Pada awlnya kaum feminis memperjuangkan emansipasi sebagai bentuk
perlawanan/protes terhadap sistem aturan yang berlaku di Barat yang menerapkan standar hukum ganda, yang lebih menguntungkan kaum laki-laki dan penindasan terhadap kaum wanita barat. Sebagai contoh adalah protes terhadap II Perceraian barat yang melarang wanita yabg dicerai bertemu dengan anak-anak mereka serta pemutusan dari berbagai sumber naskah. Gerakan feminis ingin membebaskan kaum perempuan dari kungkungan kebiadaban sistem kapitalis ini. Namun mereka justru terperangkap dalam agenda negara-negar kapitalis yang memanfaatkan gerakan ini untuk lebih mengukuhkan hegemoninya, terutama di neger- muslim sebagai alat penghancur tatanan keluarga muslim. Salah satu makarnya adalah melalui progam Gender Mainstreaming. Meskipun para feminis itu terus menuntut kebebasan, sampai saat ini kaum wanita belum memperoleh kebahagiaan yang hakiki. Tidak pernah terjadi dalam kurun waktu lebih dari 13 abad dibawah kepemimpinan peradaban Islam, para wanita erasa diperlakukan adil. Mereka justru mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya sesuai fitrahnya, terjaga hak-hak dan terlindungi kehormatannya. Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan laki-laki dan perempuan sebagi partner yang saling mengisi dengan perbedaan peranan sesuai kodrat nya masing-masing dalam menjalani kehidupan sesuai aturan Islam. Hanya dengan kembali kepada Islam kaum wanita akan memperoleh kehidupan yang diidamkan dan diridhai Allah SWT.