Professional Documents
Culture Documents
STENOSIS MITRAL
OLEH:
LIZA NOVITA
0210333
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
darah pada tingkat katup mitral oleh karena adanya perubahan pada struktur
stenosis mitral telah menurun seiring dengan penurunan insidensi demam rematik.
setelah penyakit jantung koroner dari seluruh jenis penyebab penyakit jantung.2
Dari pola etiologi penyakit jantung di poliklinik Rumah Sakit Mohammad Hoesin
Pada penelitian yang dilakukan oleh Rowe dkk (1925) terhadap 250
penderita mitral stenosis, setelah sepuluh tahun 39% penderita meninggal dunia,
22% menjadi semakin sesak dan 16% memiliki setidaknya satu manifestasi
penderita menjadi semakin sesak dan 26% memilki setidaknya satu manifestasi
tromboemboli.4
2
Secara keseluruhan 10-years survival rate dari penderita stenosis mitral
tanpa pengobatan lanjut hanya sekitar 50-60%, tergantung dari keluhan yang
timbul saat itu. Tanpa tindakan pembedahan, 20-years survival rate hanya sekitar
85%. Penyebab kematian pada penderita yang tidak mendapat pengobatan, yaitu:3
Infeksi (1-5%).
Etiologi
akibat reaksi yang progresif dari demam rematik oleh infeksi streptokokkus.1,2,3,4
Penyebab lainnya walaupun jarang yaitu stenosis mitral kongenital, vegetasi dari
Patologi
Pada stenosis mitral akibat demam rematik akan terjadi proses peradangan
Proses ini akan menimbulkan fibrosis dan penebalan daun katup, kalsifikasi, fusi
komisura serta pemendekan korda atau kombinasi dari proses tersebut. Keadaan
ini akan menimbulkan distorsi dari apparatus mitral yang normal, mengecilnya
area katup mitral menjadi seperti mulut ikan (fish mouth) atau lubang kancing
3
(button hole). Fusi dari komisura akan menimbulkan penyempitan dari orifisium,
Patofisiologi
Pada keadaan normal katup mitral mempunyai ukuran 4-6 cm2, bila area
orifisium katup berkurang sampai 2 cm2, maka diperlukan upaya aktif atrium kiri
berupa peningkatan tekanan atrium kiri agar aliran transmitral yang normal dapat
terjadi. Stenosis mitral kritis terjadi bila pembukaan katup berkurang hingga
menjadi 1 cm2.1,4 Pada tahap ini diperlukan suatu tekanan atrium kiri sebesar 25
atrium kiri akan meningkatkan tekanan pada vena pulmonalis dan kapiler,
dan pulmonal sekunder dan seterusnya sebagai gagal jantung kanan dan kongesti
sistemik.1,4
stenosis mitral. Pada awalnya hipertensi pulmonal terjadi secara pasif akibat
kenaikan tekanan atrium kiri, terjadi perubahan pada vaskular paru berupa
4
anatomi yaitu remodel akibat hipertrofi tunika media dan penebalan intima
(reactive hypertension).1
Pelebaran progresif dari atrium kiri akan memicu dua komplikasi lanjut,
yaitu pembentukan trombus mural yang terjadi pada sekitar 20% penderita, dan
transmitral, dapat juga ditentukan oleh luasnya area katup mitral, serta hubungan
antara lamanya waktu antara penutupan katup aorta dan kejadian opening snap.
Berdasarkan luasnya area katup mitral derajat stenosis mitral sebagai berikut:
Keluhan dan gejala stenosis mitral akan mulai muncul bila luas area katup
mitral menurun sampai seperdua dari normal (<2-2,5 cm2). Hubungan antara
gradien dan luasnya area katup serta waktu pembukaan katup mitral dapat dilihat
Dengan bertambah sempitnya area mitral maka tekanan atrium kiri akan
meningkat bersamaan dengan progresi keluhan. Apabila area mitral <1 cm2 yang
berupa stenosis mitral berat maka akan terjadi limitasi dalam aktifitas.
5
Manifestasi Klinis
utama berupa sesak napas dan dapat juga berupa fatigue. Pada stenosis mitral
Aritmia atrial berupa fibrilasi atrium juga merupakan kejadian yang sering
terjadi pada stenosis mitral, yaitu 30-40%. Sering terjadi pada usia yang lebih
lanjut atau distensi atrium yang akan merubah sifat elektrofisiologi dari atrium
Diagnosis
menyangkalnya.3,4,5
Dyspneu d’effort.3,4,6
6
Hemoptisis.4
Nyeri dada.4
Palpitasi.4
Opening snap.1,2,3,4,5,6
Diastolic rumble.1,2,3,4,5,6
Respiratory distress.4
Digital clubbing.4
Systemic embolization.4
perifer.1,2,3,4,5
takik pada gelombang P dengan gambaran QRS kompleks yang normal. Pada
tahap lebih lanjut dapat terlihat perubahan aksis frontal yang bergeser ke kanan
7
E-F slope mengecil dari anterior leaflets katup mitral, dengan menghilangnya
gelombang a,
Penebalan katup akibat fibrosis dan multiple mitral valve echo akibat
kalsifikasi.
Penatalaksanaan
blocker atau Ca-blocker, dapat memberi manfaat pada pasien dengan irama sinus
yang memberi keluhan pada saat frekuensi jantung meningkat seperti pada
latihan.1,4
frekuensi ventrikel yang cepat. Pada keadaan ini pemakaian digitalis merupakan
8
Valvotomi mitral perkutan dengan balon, pertama kali diperkenalkan oleh
Inoue pada tahun 1984 dan pada tahun 1994 diterima sebagai prosedur klinik.
Mulanya dilakukan dengan dua balon, tetapi akhir-akhir ini dengan perkembangan
diajukan oleh Brunton pada tahun 1902 dan berhasil pertama kali pada tahun
adanya mesin jantung-paru. Dengan cara ini katup terlihat jelas antara pemisahan
komisura, atau korda, otot papilaris, serta pembersihan kalsifikasi dapat dilakukan
dengan lebih baik. Juga dapat ditentukan tindakan yang akan diambil apakah itu
Stenosis sedang sampai berat, dilihat dari beratnya stenosis (<1,7 cm2) dan
keluhan,
9
2. Open commissurotomy (open mitral valvotomy), dipilih apabila ingin
dilihat dengan jelas keadaan katup mitral dan apabila diduga adanya
2. Klas II: keadaan dimana terdapat perbedaan pendapat tentang manfaat atau
3. Klas III: keadaan dimana terdapat bukti atau kesepakatan umum bahwa
kasus berbahaya.
Prognosis
harapan hidup 10 tahun) dibandingkan pada kelompok irama sinus (46% angka
harapan hidup 10 tahun). Hal ini dikarenakan angka resiko terjadinya emboli
10
ILUSTRASI KASUS
ANAMNESIS
Seorang laki-laki, berumur 34 tahun, tidak bekerja sejak 4 tahun yang lalu,
agama islam, suku jawa, datang berobat ke RSUD Arifin Achmad pada tanggal 7
Nopember 2007 dengan keluhan sesak napas sejak ± 3 hari yang sebelum masuk
pasien berbaring terlentang dan berkurang bila dalam posisi duduk. Sesak juga
muncul saat pasien kelelahan setelah beraktifitas ringan (saat berjalan ke kamar
muncul tiba-tiba. Keluhan ini pertama kali dirasakan pasien sejak ± 6 tahun yang
lalu, dan saat ini keluhan dirasakan semakin bertambah berat. Pasien juga
mengeluhkan batuk-batuk yang muncul menyertai sesak dan tidak pernah sembuh.
Batuk berdahak, berwarna putih berbusa dan kadang-kadang disertai darah. Rasa
nyeri di dada kiri juga terkadang terasa menyertai sesak dan menyebar ke atas dan
Sejak ± 7 hari yang lalu, kedua kaki pasien membengkak, bengkak muncul
secara berangsur-angsur.
Sejak 3 tahun yang lalu tangan dan kaki pasien sebelah kiri terasa lebih
lemah dibanding yang kanan. Hal ini mungkin disebabkan oleh riwayat stroke
11
Pasien mengatakan bahwa telah menderita penyakit jantung sejak ± 6
tahun yang lalu, dan telah beberapa kali keluar masuk rumah sakit dikarenakan
menderita sakit tenggorokan yang disertai demam dan batuk yang berulang.
PEMERIKSAAN FISIK
sakit berat, kesadaran komposmentis, pasien terlihat kurus, dengan tinggi badan
167 cm dan berat badan 42 kg. Tekanan darah pasien saat masuk rumah sakit
110/70 mmHg, frekuensi nadi 76x/menit dan ireguler, frekuensi napas 34x/menit,
dan suhu 36,4oC. Pada pemeriksaan mata didapatkan konjunctiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik, dan tidak didapatkan oedem palpebra. Dari pemeriksaan leher
didapatkan JVP 5+1 cmH2O, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan
kelenjar tiroid. Pada pemeriksaan paru didapatkan ronkhi di paru kanan dan kiri.
Sedangkan pada pemeriksaan jantung didapatkan iktus kordis terlihat, dan teraba
seluas 2 jari di 2 jari lateral linea midklavikularis sinistra (LMCS), dengan kuat
angkat yang positif, batas jantung kiri 2 jari lateral LMCS ruang interkostal (RIC)
V dan batas jantung kanan terletak di 2 jari lateral linea sternalis dekstra (LSD) di
RIC V, sedangkan dari auskultasi jantung terdengar bising diastolik dan tidak ada
Dari pemeriksaan fisik ekstrimitas didapatkan oedem pada dorsum pedis dan
pretibia kiri dan kanan, dan didapatkan kelemahan otot-otot tungkai sebelah kiri.
12
PEMERIKSAAN PENUNJANG
berikut:
Hb : 14,5 gr%
Leukosit : 9900/mm3
Trombosit : 213.000/mm3
Kardiomegali
Oedema paru
Gambaran EKG
kiri)
kanan)
Gambaran Ekokardiografi
13
Thrombus di atrium kiri (+)
RESUME
Pasien M, pria, 34 tahun datang dengan keluhan sesak napas sejak ± 3 hari
SMRS. Dari anamnesis didapatkan dyspneu d’effort (+), ortopnea (+), paroksismal
nokturnal dispnea (+), riwayat sakit tenggorokan, demam dan batuk berulang
semasa kecil (+). Dari pemeriksaan fisik didapatkan status gizi yang kurang
jantung dan ronkhi (+/+), serta didapatkan bising diastolik. Dari pemeriksaan
DAFTAR MASALAH
1. Dyspneu e.c Decompensatio cordis (DC) e.c mitral stenosis (MS) e.c
RENCANA PENATALAKSANAAN
Rencana pengobatan
Nonfarmaka
− Istirahat
Farmaka
14
− Captopril 3x6,25 mg
− ISDN 3x5 mg
− Aspilet 1x80 mg
− Ospen 2x6,25 mg
− Dorner 3x20 mg
Rencana penyuluhan
USULAN
15
FOLLOW UP
S : sesak napas, batuk berdahak (+) dan berdarah (-), demam (-).
frekuensi nadi 72x/menit, suhu 36,3oC, bising diastolik (+), oedem tungkai
(+).
A : dyspneu e.c decompensatio cosrdis e.c mitral stenosis e.c susp RHD +
Captopril 3x6,25 mg
ISDN 3x5 mg
Aspilet 1x80 mg
Ambroksol 3x1
Ospen 2x6,25 mg
Dorner 3x20 mg
S : sesak napas (+), batuk berdahak (+) dan berdarah (-), demam (-)
frekuensi nadi 70x/menit, suhu 36,0oC, bising diastolik (+), oedem tungkai
(+).
16
A : dyspneu e.c decompensatio cordis e.c mitral stenosis e.c susp RHD +
Captopril 3x6,25 mg
ISDN 3x5 mg
Aspilet 1x80 mg
Ambroksol 3x1
Ospen 2x6,25 mg
Dorner 3x20 mg
S : sesak napas, batuk berdahak (+) dan berdarah (-), demam (-).
frekuensi nadi 72x/menit, suhu 36,3oC, bising diastolik (+), oedem tungkai
(+).
A : dyspneu e.c decompensatio cosrdis e.c mitral stenosis e.c susp RHD +
Captopril 3x6,25 mg
ISDN 3x5 mg
Aspilet 1x80 mg
Ambroksol 3x1
Ospen 2x6,25 mg
17
Dorner 3x20 mg
DISKUSI
darah pada tingkat katup mitral oleh karena adanya perubahan pada struktur
gangguan pengisian ventrikel kiri saat diastol.1,2,3 Penyebab tersering dari stenosis
mitral adalah endokarditis reumatik, akibat reaksi yang progresif dari demam
ditegakkan dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, foto thoraks, EKG dan
Ekokardiografi.1,2,3,4,5,6
paroxysmal nocturnal dyspneu dan sesak napas yang disertai batuk-batuk serta
nyeri di dada kiri, peningkatan JVP serta tanda-tanda pembesaran jantung, atrium
fibrilasi dan bising diastoli (+). Dipikirkan bahwa pasien menderita suatu
regurgitasi trikuspudal dan pulmonal dan seterusnya sebagai gagal jantung kanan
stenosis mitral dengan diameter 0,4 cm2 dan trombus di atrium kiri, maka pada
pasien ini diduga adanya gagal jantung disebabkan oleh stenosis mitral disertai
18
Penyebab stenosis mitral pada pasien ini dipikirkan oleh karena penyakit
jantung reumatik yang pernah dialami pasien. Adanya riwayat sakit tenggorokan,
demam dan batuk yang berulang yang dialami pasien semasa kecil diduga
berkaitan dengan terjadinya penyakit jantung reumatik oleh karena suatu infeksi
Nopember 2007 ± pada pukul 22.00 WIB pasien meninggal dunia. Hal ini
dipikirkan terjadi oleh karena lepasnya trombus yang ada di atrium kiri sehingga
19