You are on page 1of 19

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS Nama Jenis Kelamin Umur Tempat, Tanggal Lahir Agama Suku bangsa /warga Negara Status Pernikahan Pendidikan Terakhir Pekerjaan Alamat : Ny. A : Perempuan : 26 tahun : Bogor, 28 Agustus 1987 : Islam : Sunda/ Indonesia : Janda : SMP (lulus) : Tidak bekerja : Kp.Pabuaran Kulon 03/05 Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Tanggal Masuk RS.MM : IGD 16 Mei 2013 Ruang Kresna 16 Mei 2013

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Autoanamnesis dilakukan di Ruang IGD dan Kresna RSMM Bogor pada: 16 Mei 2013 pk. 16.00 WIB (IGD) 17 Mei 2013 pk. 11.00 WIB (Kresna) 22 Mei 2013 pk. 09.15 WIB (Kresna)

Alloanamnesis dilakukan di rumah pasien pada tanggal 16 Mei 2013 pk. 16.00.

A. Keluhan Utama Pasien mengancam keluarga dengan pisau sejak 1 hari SMRS.

Keluhan Tambahan Sulit tidur, keluyuran, marah-marah, mudah tersinggung, bicara dan tertawa sendiri, berteriak-teriak, tidak mau makan.

B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien diantar oleh keluarga ke IGD RSMM tanggal 16 Mei 2013 jam 18.00 setelah mengancam keluarga dengan pisau sejak 1 hari SMRS. Berdasarkan alloanamnesis dengan kakak dan ibu pasien, pasien melempar pisau ke ibunya sambil berteriak-teriak setelah dilarang keluar dari rumah dan ketika mau diajak berobat ke RS. Setelah mengancam, pasien coba dikejar oleh beberapa anggota keluarga untuk dibawa ke RS namun pasien melawan dan semoat melarikan diri naik ke atap genting. Setelah itu, pasien jatuh sehingga timbul luka di lutut kanannya. Menurut pasien, pasien berasa marah karena percaya keluarganya ingin memberikan bayi yang baru dilahirkannya kepada orang lain untuk dijaga. 10 hari SMRS, pasien habis melahirkan anak pertama. Kelahiran dibantu oleh bidan dan pasien melahirkan secara spontan. Bayi pasien dalam kondisi baik dengan BBL: 2,7 kg dan langsung menangis. Menurut pasien, selama 10 hari ini pasien menyusukan bayinya dan bayinya menyusu kuat. 5 bulan SMRS, keluarga pasien menyadari bahwa perut pasien semakin membuncit dari sebelumnya. Keluarga khawatir kalau anaknya hamil diluar nikah lalu membawa pasien ke bidan berdekatan rumahnya. Setelah dilakukan pemeriksaan di bidan, pasien disahkan hamil dengan usia kehamilan sekitar 4 bulan. Keluarga tidak tahu pasien dihamili siapa dan pasien tidak mau memberitahu dia dihamili siapa. 9 bulan SMRS, pasien mulai keluyuran terutama pada saat malam hari. Menurut pasien, selama keluyuran pasien sempat sampai ke Tasik Malaya dan bertemu dengan banyak teman-teman baru. Pasien berasa lebih senang saat bertemu teman-teman baru. Menurut keluarga, selama hamil pasien pasien suka tertawa dan bicara sendiri. Bicaranya cukup banyak namun maksud perbicaraan tidak dapat di mengerti oleh keluarga pasien. Isi pembicaraan pasien seperti berzikir, menyanyi, memberikan nasehat-nasehat dan banyak lagi. Pasien juga jarang tidur dan jarang makan. Menurut pasien sekiranya pasien tidak tidur, pasien mencari teman ngobrol. membersihkan rumah atau keluyuran untuk

11 bulan SMRS, pasien berhenti mengonsumsi obat yang seharusnya di makan karena obat habis. Menurut keluarga, pasien tidak dibawa kontrol karena keluarga merasakan pasien sudah sembuh . Pasien sudah bisa mengurus diri sendiri dan melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci piring dan membersihkan rumah pasien.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya Pasien pernah dirawat selama 2 minggu di Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan (YPKK), Bogor pada tahun 2009. Pasien mengkonsumsi 2 macam obat, namun keluarga dan pasien sendiri lupa apa saja obat yang dikonsumsinya. Pasien pernah menikah dengan seorang lelaki beristri. Setelah pernikahan, pasien sering di marahi dan dipukul oleh istri tua karena dianggap tidak bisa melakukan pekerjaan rumah tangga. Hal ini membuat pasien murung, berdiam diri dan tidak mau keluar rumah. Menurut keluarga, suami pasien menganggap pasien sakit jiwa lalu menceraikan pasien setelah usia pernikahan 6 bulan. 2. Riwayat Medis Lainnya Riwayat sakit berat atau menderita sakit disangkal. Tidak ada riwayat demam, kejang, trauma kepala, ataupun penyakit lainnya. 3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol Pasien mengaku tidak pernah mengkonsumsi ganja, shabu, maupun zat psikoaktif lainnya dan tidak pernah minum-minuman beralkohol.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat prenatal dan perinatal Selama hamil, ibu pasien tidak pernah kontrol ke dokter, hanya sesekali memeriksakan kehamilannya ke bidan. Penyakit selama kehamilan disangkal. Pasien lahir dengan usia kandungan cukup bulan, lahir secara spontan per vaginam, tanpa penyulit, ditolong oleh bidan. Pada saat lahir pasien segera menangis. Tidak terdapat cacat bawaan.

2. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun) Pasien diberikan ASI hingga usia 1.5 tahun. Perkembangan psikomotor baik sesuai usia. 3. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun) Pasien mulai masuk SD usia 6 tahun. Prestasi belajarnya tidak terlalu menonjol, namun pasien tidak pernah tinggal kelas. Pasien cenderung murung, menyendiri dan memiliki sedikit teman. 4. Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remaja a. Hubungan sosial Pasien dikenal warga sekitar sebagai seorang yang ramah, pendiam, dan suka menyendiri. Pasien lebih suka berdiam di rumah. Pasien tidak memiliki teman dekat. Tidak pernah terdapat masalah dalam pergaulan pasien dengan teman sebayanya. b. Riwayat pendidikan Pasien bersekolah hanya sampai tingkat 2 SMP. Pasien tidak pernah tinggal kelas. c. Perkembangan kognitif dan motorik Pasien bisa membaca dan menulis dengan cukup baik dan tidak terdapat gangguan perkembangan spesifik. d. Problem emosi atau fisik khusus remaja Pasien tidak pernah perkelahian. e. Latar belakang agama Pasien beragama Islam dan rajin sholat sebelum menikah, setelah menikah pasien menjadi jarang sholat. 5. Riwayat masa dewasa a. Riwayat pekerjaan Pasien belum pernah bekerja formal, hanya menjadi ibu rumah tangga. b. Aktivitas sosial terlibat dalam pertengkaran maupun

Pasien jarang berkumpul dengan teman-temannya, tidak suka bergaul. Ia lebih suka menyendiri. Pasien tidak memiliki teman dekat. c. Riwayat pernikahan Pasien sudah pernah menikah sebelumnya, pernikahan berjalan selama 6 bulan lalu bercerai. 3 tahun setelah menjanda, pasien melakukan hubungan seksual di luar nikah sampai hamil.

E. Riwayat Keluarga Pasien merupakan anak kelima dari lima bersaudara, namun kakak keduanya sudah meninggal dunia. Sejak kecil pasien tinggal dan diasuh oleh ibu kandungnya. Ayahnya telah meninggal dunia sejak usia pasien 3 bulan. Ketiga kakaknya yang lain sudah berkeluarga. Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga disangkal.

Genogram

Keterangan : : Pria : Wanita

: Meninggal dunia

: Pasien

: Bercerai

: 1 rumah

F. Riwayat Sosial Ekonomi. Pasien tinggal dengan ibu dan anaknya pasien. Ayah pasien sudah lama meninggal. Kebutuhan sehari-hari dikeluarga di nafkahi oleh kakaknya yang bekerja sebagai pedagang.

G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya 1. Impian Pasien mengatakan ingin menjadi penyanyi dangdut. 2. Fantasi Tidak terdapat fantasi pada pasien. 3. Sistem nilai Pasien masih mampu mengurus diri sendiri seperti mandi dan makan. 4. Dorongan kehendak Pasien ingin cepat pulang supaya dapat bertemu kembali dengan keluarga terutama anaknya. 5. Hal yang menjadi sumber kejengkelan atau frustasi dan yang membuat bahagia atau senang Pasien merasa sedih jika ingat anaknya. Pasien merasa senang jika dapat kembali pulang dan bertemu anaknya .

II. STATUS MENTAL Dilakukan pada tanggal 16 Mei 2013 pukul 16.00 WIB di Ruang IGD RS. Dr. Marzoeki Mahdi Bogor.

A. Deskripsi Umum 1. Penampilan Umum Pasien seorang perempuan berusia 26 tahun, berpenampilan fisik tampak lebih tua dari usianya, bentuk tubuh pasien sedang, perawakan kecil. Penampilan tidak rapi, dengan memakai pakaian berlapis-lapis berwarna terang, rambut berwarna hitam. Kebersihan dan perawatan diri pasien kurang.

2. Kesadaran Neurologis/biologis Psikologis : compos mentis : terganggu

3. Perilaku dan aktivitas motorik Sebelum wawancara : pasien datang ke IGD dengan digendong oleh kakak iparnya dan meronta-ronta (hiperaktif). Selama wawancara : pasien tiduran dengan ekspresi marah dan sesekali

bernyanyi. Pasien kesal bila ia melihat kearah keluarganya. Kontak mata dengan pemeriksa adekuat. Setelah wawancara 4. Pembicaraan Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan dengan volume suara yang keras, cepat, spontan dan bertele-tele. 5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif : pasien kembali tiduran dengan tenang

B. Alam Perasaan 1. Afek 2. Mood 3. Keserasian 4. Empati : labil, cukup, echt, skala diferensiasi luas : hipertym : serasi antara emosi dan isi pembicaraan. : dapat diraba-rasakan

C. Fungsi Intelektual 1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan Taraf Pendidikan Pengetahuan Umum : SMP : Baik (pasien dapat menyebutkan nama

presiden Indonesia yang pertama) Kecerdasan : Kurang (pasien tidak mampu menjawab

soal hitungan yang ditanyakan oleh pemeriksa) 2. Daya Konsentrasi 7 serial test dengan benar) 3. Orientasi : Baik (pasien dapat menjawab pertanyaan

Daya Orientasi Waktu tanggal, bulan dan tahun) Daya Orientasi Tempat sekarang) Daya Orientasi Personal dokter) 4. Daya Ingat Daya Ingat Jangka Panjang Daya Ingat Jangka Pendek

: Baik (pasien dapat mengidentifikasi hari,

: Baik (pasien mengetahui dimana ia berada

: Baik (pasien mengenali pemeriksa sebagai

: Baik (pasien ingat tanggal lahirnya) : Baik (pasien ingat hari ini sarapan apa dan

lauk makan apa saja, serta aktivitas yang dilakukan selama hari tersebut) Daya Ingat Sesaat : Baik (pasien mampu mengingat nama

pemeriksa setelah beberapa menit) 5. Kemampuan Visuospatial instruksi pemeriksa) 6. Pikiran Abstrak : Baik (pasien dapat mengartikan arti peribahasa ada udang dibalik batu) 7. Kemampuan Menolong Diri : Baik (pasien mau makan dan mandi secara teratur) : Baik (Pasien mampu melakukan tes sesuai

D. Gangguan Persepsi 1. Halusinasi Halusinasi Auditorik memerintahnya) Halusinasi Visual : Ada (pasien melihat bayangan dua orang :Ada (pasien mendengar suara yang

yang berjubah hitam yang tidak dapat dilihat oleh orang lain) 2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada 4. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Pikir

1. Arus Pikir Produktivitas : Banyak (Logorhea). Pasien menjawab apa yang ditanya oleh pemeriksa dan

menambahkan ide cerita lain. Kontinuitas Pikiran Hendaya Berbahasa : Asosiasi longgar : Tidak ada. Pasien mengunakan bahasa secara lazim sesuai dengan tata bahasa. 2. Isi Pikir Preokupasi Waham : Tidak Ada : Tidak Ada

F. Pengendalian Impuls

: Baik (Pasien tenang selama wawancara).

G. Daya Nilai 1. Daya nilai sosial Baik (ketika diberi pertanyaan apakah berzina itu baik atau tidak, pasien menjawab tidak baik) 2. Uji daya nilai Baik (pasien jika menemukan dompet di tengah jalan, maka pasien akan mengembalikan dompet tersebut) 3. Penilaian realita Terganggu (Ditemukan adanya halusinasi)

H. Tilikan I. Taraf Dapat Dipercaya

: Derajat 2 : Dapat dipercaya

III. STATUS FISIK Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 24 April 2013 pukul 11.30 WIB di Ruang Gatot Kaca RSMM Bogor A. Status Internus Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Frekuensi napas Frekuensi nadi Suhu Status gizi : Baik : Compos mentis : 120/80 mmHg : 20x/menit : 80x/menit : dalam batas normal : Kesan gizi cukup BB 150 cm, BB = 45 kg; IMT = 20 kg/m2 Kulit Kepala Rambut Mata Telinga Gigi dan mulut Leher Jantung Paru : sawo matang : Tidak ada deformitas, normocephali : Hitam, lebat, tidak mudah tercabut : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik : Normotia, sekret (-) : Dalam batas normal : Pembesaran KGB (-) : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-) : Pergerakan dinding dada simetris, suara napas vesikuler, Ronkhi -/-, wheezing -/Abdomen : Datar, supel, bising usus normal, tidak ditemukan pembesaran hepar dan lien. Ekstremitas : Akral hangat (+), edema (-)

B. Status Neurologis GCS Kaku kuduk Pupil : 15 (E4,V5,M6) : (-) : Bulat, isokor

10

Kesan parase nervus kranialis Motorik

: (-) : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada gangguan keseimbangan dan koordinasi

Sensorik Reflex fisiologis Reflex patologis Gejala ekstrapiramidal Stabilitas postur tubuh Tremor di kedua tangan

:Tidak ada gangguan sensibilitas : Normal : (-) : (-) : Normal : (-)

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Pasien perempuan, Ny. A, 26 tahun, agama Islam, suku Sunda, sudah menikah dan bercerai, pendidikan terakhir SMP. Pasien masuk IGD RSMM pada tanggal 16 Mei 2013. Pasien diantar oleh keluarga setelah mengancam keluarga dengan pisau sejak 1 hari SMRS. Berdasarkan alloanamnesis, pasien melempar pisau ke ibunya sambil berteriak-teriak setelah dilarang keluar dari rumah dan ketika mau diajak berobat ke RS. Menurut pasien, pasien berasa marah karena percaya keluarganya ingin memberikan bayi yang baru dilahirkannya kepada orang lain untuk dijaga. 10 hari SMRS, pasien habis melahirkan anak pertama. Kelahiran dibantu oleh bidan dan pasien melahirkan secara spontan. Bayi pasien dalam kondisi baik.Menurut pasien, selama 10 hari ini pasien menyusukan bayinya dan bayinya menyusu kuat. 5 bulan SMRS, keluarga pasien menyadari bahwa perut pasien semakin membuncit dari sebelumnya. Keluarga khawatir kalau anaknya hamil diluar nikah lalu membawa pasien ke bidan berdekatan rumahnya. Setelah dilakukan pemeriksaan di bidan, pasien disahkan hamil dengan usia kehamilan sekitar 4 bulan. Keluarga tidak tahu pasien dihamili siapa dan pasien tidak mau memberitahu dia dihamili siapa. 9 bulan SMRS, pasien mulai keluyuran terutama pada saat malam hari. Menurut pasien, selama keluyuran pasien sempat sampai ke Tasik Malaya dan bertemu dengan banyak teman-teman baru. Pasien berasa lebih

11

senang. Menurut keluarga, selama hamil pasien pasien suka tertawa dan bicara sendiri. Bicaranya cukup banyak namun maksud perbicaraan tidak dapat di mengerti oleh keluarga pasien. Isi pembicaraan pasien seperti berzikir, menyanyi, memberikan nasehat-nasehat dan banyak lagi. Pasien juga jarang tidur dan jarang makan. Menurut pasien sekiranya pasien tidak tidur, pasien membersihkan

rumah atau keluyuran untuk mencari teman ngobrol. 11 bulan SMRS, pasien berhenti mengonsumsi obat. Menurut keluarga, pasien tidak dibawa kontrol karena keluarga merasakan pasien sudah sembuh . Pasien sudah bisa mengurus diri sendiri dan melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci piring dan membersihkan rumah pasien. Pasien pernah dirawat selama 2 minggu di YPKK, Bogor pada tahun 2009. Pasien mengkonsumsi 2 macam obat, namun keluarga dan pasien sendiri lupa apa saja obat yang dikonsumsinya. Pasien pernah menikah dengan seorang lelaki beristri. Setelah pernikahan, pasien sering di marahi dan dipukul oleh istri tua karena dianggap tidak bisa melakukan pekerjaan rumah tangga. Hal ini membuat pasien murung, berdiam diri dan tidak mau keluar rumah. Menurut keluarga, suami pasien menganggap pasien sakit jiwa lalu menceraikan pasien setelah usia pernikahan 6 bulan. Kesadaran compos mentis terganggu. Pasien seorang perempuan, berusia 26 tahun, tampak lebih tua dari usianya dan berperawakan kecil. Penampilan tidak rapi, dengan memakai pakaian berlapis-lapis berwarna terang, rambut berwarna hitam. Kebersihan dan perawatan diri pasien kurang. Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan dengan volume suara yang keras, cepat, spontan dan bertele-tele. Mood labil , cukup, echt dan skala diferensiasi luas. Mood hipertym dan empati dapat diraba rasakan. Fungsi intelektual baik. Orientasi baik. Daya ingat baik. Pasien mempunyai halusinasi auditorik dan halusinasi visual. Pasien berbicara banyak (logorhea) dan asosiasi longgar. Tilikan derajat 2. Secara keseluruhan pasien dapat dipercaya. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis, tidak didapatkan adanya kelainan.

12

Perjalanan penyakit

2009

2012

2013 saat anamnesis

2009

2012 Mulai timbul gejala (putus obat 2 bulan)

Mei 2013 Dibawa ke RSMM

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK Pada pasien terdapat pola perilaku atau psikologis yang secara bermakna dan khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan hendaya (disfungsi) dalam berbagai fungsi psikososial. Terdapat pula penderitaan (disstres) yang dialami oleh pasien. Dengan demikian dapat disimpulkan pasien mengalami gangguan jiwa.

Diagnosis Aksis I : Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala, riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Berdasarkan pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kondisi medis umum yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Pasien tidak mengalami gangguan

13

yang bermakna yang menimbulkan gangguan jiwa. Oleh karena itu, gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan. Pada tidak mempunyai riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol, sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan. Berdasarkan anamnesis, pasien bukan merupakan gangguan skizotipal, skizofrenia maupun gangguan waham (F20-29) karena: o Gejala mood pada pasien lebih menonjol dibandingkan gejala psikotiknya, maupun gejala mood mendahului gejala psikotik o Terdapat fase remisi interepisode Sehingga, diagnosis gangguan skizotipal, skizofrenia maupun gangguan waham (F20-29) dapat disingkirkan. Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan kedalam: Berdasarkan DSM-IV, kasus ini dapat digolongkan kedalam Gangguan Bipolar I, karena: Merupakan tipe dari gangguan bipolar dengan kriteria yang memenuhi sebagai berikut: A.

Adapun kriteria gangguan bipolar I menurut DSM-IV adalah sebagai berikut: A. Periode tersendiri kelainan dan mood yang meninggi, ekspansif atau mudah tersinggung (irritable) secara persisten, berlangsung

sekurangnya 1 minggu (atau durasi kapan saja jika diperlukan perawatan) B. Selama periode gangguan mood, tiga (atau lebih) gejala berikut ini adalah menetap (empat jika mood hanya mudah tersinggung) dan telah ditemukan pada derajat yang bermakna: i. Harga diri yang melambung atau kebesaran ii. Penurunan kebutuhan untuk tidur

14

iii. Lebih banyak bicara dibandingkan biasanya atau tekanan untuk terus bicara iv. Gagasan yang melompat-lompat (flight of ideas) atau pengalaman subjektif bahwa pikirannya berpacu v. Mudah dialihkan perhatian vi. Peningkatan aktivitas yang diarahkan oleh tujuan atau agitasi psikomotor vii. Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang menyenangkan yang memiliki kemungkinan tinggi adanya akibat yang

menyakitkan C. Gejala tidak memenuhi kriteria untuk episode campuran D. Gangguan mood adalah cukup untuk menyebabkan gangguan dalam fungsi pekerjaan atau dalam aktivitas sosial lazimnya atau hubungan dengan orang lain, atau untuk membutuhkan perawatan untuk mencegah bagi diri sendiri atau orang lain atau terdapat ciri psikotik. E. Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau suatu kondisi medis umum.

Berdasarkan PPDGJIII, kasus ini dapat dititikberatkan kedalam F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan gejala Psikotik, karena: Merupakan tipe dari Gangguan Afektif Bipolar dengan kriteria yang memenuhi sebagai berikut: a. Adapun pedoman diagnostik Gangguan Afektif Bipolar menurut PPDGJIII adalah sebagai berikut: A. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala psikotik B. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran) di masa lampau

15

Diagnosis aksis II Ditemukan gangguan kepribadian skizoid namun tidak didapatkan retardasi mental. Diagnosis aksis III Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kondisi medik yang berhubungan dengan kondisi pasien pada saat ini, dapat disimpulkan tidak ada diagnosis pada aksis III.

Diagnosis aksis IV Berdasarkan auto dan alloanamnesis, ????

Diagnosis aksis V Skala GAF : GAF HLPY : 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah,dll) GAF saat masuk : 50-41 (gejala berat (serious), disabilitas berat) GAF saat ini: 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I : Gangguan Bipolar I/ Gangguan Bipolar, Episode kini Manik dengan cirri Psikotik (DSM IV dan PPDGJ III) Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V : Ciri Kepribadian Skizoid??? : Tidak ada diagnosis : : GAF HPYL : 80-71 GAF saat masuk : 50-41 GAF saat ini : 70-61

16

VIII. DAFTAR PROBLEM Organobiologi : Faktor genetik gangguan jiwa pada keluarga pasien disangkal Psikologis Sosiobudaya : Terdapat halusinasi auditorik dan visual : Hendaya dalam fungsi sosial

IX. DIAGNOSIS BANDING (-)

X. PROGNOSIS Ad vitam : ad bonam

Ad fungsionam : dubia ad bonam Ad sanasionam : dubia ad bonam

A. Faktor yang memperingan : Adanya dukungan dari keluarga Tidak terdapat riwayat gangguan jiwa (genetik) pada keluarga Pasien masih bekerja pada 1 tahun terakhir (perjalanan penyakit < 1 tahun)

B. Faktor yang memperberat : Tingkat sosioekonomi keluarga rendah Tempat tinggal pasien jauh dari RS

X. PENATALAKSANAAN Psikofarmaka : Lithium Carbonate 2x450 mg Haloperidol 3x5 mg Psikoterapi :

Psikoterapi suportif dengan memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien

17

bahwa ia sanggup menghadapi masa-masa sulit dan masalah yang ada. Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan memberikan dukungan kepada pasien bahwa gejala yang dialami akan menghilang dan dapat kembali pulang ke rumah apabila menurut dokter yang merawat keadaannya sudah membaik. Memberikan edukasi pada pasien bahwa obat yang diminum tidak menimbulkan ketergantungan, justru sebagai pengontrol agar gejala yang dialami pasien dapat terkontrol dan pasien dapat menjalani kegiatan sehari-hari seperti sebelum sakit. Memberikan dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali melakukan aktivitas seperti sebelum sakit kalau gejala yang dirasakan pasien dapat terkontrol. Memberikan pengetahuan tentang kehidupan beragama,

berkeluarga, dan sosial yang baik. Sosioterapi :

- Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang keadaan pasien agar mengerti keadaan pasien dan selalu memberi dukungan kepada pasien. - Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan RSMM agar dapat berinteraksi dengan baik dan pendalaman agama sesuai dengan kepercayaannya. - Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke poliklinik psikiatri dan mengambil obat secara teratur setelah selesai rawat inap dalam program rawat jalan. - Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan pendidikannya. - Memberikan informasi pentingnya activity daily living dalam kehidupannya sehari-hari dan meyakinkan pasien agar mau melaksanakan kegiatan tersebut.

18

19

You might also like