You are on page 1of 5

Seri Mata Kuliah : PEMODELAN dan MATEMATIKA TERAPAN

PRINSIP DASAR PEMODELAN dan MODEL MATEMATIS

1.1. Prinsip Dasar Pemodelan


Secara fundamental, pemodelan di dalam kajian-kajian proses teknik kimia dan proses adalah : Penggambaran kinerja suatu aktivitas, sistem atau proses Membangun persamaan matematis yang dapat menggambarkan kinerja suatu proses (secara fisik)

1.2. Persamaan Matematis


Didalam aktivitas pemodelan di dalam permasalahan teknik kimia dan proses, umumnya dihasilkan suatu bentuk atau sistem persamaan matematis. Secara garis besar, bentuk-bentuk persamaan yang mungkin terbentuk adalah :
1. Persamaan Aljabar : manakala proses berlangsung secara tunak atau penggambaran kinerja proses statik. Hubungan antar variabel : linier atau non-linier (PAL atau PANL) Jumlah persamaan (variabel anu) : tunggal atau jamak/serempak (PA atau SPA) Pengungkapan : eksplisit atau implisit. 2. Persamaan Diferensial : bila proses yang digambar-kan berlangsung secara dinamis (unsteady state process, time dependent proses) : Hubungan antar variabel : linier atau non-linier Jumlah persamaan (jumlah variabel terikat yang dideferensialkan) : tunggal
Property of Setijo Bismo Halaman (1)

Seri Mata Kuliah : PEMODELAN dan MATEMATIKA TERAPAN

atau jamak Dimensi perubahan (dinamisasi variabel) : biasa (PDB) atau parsial (PDP) Pengungkapan : eksplisit atau implisit.

Persamaan Aljabar K =y x

Persamaan Diferensial d x A dt = k C A ,0 ( 1 x A )
d (N X C )= F R X CR + R V Y C dt 2 dy 1 d = k1 y1 y 2 k 2 y 2 2 dy 2 d = k 3 y1

& c p T +m & q =m y1 = x1 +2 x 2 2 y 2 = x1 x 2 x 2

1.3. Strategi Pemahaman Suatu Model Matematis


Secara konseptual, diperlukan pemahaman yang mendasar tentang persamaan-persamaan model yang terbentuk, sebagai berikut :
A. Tidak mungkin semua variabel tidak diketahui (harganya) dan tidak mungkin semua variabel/ besaran diketahui (dull equation). B. Persamaan Tunggal : hanya satu variabel yang harus dihitung, simbol atau besaran lainnya disebut konstanta atau paramater (yang diketahui harganya). C. Persamaan Jamak (n buah) : hanya n buah variabel yang harus dihitung, teliti dan pelajari parameter/ besaran lain yang berperan sebagai konstanta. Penyelesaian model ini umumnya memerlukan harga awal atau tebakan, dilakukan secara iteratif dan serempak. D. Jika pembentukan model telah sesuai dengan kaidah dan sistematika yang benar : solusi dapat terarah (konvergen).

Property of Setijo Bismo

Halaman (2)

Seri Mata Kuliah : PEMODELAN dan MATEMATIKA TERAPAN

1.4. Penalaran atau Aliran Logika Pemodelan


Model matematis yang terbentuk disyaratkan harus memenuhi aliran logika, baik yang bersifat fisika maupun matematis. Pada dasarnya, model matematis tersebut harus mampu menggambarkan diagram aliran informasi dasar dari permasalahan yang dimaksudkan. Di bawah ini, secara sederhana diberikan suatu bentuk persamaan atau model matematis sebagai berikut :

d {N X C } = F R X CR + R V Y C dt
Sebagai Persamaan Diferensial Biasa Eksplisit, persamaan di atas memiliki 2 kelompok posisi variabel/parameter/ konstanta, yaitu satu fihak di RUAS KIRI (N dan XC) dan di fihak lain berada pada RUAS KANAN (FR, XCR, R, V dan YC). Bila diinginkan mencari atau menyelesaikan persamaan di atas, maka perlu difahami diagram aliran logika berikut :
R FR, XCR V, YC

d {N X C } = FR X CR + R V YC dt
N

XC

Property of Setijo Bismo

Halaman (3)

Seri Mata Kuliah : PEMODELAN dan MATEMATIKA TERAPAN

BEBERAPA CONTOH MODEL


Kasus #1 :

F1 Z Z0

Z F2

Mempunyai DIAGRAM ALIR INFORMASI DASAR sbb :


Masukan F1, F2 A Persamaan-persamaan Sistem Keluaran

dZ A = F1 F2 dt

dZ dt

Z =

dZ dt dt

Blok Diagram Informasi Dasar

Secara lebih ringkas, diagram alir kerja MODEL dari Kasus #1 ini adalah sbb :
Masukan F1, F2 A Persamaan Sistem Keluaran

dZ = F1 F2 dt
Model Kasus #1

Property of Setijo Bismo

Halaman (4)

Seri Mata Kuliah : PEMODELAN dan MATEMATIKA TERAPAN

Kasus # 2 :
1 2 A B C

RA = k1 C A ,

RB = k1 C A k 2 C B

Secara sistematik, diagram kerja MODEL dari Kasus #2 ini adalah sbb :

Masukan CA,0, CB,0 k 1, k 2

Persamaan Sistem
dC A = k1 C A dt dC B = k1 C A k 2 C B dt

Keluaran

CA, CB

Model Kasus #2
Dalam mencari solusi (jawab) dari Kasus #2 ini sebagai fungsi dari waktu, baik secara analitis maupun numeris diperlukan sejumlah HARGA AWAL (initial values), sbb : 1. CA,0 2. CB,0 dan sejumlah TETAPAN (laju reaksi), sbb : 1. k1 2. k2

SOLUSI PDB dengan HARGA AWAL


Property of Setijo Bismo Halaman (5)

You might also like