Professional Documents
Culture Documents
Study Purpouses
1. 2. 3. The student can describ about rural and city meaning The student can identifying of city-rural characteristic The student can identifying rural and city potency its with cities-rural and city developing 4. The student can analiysis rural developing 5. The student can identifying characteristic spatial structured of rural 6. The student can identifying characteristic spatial structured of city 7. The student can analysis about theories related to spatial structure of a town 8. The student can identifying factor that influence happening spasial's interaction city-rural 9. The student can identifying effect of interaction city-rural 10. The student can accounting interaction force among two regions
Material Learning:
1. City-rural meaning 2. characteristic 3. rural and spatial of city rural and city potency
Continue.......
7. effect of interaction cityrural
Definisi Desa
a. Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk, sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan mempunyai hak otonomi dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia Desa adalah suatu perwujudan geografi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik, dan budaya serta memiliki hubungan timbal-balik dengan daerah lain.
b.Menurut R. Bintarto
Definition of Village
A. According Law No. 5, 1979 A village is a region that is inhabited by a number of people, as a union of legal society that has the lowest goverment directly under subdristict head and has autonomous right in the bond of Unitary State of the Republic of Indonesia. B. According R. Bintarto A village is a geographic form that is produced by the elements of physiography, social, economics, politics, and culture that also has mutual relationship with other region.
CONCLUSION???
Potency of village
Phisic potency: human, water, soil, fauna Non-phisic potency: 1.Spirit of mutual assistance is still planted strongly 2.Social mobility is still slowly 3. traditional custom is still strong 4.Village goverment apparatuses and village officials 5. Institution and district servant of village
Potensi desa
Potensi fisik: 1.manusia, air, iklim, tanah, hewan Potensi non fisik: 1.Sikap gotong-royong masyarakat desa yang kuat. 2. Adat-istiadat yang masih kuat 3.Mobilitas sosial rendah. 4. Aparatur dan pamong desa. 5. Lembaga dan organisasi sosial di desa
Potensi desa dalam kaitannya dengan perkembangan kota dan desa adalah desa sebagai hinterland (daerah pendukung) bagi kota. Yaitu: Desa sebagai pemasok bahan mentah atau bahan pangan bagi kota. Desa sebagai penyedia tenaga kerja bagi kota untuk sektor informal. Desa sebagai penyedia objek wisata bagi masyarakat kota untuk berekreasi.
1. Region/ Daerah
Village Developing Based on the potency: 1. Self supporting villages (traditional) Their life is still traditional Traditional custom is still strong They still introvert They cannot producing industrial product They work as mata pencahariannya petani
2. Self developing village Able to run its own household. They havent depend on nature. Village social institution and goverment have functioned. There is already relationship with region around it. Peoples education have better. Occupations begin change to industrial sector.
3. Self sufficient village They have to able developing of it region potency. Thingking pattern of society is more rational. Occupation of population are mostly in the field of service and trading. Peoples education is high. Its products have been traded to other regions. Interaction with the other villages is good
Perkembangan desa 1. Desa swadaya/ tradisional (BELUM MAMPU) Kehidupan masih tradisional, masih tergantung pada alam Adat istiadat masih dipegang kuat Belum berhubungan dengan daerah lain belum mampu memproduksi barang industri mata pencahariannya bertani
2. Desa swakarya (SUDAH MULAI MAMPU) Sudah mampu menenuhi kebutuhannya sendiri, tidak tergantung pada alam sudah ada interaksi sedikit dengan daerah lain taraf pendidikan lebih tinggi mata pencahariannya beralih ke industri
3. Desa swasembada (SUDAH MAMPU) mampu mengembangkan potensi daerahnya/ SDA yang ada sudah mengenal teknologi industri taraf pendidikan tinggi interaksi dengan daerah lain sangat terbuka hasil produksi berorientasi pada ekpor
Based on activity:
Pola permukiman yang tersebar/ tidak teratur Terdapat di daerah karst dan pegunungan yang reliefnya kasar
Istilah-istilah desa
Gampong= Aceh Banjar = Bali Huta = Di Sumatera Utara Dususn = di Jawa dan Sumatera Selatan Nagari = di Minangkabau Wanus = di Minahasa Mentawis = di Bugis
Suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan nonalami dengan gejala pemusatan penduduk tinggi, sifat penduduknya individualis dan materialistis.
Conclusion: Town is a region that is used by its inhabitants as a center of economic activities, education, and socio-cultural development which is marked by high population density and heteregeneous livelihoods.
Characteristic of a Town
1. The peoples livehoods are heteregeneous. 2. Individualistic. 3. Kinship is gesselschaft (patembayan). 4. Social tolerance is weak. 5. Social control is based on formal laws. 6. Peoples Pattern of mind is rational 7. There is spatial separation that can form certain housing complexes.
Ciri-ciri kota yang dapat kita amati adalah sebagai berikut: a. Mata pencaharian penduduk heterogen. b. Sikap penduduknya bersifat individualistik. c.Hubungan kekerabatan bersifat gesselschaft (patembayan). d. Toleransi sosial lemah. e. Kontrol sosialnya didasarkan pada hukum formal. f.Pola pikirnya rasional. g.Adanya pemisahan keruangan yang dapat membentuk kompleks-kompleks tertentu.
Potency of Town
1. Phisic potency: Soil for settlement, market, shops. Water needed for social city everyday. 2. Non-phisic potency: Social, politic, economy, law potency
Potensi kota
1. Potensi fisik kota tanah untuk permukiman, pasar, pertokoan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari warga kota 2. Potensi non fisik kota potensi sosial potensi ekonomi potensi politik potensi budaya
pabrik, kawasan slum area 3. perumahan masyarakat kelas rendah. 4. permukiman masyarakat kelas menengah. 5. permukiman masyarakat kelas tinggi/ elit 6. daerah penglaju.
2. Teori sektoral olh 1. CBD/ Inti kota Homer hoyt 2. kawasan industri dan manufaktur 3. permukiman kelas rendah 4. permukiman kelas menengah 5. permukiman kelas tinggi/ elit
1. Pusat Kota (CBD). 2. Kawasan perdagangan dan industri ringan. 3. Permukiman kelas rendah 4. Permukiman kelas menengah 5. Permukiman kelas tinggi/elit 6. pusat industri berat 7. Kawasan pinggiran yg mrpkn pusat pembelanjaan. 8. Kawasan pinggiran yg mrpkn daerah masyarakat kelas menengah dan tinggi. 9. Kawasan pinggiran yang mrpkn kawasan industri.
History of town development in Indonesia Kota yang berawal dari pusat perkebunan Contoh: Bogor, Bandung, Subang, Ambarawa, Deli Serdang, dan Palembang Kota yang berawal dari pusat pertambangan Contoh: Pangkal Pinang, Dumai, Ombilin, Cepu, Mojokerto, Soroako, Balikpapan, dan Tembagapura. Kota yang berawal dari pusat.administrasilkerajaan Contoh: Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, Demak, Cirebon, dan Solo.
Classification of cities
Based on number of population
1. Kota kecil: 20.000 sampai 50.000
2. Kota sedang: 50.000-100.000 jiwa 3. Kota besar: 100.000-1.000.000 4. Kota metropolitan: 1.000.000-5.000.000 5. Kota megapolitan: > 5.000.000
G= besarnya gaya gravitasi antara 2 buah benda (N) g= tetapan gravitasi Newton, besarnya 6.7601011 N.m2/kg2 m1 = massa benda 1 (dalam kilogram) m2 = massa benda 2 (dalam kilogram) d1.2 = jarak benda (dalam m)
Wujud Interaksi
Interaction Economy Politic Social Agama Migrasi : Internasional dan Internal
Internal meliputi ( Migrasi masuk, Migrasi keluar, Commuter ,Urbanisasi)
IAB
k
PA PB dAB
= kekuatan interaksi antara wilayah A dan wilayah B = nilai konstanta empiris, biasanya angka 1 = jumlah penduduk wilayah A = jumlah penduduk wilayah B = jarak mutlak yang menghubungkan wilayah A dan B
THAB = jarak lokasi titik henti yang diukur dari kota atau wilayah yang jumlah penduduknya lebih kecil (dari kota A) dAB = jarak antara kota A dan B (jarak dua kota) PA = jumlah penduduk kota yang lebih kecil (penduduk kota A) PB = jumlah penduduk kota yang lebih besar (penduduk kota B)
Teori Grafik
Negative influences for village: 1. Terjadinya penetrasi kebudayaan dari kota ke desa yang tidak sesuai dengan tradisi masyarakat pedesaan. 2. Terjadinya perubahan tata guna lahan yang dapat menimbulkan kerusakkan lingkungan 3. Kemungkinan banyaknya orang yang kembali ke desa akan menyebabkan semakin padatnya desa 4. Terjadinya kekurangan tenaga potensial di desa karena banyak yang berurbanisasi
Negative influences for city: 1. Munculnya daerah-daerah kumuh (slums area) akibat dari makin banyaknya pendatang. 2. Tata ruang kota menjadi tidak ideal sebagai tata ruang kota yang dinamis 3. Masuknya orang dari berbagai daerah dan budaya, sangat potensial bagi munculnya konflik antar etnis