Gliseraldehid 3 Phosphat

Fruktosa 6 biphospat

Fruktosa 1,6 Bisphosphat

3 Phosphofen ol piruvat

laktat

1,3 Bisphospho gliserol

3 Phospho gliserol

5. Anemia dan Klasifikasi Morfologi

Besarnya sel:

- anemia normositik: MCV 80 - 96 3 (fl) - anemia mikrositik : MCV < 76 3 (fl) - anemia makrositik: MCV > 96 3 (fl)

Konsentrasi hemoglobin: - anemia normokrom: MCHC 32 - 38 % / MCH 27 - 32 pg - anemia hipokrom : MCHC < 32 % / MCH < 27 pg

6. Klasifikasi anemia berdasarkan etiologinya


1.

2.

Peningkatan hilangnya SDM Disebabkan oleh perdarahan atau oleh penghancuran sel karena kelainan intrinsik atau kelainan ekstrinsik. Penurunan atau kelalaian pembentukan sel berkurangnya atau terganggunya produksi SDM termasuk setiap keadaan yang mempengaruhi fungsi sumsum tulang

Eritrosit Menurun Hemoglobin menurun Hemoglobin terdiri dari hem dan globin. Hem adalah salah satu yang berperan dalam pemberian warna merah pada eritosit. Sehingga penurun Hb akan memucatkan warna darah

Hemoglobin tidak banyak terurai menjadi Hem dan Globin. Sehingga produk akhir dari hem yaitu bilirubin yang menyebabkan ikterik tidak banyak terbentuk

Sclera Tidak Ikterik

Anemis pada Konjungtiva

Volume darah

Hb

O2 ke organ vital

PUCAT

Vasokonstriksi

Sakit kepala dan pusing di sebabkan oleh berkurangnya oksigenasi pada sistem saraf pusat. Pada ibu hamil memerlukan zat besi lebih banyak untuk pembentukan tali pusat, plasenta dan fetus, untuk pembentukan sel darah merah janin juga. Di karenakan ibu hamil memerlukan lebih banyak zat besi apabila tidak di sertai dengan peningkatan nutrisi yang tepat akan terjadi anemia. Dan berdebar-debar adalah kompensasi dari jantung untuk terus memompa supaya darah lebih banyak di hasilkan.

10. a. Differensial Diagnosis Anemia Hemolitik Anemia Hemolitik


Anemia Hemolitik Autoimun Anemia Hemolitik non Imun kadar hemoglobin < nilai normal akibat kerusakan sel eritrosit yang lebih cepat dari kemampuan sumsum tulang untuk menggantikannya. pada prinsipnya anemia hemolysis dapat terjadi karena : Defek molekular Abnormalitas Faktor

suatu kelainan antibody terhadap sel-sel eritrosit sehingga umur eritrosit memendek. terjadi karena gangguan central tolerance, dan gangguan pada proses pembatasan limfosit autoreaktif residual.

DEFINISI

ETIOLOGI

Manifestasi klinis
Pasien mungkin mengeluh lemah, pusing, cepat capek, dan sesak. Pada pemeriksaan fisik ditemukan kulit dan mukosa kuning. Splenomegaly, hepatomegali, dan ikterus didapat pada beberapa anemia hemolitik. Pada anemia berat dapat ditemukan takikardia dan aliran murmur pada katup jantung.

Hemolitik Ekstravaskular

Hemolitik Intravaskular

Eritrosit di lisis di lien

1. Kerusakan membran. 2. Penurunan Fleksibelitas eritrosit 3. Dll.

Hb Terurai Hem Besi Disimpan dan digunaka n kembali CO Expired air Biliverdi n Bilirubin indirek HATI Bilirubin direk Dibuang melalui empedu Peningkatan Urobilinogen Peningkatan sterkobilinogen Globin

Berupa asam amino yang disimpan dan digunakan lagi

Trauma mekanis, erbagai zat kimia, faktor fisik dll. Eritrosit Lisis di Intravaskular

Hemoglobin Pecah
Di ikat haptoglobin Hemoglobin Di lampaui Hemoglobin bebas di dalam plasma Ginjal Hemoglobinuria

Kompleks Haptoglobin Hemoglobin


Clearance oleh RES

Hemoglobin bebas dalam plasma Hemoglobinemia


Methemoglobin

Epitel Tubulus
Methemoglobinemia Hemosiderinuria

Hitung Sel Darah Merah

Badan Heinz

Indeks Sel darah Merah

Hematokrit

Fragilitas Osmotik

Hitung Retikulosit

Komplikasi
Jantung : gagal jantug kongestif . Tanda dan gejala : kardiomegali , bising ejeksi sistolik , takikardi , napas pendek , dispnea sewaktu latihan fisik , gelisah Berkaitan dengan : anemia hemolisis kronik Paru : infark paru , pneumonia Tanda dan gejala : nyeri dada , batuk , napas pendek , demam , hemoptis , kegelisahan . Berkaitan dengan : krisis infark , meningatnya kerentanan terhadap infeksi, pirau arteriovenosa intrapulmonal , asplenia fungsional. Saraf pusat : trombosis serebral Tanda dan gejala : hemiplegia , afasia , pusing m kejang , sakit kepala , disfungsi usus dan kandung kemih Berkaitan dengan : krisis infark Gastrointestinal : kolesistitis , fibrosis hati , abses hati Tanda dan gejala : nyeriperut , hepatomegali , ikterus , demam . Berkaitan dengan : Hemolisis kronik , kronik infark Kulit : ulkus tungkai kronis Tanda dan gejala : nyeri ulkus yang terbuka dan mengering Berkaitan dengan : infark , gangguna sirkulasi pada kapiler , venula yg disebabkan oleh pembentukan sel sabit .

Pencegahan dan Pengobatan

Pengobatan ditujukan pada pencegaham dan penunjang . Karena berbagai hal yang dapat menyebabkan terjadinya anemia hemolitik (kasus bervariasi) . Seperti contohnya pada anemia sel sabit belum ada obat untuk mengembalikan bentuk sel sabit pada kondisi normal . Pencegahan , deteksi dini dan pengobatan segera pada infeksi adalah langkah yg paling baik . Penisilin profilaktik : untuk anak-anak kecil penghindar pneumonia . Vaksin pneumokokus : mengurangi insiden pneumokokus Pemberian antibiotik dan hidrasi dengan cepat dan kuat . Oksigen bila pasien mengalami hipoksia Pemberian suplemen berupa asam folat perhari akibat kehilangan cadangan folat karena hemolisis kronik
Intevensi segera dengan hidrasi dan analgesik opioid untuk hentikan

nyeri Tranfusi Droxia (anemia sel sabit) untuk meningkatkan kadar Hb F dlm eritrosit

10. b. Differensial Diagnosis Anemia Aplastik

Anemia Aplastik
Definisi Ketidaksanggupan sumsum tulang dalam membentuk Sel Darah Merah. Etiologi Bahan kimia dan toxin, Radiasi, Obat-obatan, Infeksi, Kongenital. Manifestasi Klinik Anamnesis : Anak lemah, pucat, sering demam tanpa penyebab yang jelas, disertai dengan keluhan sering terjadi perdarahan spontan gusi atau perdarahan di bawah kulit. Pemeriksaan Fisik (Adanya Trias aplasia) : anemia, leukopenia dan trombositopenia disertai gejala klinis demam, pucat, perdarahan tanpa hepatosplenomegali.

Anemia Aplastik
Aplasia sumsum tulang

Aktivitas sumsum tulang

Pembentukan sel-sel darah dewasa

PANSITOPE NIA
kelelahan Nafas pendek Wajah pucat

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium

Sel darah merah normal

Sel darah merah abnormal

Penatalaksanaan

Prinsip pengobatan: - Hilangkan penyebab - Hindari trauma selaput lendir & kulit - Hindari infeksi - Stimulasi sumsum tulang (hemopoiesis) hormon androgen: testosteron & oksimetolon - Transfusi darah: seminimal mungkin Hb 8 - 9 g/dl - fraksi: PRC, suspensi trombosit & granulosit - Mengganti stem cell rusak transplantasi sumsum tulang - Tindakan lain: Kortikosteroid trombositopenia berat Splenektomi kasus resisten Immunosupresif kausa imunologik

Komplikasi

Komplikasi yang paling sering terjadi dari anemia aplastik ini adalah perdarahan dan rentan terhadap infeksi. Hal ini disebabkan karena kurangnya kadar trombosit dan kurangnya kadar leukosit.

Pencegahan

menghindari paparan bahan kimia berlebih sebab bahan kimia seperti benzena juga diduga dapat menyebabkan anemia aplastik. Kemudian hindari juga konsumsi obat-obat yang dapat memicu anemia aplastik. Kalaupun memang harus mengonsumsi obat-obat yang demikian, sebisa mungkin jangan mengonsumsinya secara berlebihan. Selain bahan kimia dan obat, ada baiknya pula untuk menjauhi radiasi seperti sinar X dan radiasi lainnya yang telah dijelaskan di bagian faktor penyebab di atas.

10. c. Differensial Diagnosis Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik (Sel darah merah besar) diklasifikasikan secara morfologis sebagai anemia makrositik normokromik. Anemia megaloblastik sering disebabkan oleh defisiensi as.folat yang mengakibatkan gangguan sintesis DNA, disertai kegagalan maturasi dan pembelahan inti.

Hal lain yang dapat menyebabkan defisiensi asam folat adalah meningkatnya kebutuhan. jaringan yang relatif pembelahan selnya sangat cepat seperti sum-sum tulang,mukosa usus, memerlukan cukup besar folat.

Manifestasi Klinik

Kelelahan Sesak napas dan pusing, Lesu dan mudah lelah Mual Hilangnya nafsu makan Sakit kepala dan agak kekuningan. Kekurangan asam folat pada wanita hamil bisamenyebabkan terjadinya cacat tulang belakang (korda spinalis) dan kelainan bentuk lainnyapada janin.

Anemia Megaloblastik :

(Anemia Megaloblastik)

(Sel darah merah normal)

Patomekanisme

Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan Laboratorium


1. Hapusan darah perifer -Ditemukan sel makrositosis yaitu MCV lebih dari 110 fl -Gambaran darah perifer ditemukan anisosotosis (ukuran eritrosit abnormal bervariasi) dan poikilositosis (bentuk eritrosit yang tidak beraturan) bersamaan dengan makroovalositosis, yaitu sel darah merah dengan hemoglobinisasi penuh -Pada leukosit, adanya neutrofil yang tampak terdapat inti dengan segmen lebih dari 5 atau 6 yang dikenal sebagai hipersegmen

Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan Laboratorium (lanjutan)


2. Sumsum Tulang -Pemeriksaan sumsum tulang ditemukan hiperselular dengan penurunan rasio mieliod/eritroid dan berlimpah besi yang tercat 3.Kadar Serum Kobalamin dan folat -Kadar vit B12 dalam serum kurang dari 200 pg/ml -Kadar asam folat kurang dari 4 ng/ml (620 ng/ml)
Sumber : ilmu penyakit dalam jilid 2 edisi 5 penerbit interna publishing hal 1148

penatalaksanaan

penatalaksanaan kekurangan vitamin B12 atau anemia pernisiosa adalah pemberian vitamin B12. Sebagian besar penderita tidak dapat menyerap vitamin B12 peroral (ditelan), karena itu diberikan melalui suntikan. Pada awalnya, suntikan diberi setiap hari atau setiap minggun selama beberapa minggu sampai kadar vitamin B12 dalam darah kembali normal. Selanjutnya suntikan diberikan 1 kali dalam sebulan

penatalaksanaan asam folat : pada pemeriksaan apus darah tepi dibawah mikroskop akan ditemukan megaloblas (sel darah merah berukuran besar) pada seorang penderita anemia, maka dilakukan kadar asam folat dalam darah. Diberikan tablet asam folat 1x/hari

komplikasi
komplikasi kekurangan asam folat pada ibu hamil : gangguan plasenta, hipertensi Kekurangan nutrisi asam folat dapat mengakibatkan beberapa kondisi diantaranya : Bayi lahir prematur Bobot bayi yang rendah Pertumbuhan janin yang lamban Aborsi spontan Komplikasi kekurangan B12 pada ibu hamil : gagal jantung

pencegahan
kekurangan B12 jika penyebabnya adalah asupan yang kurang, maka anemia ini bisa dicegah melalui pola makan yang seimbang kekurangan asam folat pada kehamilan, bisa dicegah dengan menambah asupan makanan yang mengandung asam folat dan dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet asam folat

10. d. Differensial Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

Definisi : Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang, yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin (Hb) berkurang.

Etiologi : Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun. 1. Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun, yang dapat berasal dari : a. Saluran Cerna : akibat dari tukak peptik, kanker lambung, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang. b. Salan genitalia wanita : menorrhagia, atau metrorhagia. c. Saluran kemih : hematuria d. Saluran napas : hemoptoe. 2. Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi (bioavaibilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C, dan rendah daging). 3. Kebutuhan besi meningkat : seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan. 4. Gangguan absorpsi besi : gastrektomi, tropical sprue atau kolitis kronik. 5. Pada orang dewasa, anemia defisiensi besi yang dijumpai di klinik hampir identik dengan perdarahan menahun. Penyebab perdarahan paling sering pada laki-laki ialah perdarahan gastrointestinal, di negara tropik paling sering karena infeksi cacing tambang. Sementara itu, pada wanita paling sering karena menormetrorhagia.

Gejala klinis : Gejala Umum Anemia Gejala umum anemia yang disebut juga sebagai sindrom anemia ( anemia syndrome) dijumpai pada anemia defisiensi besi apabila kadar hemoglobin turun di bawah 7-8 g/dl. Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunangkunang, serta telinga mendenging. Gejala Khas Anemia Defisiensi Besi Gejala khas yang tidak ditemui di anemia jenis lain :
Koilonychia

: Kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical dan menjadi cekung sehingga mirip sendok. Atrofi papil lidah :Permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang. Stomatitis angularis (cheilosis) : Peradangan pada sudut mulut sehingga tampak bercak berwarna pucat keputihan. Disfagia : Nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring Atrofi mukosa gaster Pica : keinginan memakan bahan yang tidak lazim, seperti: tanah liat,es, lem, dan lain-lain.

Patomekanisme :

Perdarahan menahun, kurangnya nutrisi, dan infeksi cacing tambang menyebabkan kehilangan besi sehingga cadangan besi menurun. Jika cadangan besi menurun, keadaaan ini disebut iron depleted state atau negative iron balance. Keadaan ini ditandai dengan penurunan kadar feritin serum, peningkatan absorpsi besi dalam usus, serta pengecatan besi dalam sumsum tulang negatif. Apabila kekurangan besi berlanjut terus maka cadangan besi menjadi kosong sama sekali, penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang sehingga menimbulkan gangguan pada pembentukan eritrosit. Pada fase ini kelainan pertama yang dijumpai ialah peningkatan kadar free protophorphyrin atau zinc protophorphyrin dalam eritrosit. Saturasi transferin menurun dan total iron binding capacity (TIBC) meningkat. Apabila jumlah besi terus menurun maka eritropoesis semakin terganggu sehingga kadar hemoglobin mulai menurun, akibatnya timbul anemia hipokromik mikrositer, disebut sebagai iron deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epitel serta pada beberapa enzim yang dapat menimbulkan gejala pada kuku, epitel mulut, dan faring serta beberapa gejala lainnya.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Kadar Hemoglobin

Pada orang dewasa normal jumlah eritrosit pada laki-laki 4,6-6,2 juta/mm3 dan pada perempuan 4,2-5,4 juta/mm3. Kadar hemoglobin normal pada laki-laki 13,5-18 gr/dl dan perempuan 12-16 gr/dl (Ronald A. Sacher, Richard A McPherson, 2004).
Jumlah eritrosit pada ADB normal atau sedikit menurun dan kadar hemoglobin turun.

Indeks Erirosit
Pemeriksaan indeks eritrosit meliputi Mean Corpuscular Volume (MCV), volume rata-rata sel darah merah; Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH), volume hemoglobin rata-rata dalam eritrosit; dan Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration (MCHC), volume konsentrasi hemoglobin rata-rata. Secara manual perhitungan MCV didapatkan dari pembagian antara hematokrit dengan jumlah eritosit di mana nilai normalnya sebesar 80-98 fl (femtoliter). Perhitungan MCH didapatkan dari perbandingan antara kadar hemoglobin (Hb) dengan jumlah eritrosit dengan nilai normalnya antara 26-32 pg (pikogram). MCHC didapatkan dari perhitungan antara kadar Hb dibagi dengan hematokrit dikalikan 100% dengan nilai rujukan 32-36% (Ronald A. Sacher, Richard A McPherson, 2004). Pada ADB, terjadi penurun ketiga indeks eritrosit di atas sehingga apusan darah tepinya menunjukkan anemia mikrositik hipokromik, anisositosis, dan poikilositosis. MCV < 70 fl hanya didapatkan pada ADB dan thalassemia major. Leukosit dan trombosit pada umumnya normal (I Made Bakta, et al., 2006).

Konsentrasi besi serum menurun dan TIBC meningkat TIBC menunjukkan tingkat kejenuhan apotransferin terhadap besi, sedangkan saturasi transferin dihitung dari: Konsentrasi besi serum memiliki siklus diurnal, yakni mencapai kadar puncak pada pukul 810 pagi

Penurunan kadar feritin serum Feritin serum merupakan pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis anemiadefisiensi besi yang paling kuat, cukup reliabel dan p raktis. Angka serumferitin yang normal belum dapat menyin gkirkan diagnosa defisiensi besi,namun feritin serum >100 mg/dl sudah dapat memastikan tidak ada defisiensi.
Peningkatan protoporfirin eritrosit Angka <30 mg/dl. Peningkatan protoporfirin mg/dlmenunjukkan adanya defisiensi besi.

normalnya bebas >100

Peningkatan reseptor transferin dalam serum (normal 4-9 g/dl), dipakai untuk membedakan anemia defisiensi besi dengan anemia pada penyakit kronis

TERAPI

Terapi Besi Oral Preparat besi (iron), misal: ferrous sulfate 200 mg setiap 8 jam, sampai Hb normal dan sekurang-kurangnya 3 bulan untuk mengisi kembali cadangan besi dalam tubuh Terapi Besi Parental Digunakan bila adanya:
Intoleransi terhadap pemberian besi oral Kepatuhan terhadap obat yang rendah Gangguan pencernaan seperti colitis ulseratif yang dapat kambuh bila diberikan

besi Penyerapan besi terganggu seperti pada gastrektomi Keadaan dimana kehilangan darah yang banyak sehingga tidak cukup dikompensasi dengan pemberian oral Kebutuhan besi yang besar dalam waktu pendek seperti pada saat kehamilan trisemester atau sebelum operasi Defisiensi besi fungsional relative akibat pemberian eritropoetin pada anemia Gagal Ginjal Kronik atau Anemia Akibat Penyakit Kronik

KOMPLIKASI Nilai hemoglobin kurang dari 5 g/100 Ml dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian. PENCEGAHAN a. Pendidikan Kesehatan misalnya tentang pemakan jamban, perbaikan lingkungan kerja b. Pemberatasan infeksi Cacing Tambang sebagai sumber perdarahan kronik c. Suplementasi besi yaitu pemberian profilaksis pada segmen penduduk yang rentan seperti ibu hamil dan anak balita d. Fortifikasi bahan makanan dengan besi yaitu diet kaya besi mengandung daging dan sayuran hijau seperti sayur bayam.

11. Hubungan Kehamilan Dengan Anemia


Pada saat hamil terjadi penurunan konsentrasi Hb yang terjadi pada kehamilan normal. Diperlukan hingga 600 mg besi untuk meningkatkan massa eritrosit dan 300 mg lagi untuk janin. Kebutuhan folat meningkat sekitar dua kali lipat pada kehamilan dan kadar folat serum turun sampai separuh kisaran normal. Wanita yang sedang menstruasi harus mengkonsumsi banyak makanan dengan kandungan zat besi tinggi karena kadar zat besi dalam tubuhnya berkurang, banyaknya darah yang terbuang ketika dalam masa menstruasi. Dan janin yang sedang berkembang juga menggunakan zat besi untuk perkembangannya, oleh karena itu wanita hamil sangat memerlukan tambahan zat besi.

Dampak Anemia terhadap Janin


Akibat adanya anemia pada ibu yang sedang hamil, terjadi gangguan dalam bentuk : Abortus Persalinan prematuritas tinggi Berat badan lahir rendah Kelahiran dengan anemia Dapat terjadi cacat bawaan Bayi mudah terserang infeksi sampai kematian perinatal Intelegensi rendah

Daftar pustaka
Lorraine and Sylvia, 2005. Patofisiologi, ed.6 vol.1. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC

Aru, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 2 ed.5. Jakarta. Interna Publishing

You might also like