You are on page 1of 37

Trachoma

Trachoma adalah kerato conjunctivitis follicularis yang kronis yang disebabkan oleh infeksi virus yang dapat terjangkit pada semua usia. Perkataan trachoma berasal dari perkataan Yunani Trachis yang berarti kasar. Di negara-negara yang masih berkembang, trachoma masih sering menjadi penyebab kebutaan.

Incidence Penyakit ini terutama dijumpai di daerah tropis, tetapi sebenarnya juga tersebar di seluruh dunia. Misalnya di : Saudi Arabia Mesir, dimana penyakit ini endemis. Di Eropa terutama di bagian Timur dan di negara-negara yang letaknya rendah seperti Negeri Belanda dan Belgia. Di Amerika terutama pada kaum imigran dari Eropa Timur, sehingga Imigrasi Amerika memberlakukan peraturan ketat terhadap penderita penyakit ini.

Tetapi sekarang dengan adanya pengobatan dan perbaikan lingkungan hidup, penderita penyakit ini sudah banyak berkurang.

Penyebab
Penyebab trachoma adalah virus dari golongan PLT (psittacosis lymphogranuloma trachomatis) yakni chlamydia trachomatis atau chlamydozoa trachomatis. Virus ini hidupnya intra seluler obligat, artinya hanya dapat hidup intra seluler. Penyakit ini sangat menular, terutama di stadium awal. Cara penularan Melalui jari-jari tangan, saputangan, handuk, bantal dll yang dipakai bersama. Lalat rumah juga ternyata menjadi vektor (perantara) bagi penyakit ini. Masa inkubasi antara 5-12 hari.

Faktor-faktor predisposisi : Hidup berdesakan di ruangan yang kecil. Hygiene yang buruk. Suplai air yang kurang.

Jadi penyakit ini lebih sering dijumpai pada penduduk yang kurang mampu dengan kondisi hygiene yang buruk. Pemeriksaan mikroskopis dari kerokan cunjunctiva dijumpai adanya cytoplasma inclusion bodies dari Haberstadter Prowazeki dalam sel-sel epitel conjunctiva. Inclusion bodies ini letaknya intra seluler tetapi ekstra nuklier, sehingga bentuknya menyerupai mantel yang mengelilingi nukleus. Selain itu juga ada sel-sel plasma dan sel-sel leber.

Gejala-gejala Fotofobia Blepharospasme Lakrimasis Rasa panas Rasa mengganjal seperti ada benda asing. Sakit Kadang terjadi gangguan penglihatan. Sekret mukopurulen.

Dalam beberapa kasus tidak ada gejala-gejala subjektif sama sekali.

Virus trachoma yang masuk ke dalam mata akan mengakibatkan reaksi dalam jaringan conjunctiva dan cornea sebagai berikut : 1. Di conjunctiva tartalis superior : Terjadi prefolikel. Prefolikel merupakan bercak bulat, kecil, menonjol dan jernih di conjunctiva tarsalis superior. Ini adalah kumpulan limfosit dan sel plasma yang letaknya di bawah epitel conjunctiva. Prefolikel ini mudah pecah. Bila pecah akan terjadi cicatrix di conjunctiva tarsalis superior, dan dapat menyebabkan kebutaan.

Virus trachoma yang masuk ke dalam mata akan mengakibatkan reaksi dalam jaringan conjunctiva dan cornea sebagai berikut : 2. Di fornix superior : Terjadi folikel. Folikel tampak sebagai tonjolan yang jernih dan lebih besar dari prefolikel. Terdiri dari kumpulan limfosit dan sel plasma disertai nekrose sub-epitel dan terdapat di fornix superior. Kadang-kadang ada pembuluh darah di atasnya.

Folikel juga mudah pecah. Bila folikel pecah akan terjadi cicatrix di fornix superior, yang dapat menyebabkan kebutaan.

Virus trachoma yang masuk ke dalam mata akan mengakibatkan reaksi dalam jaringan conjunctiva dan cornea sebagai berikut : 3. Di bagian atas dari cornea, terjadi : a. Pannus trachomatus. Pannus trachomatus di bagian atas cornea terdiri dari infiltrat di bagian atas cornea dan neovaskularisasi yang terdiri dari end arteri yang ujungnya beranastomose, sehingga berbentuk seperti sisir (comb appearance).

Virus trachoma yang masuk ke dalam mata akan mengakibatkan reaksi dalam jaringan conjunctiva dan cornea sebagai berikut : 3. Di bagian atas dari cornea, terjadi : a. Pannus trachomatus. Ada 2 macam pannus : 1. Pannus aktif, terdiri dari infiltrat (= I) dan neovaskularisasi (=V). Infiltrat ini berupa keratitis punctata dan dapat dilihat dengan jelas bila diberi zat warna fluoresceine. Infiltrat ini akan tampak sebagai bintik-bintik berwarna hijau. Jadi pannus aktif terdiri dari IV. 2. Pannus non-aktif, terdiri dari neovaskularisasi saja. Infiltrat sudah tidak ada lagi karena proses sudah sembuh. Jadi pannus non-aktif terdiri dari V saja.

Virus trachoma yang masuk ke dalam mata akan mengakibatkan reaksi dalam jaringan conjunctiva dan cornea sebagai berikut : 3. Di bagian atas dari cornea, terjadi : b. Herberts pits.

Di antara cornea dan sclera ada batasnya yaitu limbus. Kadang-kadang bagian stroma conjunctiva ada yang menonjol ke bagian stroma cornea, sehingga terlihat seperti ada bulan sabit menutupi bagian atas cornea yang dinamakan Lunula Millet yang tampak seperti bulan sabit berwarna putih.

Virus trachoma yang masuk ke dalam mata akan mengakibatkan reaksi dalam jaringan conjunctiva dan cornea sebagai berikut : 3. Di bagian atas dari cornea, terjadi : b. Herberts pits.

Pada tempat ini dapat timbul folikel yang tertutup oleh conjunctiva bulbi. Bila folikel ini pecah maka akan timbul bekas. Inilah yang disebut Herberts pits, tampak sebagai bulatan-bulatan jernih di Lunula Millet yang putih.

Virus trachoma yang masuk ke dalam mata akan mengakibatkan reaksi dalam jaringan conjunctiva dan cornea sebagai berikut : Gejala-gejala objektif lain adalah : 4. Papil (=P). Sebenarnya papil bukan merupakan tanda khas dari trachoma. Tetapi dapat terjadi pada conjunctivitis lain yang khronis. Papil terjadi akibat hipertrofi sel-sel epitel sehingga sel-sel epitel menjadi lebih besar dan berkelok-kelok. Akibatnya conjunctiva tarsalis tampak berbenjol-benjol seperti beludru berwarna merah. Di dalam papil terdapat sel-sel limfosit, dan ada neovaskularisasi yang berjalan tegak lurus. Ujungnya bercabang sejajar permukaan. Dari atas tampak papil berbentuk poligonal dengan pembuluh darah yang bercabang di tengah-tengahnya.

Virus trachoma yang masuk ke dalam mata akan mengakibatkan reaksi dalam jaringan conjunctiva dan cornea sebagai berikut : Gejala-gejala objektif lain adalah : 4. Papil (=P).

Virus trachoma yang masuk ke dalam mata akan mengakibatkan reaksi dalam jaringan conjunctiva dan cornea sebagai berikut : Gejala-gejala objektif lain adalah : 4. Papil (=P). Diantara papil terdapat kripta dan ini dapat diisi dengan sisa-sisa metabolisme dari sel-sel epitel. Kemudian atasnya tertutup sehingga merupakan pseudo kista yang kemudian mengeras. Lalu terbentuk bintik-bintik putih keras seperti batu dan disebut lithiasis conjunctivitae atau post trachoma deposit (PTD).

Virus trachoma yang masuk ke dalam mata akan mengakibatkan reaksi dalam jaringan conjunctiva dan cornea sebagai berikut : Gejala-gejala objektif lain adalah : 5. Cicatrix.

Bila PF di conjunctiva tarsalis superior pecah maka terjadi cicatrix di conjunctiva tarsalis superior. Ini akan menyebabkan terjadinya :
a. Trichiasis, yakni bulu mata tumbuhnya ke arah dalam.

Virus trachoma yang masuk ke dalam mata akan mengakibatkan reaksi dalam jaringan conjunctiva dan cornea sebagai berikut : Gejala-gejala objektif lain adalah : 5. Cicatrix.

Bila PF di conjunctiva tarsalis superior pecah maka terjadi cicatrix di conjunctiva tarsalis superior. Ini akan menyebabkan terjadinya :
b. Entropion, yakni pinggir kelopak mata melipat ke dalam.

Virus trachoma yang masuk ke dalam mata akan mengakibatkan reaksi dalam jaringan conjunctiva dan cornea sebagai berikut : Gejala-gejala objektif lain adalah : 5. Cicatrix. Akibat dari trichiasis dan entropion, maka terjadi rangsangan mekanis pada cornea. Akibatnya cornea luka, dan terjadi infeksi sekunder yang menyebabkan radang cornea sehingga terjadi cacat di cornea (cicatrix) yang dapat menyebabkan kebutaan.

Virus trachoma yang masuk ke dalam mata akan mengakibatkan reaksi dalam jaringan conjunctiva dan cornea sebagai berikut : Gejala-gejala objektif lain adalah : 5. Cicatrix. Cicatrix di conjunctiva tarsalis superior tampak sebagai garis-garis putih, kadang-kadang terlihat sejajar dengan margo palpebrae ( line of Artle), kadang-kadang bercabang-cabang atau berbentuk bintang.

Virus trachoma yang masuk ke dalam mata akan mengakibatkan reaksi dalam jaringan conjunctiva dan cornea sebagai berikut : Gejala-gejala objektif lain adalah : 5. Cicatrix. Bila folikel di fornix superior pecah, terjadi cicatrix di fornix superior. Di fornix superior terdapat muara-muara dari saluran-saluran yang berasal dari kelenjar air mata (glandula lacrimalis). Karena tersumbatnya muara-muara tsb. oleh cicatrix, maka mata tak dapat dibasahi oleh air mata, sehingga mata menjadi kering dan mudah terjadi trauma.

Virus trachoma yang masuk ke dalam mata akan mengakibatkan reaksi dalam jaringan conjunctiva dan cornea sebagai berikut : Gejala-gejala objektif lain adalah : 5. Cicatrix.

Trauma menyebabkan luka di cornea sehingga terjadi infeksi sekunder yaitu radang cornea yang dapat menyebabkan cacat cornea bahkan kebutaan. Jadi kebutaan akibat trachoma terjadi akibat infeksi sekunder, bukan akibat langsung dari virus.

Diagnosa trachoma Diagnosa dapat ditegakkan jika ada minimal 2 dari 4 gejala khas berikut : 1. 2. 3. 4. Ada prefolikel di conjunctiva tarsalis superior. Ada folikel di fornix superior dan bagian atas limbus cornea. Ada pannus trachomatosus aktif bagian atas limbus. Ada cicatrix di conjunctiva tarsalis superior atau Herberts pits di bagian atas limbus cornea.

Diagnosa dapat juga ditegakkan jika terdapat salah satu gejala klinis di atas ditambah adanya inclusion bodies dalam sel-sel epitel conjunctiva pada pemeriksaan kerokan conjunctiva.

Pembagian stadium trachoma oleh Mc Callan (WHO) :

1. Stadium insipiens (incipient trachoma) : Banyak prefolikel di conjunctiva tarsalis superior. Pannus di limbus bagian atas cornea yang belum begitu nyata.

Pembagian stadium trachoma oleh Mc Callan (WHO) : 2. Stadium established (nyata) = Established trachoma. Ada 2 jenis :

a. Disebabkan oleh trachoma saja = stadium hipertrofi folikuler. Gejala-gejala :


Sekret banyak. Prefolikel di conjunctiva tarsalis sedikit (+) Folikel di fornix superior banyak (+++) Papil sedikit.(+) Pannus jelas.

Pembagian stadium trachoma oleh Mc Callan (WHO) : 2. Stadium established (nyata) = Established trachoma. Ada 2 jenis :

b. Disebabkan oleh trachoma + infeksi sekunder. Gejala-gejala :


Folikel di fornix superipor sedikit (+) Papil di conjunctiva tarsalis banyak (+++) Pannus jelas.

Pembagian stadium trachoma oleh Mc Callan (WHO) : 3. Stadium parut (cicatricial trachoma). Gejala-gejala : Cicatrix di fornix superior / conjunctiva tarsalis superior. Herberts pits. Pannus masih aktif.

4. Stadium sembuh (Healed trachoma) Gejala-gejala :

Cicatrix Herberts pits Pannus inaktif. Sequelae

Sequelae Penyembuhan total biasanya hanya terjadi pada kasus-kasus yang ringan atau sedang bila cepat mendapat pengobatan. Kebanyakan menyebabkan cacat permanen pada conjunctiva, cornea dan palpebra. Cacat tsb adalah sbb :

1. Trichiasis dan entropion akibat dari cicatrix di conjunctiva tarsalis superior dengan tarsus menjadi bengkok (curved). Akibat distorsi dari palpebra, terjadi iritasi mekanis pada cornea sehingga terjadi radang cornea

Sequelae Penyembuhan total biasanya hanya terjadi pada kasus-kasus yang ringan atau sedang bila cepat mendapat pengobatan. Kebanyakan menyebabkan cacat permanen pada conjunctiva, cornea dan palpebra. Cacat tsb adalah sbb :

2. Ectropion (biasanya dari palpebra inferior) kadangkadang dapat terjadi. Ini akibat dari hipertrofi conjunctiva dan kontraksi dari musculus orbicularis.

Sequelae Penyembuhan total biasanya hanya terjadi pada kasus-kasus yang ringan atau sedang bila cepat mendapat pengobatan. Kebanyakan menyebabkan cacat permanen pada conjunctiva, cornea dan palpebra. Cacat tsb adalah sbb : 3. Symblepharon adalah perlengketan akibat cicatrix (cicatricial attachment) antara conjunctiva tarsalis dan bola mata, biasanya dari conjunctiva tarsalis inferior.

Sequelae Penyembuhan total biasanya hanya terjadi pada kasus-kasus yang ringan atau sedang bila cepat mendapat pengobatan. Kebanyakan menyebabkan cacat permanen pada conjunctiva, cornea dan palpebra. Cacat tsb adalah sbb : 3. Symblepharon adalah perlengketan akibat cicatrix (cicatricial attachment) antara conjunctiva tarsalis dan bola mata, biasanya dari conjunctiva tarsalis inferior. Ini terjadi karena ada 2 permukaan yang terluka yang saling berhadapan dan kemudian terjadi perlengketan antara dua permukaan tsb. Symblepharon menyebabkan pergerakan bola mata terganggu. Terapinya adalah koreksi dengan pembedahan.

Sequelae Penyembuhan total biasanya hanya terjadi pada kasus-kasus yang ringan atau sedang bila cepat mendapat pengobatan. Kebanyakan menyebabkan cacat permanen pada conjunctiva, cornea dan palpebra. Cacat tsb adalah sbb :

4. Kekeruhan cornea, akibat :


pannus radang cornea (ulcus)

Sequelae Penyembuhan total biasanya hanya terjadi pada kasus-kasus yang ringan atau sedang bila cepat mendapat pengobatan. Kebanyakan menyebabkan cacat permanen pada conjunctiva, cornea dan palpebra. Cacat tsb adalah sbb : 5. Staphyloma corneae adalah penonjolan cornea yang sudah menjadi cicatrix disertai perlengketan iris. Ini terjadi akibat ulcus corneae yang luas disertai perforasi.

Sequelae Penyembuhan total biasanya hanya terjadi pada kasus-kasus yang ringan atau sedang bila cepat mendapat pengobatan. Kebanyakan menyebabkan cacat permanen pada conjunctiva, cornea dan palpebra. Cacat tsb adalah sbb : 6. Xerosis, yaitu conjunctiva dan cornea kering.

Terapi trachoma
Kunci terapi trachoma adalah SAFE Strategy yang dikembangkan WHO : S A F E = = = = Surgery Antibiotics Facial cleanliness (kebersihan wajah) Environmental improvement (perbaikan lingkungan)

Surgery, yaitu operasi untuk perbaikan kelopak mata seperti trichiasis, entropion dan ectropion. Juga operasi symblepharon.

Terapi trachoma
Kunci terapi trachoma adalah SAFE Strategy yang dikembangkan WHO : S A F E = = = = Surgery Antibiotics Facial cleanliness (kebersihan wajah) Environmental improvement (perbaikan lingkungan)

Antibiotics, ada 2 macam yang diberi bersamaan yaitu : 1. Salep mata tetrasiklin 1% 2x sehari selama 6 minggu. 2. Azithromycin oral. Merupakan drug of choice (obat pilihan) karena mudah diberikan sebagai single dose. Dosis untuk anak-anak 20 mg/kg BB, dan untuk dewasa 1 mg. Obat ini sangat efisien dengan efek samping ringan bila ada, yakni berupa gangguan gastro intestinal ringan dan ruam di kulit.

Terapi trachoma
Kunci terapi trachoma adalah SAFE Strategy yang dikembangkan WHO : S A F E = = = = Surgery Antibiotics Facial cleanliness (kebersihan wajah) Environmental improvement (perbaikan lingkungan)

Facial cleanliness. Penelitian menunjukkan bahwa kebersihan wajah mengurangi risiko dan beratnya penyakit trachoma.

Terapi trachoma
Kunci terapi trachoma adalah SAFE Strategy yang dikembangkan WHO : S A F E = = = = Surgery Antibiotics Facial cleanliness (kebersihan wajah) Environmental improvement (perbaikan lingkungan)

Environtmental improvement
Perbaikan suplai air bersih. Perbaikan sanitasi rumah tangga, terutama sarana MCK. Lalat yang menjadi perantara penyakit ini biasanya meletakkan telurnya pada kotoran manusia yang berada di udara terbuka. Maka sarana MCK sangat diperlukan untuk mengurangi prevalensi trachoma.

You might also like