You are on page 1of 22

Tumbuh kembang Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang bersifat berbeda,tetapi saling berkaitan dan sulit

dipisahkan, uaitu pertumbuhkan dan perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut: Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah dalam perubahan besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur, tulang dan keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh) Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sisem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu. Sedangkan tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang, merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberikan cirri tersendiri pada setiap anak. Tujuan ilmu tumbuh kembang adalah mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental, dan sosial. Juga menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan kemungkinan penanganan yang efektiff, serta mencari penyebab dan mencegah keadaan tersebut. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

Secara umum terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu: 1. Faktor genetik Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung didalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di Negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan di Negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal, bahkan kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia balita. Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan kelainan kromosom, seperti sindrom Down, sindrom Turner, dll. 2. Faktor lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-fisikopsiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsensi sampai akhir hayatnya. a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih didalam kandungan (faktor pranatal). b. Faktor yang mempengaruhi tumbuh ekmbang anak setelah lahir (faktor postnatal). Faktor lingkungan pranatal Faktor lingkungan prenatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain adalah:

a.

b.

c.

d.

Gizi ibu pada waktu hamil Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR ( berat badan lahir rendah) atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan sebagainya. Anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup dilingkungan miskin maka akan mengalami kurang gizi juga dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya kurang pula. Keadaan ini merupakan lingkaran setan yang akan berulang dari generasi ke generasi selama kemiskinan tersebut tidak ditanggulangi. Mekanis Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin pada uterus dapat menyebabkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenitas, palsi fasialis, atau kranio tabes Toksin atau zat kimia Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen. Misalnya obat-obatan seperti thalidomine, phenitoin, methadion, obat-obat ant kanker, dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian dengan ibu hamil yang perokok berat atau peminum alkohol kronis sering melahirkan bayi berat badan rendah, lahir mati, cacat, atau retardasi mental. Keracunan logam berat pada ibu hamil, misalnya terkontaminasi makanan yang mengandung merkuri dapat menyebabkan mikrokefali dan palsi serebralis, seperti di Jepang yang dikenal dengan penyakit Minamata. Endokrin Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah somatotropin, hormon plasenta, hormone tiroid, insulin dan peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin (insulin-like growth factors/IGFs). Somatotropin (growth hormone) disekresi oleh kelenjar hipofisis janin sekitar minggu ke-9. Produksinya terus meningkat sampai minggu ke-20, selanjutnya menetap sampai lahir. Perannya belum jelas pada pertumbuhan janin.

e.

f.

g.

h.

i.

Radiasi Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya. Infeksi Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex). Sedangkan infeksi lainnya juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, coxsackie, echovirus, malaria, lues, HIV, polio, campak, listeriosis, leptospira, mikroplasma, virus influenza, dan virus hepatitis. Diduga setiap hiperpireksia pada ibu hamil dapat merusak janin. Stress Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, selain kejiwaan, dan lain-lain. Imunitas Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati. Anoreksia embrio Menurunkan oksigenasi jani melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat menyebabkan berat badan lahir rendah.

Faktor lingkungan post natal Bayi baru lahir harus berhasil melawati masa transisi,dari suatu sistem yang teratur yang sebagian bersar tergantung pada organ-organ-ogan ibunya, ke suatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri. Perbedaan lingkungan sebelum dan sesudah anak lahir adalah sebagai berikut: Sebelum lahir Sesudah lahir 1 Lingkungan fisik cairan udara 2 Suhu luar Pada umumnya tetap Berubah-ubah 3 Stimulasi sensoris Terutama kinestetik Bermacam-macam atau vibrasi stimuli 4 Gizi Tergantung pada zatTergantung pada zat gizi yang terdapat tersedianya bahan dalam darah ibu makanan dan kemampuan

Penyediaan oksigen

Berasal dari ibu ke janin melalui plasenta Dikeluarakan ke sistem peredaran darah ibu

Pengeluaran hasil metabolisme

saluran cerna Berasal dari paru-paru ke pembuluh darah paruparu Dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan saluran pencernaan

Masa perinatal yaitu masa antara 28 minggu dalam kandungan sampai tujuh hari setelah dilahirkan, merupakan masa rawan dalam proses tumbuh kembang anak, khususnya tumbuh kembang otak. Trauma kepala akibat persalinan akan berpengaruh besar dan dapat meninggalakan cacat yang permanen. Risiko palsi serebralis lebih besar pada BBLR (berat badan lahir rendah)yang disertai asfiksia berat, hiperbilirubinemi yang disertai kern ickterus, IRDS ( ideopathic respiratory distress syndrom) ,asidosis metaboolik, dan meningitis atau ensefalitis. Dalam tumbuh kembang anak tidak sedikit peranan ibu dalam ekologi anak, yaitu peran ibu sebagai paragenetik faktor yaitu pengaruh biologisnya terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikobiologisnya terhadap pertumbuhan post natal dan perkembangan kepribadian. Disamping itu pemberian ASI atau emnyusui adalah periode ekstragestasi dengan payudara sebagai plasenta eksternal, kerena payudara menggantikan fungsi plasenta yang tidak hanga dapat memberikan nutrisi bagi bayi, tetapi juga sangat mempunyai arti dalam perkembangan anak karena seolah-olah hubungan anak-ibu tidak terputus begitu dia lahir kedunia. Demikian pula dengan memberika ASI sedini mungkin segera setelah bayi lahir, merupaka stimulasi dini terhadap tumbuh kembang anak. Interaksi timbal balik antara ibu-anak yang terjadi pada proses menyusui dapat digambarkan sebagai didalam interaksi timbal balik antara ibu dan anak tersebut dapat keuntungan yang timbal balik pula. Keuntungan untuk bayi selain nilai gizi ASI yang melidungi bayi terhadap berbagai macam infeksi. Disamping itu bayi juga merasakan sentuhan, kata-kata dan tatapan kasih sayang deri ibunya, serta mendapatakan kehangatan yang penting untuk tumbuh kembangnnya. Sedangkaan keuntungan yang diperoleh ibu, adalah selain menimbulkan rasa senang dan dibutuhkan oleh bayinya seingga menimbulkan rasa percaya diri, juga adanya sekresi hormon oksitosin akan mempercepat berhentinya perdarahan setelah

melahirkan dan prolaktin akan mencegah terjadinya ovulasi yang mempunyai efek mejarangkan kehamilan. Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi 1. Lingkungan biologis a. Ras atau suku bangsa Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras atau suku bangsa. Bangsa kulit putih atau ras eropa mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi dari bangsa asia. b. Jenis kelamin Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti mengapa demikian. c. Umur Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena itu pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak sehingga diperlukan kepribadian khusus. d. Gizi Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi oleh ketahanan makanan (food security) keluarga. Ketahanan makanan keluarga mencakup pada ketersediaan makanan dan pembagian yang adil makanan dalam keluarga, dimana acapkali kepentingan budaya bertabrakan dengan kepentingan biologis anggota-anggota keluarga. Satu aspek yang penting perlu ditambahkan adalah keamanan pangan (food safety) yang mencakup pembebasan makanan dari berbagai racun fisika, kimia dan biologis, yang kian mengancam kesehatan manusia. e. Perawatan kesehatan Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja kalau anak sakit, tetpai pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin setiap bulan, akan menunjang pada tumbuh kermbang anak. Oleh karena itu pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan dianjurkan untuk dilakukan secara komprehensif, yang mecakup aspek-aspek promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatif.

f.

g.

h.

Kepekaan terhadap penyakit Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat dan kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur satu tahun sesudah mendapat imunisasi BCG,polio 3 kali, DPT 3 kali, hepatitis 3 kali, dan campak. Disamping imunisasi, gizi memegang peranan penting dalam kepekaan terhadap penyakit. Penyakit kronis Anak yang menderita penyakit manahun akan terganggu tungbuh kembangnya dan pendididkannya, disamping itu anak juga mengalami stress yang berkepanjangan akibat penyakitnya. Fungsi metabolisme Khusus pada anak, karena adanya perbedaan yang mendasar dalam proses metabolisme pada berbagai umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrien harus didasarkan pada perhitungan yang tepat atau setidak-tidaknya memadai.

c.

d.

(infeksi saluran pernafasan akut). Kalau anak sering menderita sakit, maka tumbuh kembangnya pasti terganggu. Keadaan rumah Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunanyang tidak membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak akan menjamin kesehatan penghuninya. Radiasi Tumbuh kembang anak dapat terganggua akibat adanya radaiasai yang tinggi.

3.

2.

Faktor fisik a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah Musim kemarau yang panjang atau adanya bencana alam lainnya, dapat berdampak pada tumbuh kembang anak antara lain sebagai akibat gagalnya panen, sehingga banyak anak yang kurang gizi. Demikian pula dengan gondok endemik banyak ditemukan pada daerah pegunungan dimana air tanahnya kurang mengandung yodium. b. Sanitasi Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya. kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun lingkungan memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit. Akibat dari kebersihan yang kurang, maka anak akan sering sakit,misalnya diare, cacingan, tipus abdominalis, hepatitis, malaria, demam berdarah, dan sebagainya. Demikian pula dengan polusi udara baik dari berasal dari pabrik, asap kendaraan atau asap rokok, dapat berpengaruh terhadap tingginya angka kejadian ISPA

Faktor psikososial a. Stimulasi Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapatkan stimulai. b. Motivasi belajar Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenagn serta sarana lainnya. c. Ganjaran atau hukuman yang wajar Kalau anak berbuat benar, maka kita wajib memberikan ganjaran, misalnya pujian, ciuman, belaian, tepuk tangan dan sebagainya. Ganjara tersebut akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah lakunya. Sedangkan menghukum dengan cara-cara yang wajar kalau anak berbuat salah, masih dibenarkan. Yang penting hukuman harus diberikan secara objektif, disertai pengertian dan maksud dari hukuman tersebut, bukan hukuman untuk melampiaskan kebencian dan kejengkelan terhadap anak. Sehingga anak tahu yang baik dan yang tidak baik akibatnya akan menimbulkan percaya diri pada anak yang penting untuk perkembangan kepribadian anak kelak kemudian hari. d. Kelompok sebaya Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman sebaya. Tetapi perhatian dari orangtua tetap dibutuhkan untuk

e.

f.

memantau dengan siapa anak tersebut bergaul. Khususnya bagi remaja aspek lingkungan teman sebaya menjadi sangat penting dengan makin meningkatnya kasus-kasus penyalahgunaan obat-obat dan narkotika. Stres Stres pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya, misalnya anak akan menarik diri, rendah diri, terlambat bicara, nafsu makan menurun dan sebagainya. Sekolah Dengan adanya wajib belajar 9 tahun sekarang ini, diharapkan anak mendapatkan kesempatan duduk dibangku sekolah minimal 9 tahun. Sehingga dengan mendapat pendidikan yang baik, maka diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup anak-anak tersebut. Yang menjadi masalah sosial saat ini adalah masih banyaknya anak-anak yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena harus membantu mencari nafkah untuk keluarganya.

masing dan upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa saling menyayangi. 4. Faktor keluarga a. Pekerjaan atau pendapatan keluarga Pendapat keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orangtua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder. b. Pendidikan ayah atau ibu Pendidikan orangtua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik maka orangtua dapat menerima segala informasi dari luar terutama cara mengasuh anak yang baik, bagaimana cara menjaga kesehatan anaknya, pendidikan, dan sebagainya. c. Jumlah saudara Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang kadang sosial ekonominya cukup, akan mengakibatkan kurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak. Lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat. Sedangkan pada keluarga dengan keadaan sosial ekonomi kurang jumlah anak yang banyak akan mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, juga kenutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahan pun tidak terpenuhi. Oleh karena itu keluarga berencana tetap diperlukan. d. Jenis kelamin dalam keluarga Pada masyarakat tradisional wanita memiliki status sosial yang lebih rendah dibandingkan laki-laki, sehingga angka kematian bayi dan malnutrisi masih tinggi pada wanita. Demikian pula dengan pendidikan, masih banyak ditemukan wanita yang buta huruf. e. Stabilitas rumah tangga Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada kelurga yang harmonis dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis. f. Kepribadian ayah atau ibu Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentu pengaruhnya berbeda pada tumbuh kembang anak bila dibandingkan dengan mereka yang kepribadiannya tertutup.

g.

h.

Cinta dan kasih sayang Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orangtuanya. Agar kelak kemudian hari menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan kasih sayang pula terhadap sesamanya. Sebaliknya kasih sayang diberikan secara berlebihan yang menjurus kearah memanjakan akan menghambat bahkan mematikan perkembangan kepribadian anak. Akibatnya anak akan menjadi manja, kurang mandiri, pemboros, sombong, dan kurang menerima kenyataan. Kualitas interaksi anak-orangtua Interaksi timbal balik anatara anak dan orangtua akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka kepada orangtuanya, sehingga komunikasi bisa dua arah dan segala permasalahan dapat dipecahkan bersama karena adanya keterdekatan dan kepercayaan antara orangtua dan anak. Interaksi tidak ditentukan atas seberapa lama kita bersama anak tetapi lebih ditentukan oleh kualitas dari interaksi tersebut yaitu pemahaman terhadap kebutuhan masing-

Kebutuhan dasar anak Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum di golongkan menjadi 3 kebutuhan dasar 1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH) Meliputi: a. Pangan atau gizi merupakan kebutuhan terpenting b. Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi atau anak yang teratur, pengobatan kalau sakit, dll c. Papan atau pemukiman yang layak d. Higiene perorangan, sanitasi lingkungan e. Sandang f. Kesegaran jasmani, rekreasi 2. Kebutuhan emosi atau kasih sayang (ASIH) Pada tahun-tahun pertam kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu atau pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak uktuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Berperannya dan kehadiran ibu dan penggantinya sedini dan selanggeng mungkin, akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/mata) dan psikis sedini mungkin, misalnya dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir. Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun sosial emosi, yang disebut sindrom deprivasi maternal. Kasih sayang dari orangtuanya (ayah/ibu) akan menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust). 3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH) Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini mengembangkan perkembangan mental psikososial: kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.2,3 Tahap tumbuh kembang anak Umur 0-3 bulan

* Mengangkat kepala setinggi 45 derajat * Menggerakkan kepala dari kanan/kiri ke tengah * Melihat dan menatap wajah Anda * Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh * Suka tertawa keras * Bereaksi terkejut terhadap suara keras * Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum * Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak Umur 3-6 bulan Berbalik dari telungkup ke telentang Mengangkat kepala setinggi 90 derajat Mempertahankan kepala tetap tegak dan stabil Menggenggam pencil Meraih benda yang ada dalam jangkauannya Memegang tangannya sendiri Berusaha memperluas pandangan Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik Tersenyum ketika melihat gambar/mainan yang menarik saat bermain sendiri Umur 6-9 bulan * Duduk (sikap tripoid-sendiri) * Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan * Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang * Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya * Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan * Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup * Bersuara tanpa arti, misalnya mamama, bababa, papapa. * Mencari benda/mainan yang dijatuhkan * Bermain tepuk tangan/ciluk ba * Bergembira dengan melempar benda * Makan kue sendiri

Umur 9-12 bulan * Mengangkat badannya ke posisi berdiri * Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi * Dapat berjalan dengan dituntun * Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan/gambar yang diinginkan * Menggenggam erat pensil * Memasukkan benda ke mulut * Mengulang menirukan bunyi yang didengar * Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti * Mengeksprolasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja * Berekasi terhadap suara perlahan/bisikan * Senang diajak bermain ciluk ba * Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal Umur 12-18 bulan * Berdiri sendiri tanpa berpegangan * Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali * Berjalan mundur 5 langkah * Memanggil ayah dengan kata papa, memanggil ibu dengan kata mama (tergantung mengajarinya, kalau diajari memanggilnya ayah ya akan panggil ayah catatan) * Menumpuk 2 kubus * Memasukkan kubus di kotak * Menunjuk apa yang didinginkan tanpa merengek/menangis, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu. * Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing Umur 18-24 bulan * Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik * Berjalan tanpa terhuyung-huyung * Bertepuk tangan/melambai-lambai * Menumpuk 4 buah kubus * Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk * Menggelindingkan bola ke arah sasaran

* Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti * Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga * Memegang cangkir sendiri, belajar makan minum sendiri Umur 24-36 bulan * Jalan naik tangga sendiri * Dapat bermain dan menendang bola kecil * Mencoret-coret pensil pada kertas * Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata * Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta * Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih * Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta * Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah * Melepas pakaiannya sendiri Umur 36-48 bulan * Berdiri 1 kaki 2 detik * Melompat kedua kaki diangkat * Mengayuh sepeda roda tiga * Menggambar garis lurus * Menumpuk 8 buah kubus * Mengenal 2-4 warna * Menyebut nama, umur, tempat * Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan * Mendengarkan cerita * Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri * Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan * Mengenakan sepatu sendiri * Mengenakan celana panjang, kemeja, baju Umur 48-60 bulan * Berdiri 1 kaki 6 detik * Melompat-lompat 1 kaki * Menari * Menggambar tanda silang

* Menggambar lingkaran * Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh * Mengancing baju atau pakaian boneka * Menyebut nama lengkap tanpa dibantu * Senang menyebut kata-kata baru * Senang bertanya tentang sesuatu * Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar * Bicaranya mudah dimengerti * Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari bentuknya * Menyebut angka, menghitung jari * Menyebut nama-nama hari * Berpakaian sendiri tanpa dibantu * Menggosok gigi tanpa dibantu * Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu

2.

ukuran

dan 3.

Umur 60-72 bulan * Berjalan lurus * Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik * Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap * Menangkap bola kecil dengan kedua tangan gambar * Menggambar segi empat * Mengerti arti lawan kata * Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih * Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya * Mengenal angka, bisa menghitung angka 5 -10 * Mengenal warna-warni * Mengungkapkan simpati * Mengikuti aturan permainan * Berpakaian sendiri tanpa dibantu3 Anamnesis Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam anamnesis tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut: 1. Anamnesis faktor prenatal dan perinatal

4. 5.

6.

Merupakan faktor penting untuk mengetahui perkembangan anak. Anamnesis harus menyangkut faktor risiko untuk terjadinya gangguan perkembangan fisik dan mental anak, termasuk faktor risiko untuk buta, tuli, palsi serebralis. Anamnesis juga menyangkut penyakit keturunan dan apakah ada perkawinan antar keluarga. Kelahiran premature Bayi premature lahir lebih cepat dari kelahiran normal, maka harus diperhitungkan periode pertumbuhan intrauterine yang tidak sempat dilalui tersebut. Anamnesis harus menyangkut faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembagan anak Misalnya untuk meneliti perkembangan motoric anak, harus ditanyakan berat badannya, karena erat hubungannya dengan perkembangan motoric tersebut. Untuk menanyakan kemampuan menolong diri sendiri, misalnya makan, berpakaian, dll. Harus pula ditanyakan apakah ibunya memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar itu. Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan malnutrisi Anamnesis kecepatan pertumbuhan anak Merupakan informasi yang sangat penting yang harus ditanyakan pada ibunya pada saat pertama kali datang. Anamnesis yang teliti tentang milestone perkembangan anak, dapat mengetahui tingkat perkembangan anak tersebut. Tidak selalu perkembangan anak mulus seperti pada teori, ada kalanya perkembangan anak normal sampai umur tertentu, kemudian mengalami keterlambatan. Ada juga yang mulainya terlambat,, atau karena sakit, perkembangan terhenti yang kemudian normal kembali. Dapat juga perkembangan yang langsung pesat, misalnya perkembangan bicara. Pola perkembangan anak dalam keluarga Anamnesis tentang perkembangan anggota keluarga lainnya, karena ada kalanya perkembangan motoric dalam keluarga tersebut dapat lebih cepat/lambat, demikian pula dengan perkembangan bicara atau kemampuan mengontrol buang air besar/kecilnya .4

Pemeriksaan dan penilaian tumbuh kembang anak

Penilaian tumbuh kembang perlu dilakukan untuk menentukan apakah tumbuh kembang seorang anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi medis maupun statistic. Anak yang sehat akan menunjukan tumbuh kembang yang optimal. Apabila diberikan lingkungan bio-fisiko-psikososial yang adekuat. Seperti yang disinggung sebelumnya, Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi sampai dewasa, yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap akan. Proses tersebut merupakan proses interaksi yang terus menerus serta rumit antara faktor genetic dan faktor lingkungan bio-fisiko-psikososial tersebut. Untuk mengetahui tumbuh kembang anak, terutama pertumbuhan fisiknya diguakan parameter-parameter tertentu yang akan dibahas pada topic ini. Pemeriksaan antropometrik Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran-ukuran antropometrik yang dapat dibedakan menjadi dua kelompok yang meliputi: a. Tergantung umur (age dependence) Berat badan (BB) terhadap umur Tinggi badan/ panjang badan (TB) terhadap umur Lingkaran kepala (LK) terhadap umur Lingkaran lengan atas (LKA) terhadap umur Kesulitan menggunakan cara ini adalah menetapkan umur anak yang tepat, karena tidak semua anak mempunyai cacatan mengenai tanggal lahirnya. b. Tidak tergantung umur BB terhadap TB LLA terhadap TB (QUAC Stick = Quacker Arm Circumference measuring stick) Lain-lain: LLA dibadingkan dengan standar/baku, lipatan kulit pada trisep, subscapular, abdominal dibandingkan dengan baru

keperluan khusus, misalnya pada kasus-kasus dengan kelainan bawaan atau untuk menentukan jenis perawakan, antara lain adalah: 1. Lingkaran dada, lingkaran perut dan lingkaran leher. 2. Panjang jarak antara 2 titik tubuh, seperti biakromial untuk lebar bahu , bitrokanterik untuk lebar pinggul, bitemporal untuk lebar kepala.

A.

Berat badan Berat badan merupakan antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya. Berat badan dipakai sebagai indicator untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitive terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran objektif dan dapat diulangi, dapat digunakan timbangan apa saja yang relative murah, mudah, dan tidak memerlukan banyak waktu. Kerugiannya, indicator berat badan ini tidak sensitive terhadap proporsi tubuh, misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus. Perlu diketahui, bahwa terdapat fluktuasi wajar dalam sehari sebagai akibat masukan (intake) makanan dan minuman, dengan keluaran (output) melalui urin, feses, keringat, dan bernapas. Besarnya fluktuasi tergantung pada kelompok umur dan bersifat sangan individual, yang berkisar antara 100-200 gram, sampai 500-1000 gram bahkan lebih, sehingga dapat mempengaruhi hasil penilaian. Indikator berat badan dimanfaatkan dalam klinik untuk: 1. Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi baik yang akut maupun yang kronis, tumbuh kembang dan kesehatan. 2. Memonitor keadaan kesehatan, misalnya pada pengobatan penyakit. 3. Dasar perhitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan. B. Tinggi badan Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting. Keistimewaannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal dicapai. Walaupun kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, dimana tinggi badan meningkat pesat pada masa bayi, kemudian melambat, dan menjadi pesat kembali (pacu tumbuh adolesen), selanjutnya

Kemudian hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan suatu baku tertentu, misalnya baku Hardvard, NCHS, atau baku nasional. Di samping itu masih ada ukuran antropometrik lainnya, yang dipakai untuk

melambat lagi dan akhirnya berhenti pada umur 18-20 tahun. Tulang-tulang angota gerak berhenti bertambah panjang, tetapi ruas-ruas tulang belakang berlanjut tumbuh sampai umur 30 tahun, dengan pengisian tulang pada ujung atas dan bawah korpus-korpus tulang belakang, sehingga tinggi badan sedikit bertambah yaitu sekitar 3-5 mm. Antara umur 30-45 tahun tinggi badan tetap statis, kemudian menyusut. Keuntungan indicator TB ini adalah pengukurannya obyektif dan dapat diulang, alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa, merupakan indicator yang baik untuk gangguan pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting), sebagai perbandingan terhadap perubahan-perubahan relative, seperti terhadap nilai BB dan LLA. Kerugiannya, adalah perubahan tinggi badan relative pelan, sukar mengukur tinggi badan yang tepat, dan kadang-kadang diperlukan lebih dari seorang tenaga. Disamping itu, dibutuhkan 2 macam teknik pengukuran, pada anak berumur kurang dari 2 tahun dengan posisi tidur terlentang (panjang supinasi) dan pada umur lebih dari 2 tahun dengan posisi berdiri. Panjang supinasi umumnya 1 cm lebih panjang, daripada tinggi berdiri pada anak yang sama meski diukur dengan teknik pengukuran yang terbaik dan secara cermat. Peningkatan nilai rata-rata TB orang dewasa suatu bangsa merupakan indicator peningkatan kesejahteraan/kemakmuran (perbaikan gizi, perawatan kesehatan, dan keadaan social ekonomi), jika potensi genetic belum tercapai secara optimal. Demikian pula perkawinan sebagai akibat meluasnya migrasi ke bagian-bagian lain di suatu negeri maupun di dunia, kemungkinan besar mempunyai andil pula pada perubahan secular TB ini. C. Lingkaran kepala Lingkaran kepala mencerminkan volume intracranial. Dipakai untuk menaksir pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka kepala akan kecil. Sehingga pada LK yang lebih kecil dari normal (mikrosefali), maka menunjukkan adanya retardasi mental. Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada hidrosefalus akan meningkatkan volume kepala, sehingga LK lebih besar daripada normal. Sampai saat ini yang dipakai sebagai acuan untuk LK ini adalah kurva LK dari Nellhaus yang diperoleh dari 14 penelitian di dunia, dimana tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap suku bangsa, ras, maupun secara geografi.

Pertumbuhan LK yang paling pesat adalah pada 6 bulan pertama kehidupan, yaitu dari 34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umur 6 bulan. Sedangkan pada umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm, dan dewasa 54 cm. oleh akrena itu manfaat pengukuran LK terbatas pada 6 bulan pertama sampai 2 tahun karena pertumbuhan otak yang pesat, kecuali diperlukan seperti pada kasus hidrosefalus. LK kepala yang kecil pada umumnya disebabkan karena: Variasi normal Bayi kecil Keturunan Retardasi mental Kraniostenosis LK kepala yang besar pada umumnya disebabkan karena: Variasi normal Bayi besar Hidranensefali Tumor serebri Keturunan Efusi subdural Hidrosefalus Penyakit canavan Megalensefali D. Lingkaran lengan atas Lingkaran lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan. LLA dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada kelompok umur prasekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur 1 tahun. Selanjutnya tidak banyak berubah selama 1-3 tahun. Keuntungan penggunaan LLA ini adalah alatnya murah, bisa dibuat sendiri, mudah dibawa, cepat penggunaannya, dan dapat digunakan oleh tenaga yang tidak terdidik. Sedangkan kerugiannya adalah LLA hanya untuk identifikasi anak dengan gangguan gizi/ pertumbuhan yang berat,

10

sukar menentukan pertengahan LLA tanpa menekan jaringan, dan hanya untuk anak umur 1-3 tahun, walaupun ada yang mengatakan dapat untuk anak mulai umur 6 bulan s/d 5-6 tahun. E. Lipatan kulit Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subskapularis merupakan refleksi tumbuh kembang jaringan lemak di bawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energy. Dalam keadaan defisiensi, lipatan kulit menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energy berlebihan. Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih, khususnya pada kasus obesitas. Denver Development Screening Test II (DDST II) Fungsi: Digunakan untuk menaksir perkembangan personal social, motoric halus, bahasa dan motoric kasal pada anak mulai umur 1 bulan sampai 6 tahun. Catatan: Diberikan secara individual, dengan partisipasi aktif dari orang tua dan pemeriksa DDST adalah salah satu dari metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yyang aik. Test ini mudah dan cepat (15-20menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik. Dari beberapa pelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan 85-100% bayi dan anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian. Tetapi dari penelitian Borrowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak dapat mengidentifikasikan lebih dari separuh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg melakukan revisi dan standarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi DDST yang dinamakan Denver II DDST II terdiri atas 125 butir, yang terbagi atas 4 bagian yaitu a. Aspek perkembangan yang dinilai

b.

c.

Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi: Personal social (perilaku sosial) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Fine motor adaptive (gerak motor halus) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerak yang melibatkan bagianbagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Language (bahasa) Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. Gross motor (gerak motor kasar) Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Semua tugas (kemampuan) digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang horizontal yang berurutan menurut umur dalam lembar DDST. Pada umumnya pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa pada setiap kali skrining hanya berkisar antara 25-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama hanya sekitar 15-20 menit saja. Alat yang digunakan Alat peraga: benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas dan pensil. Lembar formulir DDST Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu: Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak berusia 3-6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun. Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

11

d.

Penilaian Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan penilaian, apakah lulus (Passed=P), gagal (Fail=F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas ( No Opportunity=NO). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horizontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal , abnormal, meragukan (questionable) dan tidak dapat dites ( untestable). Abnormal Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih. Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan ditambah dengan 1 sektor atau lebih dengan keterlambatan dan pada sector yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertical usia. Meragukan Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih. Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sector yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang perpotongan dengan garis vertical usia. Tidak dapat dites Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan. Normal Semua yang tidak tercantum dalam kategori diatas Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas. Perhitungan umur adalah sebagai berikut:

Misalnya Budi lahir pada tanggal 23 Mei 1992 hari kehamilan yang cukup bulan dan tes dilakukan pada tanggal 5 Oktober 1994, maka perhitungannya sebagai berikut: 1994-10-3 (saat tes dilakukan) 1992-5-23 (tanggal lahir Budi) Umur budi 2-4-12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12 hari adalah lebih kecil dari 15 hari maka di bulatkan ke bawah, sehingga umur budi adalah 2 tahun 4 bulan. Kemudian garis umur ditarik vertical pada formulir DDST yang memotong kotak-kotak tugas perkembangan pada ke-4 sektor. Tugas-tugas yang terletak disebelah kiri garis itu, pada umumnya telah dapat dikerjakan oleh anak-anak seusia Budi (2 tahun 4 bulan). Apabila Budi gagal mengerjakan tugas-tugas tersebut (F), maka berarti suatu keterlambatan pada tugas tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan berada pada kotak yang terpotong oleh garis vertikal umur, maka ini bukan suatu keterlambatan, karena pada control lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan lagi. Begitu pula pada kotakkotak disebelah kanan garis umur. Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor. Kalau terdapat kode R maka tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tuanya, sedangkan bila terdapat kode nomor maka tugas perkembangan dites sesuai petunjuk dibalik formulir Agar lebih cepat melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap praskrining dengan menggunakan: DDST short form, yang masing-masing sector hanya diambil 3 tugas (sehingga seluruhnya ada 12 tugas) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap suspect dan perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap. PDQ (Pra-screening Developmental Questionnaire) Bentuk kuesioner ini digunakan bagi orangtua yang berpendidikan SLTA keatas. Dapat diisi orantua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10 pertanyaan pada kuesioner yang sesuai dengan umur anak. Kemudian dinilai berdasarkan criteria yang sdudah ditentukan, dan pada kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap.

12

Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable: Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer INTERPRETASI PENILAIAN 1. Advence :terdapat 7 item yang harus dilakukan anak disebelah kanan garis umur 2. Normal : ada 9 item yang ada ,dimana ada7 item berhasil dilakukan dan ada item yang gagal dilakukan oleh anak / menolak. 3. Caution : ada 4 item dimana ada 2 item berhasil dilaksanakan dan ada 2 item yang yang gagal dilaksanakan oleh anak 4. Delay : terdapat 1 item dimana anak menolak untuk melakukannya. 5. No opportunity : tidak terdapat kesempatan untuk melatih anaknya Catatan: anak kooperatif saat dilaksanakan DDST II Interprestasi hasil akhir : Suspect, ada 2 Item (coution) yang gagal dilaksanakan oleh anak dan ada 1 item (delay)dimana anak manolak untuk melaksakan Saran untuk orang tua : Untuk anjurkan untuk memperhatikan tumbuh kembang selanjutnya. Evaluasi : Anak kooperatif pada saat dilaksanakan screening DDST II, orang tua dianjurkan untuk menjaga jarak sementara dan dilarang membantu anak selama test berlangsung.5 Penatalaksanaan

ASI (Air Susu Ibu) Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, pemberian ASI adalah periode ekstragestasi dengan payudara sebagai plasenta eksternal, karena payudara menggantikan fungsi plasenta tidak hanya memberikan nutrisi bagi bayi, tetapi juga sangat memiliki arti dalam perkembangan anak karena seolah-olah hubungan anak-ibu tidak terputus begitu ia dilahirkan di dunia.

Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan. 1.Aspek Gizi. Manfaat Kolostrum Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi. Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan. Komposisi ASI ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey

13

:Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap. Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata. Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat). 2. Aspek Imunologik ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi. Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan. Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan. Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi. Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menu njang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan. 3. Aspek Psikologik Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu

dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI. Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut. Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim. 4. Aspek Kecerdasan Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI. 5. Aspek Neurologis Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna. 6. Aspek Ekonomis Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya. 7. Aspek Penundaan Kehamilan Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).3 Imunisasi Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.

14

Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Kontraindikasi untuk vaksinasi BCG adalah penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita leukemia, penderita yang menjalani pengobatan steroid jangka Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi panjang, penderita infeksi HIV). penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Reaksi yang mungkin terjadi: Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan. Reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustula (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut. Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher, tanpa disertai nyeri tekan maupun demam, yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan. Komplikasi yang mungkin timbul adalah: Pembentukan abses (penimbunan nanah) di tempat penyuntikan karena penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan menghilang secara spontan. Untuk mempercepat penyembuhan, bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan aspirasi (pengisapan abses dengan menggunakan jarum) dan bukan disayat. Limfadenitis supurativa, terjadi jika penyuntikan dilakukan terlalu dalam atau dosisnya terlalu tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 2-6 bulan.

Imunisasi BCG Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. BCG ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan.

Imunisasi DPT Vaksin disuntikkan secara intrakutan pada lengan atas, untuk bayi berumur kurang dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,05 mL dan untuk anak berumur lebih dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,1 mL. Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan,

15

Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan Hampir 85% anak yang mendapatkan minimal 3 kali suntikan yang mengandung vaksin komplikasi yang serius atau fatal. difteri, akan memperoleh perlindungan terhadap difteri selama 10 tahun. Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. DPT sering menyebakan efek samping yang ringan, seperti demam ringan atau nyeri di tempat penyuntikan selama beberapa hari. Efek samping tersebut terjadi karena adanya komponen pertusis di dalam vaksin. Pada kurang dari 1% penyuntikan, DTP menyebabkan komplikasi berikut: demam tinggi (lebih dari 40,5 Celsius) Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang Kejang Kejang demam (resiko lebih tinggi pada anak yang sebelumnya pernah Vaksin DPT adalah vaksin 3-in-1 yang bisa diberikan kepada anak yang berumur kurang mengalami kejang atau terdapat riwayat kejang dalam keluarganya) Syok (kebiruan, pucat, lemah, tidak memberikan respon). dari 7 tahun. Jika anak sedang menderita sakit yang lebih serius dari pada flu ringan, imunisasi DPT bisa ditunda sampai anak sehat. Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot lengan atau paha. Jika anak pernah mengalami kejang, penyakit otak atau perkembangannya abnormal, penyuntikan DPT sering ditunda sampai kondisinya membaik atau kejangnya bisa Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), dikendalikan. 3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan 1 tahun setelah DPT III dan pada usia prasekolah (5-6 1-2 hari setelah mendapatkan suntikan DPT, mungkin akan terjadi demam ringan, nyeri, tahun). kemerahan atau pembengkakan di tempat penyuntikan. Jika anak mengalami reaksi alergi terhadap vaksin pertusis, maka sebaiknya diberikan DT, Untuk mengatasi nyeri dan menurunkan demam, bisa diberikan asetaminofen (atau bukan DPT. ibuprofen). Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi awal, sebaiknya diberikan booster vaksin Td pada usia 14-16 tahun kemudian setiap 10 tahun (karena vaksin hanya memberikan perlindungan selama 10 tahun, setelah 10 tahun perlu diberikan booster). Untuk mengurangi nyeri di tempat penyuntikan juga bisa dilakukan kompres hangat atau lebih sering menggerak-gerakkan lengan maupun tungkai yang bersangkutan.

16

Imunisasi DT Vaksin ini disuntikkan pada otot paha atau lengan sebanyak 0,5 mL. Imunisasi DT memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus. Vaksin DT dibuat untuk keperluan khusus, misalnya pada anak yang tidak boleh atau tidak perlu menerima imunisasi pertusis, tetapi masih perlu menerima imunisasi difteri dan tetanus. Cara pemberian imunisasi dasar dan ulangan sama dengan imunisasi DPT. Vaksin disuntikkan pada otot lengan atau paha sebanyak 0,5 mL. Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada anak yang sedang sakit berat atau menderita demam tinggi. Efek samping yang mungkin terjadi adalah demam ringan dan pembengkakan lokal di tempat penyuntikan, yang biasanya berlangsung selama 1-2 hari. Imunisasi TT Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit tetanus. Kepada ibu hamil, imunisasi TT diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat kehamilan berumur 7 bulan dan 8 bulan. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian. Terdapat 2 macam vaksin polio: IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan. Bentuk trivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan 1 jenis polio. Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun). Efek samping dari tetanus toksoid adalah reaksi lokal pada tempat penyuntikan, yaitu berupa kemerahan, pembengkakan dan rasa nyeri Imunisasi Polio Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.

17

Di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 mL) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula. IPV bisa diberikan kepada anak yang menderita diare. Kontra indikasi pemberian vaksin polio: Diare berat Gangguan kekebalan (karena obat imunosupresan, kemoterapi, kortikosteroid) Kehamilan. Efek samping yang mungkin terjadi berupa kelumpuhan dan kejang-kejang. Dosis pertama dan kedua diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan dosis ketiga dan keempat diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibodi sampai pada tingkat yang tertinggi. Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi dasar, kepada orang dewasa tidak perlu dilakukan pemberian booster secara rutin, kecuali jika dia hendak bepergian ke daerah dimana polio masih banyak ditemukan. Kepada orang dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio dan perlu menjalani imunisasi, sebaiknya hanya diberikan IPV. Kepada orang yang pernah mengalami reaksi alergi hebat (anafilaktik) setelah pemberian IPV, streptomisin, polimiksin B atau neomisin, tidak boleh diberikan IPV. Sebaiknya diberikan OPV. Kepada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita AIDS, infeksi HIV, leukemia, kanker, limfoma), dianjurkan untuk diberikan IPV. IPV juga diberikan kepada orang yang sedang menjalani terapi penyinaran, terapi kanker, kortikosteroid atau obat imunosupresan lainnya. Jika anak sedang menderita penyakit ringan atau berat, sebaiknya pelaksanaan imunisasi ditunda sampai mereka benar-benar pulih. IPV bisa menyebabkan nyeri dan kemerahan pada tempat penyuntikan, yang biasanya berlangsung hanya selama beberapa hari. Imunisasi Campak Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian. Vaksin disuntikkan secara subkutan dalam sebanyak 0,5 mL. Kontra indikasi pemberian vaksin campak: infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38Celsius gangguan sistem kekebalan pemakaian obat imunosupresan alergi terhadap protein telur hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin wanita hamil. Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare, konjungtivitis dan gejala kataral serta ensefalitis (jarang).

18

dan campak Jerman. Imunisasi MMR Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Suntikan pertama diberikan pada saat anak berumur 12-15 bulan. Suntikan pertama mungkin tidak memberikan kekebalan seumur hidup yang adekuat, karena itu diberikan Campak menyebabkan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata berair. Campak suntikan kedua pada saat anak berumur 4-6 tahun (sebelum masuk SD) atau pada saat juga menyebabkan infeksi telinga dan pneumonia. Campak juga bisa menyebabkan anak berumur 11-13 tahun (sebelum masuk SMP). masalah yang lebih serius, seperti pembengkakan otak dan bahkan kematian. Imunisasi MMR juga diberikan kepada orang dewasa yang berumur 18 tahun atau lebih Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu atau lahir sesudah tahun 1956 dan tidak yakin akan status imunisasinya atau baru maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri. Gondongan bisa menyebabkan menerima 1 kali suntikan MMR sebelum masuk SD. meningitis (infeksi pada selaput otak dan korda spinalis) dan pembengkakan otak. Kadang gondongan juga menyebabkan pembengkakan pada buah zakar sehingga terjadi Dewasa yang lahir pada tahun 1956 atau sebelum tahun 1956, diduga telah memiliki kemandulan. kekebalan karena banyak dari mereka yang telah menderita penyakit tersebut pada masa kanak-kanak. Campak Jerman (rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening leher. Rubella juga bisa menyebakban pembengkakan otak atau Pada 90-98% orang yang menerimanya, suntikan MMR akan memberikan perlindungan gangguan perdarahan. seumur hidup terhadap campak, campak Jerman dan gondongan. Jika seorang wanita hamil menderita rubella, bisa terjadi keguguran atau kelainan bawaan Suntikan kedua diberikan untuk memberikan perlindungan adekuat yang tidak dapat pada bayi yang dilahirkannya (buta atau tuli). dipenuhi oleh suntikan pertama. Terdapat dugaan bahwa vaksin MMR bisa menyebabkan autisme, tetapi penelitian membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara autisme dengan pemberian vaksin MMR. Efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh masing-masing komponen vaksin: Vaksin MMR adalah vaksin 3-in-1 yang melindungi anak terhadap campak, gondongan Komponen campak 1-2 minggu setelah menjalani imunisasi, mungkin akan timbul ruam kulit. Hal ini terjadi Vaksin tunggal untuk setiap komponen MMR hanya digunakan pada keadaan tertentu, misalnya jika dianggap perlu memberikan imunisasi kepada bayi yang berumur 9-12 bulan.

19

pada sekitar 5% anak-anak yang menerima suntikan MMR. Demam 39,5 Celsius atau lebih tanpa gejala lainnya bisa terjadi pada 5-15% anak yang menerima suntikan MMR. Demam ini biasanya muncul dalam waktu 1-2 minggu setelah disuntik dan berlangsung hanya selama 1-2 hari. Efek samping tersebut jarang terjadi pada suntikan MMR kedua.

tahun bisa mengalami aktivitas kejang (misalnya kedutan). Hal ini biasanya terjadi dalam waktu 1-2 minggu setelah suntikan diberikan dan biasanya berhubungan dengan demam tinggi. Keuntungan dari vaksin MMR lebih besar jika dibandingkan dengan efek samping yang ditimbulkannya. Campak, gondongan dan campak Jerman merupakan penyakit yang bisa menimbulkan komplikasi yang sangat serius.

Komponen gondongan Jika anak sakit, imunisasi sebaiknya ditunda sampai anak pulih. Pembengkakan ringan pada kelenjar di pipi dan dan dibawah rahang, berlangsung selama beberapa hari dan terjadi dalam waktu 1-2 minggu setelah menerima suntikan MMR. Imunisasi MMR sebaiknya tidak diberikan kepada: Komponen campak Jerman Pembengkakan kelenjar getah bening dan atau ruam kulit yang berlangsung selama 1-3 anak yang alergi terhadap telur, gelatin atau antibiotik neomisin hari, timbul dalam waktu 1-2 mingu setelah menerima suntikan MMR. Hal ini terjadi pada anak yang 3 bulan yang lalu menerima gamma globulin anak yang mengalami gangguan kekebalan tubuh akibat kanker, 14-15% anak yang mendapat suntikan MMR. leukemia, limfoma maupun akibat obat prednison, steroid, kemoterapi, terapi penyinaran atau obati imunosupresan. Nyeri atau kekakuan sendi yang ringan selama beberapa hari, timbul dalam waktu 1-3 wanita hamil atau wanita yang 3 bulan kemudian hamil. minggu setelah menerima suntikan MMR. Hal ini hanya ditemukan pada 1% anak-anak yang menerima suntikan MMR, tetapi terjadi pada 25% orang dewasa yang menerima suntikan MMR. Kadang nyeri/kekakuan sendi ini terus berlangsung selama beberapa bulan (hilang-timbul). Imunisasi Hib Artritis (pembengkakan sendi disertai nyeri) berlangsung selama 1 minggu dan terjadi Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b. pada kurang dari 1% anak-anak tetapi ditemukan pada 10% orang dewasa yang menerima suntikan MMR. Jarang terjadi kerusakan sendi akibat artritis ini. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak. Nyeri atau mati rasa pada tangan atau kaki selama beberapa hari lebih sering ditemukan pada orang dewasa. Vaksin Hib diberikan sebanyak 3 kali suntikan, biasanya pada saat anak berumur 2, 4 dan 6 bulan. Meskipun jarang, setelah menerima suntikan MMR, anak-anak yang berumur dibawah 6

20

Imunisasi Varisella Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air.

biasanya ringan, hanya menimbulkan beberapa lepuhan (kasus yang komplit biasanya menimbulkan 250-500 lepuhan yang terasa gatal) dan masa pemulihannya biasanya lebih cepat. Vaksin varisella memberikan kekebalan jangka panjang, diperkirakan selama 10-20 tahun, mungkin juga seumur hidup.

Cacar air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, kemudian secara perlahan mengering dan membentuk keropeng yang akan mengelupas. Efek samping dari vaksin varisella biasanya ringan, yaitu berupa: Setiap anak yang berumur 12-18 bulan dan belum pernah menderita cacar air dianjurkan untuk menjalani imunisasi varisella. Anak-anak yang mendapatkan suntikan varisella sebelum berumur 13 tahun hanya memerlukan 1 dosis vaksin. Kepada anak-anak yang berumur 13 tahun atau lebih, yang belum pernah mendapatkan vaksinasi varisella dan belum pernah menderita cacar air, sebaiknya diberikan 2 dosis vaksin dengan selang waktu 4-8 minggu. Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster dan sangat menular. Biasanya infeksi bersifat ringan dan tidak berakibat fatal; tetapi pada sejumlah kasus terjadi penyakit yang sangat serius sehingga penderitanya harus dirawat di rumah sakit dan beberapa diantaranya meninggal. Cacar air pada orang dewasa cenderung menimbulkan komplikasi yang lebih serius. Vaksin ini 90-100% efektif mencegah terjadinya cacar air. Terdapat sejumlah kecil orang yang menderita cacar air meskipun telah mendapatkan suntikan varisella; tetapi kasusnya demam nyeri dan pembengkakan di tempat penyuntikan ruam cacar air yang terlokalisir di tempat penyuntikan. Efek samping yang lebih berat adalah: kejang demam, yang bisa terjadi dalam waktu 1-6 minggu setelah penyuntikan pneumonia reaksi alergi sejati (anafilaksis), yang bisa menyebabkan gangguan pernafasan, kaligata, bersin, denyut jantung yang cepat, pusing dan perubahan perilaku. Hal ini bisa terjadi dalam waktu beberapa menit sampai beberapa jam setelah suntikan dilakukan dan sangat jarang terjadi. ensefalitis penurunan koordinasi otot. Imunisasi varisella sebaiknya tidak diberikan kepada: Wanita hamil atau wanita menyusui Anak-anak atau orang dewasa yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau yang memiliki riwayat keluarga dengan kelainan imunosupresif bawaan Anak-anak atau orang dewasa yang alergi terhadap antibiotik neomisin atau gelatin karena vaksin mengandung sejumlah kecil kedua bahan tersebut Anak-anak atau orang dewasa yang menderita penyakit serius, kanker atau gangguan sistem kekebalan tubuh (misalnya AIDS) Anak-anak atau orang dewasa yang sedang mengkonsumsi

21

kortikosteroid Setiap orang yang baru saja menjalani transfusi darah atau komponen darah lainnya Anak-anak atau orang dewasa yang 3-6 bulan yang lalu menerima suntikan immunoglobulin. Imunisasi HBV Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian. Dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir atau jika ibunya memiliki HBsAg negatif, bisa diberikan pada saat bayi berumur 2 bulan. Imunisasi dasar diberikan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 1 bulan antara suntikan HBV I dengan HBV II, serta selang waktu 5 bulan antara suntikan HBV II dengan HBV III. Imunisasi ulangan diberikan 5 tahun setelah suntikan HBV III. Sebelum memberikan imunisasi ulangan dianjurkan untuk memeriksa kadar HBsAg. Vaksin disuntikkan pada otot lengan atau paha. Kepada bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif, diberikan vaksin HBV pada lengan kiri dan 0,5 mL HBIG (hepatitis B immune globulin) pada lengan kanan, dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan pada saat anak berumur 1-2 bulan, dosis ketiga diberikan pada saat anak berumur 6 bulan. Kepada bayi yang lahir dari ibu yang status HBsAgnya tidak diketahui, diberikan HBV I dalam waktu 12 jam setelah lahir. Pada saat persalinan, contoh darah ibu diambil untuk menentukan status HBsAgnya; jika positif, maka segera diberikan HBIG (sebelum bayi

berumur lebih dari 1 minggu). Pemberian imunisasi kepada anak yang sakit berat sebaiknya ditunda sampai anak benarbenar pulih. Vaksin HBV dapat diberikan kepada ibu hamil. Efek samping dari vaksin HBV adalah efek lokal (nyeri di tempat suntikan) dan sistemis (demam ringan, lesu, perasaan tidak enak pada saluran pencernaan), yang akan hilang dalam beberapa hari. Imunisasi Pneumokokus Konjugata Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga. Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan bakteremia (infeksi darah). Kepada bayi dan balita diberikan 4 dosis vaksin. Vaksin ini juga dapat digunakan pada anak-anak yang lebih besar yang memiliki resiko terhadap terjadinya infeksi pneumokokus.

22

You might also like