Professional Documents
Culture Documents
Definisi : Gigi Tiruan yang berkaitan dengan pemugaran dan/ atau penggantian geligi yang hilang dan tidak dapat dilepas oleh pasiennya sendiri maupun dokter gigi karena dipasangkan secara permanen pada gigi asli yang merupakan pendukung utama dari restorasi.
Macam
Crown Anterior Akrilik, Porcelain Fused to Metal (PFM), all porcelain Crown Posterior Porcelain Fused to Metal (PFM), all porcelain, all metal Mahkota Pasak (Post Crown / Dowel Crown)
Gigi permanen dengan akar yang telah tumbuh sempurna Bentuk anatomi gigi yang mendukung (cukup untuk memegang atau menahan restorasinya). Pertumbuhan rahang sudah selesai pembatasan umur minimum (umur 21 th.)
b.
c.
Proteksi terhadap fraktur dan keausan Anatomical reduction Ketebalan pengurangan permukaan gigi sesuai bahan restoratif, misal : gold 1 mm; metal-ceramic 1,4 mm; ceramic 1-1,5 mm.
Retensi ditentukan oleh bentuk tapered-paralel, ketinggian preparasi, diameter, dan tekstur permukaan. Optimal taper : 6 (5-10 ); umumnya >> pd gigi molar. Resistensi diperoleh dg : meningkatkan ketinggian preparasi, sudut taper tdk terlalu besar, struktur tambahan
3. Strength and structural durability Cukup kaku dan tebal utk menahan beban oklusal 4. Occlusal stability menggunakan artikulator untuk crown lebih dari 1 unit
5. Marginal integrity
Tepi restorasi/ finishing line dapat ditempatkan supragingival, tepat pd margin gingiva, atau subgingival.
Sebaiknya ditempatkan pada area yg memungkinkan operator finishing preparasi, mudah dibersihkan pasien, dan bisa dicetak scr akurat. Indikasi tepi restorasi subgingival : Karies atau cracks meluas hingga subgingival Restorasi meluas hingga subgingival Extra axial length (ferrule) dibutuhkan Estetik restorasi subgingival harus memperhatikan biological width pada sulkus gingiva menghindari recurrent bleeding
a. b. c. d.
. Tepi
a. Feather Edge/ Knife Finishing Line Preparasi menggunakan pointed end tapered fissure bur Keuntungan : - hanya mengurangi sedikit struktur gigi paling konservatif - preparasi mudah - mudah dilakukan burnishing restorasi metal Kerugian : batas finishing line tidak jelas resiko thdp distorsi restorasi akibat tekanan oklusal, over contour restoration Penggunaan : - full metal crown - permukaan lingual gigi posterior RB - permukaan gigi yg sangat konveks - gigi tilting
b. Chamfer Finishing Line preparasi menggunakan round end tapered fissure bur Keuntungan : - finishing line jelas - menyediakan cukup ruang utk restorasi sesuai dg kontur gigi asli Kerugian : - tingkat kesulitan dlm preparasi : < diameter bur - kesulitan burnishing restorasi metal Penggunaan : - Full cast metal crown - Veneer metal crown
c. Shoulder Finishing Line Preparasi menggunakan flat-end tapered bur; membentuk sudut 90 pd internal line angle Keuntungan :
. Resisten
terhadap tekanan oklusal dan meminimalkan stress yg menyebabkan fraktur pd porcelain Maksimum estetik
Kerugian :
-
Penggunaan : Restorasi metal with facing material, misal : Porcelain fused to metal, metal-acrylic
Memakai semprotan air (water spray) pada preparasi menggunakan high speed bur (200.000 rpm) :
sbgpengontrol suhu, terutama pd gigi vital untuk membersihkan debris waktu preparasi
Gigi dengan karies / dekalsifikasi yang meluas ke arah gusi, maka tepi servikal restorasi sebaiknya masuk ke dalam sulkus gusi. Gigi dengan mahkota klinis pendek, dinding aksial dibuat sejajar Gigi dengan mahkota klinis yang tinggi, dinding aksial dibuat membentuk sudut 30 konvergen ke oklusal. Preparasi harus mengingat arah pasang mahkota selubung ybs. Bila ada kavitas perlu ditumpat terlebih dahulu.
CROWN ANTERIOR
Definisi :
Restorasi yang meliputi seluruh permukaan gigi anterior, dibuat dari bahan akrilik / porselin / PFM sesuai dengan warna gigi.
c. Tooth wear crown diindikasikan hanya jika penyebab tdk diketahui atau tdk bisa dieliminasi, dan atrisi/abrasi gigi serius.
Mahkota klinis pendek, dengan cingulum yang datar retensi kurang. Ruang pulpa masih lebar (usia sangat muda). Gigitan anterior dalam (deep bite). Kerusakan gigi yang kompleks sehingga tak memungkinkan pembuatan mahkota jaket. Allergy / sensitif terhadap bahan yang digunakan. Bahan restorasi yang tidak mementingkan estetik
Adalah syarat yang harus dipenuhi pada saat mempersiapkan gigi untuk menerima restorasi. Terdiri dari :
1.
Memberi retensi dan resistensi terhadap gaya-gaya yang diterima restorasi Besar dan tinggi dinding aksial harus cukup agar gigi tetap kuat dan tidak fraktur Memberi ruangan yang cukup untuk ketebalan bahan restorasi sehingga tidak mudah aus, tidak melengkung atau patah atau pecah dan tidak menyebabkan perubahan bentuk Menghasilkan batas tepi preparasi cukup sehingga restorasi kuat (cukup tebal) dan tepi restorasi menyatu dengan tepi preparasi
b.
c.
d.
2.
Syarat Biologis Preparasi tidak boleh membahayakan vitalitas pulpa (misalnya preparasi terlalu banyak), jaringan periodontal, gigi tetangga, dan jaringan lunak di sekitar gigi yang dipreparasi (lidah, bibir, pipi, palatum, dll) Syarat estetis Memberikan ruangan yang cukup untuk ketebalan bahan restorasi dan menghasilkan warna yang baik untuk restorasi akrilik, porselen atau kombinasi. Syarat higienis / kebersihan Batas / tepi preparasi harus diletakkan di daerah self cleansing
4.
6.
SELEKSI WARNA
.Kondisi
lingkungan sekitar sangat berpengaruh, terhadap persepsi operator, maka perlu dikontrol, misalnya :
ruangan praktek sinar lampu back ground pakaian dll, perlu warna netral
-
Bila digunakan rubber dam untuk isolasi perlu dilepas terlebih dahulu.
shade guide sebaiknya disesuaikan dengan bahan yang akan digunakan. Pemilihan warna dilakukan sebelum mulai preparasi, dicocokkan dengan gigi tetangganya atau pilih yang terbaik.
Sisi proksimal sejajar Tepi preparasi incisal sejajar sisi tepi incisal mahkota jaket. Panjang preparasi sedikitnya 2/3 panjang mahkota jaket
Pada gigi vital pengasahan disesuaikan dengan morfologi dan demensi ruang pulpa, Untuk ini perlu X-ray photo. Finishing line / the margin of the restoration berupa shoulder / chamfer terletak di bawah gingival margin
Pengasahan bidang proksimal Pengasahan bidang insisal Pengasahan bidang labial Pengasahan bidang palatal Pengasahan bidang servikal Penyelesaian tahap akhir preparasi
Membuat garis pedoman pada permukaan labial proksimal gigi berjarak 1-1,5 mm dari titik kontak Dilakukan pengasahan dan hindari terasahnya gigi tetangga Bidang proksimal dibuat konvergen ke arah insisal dengan sudut kemiringan 6o untuk mendapatkan resistensi jaringan gigi yang cukup serta arah pasang mahkota yang baik Pengasahan dengan gerakan konstan dan tanpa tekanan Setelah selesai periksa menggunakan sonde untuk melihat ada tidaknya undercut pada kontak proksimal
2. 3.
4. 5.
Buat pedoman pengasahan sebesar 1-1,5 mm dari tepi insisal atau dengan menggunakan pedoman groove sedalam 11,5 mm dari tepi insisal dengan menggunakan bur Pengasahan dilakukan dengan kemiringan 45o ke arah palatal. Lakukan pengecekan dengan membandingkan ketinggian bidang insisal gigi yang normal dan oklusi pada saat edge to edge harus sudah open Hati-hati jangan perforasi kamar pulpa
2.
3.
4.
Alat : straight cylindrical bur dan round end tapered cylindrical bur Cara :
1.
Membuat pedoman groove menggunakan bur diamond tipe straight cylindrical yang sesuai sebanyak 3 buah pada bagian 2/3 insisal sedalam 11,5 mm dan 2 groove pada 1/3 servikal sedalam 0,5 mm Pengasahan permukaan labial :
a.
2.
2/3 insisal menggunakan bur diamond tipe round end tapered cylindrical dari pedoman groove ke arah mesial dan distal sesuai dengan bentuk anatomi mahkota gigi 1/3 servikal Dilakukan sejajar sumbu gigi sampai dasar groove, dengan gerakan dari groove ke arah mesial dan distal.
b.
3.
Umumnya hampir sama dengan bidang labial. Arah gerakan bur dari tengah ke mesial / distal mengikuti anatomi bidang palatal Preparasi dibagi menjadi 2 tahapan :
a. b.
2.
3.
Periksa hasil preparasi menggunakan sonde dan kaca mulut dari arah insisal baik bidang palatal maupun bidang labial harus sejajar sumbu gigi
Alat : round end tapered cylindrical bur (chamfer) / flat end tapered bur (shoulder) / pointed tapered cylindrical (knife-edge) Cara :
1.
Dengan menggunakan bur sejajar sumbu gigi mengelilingi gigi membentuk finishing line Untuk estetik tepi preparasi dapat masuk ke dalam sulkus gingiva Hasil preparasi diperiksa dengan menggunakan sonde
2.
3.
Alat : fine finishing bur berbentuk round end tapered cylindrical dan bentuk pointed tapered cylindrical Cara :
1.
Semua sudut pertemuan dari 2 atau 3 bidang yang telah diasah dihaluskan menggunakan bur tersebut Hasil penghalusan diperiksa dengan sonde
2.
Provide temporary retraction (both apically and laterally) of the soft tissues surrounding prepared teeth, Creating adequate space and access for impression material. For precise fitting restorations.
Exact
reproduction of prepared teeth is essential. Failure to obtain an accurate impression can result :
Mekanis : dengan menggunakan rubber dam atau mahkota sementara. Kombinasi mekanis dan khemis : dengan tali (cord) yang diulasi bahan kimia tertentu yaitu; aluminium chloride, aluminium sulfate, ferric sulfate atau epinephrine (untuk ini perlu diperhatikan keadaan umum / riwayat medis penderita.
Alum cord yang berwarna kuning untuk mempermudah identifikasi. Astringedent yang mengandung ferric sulfate. Hemodent yang mengandung aluminium chloride, dll. Bahan-bahan tersebut juga berfungsi untuk kontrol perdarahan.
IV. MENCETAK
Setelah tahap retraksi gingiva dilakukan pencetakan Untuk mendapatkan bentuk negatif dari gigi dan jaringan sekitarnya Sendok cetak yang digunakan dapat berupa sendok cetak sebagian atau sendok cetak penuh untuk RA atau RB maupun untuk gigi posterior maupun anterior sesuai kebutuhan Kemudian diisi / dituang dengan dental stone (gips tipe IV) untuk memperoleh model kerja (bentuk positif)
Heavy Body/ Putty type Digunakan sebagai cetakan pertama untuk membuat Individual Tray Light Body/ Syringe Type atau Injection Type digunakan sebagai cetakan kedua, untuk mendapatkan detail cetakan yang tajam
2.
TEKNIK MENCETAK
Memakai dua bahan dengan viskositas yang berbeda (putty dikombinasikan dengan regular atau light body) Pertama dilakukan pencetakan dengan bahan cetak putty, setelah mengeras dikeluarkan dari mulut penderita, daerah target dipotong/dikerok sekitar 2 mm Selanjutnya aduk base dan catalyst dari light body (perbandingan 1 : 1), masukkan dalam sendok cetak tadi (pada daerah yang sudah dikerok) dan sebagian ditaruh ke sekeliling gigi yang bersangkutan untuk mendapatkan detail yang tajam. Kemudian sendok cetak dikeluarkan dan dicuci dengan desinfektan untuk membersihkan saliva Kemudian dilakukan pengecoran dengan gips keras untuk mendapatkan model kerja
Sebagai pedoman menentukan oklusi pada model kerja. Bahan yang digunakan :
Lempeng malam merah Gips cetak Bahan cetak (jenis heavy body / putty type).
REFERENSI
Smith, B. G. N., Planning and Making Crowns and Bridges, 3rd ed, London Goldstein, R. E., Esthetics in Dentistry, 2nd ed, B. C. Decker, London Devlin, H., 2006, Operative Dentistry, Springer, Berlin Touati, B., Miara, P., Nathanson, D., Esthetic Dentistry & Ceramic Restorations, Martin Dunitz, London
REFERENSI
Ahmad, I., 2006, Protocols for Predictable Aesthetic Dental Restoration, Blackwell Publishing, Hongkong Baum ,L., Philips, R.W. & Lund, M.R. 1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Edisi ke 3. EGC. Jakarta.