You are on page 1of 56

COMPETENCE STANDARD: 3.

To analyze of regional and region


BASE COMPETENCE: 3.1. To analyze of patterns about spread, spatial, correlation and spatial interaction rural and city INDICATOR: 1. Describing about rural and city meaning 2. Identifying rural and city potency its with cities-rural and city developing 3. Analiysis rural developing 4. Identifying characteristic spatial structured of rural and city 5. Analysis about theories related to spatial structure of a town 6. Identifying factor that influence happening spasial's interaction city-rural 7. Identifying effect of interaction city-rural 8. Accounting interaction force among two regions

SK: 3. Menganalisis wilayah dan pewilayahan


KD: 3.1. Menganalisis pola persebaran, spasial, hubungan serta interaksi spasial desa dan kota INDIKATOR: 1. Mesdeskripsikan pengertian desa dan kota 2. Mengidentifikasi ciri-ciri desa dan kota 3. Mengidentifikasi potensi desa kota kaitannya dengan perkembangan desa kota 4. Menganalisis perkembangan desa 5. Mengidentifikasi ciri ciri struktur ruang desa 6. Mengidentifikasi ciri ciri struktur ruang kota 7. Menganalisis model-model teori struktur spasial kota 8. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi spasial desa kota 9. Mengidentifikasi dampak interaksi desa kota 10. Menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah

Study Purpouses
1. 2. 3. The student can describ about rural and city meaning The student can identifying of city-rural characteristic The student can identifying rural and city potency its with cities-rural and city developing 4. The student can analiysis rural developing 5. The student can identifying characteristic spatial structured of rural 6. The student can identifying characteristic spatial structured of city 7. The student can analysis about theories related to spatial structure of a town 8. The student can identifying factor that influence happening spasial's interaction city-rural 9. The student can identifying effect of interaction city-rural 10. The student can accounting interaction force among two regions

Material Learning:
1. City-rural meaning 2. characteristic 3. rural and spatial of city rural and city potency

4. analiysis of rural developing

5. theories related to spatial structure of a town

6. factor that influence happening spasial's interaction city-rural

Continue.......
7. effect of interaction cityrural

8. accounting interaction force among two regions

Definisi Desa
a. Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk, sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan mempunyai hak otonomi dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia Desa adalah suatu perwujudan geografi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik, dan budaya serta memiliki hubungan timbal-balik dengan daerah lain.

b.Menurut R. Bintarto

Definition of Village
A. According Law No. 5, 1979 A village is a region that is inhabited by a number of people, as a union of legal society that has the lowest goverment directly under subdristict head and has autonomous right in the bond of Unitary State of the Republic of Indonesia. B. According R. Bintarto A village is a geographic form that is produced by the elements of physiography, social, economics, politics, and culture that also has mutual relationship with other region.

CONCLUSION???

Characteristics of village society:


1. The economics structure of its inhabitants is agrarian 2. Their life is still traditional 3. Social mobility is still slowly 4. Social tolerance is stil strong 5. Their social relation is based on gemeinschaft (paguyupan) 6. Spirit of mutual assistance is still planted strongly 7. Custom and religious norms are still strong 8. Way of thingking is still irrasional

Ciri-ciri kehidupan desa


1. mata pencaharian pertanian 2. Kehidupannya bersifat tradisional 3. mobilitas sosial lambat 4. Toleransi sosial kuat 5. Hubungan antar warga erat, bersifat paguyupan / gemeinschaft 6. Gotong royong masih kuat 7. Masih memegang tradisi dan norma agama yang kuat 8. cara berpikir masih irasional

Potency of village
Phisic potency: human, water, soil, fauna Non-phisic potency: 1.Spirit of mutual assistance is still planted strongly 2.Social mobility is still slowly 3. traditional custom is still strong 4.Village goverment apparatuses and village officials 5. Institution and district servant of village

Potensi desa
Potensi fisik: 1.manusia, air, iklim, tanah, hewan Potensi non fisik: 1.Sikap gotong-royong masyarakat desa yang kuat. 2. Adat-istiadat yang masih kuat 3.Mobilitas sosial rendah. 4. Aparatur dan pamong desa. 5. Lembaga dan organisasi sosial di desa

The function of village as citys hinterland are:


1. Producer of industrial raw material 2. Supplier of productive labors for informal sector 3. As support of tourism object for social city

Potensi desa dalam kaitannya dengan perkembangan kota dan desa adalah desa sebagai hinterland (daerah pendukung) bagi kota. Yaitu: Desa sebagai pemasok bahan mentah atau bahan pangan bagi kota. Desa sebagai penyedia tenaga kerja bagi kota untuk sektor informal. Desa sebagai penyedia objek wisata bagi masyarakat kota untuk berekreasi.

Elements of the village


2. Population/ Penduduk

1. Region/ Daerah

Elements of the village


3. Pattern of Life/ Tata kehidupan

Village Developing Based on the potency: 1. Self supporting villages (traditional) Their life is still traditional Traditional custom is still strong They still introvert They cannot producing industrial product They work as mata pencahariannya petani

2. Self developing village Able to run its own household. They havent depend on nature. Village social institution and goverment have functioned. There is already relationship with region around it. Peoples education have better. Occupations begin change to industrial sector.

3. Self sufficient village They have to able developing of it region potency. Thingking pattern of society is more rational. Occupation of population are mostly in the field of service and trading. Peoples education is high. Its products have been traded to other regions. Interaction with the other villages is good

Perkembangan desa 1. Desa swadaya/ tradisional (BELUM MAMPU) Kehidupan masih tradisional, masih tergantung pada alam Adat istiadat masih dipegang kuat Belum berhubungan dengan daerah lain belum mampu memproduksi barang industri mata pencahariannya bertani

2. Desa swakarya (SUDAH MULAI MAMPU) Sudah mampu menenuhi kebutuhannya sendiri, tidak tergantung pada alam sudah ada interaksi sedikit dengan daerah lain taraf pendidikan lebih tinggi mata pencahariannya beralih ke industri

3. Desa swasembada (SUDAH MAMPU) mampu mengembangkan potensi daerahnya/ SDA yang ada sudah mengenal teknologi industri taraf pendidikan tinggi interaksi dengan daerah lain sangat terbuka hasil produksi berorientasi pada ekpor

Based on activity:

POLA PERMUKIMAN DESA


1. POLA PERMUKIMAN MEMANJANG/ LINIER
Linear settlement pattern

Form of the village/

2. POLA PERMUKIMAN MEMUSAT/ MENGELOMPOK


Centralized settlement pattern

3. POLA PERMUKIMAN MENYEBAR=TIDAK TERATUR/BERANTAKAN


Spread settlement pattern

POLA PERMUKIMAN DESA MEMANJANG

Pola permukiman memanjang mengikuti jalan


Linear settlement pattern that along a street

Pola permukiman memusat di daerah pegunungan yang dihuni penduduk 1 keturunan

Pola permukiman yang mengelilingi fasilitas

Pola permukiman yang tersebar/ tidak teratur Terdapat di daerah karst dan pegunungan yang reliefnya kasar

Istilah-istilah desa
Gampong= Aceh Banjar = Bali Huta = Di Sumatera Utara Dususn = di Jawa dan Sumatera Selatan Nagari = di Minangkabau Wanus = di Minahasa Mentawis = di Bugis

Definition and Characteristic of Town


Geographically a town is: a cultural stretch made up of natural and non natural elements, with high centralization of population whose citizens are individualistic and materialistic.

Definisi dan Ciri-Ciri Kota


Secara geografis, yang dimaksud kota adalah:

Suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan nonalami dengan gejala pemusatan penduduk tinggi, sifat penduduknya individualis dan materialistis.

Conclusion: Town is a region that is used by its inhabitants as a center of economic activities, education, and socio-cultural development which is marked by high population density and heteregeneous livelihoods.

Characteristic of a Town
1. The peoples livehoods are heteregeneous. 2. Individualistic. 3. Kinship is gesselschaft (patembayan). 4. Social tolerance is weak. 5. Social control is based on formal laws. 6. Peoples Pattern of mind is rational 7. There is spatial separation that can form certain housing complexes.

Ciri-ciri kota yang dapat kita amati adalah sebagai berikut: a. Mata pencaharian penduduk heterogen. b. Sikap penduduknya bersifat individualistik. c.Hubungan kekerabatan bersifat gesselschaft (patembayan). d. Toleransi sosial lemah. e. Kontrol sosialnya didasarkan pada hukum formal. f.Pola pikirnya rasional. g.Adanya pemisahan keruangan yang dapat membentuk kompleks-kompleks tertentu.

Potency of Town

1. Phisic potency: Soil for settlement, market, shops. Water needed for social city everyday. 2. Non-phisic potency: Social, politic, economy, law potency

Potensi kota
1. Potensi fisik kota tanah untuk permukiman, pasar, pertokoan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari warga kota 2. Potensi non fisik kota potensi sosial potensi ekonomi potensi politik potensi budaya

Structure Characteristic of a Town


1. Inti kota/ core of city Mrp pusat segala kegiatan 2. Kota satelit/ satelite city daerah yang bersifat kekotaan akibat perkembangan inti kota 3. Daerah sub urban daerah sekitar pusat kota sebagai tempat permukiman para pekerja di pusat kota, letaknya agak jauh dari kota. 4. Selaput inti kota daerah luar dari inti kota, akibat tidak tertampungnya kegiatan di kota

Struktur ruang kota menurut Bintarto


1. city/ kota 2. suburban/ sub daerah perkotaan. T4 para penglaju 3. suburban fringe. Peralihan kota ke desa 4. urban fringe/ jalur tepi daerah perkotaan. Mirip dengan kota 5. rural urban fringe/ jalur batas desa kota. Penggunaan lahan campuran (pertanian n non pertanian) 6. Rural/ pedesaan

Spatial Models of a Town

1. Teori Konsentrik olh E.W. Burgess

1. Zona Pusat Kota atau CBD

2. Zona kawasan industri,

(Central Business District),

pabrik, kawasan slum area 3. perumahan masyarakat kelas rendah. 4. permukiman masyarakat kelas menengah. 5. permukiman masyarakat kelas tinggi/ elit 6. daerah penglaju.

2. Teori sektoral olh 1. CBD/ Inti kota Homer hoyt 2. kawasan industri dan manufaktur 3. permukiman kelas rendah 4. permukiman kelas menengah 5. permukiman kelas tinggi/ elit

3. Teori Inti Ganda olh Haris Ulman

1. Pusat Kota (CBD). 2. Kawasan perdagangan dan industri ringan. 3. Permukiman kelas rendah 4. Permukiman kelas menengah 5. Permukiman kelas tinggi/elit 6. pusat industri berat 7. Kawasan pinggiran yg mrpkn pusat pembelanjaan. 8. Kawasan pinggiran yg mrpkn daerah masyarakat kelas menengah dan tinggi. 9. Kawasan pinggiran yang mrpkn kawasan industri.

Different and equity between spatial structure city and village


Mata pencaharian Lingkungan pekerjaan Keahlian Rumah Kepadatan penduduk Frekuensi kontak sosial Stratifikasi sosial Lembaga sosial Kontrol sosial Sifat kelompok Status sosial Mobilitas

History of town development in Indonesia Kota yang berawal dari pusat perkebunan Contoh: Bogor, Bandung, Subang, Ambarawa, Deli Serdang, dan Palembang Kota yang berawal dari pusat pertambangan Contoh: Pangkal Pinang, Dumai, Ombilin, Cepu, Mojokerto, Soroako, Balikpapan, dan Tembagapura. Kota yang berawal dari pusat.administrasilkerajaan Contoh: Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, Demak, Cirebon, dan Solo.

Classification of cities
Based on number of population
1. Kota kecil: 20.000 sampai 50.000
2. Kota sedang: 50.000-100.000 jiwa 3. Kota besar: 100.000-1.000.000 4. Kota metropolitan: 1.000.000-5.000.000 5. Kota megapolitan: > 5.000.000

Developing of a City are distinguished into 6 levels, namely:


1. eopolis, desa yang sudah teratur 2. polis, kota yang berkembang dari sektor agraris 3. metropolis, perekonomian yang mengarah ke sektor industri 4. megapolis, gabungan dari beberapa metropolis, masyarakat materialistis 5. tiranopolis, kota yang sudah macet dan dikuasasi kriminalitas dan kejahatan 6. nekropolis/ death of city,kota yang mengarah kepada kematian/ kehancuran.

Factors affecting interaction of village and city


a. Adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi/ REGIONAL COMPLEMENTARY. b. Adanya kesempatan untuk berintervensi/INTERVENING OPORTUNITY. c. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang/TRANSFER ABILITY.

Interaction Theorys in Geography


Teori Gravitasi

G= besarnya gaya gravitasi antara 2 buah benda (N) g= tetapan gravitasi Newton, besarnya 6.7601011 N.m2/kg2 m1 = massa benda 1 (dalam kilogram) m2 = massa benda 2 (dalam kilogram) d1.2 = jarak benda (dalam m)

Wujud Interaksi
Interaction Economy Politic Social Agama Migrasi : Internasional dan Internal
Internal meliputi ( Migrasi masuk, Migrasi keluar, Commuter ,Urbanisasi)

Kekuatan Interaksi dengan model gravitasi

IAB

k
PA PB dAB

= kekuatan interaksi antara wilayah A dan wilayah B = nilai konstanta empiris, biasanya angka 1 = jumlah penduduk wilayah A = jumlah penduduk wilayah B = jarak mutlak yang menghubungkan wilayah A dan B

Teori Titik Henti

THAB = jarak lokasi titik henti yang diukur dari kota atau wilayah yang jumlah penduduknya lebih kecil (dari kota A) dAB = jarak antara kota A dan B (jarak dua kota) PA = jumlah penduduk kota yang lebih kecil (penduduk kota A) PB = jumlah penduduk kota yang lebih besar (penduduk kota B)

Teori Grafik

The influences of village-city Interaction


Positive influences for village: 1. Meningkatnya pengetahuan penduduk desa 2. Masuknya teknologi tepat guna ke desa meningkatkan produksi lahan dan berdampak meningkatnya pendapatan masyarakat 3. Terjadi perubahan tata guna lahan yang menguntungkan 4. Terjadi perkembangan sarana prasarana transportasi penghubung desa dengan kota, sehingga desa tidak lagi terisolir 5. Terbentuknya lapangan kerja alternatif di luar sektor pertanian 6. Masuknya barang barang produksi industri yang tadinya tidak ada

Negative influences for village: 1. Terjadinya penetrasi kebudayaan dari kota ke desa yang tidak sesuai dengan tradisi masyarakat pedesaan. 2. Terjadinya perubahan tata guna lahan yang dapat menimbulkan kerusakkan lingkungan 3. Kemungkinan banyaknya orang yang kembali ke desa akan menyebabkan semakin padatnya desa 4. Terjadinya kekurangan tenaga potensial di desa karena banyak yang berurbanisasi

Positive influences for City:


1. Kemajuan bidang transportasi yang menghubungkan desa dengan kota 2. Menyebabkan terpenuhinya kebutuhan bahan baku bagi proses produksi dan tenaga kerja 3. Tersalurnya hasilhasil produksi di wilayah pedesaan 4. Masuknya penduduk dari berbagai daerah dan budaya melahirkan proses akulturasi antara berbagai kebudayaan tersebut. 5. Memungkinkan terjadinya pernikahan antar suku, yang akan meningkatkan rasa sebangsa dan setanah air.

Negative influences for city: 1. Munculnya daerah-daerah kumuh (slums area) akibat dari makin banyaknya pendatang. 2. Tata ruang kota menjadi tidak ideal sebagai tata ruang kota yang dinamis 3. Masuknya orang dari berbagai daerah dan budaya, sangat potensial bagi munculnya konflik antar etnis

You might also like