You are on page 1of 66

Bab I Pendahuluan

1.1.

Latar Belakang

Kesehatan Ibu dan Anak adalah salah satu indicator dalam menetapkan derajat kesehatan suatu wilayah atau Negara. Di Indonesia Kesehatan Ibu dan Anak merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan; Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) masih tinggi, Prevalensi Antenatalcare (ANC) pada ibu hamil masih kurang, Prevalensi Pertolongan Persalinan oleh Tenaga kesehatan masih rendah, dan Prevalensi Tetanus Neonatorum masih cukup tinggi dimana menandakan Pelayanan Kesehatan di Indonesia masih buruk. Saat ini AKI dan AKB di Indonesia masih sangat tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 AKI adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup, yang artinya ada 9.774 ibu meninggal per tahun atau satu ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Penyebab langsung kematian ibu yang 90% terjadi saat persalinan dan segera setelah persalinan adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/ MDGs, 2000) pada tahun 2015 diharapkan AKI menurun sebesar tiga-perempatnya menjadi 102/100.000KH, AKB dari 68 menjadi 23/100.000KH.1,2,3 Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai sejak akhir tahun 1980-an melalui program SafeMotherhood Initiative, yang secara konseptual diperkenalkan dengan strategi Making Pregnancy Safer (MPS) yang dicanangkan pemerintah pada tahun 2000, dimana terdapat tiga pesan kunci MPS; setiap persalinanan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obsetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap upaya pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.2,4 Salah satu upaya untuk menekan angka kematian ibu dapat dilakukan melalui peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil yang dikenal sebagai Antenatal Care (ANC). Pelayanan Antenatal adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu-ibu hamil oleh petugas kesehatan untuk memastikan kehamilannya sehat dan selamat sesuai dengan standar Pelayanan
1

Antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Tujuan antenatal care (ANC) adalah ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat dan memperoleh bayi yang sehat, mendeteksi dan mengantisipasi dini kelainan kehamilan, dan deteksi serta antisipasi dini kelainan janin.3 Menurut Riskesdas 2010, kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan di Indonesia yaitu K 1 72,3 % dan K4 61,4%. Pada tahun 2009 cakupan pemberian Fe1 adalah 76,9% dan Fe3 adalah 68,7%. Pemberian imunisasi TT penting karena berkaitan dengan masih terdapatnya kasus Tetanus Neonatorum secara nasional pada tahun 2009 sebanyak 158 kasus dengan angka kematian (CFR= Case Fatality rate) 48,1%.2,3,4 Untuk mendukung Tujuan Pembangunan Millenium Indonesia atau MDGs, Puskesmas Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, menjalankan pelayanan Ante Natal Care yang termasuk dalam Program Pokok Puskesmas. Pelayanan antenatal dengan indikator kunjungan ibu hamil pertama (K1) dan keempat (K4), pemberian tablet zat besi (Fe1 dan Fe4), pemberian imunisasi tetanus kepada ibu hamil (TT1 dan TT2), deteksi ibu hamil yang berisiko tinggi oleh tenaga kesehatan dan masyarakat, serta rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil. Laporan Puskesmas Pedes pada tahun 2010 menunjukan cakupan yang belum memenuhi target antara lain adalah cakupan pemberian imunisasi tetanus TT1 sebesar 34,46% dari target 95% dan TT2 sebesar 27,89% dari target 90%. Deteksi faktor risiko ibu hamil oleh tenaga kesehatan sebesar 17,67% dari target 20%. Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil sebesar 83,37% dari target 100%. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan evaluasi untuk menilai tingkat keberhasilan program Antenatal Care di Puskesmas Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang periode Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011. 1.2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Tingginya AKI di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup belum sesuai dengan target MDGs.. 2. Cakupan kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan di Indonesia pada tahun 2010 masih belum mencapai target dengan K1 sebesar 72,3 % dan K4 sebesar 61,4%.
2

3. Cakupan pemberian tablet besi bagi ibu hamil di Indonesia pada tahun 2009 masih belum mencapai target dengan cakupan pemberian Fe1 sebesar 76,9% dan Fe3 sebesar 68,7%. 4. Masih tingginya angka kematian disebabkan tetanus neonatorum di Indonesia pada tahun 2009 sebanyak 158 kasus Case Fatality Rate (CFR) 48,1%. 5. Cakupan pemberian imunisasi tetanus di Kecamatan Pedes pada tahun 2010 hanya 34,46% dari target 95% untuk TT1 dan 27,89% dari target 90% untuk TT2, deteksi faktor risiko ibu hamil oleh tenaga kesehatan dan masyarakat 17,67% dari target 20% dan rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil hanya 83,37% dari target 100%. 6. Belum diketahuinya tingkat keberhasilan pelaksanaan Program Pelayanan Antenatal di Puskesmas Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang periode Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011.

1.3.

Tujuan Diketahuinya keberhasilan program Pelayanan Antenatal (Antenatal Care) di

1.3.1 Tujuan Umum Puskesmas Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang periode Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya cakupan kunjungan ibu hamil pertama (K1) dan kunjungan keempat (K4) di Puskesmas Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang periode Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011. 2. Diketahuinya cakupan pemberian tablet zat besi, terutama Fe 1 dan Fe3 di Puskesmas Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang periode Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011. 3. Diketahuinya cakupan pemberian imunisasi TT 1 dan TT2 di Puskesmas Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang periode Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011.. 4. Diketahuinya cakupan kegiatan penyuluhan perorangan dan kelompok di Puskesmas Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang periode Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011. 5. Diketahuinya cakupan deteksi risiko tinggi pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang periode Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011.
3

6. Diketahuinya cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi di Puskesmas Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang periode Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011. 7. Diketahuinya cakupan kegiatan kunjungan rumah ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang periode Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011. 8. Diketahuinya Oktober 2011. 1.4. Manfaat cakupan pencatatan dan pelaporan di Puskesmas Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang periode Nopember 2010 sampai dengan

1.4.1. Bagi Evaluator 1. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh saat kuliah mengenai evaluasi program dengan pendekatan sistem. 2. Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengevaluasi program, khususnya program kesehatan. 3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. 1.4.2. Bagi Perguruan Tinggi 1. 2. Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang kesehatan. 1.4.3. Bagi Puskesmas yang Dievaluasi Dengan adanya masukan berupa hasil evaluasi dan saran sederhana yang diusulkan, diharapkan dapat menjadi umpan balik positif bagi Puskesmas Kecamatan Pedes, Karawang dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas program Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil, sehingga mutu dari pada pelayanan Puskesmas ini menjadi lebih baik dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil. 1.4.4. Bagi Masyarakat Menjadi bahan informasi bagi masyarakat bahwa program Pelayanan Antenatal memiliki peranan penting, selain untuk

mengetahui masalah kependudukan, juga untuk meningkatkan kesejahteraan ibu hamil dalam masyarakat itu sendiri. 1.5. Sasaran Semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pedes, Kabupaten Karawang periode Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011.

Bab II Materi dan Metode 2.1. Materi Materi yang dievaluasi dalam program Pelayanan Antenatal (ANC) berdasarkan Laporan Bulanan KIA dan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA)di UPTD Puskesmas Pedes, Kabupaten Karawang periode Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011 yang terdiri dari : 1. Kunjungan ibu hamil K1 dan K4. 2. Pemberian tablet zat besi Fe1 dan Fe3 kepada ibu hamil. 3. Pemberian imunisasi TT kepada ibu hamil. 4. Penyuluhan perorangan dan kelompok. 5. Deteksi risiko ibu hamil oleh tenaga kesehatan dan masyarakat. 6. Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil. 7. Kunjungan rumah ibu hamil. 8. Pencatatan dan pelaporan. 2.2. Metoda Untuk mengukur tingkat keberhasilan program Puskesmas mengenai Program Kesehatan Ibu Hamil (Antenatal Care) di Puskesmas Kecamatan Pedes, Karawang Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011 dengan cara membandingkan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil (Antenatal Care) terhadap tolok ukur yang sudah ditetapkan dengan menggunakan metode pendekatan sistem, yang disajikan secara tekstular dan tabular.

Bab III Kerangka Teoritis 3.1. Kerangka Teoritis 5 Lingkungan 1 Masukan 2 Proses 3 Keluaran 6 Dampak

4 Umpan balik

Gambar 2. 1. Pendekatan Sistem Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja yang diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Sistem terbentuk dari elemen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Elemen tersebut, yaitu: 1. Masukan (input) adalah elemen yang terdapat dalam sistem dan diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem. 2. Proses (process) adalah elemen yang mengubah masukan menjadi keluaran. 3. Keluaran (output) adalah elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem. 4. Umpan balik (feedback) adalah elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. 5. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola sistem tapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem. 6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem. 3.2. Variabel dan Tolok Ukur Tolok ukur keberhasilan terdiri atas variabel-variabel : masukan, proses, keluaran, lingkungan, umpan balik dan dampak yang digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program Ante Natal Care (ANC) (Lampiran I).
7

Bab IV Penyajian Data 4.1. Sumber Data Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari : 1. Data Monografi Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang tahun 2010. 2. Laporan Bulanan KIA (LB3) Puskesmas Kecamatan Pedes, Karawang periode Nopember 2010 sampai Oktober 2011. 3. Laporan Bulanan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) KIA Puskesmas Pedes, Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011. 4. Laporan Bulanan Imunisasi Puskesmas Kecamatan Pedes, Karawang Periode Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011. 4.2. Data Umum 4.2.1. Data Geografis 1. Lokasi Puskesmas Gedung UPTD Puskesmas Pedes Karawang, Jl. Raya Sungai Buntu, No 1, Kecamatan Pedes Karawang, Jawa Barat. 2. Bangunan Gedung UPTD Puskesmas Pedes Karawang adalah gedung konkrit 1 lantai. 3. Batas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pedes Karawang: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Laut Jawa : Kecamatan Kutawaluya : Kecamatan Jayakerta dan Kecamatan Cibuaya : Kecamatan Kertamukti

4. Luas wilayah kerja Luas wilayah kerja Kecamatan Pedes adalah 6117 Ha. Secara administratif UPTD Puskesmas Pedes termasuk dalam wilayah Kecamatan Pedes. Jumlah desa di
8

wilayah kerja UPTD Puskesmas Pedes adalah 12 desa meliputi 72 RW, 160 RT dan 72 RW. Kedua belas desa tersebut adalah (Lampiran V): 1. Desa Sungaibuntu 2. Desa Puspasari 3. Desa Dongkal 4. Desa Kendaljaya 5. Desa Payungsari 6. Desa Labanjaya 7. Desa Rangdumulya 8. Desa Karangjaya 9. Desa Malangsari 10. Desa Kertamulya 11. Desa Kertaraharja 12. Desa Jatimulya Jarak terjauh ke Puskesmas adalah 5 km dan jarak terdekat adalah 500 m dengan waktu tempuh terlama adalah 15 menit dan waktu tempuh tercepat 5 menit dengan kendaraan umum atau sepeda motor. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pedes relatif terjangkau. Sedangkan jarak antara Puskesmas Pedes ke pusat kota Karawang adalah 45 km sehingga membutuhkan hampir 1 jam akibat jalan yang agak sempit.

4.2.2 Data Demografis 1. Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pedes pada tahun 2010 adalah 75.902 jiwa. 2. Klasifikasi penduduk di Kecamatan Pedes pada tahun 2010 adalah laki-laki sebanyak 37.287 jiwa, dan perempuan sebanyak 38.615 jiwa. Jumlah Ibu hamil di Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang adalah 2223 jiwa.

3. Klasifikasi tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pedes pada tahun 2010 yang tertinggi adalah tamat SD yaitu 30,26% manakala yang terendah adalah tamat perguruan tinggi yaitu 1,08%. 4. Klasifikasi jenis pekerjaan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pedes pada tahun 2010 adalah PNS/Polisi/Tentara sebanyak 17,64%, petani 14,17%, Perternakan 0,05%, Perdagangan 0,33%, Buruh Pabrik 4,65%, Nelayan 0,32%, Bangunan/ Kontruksi 0,09% dan lainlain 26,39%. 5. Terdapat 105 jenis fasilitas kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pedes pada tahun 2010 yaitu puskesmas induk (1), puskesmas pembantu (4), klinik 24 jam (3), Praktek swasta dokter umum (1), Bidan praktek swasta (25), dan posyandu (71).

4.3 Data Khusus 4.3.1 Masukan A. Tenaga B. Dana APBD : Cukup


10

Dokter Umum Bidan PNS Bidan PTT Bidan Sukwan Asisten Apoteker Petugas Apotek Petugas Administrasi Petugas Laboratorium Sopir Ambulans Kader Kesehatan

: 1 Orang : 10 Orang : 8 Orang : 5 Orang : 1 Orang : 1 Orang : 1 Orang : 1 Orang : 1 Orang : 60 orang

Dana Retribusi

: Cukup

C. Sarana Medis o TT Gynecology o Doppler o Timbangan dewasa o Pita pengukur o Tensimeter o Stetoskop o USG dan monitor o Tablet besi o Vaksin TT dan alat suntik o Alat dan bahan laboratorium: Mesin hitung hb Stick proteinuri Tes Pack Pregnancy strip HCG : 1 Buah : 1 Set : 2 Buah : 3 Buah : 1 Buah : 1 Buah : 1 Set : Tersedia : Tersedia

Non Medis o Ruang KIA o Ruang USG o Ruang PONED o Kursi Tunggu o TT Pemeriksaan o Lampu o Lemari Alat : 1 Ruangan : 1 Ruangan : 1 Ruangan : 1 Buah : 2 Buah : 2 Buah : 1 Buah
11

o Lemari Obat o Genset 4500 watt o Meja Instrumen Stenlees D. Metode Terdapat metode untuk :

: 1 Buah : 1 Set : 1 Buah

1. Perawatan Kehamilan pada K1 dan K4 Dalam penerapannya terdiri atas 6T : 1) Timbang berat badan 2) Ukur tekanan darah. 3) Ukur tinggi badan. 4) Ukur tinggi fundus uteri. 5) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT). 6) Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan. 3 Dapat juga ditambah dengan : 1) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas). 2) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin. 3) Test laboratorium (rutin dan khusus). 4) Tatalaksana kasus. 5) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Kehamilan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan. 3 Kunjungan ibu hamil K1 dan K4 K1 adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. K4 adalah kunjungan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III di suatu
12

2.

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. 3 3. Pemberian tablet zat besi Diberikan minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan, yaitu 30 tablet (Fe1) pada kunjungan pertama (K1), 30 tablet besi (Fe2) pada kunjungan kedua (K2) dan 30 tablet besi (Fe3)pada kunjungan keempat (K4). Untuk pencegahan anemia diberikan 1 tablet sehari, sedangkan untuk pengobatan anemia diberikan 3 tablet sehari. Tablet besi diminum setelah makan. 3 4. Pemberian imunisasi TT Ibu hamil yang belum pernah diberikan imunisasi TT harus mendapatkan imunisasi paling sedikit 2 kali suntikan selama kehamilannya, yaitu pertama pada saat K1 dan kedua kali pada 4 minggu kemudian. Disuntikan secara subkutan dosis 0,5 cc pada lengan atas. 3 5. Penyuluhan Perorangan : Setiap kali kunjungan, dengan wawancara Kelompok : Kelas Ibu Hamil, 3 kali dalam 1 bulan, dengan jarak 1 minggu pada tiap pertemuannya. Masing-masing dilakukan pencatatan dan pelaporan berupa Notulen Pertemuan dan lembar Absensi peserta Kelas Ibu Hamil. Kelas Ibu hamil dilakukan pretest, penyuluhan menggunakan alat peraga, diskusi kelompok dan senam hamil. 6. Deteksi ibu hamil risiko tinggi: Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi kebidanan.

Faktor risiko tinggi kehamilan antara lain : Perdarahan antepartum Hipertensi lebih dari 160/95 mmHg Preeklampsia berat Eklampsia
13

Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 38 minggu Letak sungsang pada primigravida Berat janin lebih dari 4 Kg Penyakit jantung Ketuban pecah dini Infeksi berat/sepsis Partus preterm Gemelli Riwayat obstetri buruk : HPP, riwayat SC dan sebagainya.3

7. Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil: Merupakan pelayanan kepada ibu hamil dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Ibu hamil yang tidak dapat dilakukan di Puskesmas mampu PONED dirujuk ke rumah sakit PONEK. 8. Kunjungan rumah ibu hamil : Mengunjungi rumah minimal 1x/bulan, untuk memeriksakan keadaan kesehatan ibu hamil dan janinnya dengan menghitung DJJ (Denyut Jantung Janin) terutama pada kasus ibu hamil dengan risiko tinggi dan sedang serta memberikan nasihat-nasihat tentang menjaga kehamilannya oleh bidan desa. 9. Pencatatan dan pelaporan : Menggunakan SP2TP. Pencatatan o Register ibu hamil : buku register untuk mencatat setiap ibu hamil yang diperiksa. o Buku KIA : buku untuk memantau perkembangan kesehatan ibu hamil setiap kali pemeriksaan kehamilan, dipegang oleh ibu hamil. o Kohort ibu hamil : buku pencatatan perkembangan kesehatan ibu hamil.
14

o Pencatatan PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak): Setiap bulannya, Puskesmas melakukan pencatatan PWS KIA berdasarkan data pencatatan di Puskesmas. Selain itu data sasaran juga diperoleh dengan mengumpulkan data yang berasal dari lintas program dan fasilitas pelayanan lain yang ada di wilayah kerja. 3 Pelaporan o Laporan Bulanan KIA (LB3): merupakan formulir pelaporan KIA untuk dilaporkan ke Suku Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. 4.3.2 Proses A. Perencanaan Ada tertulis, lengkap dan terperinci mengenai : 1. Perawatan kehamilan Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00- 14.00 WIB. Penerapannya terdiri atas 6T ( Timbang, Tensi, Tinggi badan, Tinggi fundus uteri, Tetanus Toksoid, Tablet Fe). Dapat juga ditambah dengan penilaian status gizi (lingkar lengan atas), pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus), penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin, tatalaksana kasus persalinan, dan temu wicara (konseling). 2. Kunjungan ibu hamil K1 dan K4 Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. Ibu hamil melakukan kunjungan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali kunjingan dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3 di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. 3. Pemberian tablet zat besi Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. Pemberian tablet besi mulai diberikan pada ibu hamil trimester I sebanyak 90 tablet yang diberikan dalam 3 tahap.
15

4. Pemberian imunisasi TT pada Ibu Hamil Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. Ibu hamil yang belum pernah diberikan imunisasi TT harus mendapatkan imunisasi paling sedikit 2 kali suntikan selama kehamilannya, yaitu pertama pada saat K1 dan kedua kali pada 4 minggu kemudian. Disuntikan secara subkutan dosis 0,5 cc pada lengan atas. 3 5. Penyuluhan Perorangan: Akan dilakukan oleh bidan kepada setiap Bumil yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan setiap hari kerja pada pk. 08.00-14.00 WIB. Kelompok : 2-3 desa per bulan dengan 3 kali pertemuan disertai penjelasan tentang materi, ceramah, diskusi kelompok, senam hamil, disertai pretest. Masing-masing pertemuan diikuti oleh 15 Bumil. Pada hari Selasa dan Kamis pk. 08.00-09.30 di 2 sampai 3 desa Wilayah Kerja Puskesmas Pedes, setiap Kelas dilakukan Kelas Bumil 3 kali pertemuan dengan jarak 1 minggu di setiap pertemuannya. Masing-masing dilakukan pencatatan dan pelaporan berupa Notulen Pertemuan dan lembar Absensi peserta Kelas Ibu Hamil. 6. Deteksi risiko ibu hamil Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. 7. Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB dan bidan jaga PONED 24 jam 8. Kunjungan rumah : akan dilakukan minimal 1 bulan sekali oleh bidan desa dengan sasaran ibu hamil dengan risiko tinggi dan sedang 9. Pencatatan dan pelaporan : Pencatatan : akan dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. Pelaporan : akan dilakukan setiap awal bulan.

16

B. Pengorganisasian dr. H.Deddy F. Rachmat Kepala Puskesmas

dr. Irma Penanggungjawab KIA

Eha Komala, Am.Keb Koordinator KIA

S. Safitri Koordinator Bidan Jaga

Kian S. Koordinator Pelayanan

Eem H. Koordinator Perlengkapan

S. Jamilah Koordinator Administrasi

Bidan Desa

Gambar 4.2. Struktur Organisasi Program Pelayanan Antenatal UPTD Puskesmas Pedes, Kabupaten Karawang.

C. Pelaksanaan 1. Perawatan kehamilan Dilakukan setiap hari kerja pkl 08.00-14.00 WIB. 2. Kunjungan ibu hamil K1 dan K4 Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. 3. Pemberian tablet zat besi Fe1 dan Fe3
17

Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. 4. Pemberian imunisasi TT Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. 5. Penyuluhan Perorangan: Setiap kali kunjungan (wawancara) hari kerja pkl 08.00-14.00 WIB. Kelompok: tidak didapatkan data 6. Deteksi risiko ibu hamil Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. 7. Kunjungan rumah: Tidak didapatkan data 8. Pencatatan dan pelaporan : Pencatatan: Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. Pelaporan: Dilakukan setiap awal bulan.

D. Pengawasan 1. Pengawasan kepala Puskesmas rapat bulanan 2. Pencatatan dan pelaporan bulanan : Ada, tiap bulan. : Ada, 1 x / bulan.

4.3.3 Keluaran 1. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4 o Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun = CBR x 1,1 x jumlah penduduk = 18 x 1,1 x 75.902/1000 = 1502,8 1503 ibu hamil Data yang digunakan menurut pendataan Puskesmas ialah 2.223 orang ibu hamil.

18

o Cakupan K1 Jumlah kunjungan bumil (K1) Di Kecamatan = Pedes Jumlah ibu hamil 2088 = x 100 % 2223 = 93,93% o Cakupan K4 Jumlah kunjungan bumil (K4) Di Kecamatan = Pedes = = x 100 % Jumlah ibu hamil 2027 x 100 % 2223 91,18% x 100 %

19

2. Cakupan pemberian tablet zat besi Fe1 dan Fe3 pada ibu hamil o Cakupan pemberian Fe1 Jumlah pemberian Fe1 Di Kecamatan = x 100 % Pedes Jumlah ibu hamil 2072 = x 100 % 2223 = 93,20 % o Cakupan pemberian Fe3 Jumlah pemberian Fe3 Di Kecamatan = Pedes = = x 100 % Jumlah ibu hamil 2028 x 100 % 2223 91,23 %

3. Cakupan pemberian imunisasi TT1 dan TT2 pada ibu hamil o Cakupan pemberian imunisasi TT1 Jumlah pemberian imunisasi TT1 Di Kecamatan = Pedes Jumlah ibu hamil 698 = x 100 % 2223 = 31.40 % o Cakupan pemberian imunisasi TT2 Jumlah pemberian imunisasi TT2 Di Kecamatan = Pedes Jumlah ibu hamil 815 = x 100 % 2223 = 38,96 %

x 100 %

x 100 %

4. Cakupan penyuluhan o Cakupan penyuluhan perorangan dilaksanakan setiap kali kunjungan (100%) o Cakupan penyuluhan kelompok tidak dapat dinilai karena tidak didapatkan data.
20

5. Cakupan deteksi risiko ibu hamil Jumlah ibu hamil risiko tinggi Di Puskesmas = Jumlah ibu hamil 455 = x 100 % 2223 = 20.46 %

x 100 %

6. Cakupan rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil o Cakupan rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil Jumlah ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk = x 100 % 20% x Jumlah ibu hamil 447 = x 100 % 447 = 100 %

7. Cakupan kunjungan rumah ibu hamil tidak dapat dinilai karena tidak didapatkan data

8. Catatan dan pelaporan kurang lengkap. Laporan yang disajikan merupakan laporan absolut kedatangan ibu hamil ke semua prasarana kesehatan seperti posyandu, puskesmas, bidan desa dan swasta namun tidak spesifik dalam menyatakan tempat kunjungan. Tidak ada data mengenai penyuluhan kelompok Tidak ada data mengenai kunjungan rumah ibu hamil

4.4 Lingkungan 1. Fisik Lokasi :

21

Mudah dicapai oleh ibu hamil dimana puskesmas terletak dekat dengan jalan raya. Namun rumah sakit rujukan berlokasi agak jauh kurang lebih 45 km daripada UPTD Puskesmas Pedes sehingga membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Transportasi : Tersedia transportasi umum yang relatif murah seperti beca, ojek dan angkutan umum. Jalur jalan raya yang rata dan tidak sukar dilalui oleh prasarana trasportasi darat. Terdapat 1 ambulans yang bisa digunakan untuk melakukan rujukan pasien. Fasilitas kesehatan : Adanya fasilitas kesehatan yang lain antaranya tiga klinik 24 jam, satu Praktek swasta dokter umum, dan 25 Bidan praktek swasta. 2. Non fisik Pendidikan : Sebagian besar penduduk berpendidikan rendah yaitu hanya tamat SD. Sosial: Terdapat kawasan lokalisasi prostitusi di desa Sungaibuntu. Ekonomi: Sebagian besar penduduk berpendapatan rendah.

4.5 Umpan Balik 1. Adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap sesuai dengan waktu yang ditentukan akan dapat digunakan sebagai masukan dalam perencanaan program ANC selanjutnya. 2. Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan satu kali yang membahas laporan kegiatan evaluasi program yang telah dilaksanakan. 4.6 Dampak 1. Dampak langsung seperti Angka Kesakitan Ibu, Angka Kematian Ibu, dan Angka Kematian Balita belum dapat dinilai. Berdasarkan laporan bulanan KIA periode Nopember 2010 sampai Oktober 2011, ditemukan 2 kasus kematian maternal dan kematian neonatal sebanyak 16 orang. 2. Dampak tidak langsung yaitu peningkatan pelayanan kesehatan ibu, peningkatan kesehatan dan kesejahteraan belum dapat dinilai.
22

Bab V Pembahasan

No I

Variabel Keluaran 1. Cakupan K1 2. Cakupan K4 3. Cakupan Fe1 4. Cakupan Fe3 5. Cakupan TT1 6. Cakupan TT2

Tolok Ukur 95% 95% 95% 95% 95% 95%

Cakupan

Masalah

93,93% 91,18% 93,20% 91,23% 31,40% 38,96%

1.07 3.82 1.8 3.77 63.6 56.04

II

Proses Kunjungan rumah Penyuluhan Pencatatan dan pelaporan Dilakukan Dilakukan Lengkap Tidak ada data Tidak ada data Tidak lengkap

III

Lingkungan Fisik Lokasi Non Fisik 1. Pendidikan Bukan hambatan Bukan hambatan Bukan hambatan Ada hambatan Ada hambatan Ada hambatan Jarak puskesmas ke RS rujukan terlalu jauh (45 km) Mayoritas penduduk berpendidikan rendah Mayoritas penduduk berpendapatan rendah

2. Ekonomi
Keterangan :

= bermasalah

Tabel 1: Hasil Pengamatan Cakupan di UPTD Puskesmas Pedes Dibandingkan dengan Tolok Ukur yang Telah Ditetapkan (Data selengkapnya dapat dilihat di Lampiran IV)

23

Bab VI Perumusan Masalah

6.1 Masalah Menurut Keluaran a. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 91,18% dari target 95%. b. Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 91,23% dari target 95%. c. Cakupan Imunisasi TT1 sebesar 31,40%, dari target 95%. d. Cakupan Imunisasi TT2 sebesar 38,96%, dari target 95%

6.2 Masalah Berdasarkan Input a. Perbedaan metode yang digunakan dalam menghitung cakupan imunisasi TT 1 dan TT2.

6.3 Masalah Menurut Proses a. Tidak didapatkan data tertulis mengenai kunjungan rumah. b. Tidak ada data tertulis mengenai pelaksanaan penyuluhan kelompok. c. Pencatatan dan pelaporan tidak lengkap.

6.4 Masalah Menurut Lingkungan a. Jauhnya jarak tempuh dari Puskesmas ke rumah sakit rujukan sekitar 45 km yang membutuhkan waktu 1 jam. b. Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Pedes berpendidikan rendah.

24

Bab VII Prioritas Masalah

Masalah Menurut Keluaran a. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 91,18% dari target 95%. b. Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 91,23% dari target 95%. c. Cakupan Imunisasi TT1 sebesar 31,40%, dari target 95%. d. Cakupan Imunisasi TT2 sebesar 38,96%, dari target 95%.

No 1. 2. 3. 4. 5.

Parameter Besar masalah Akibat yang ditimbulkan Keuntungan sosial yang diperoleh Teknologi yang tersedia Sumber daya yang tersedia Jumlah a 4 4 5 5 5 23

Masalah b c 4 5 3 3 3 3 5 5 5 5 20 21

d 5 4 3 5 5 22

Tabel 2: Prioritas masalah Keterangan: 5 : Sangat penting 4 : Penting 3 : Cukup penting/sedang 2 : Kurang penting 1 : Sangat kurang penting

Yang menjadi prioritas masalah adalah : 1. Cakupan Imunisasi TT2 sebesar 38,96%, dari target 95%. 2. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 91,18% dari target 95%.

25

Bab VIII Penyelesaian Masalah Masalah 1. Cakupan Imunisasi TT2 yang mempunyai besar masalah 56.04% Penyebab Masalah: a. Input Metode: Adanya perbedaan metode dalam penghitungan cakupan imunisasi TT. Metode menghitung tolok ukur imunisasi Tetanus Bumil hanya cakupan TT1 dan TT2 saja. Sedangkan pada pelaksanaan imunisasi TT dilakukan dengan metode skrining status imunisasi ibu hamil adalah berdasarkan status imunisasi ibu yang didapatkan dari Kantor Urusan Agama (KUA) atau laporan imunisasi saat menikah. Metode yang digunakanan seperti yang tertera pada Buku Kesehatan Ibu dan Anak sejalan dengan Pedoman Teknis Imunisasi Puskesmas 2005 (lampiran VI). Imunisasi TT yang diberikan hanya untuk ibu dengan status imunisasi tidak lengkap, sehingga bila status imunisasi tetanus ibu sudah lengkap tidak diberikan imunisasi TT lagi. b. Proses Pengorganisasian: Tidak adanya petugas untuk memonitor kegiatan TT. Pelaksanaan: Kurangnya penyuluhan tentang imunisasi TT dan penyakit tetanus neonatorum kepada ibu hamil, sehingga pengetahuan ibu mengenai manfaat imunisasi TT dan dampaknya masih kurang. Pengawasan : Kurang lengkapnya pencatatan dan pelaporan yang baik dari Puskesmas serta fasilitas kesehatan yang lain sehingga mungkin masih ada data yang tidak tercatat dan terlapor untuk cakupan imunisasi TT seluruh ibu hamil. c. Lingkungan

26

Tingkat pendidikan masyarakat di wilayah kerja yang rata-rata rendah sehingga mengakibatkan kurangnya pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil terhadap pencegahan terjadinya risiko Tetanus Neonatorum.

27

Penyelesaian Masalah: a. Perbaikan cara penulisan pencatatan dan pelaporan status imunisasi TT ibu hamil. Bila berdasarkan KUA atau laporan imunisasi saat menikah telah lengkap maka ibu hamil dimasukkan dalam cakupan imunisasi TT yang sudah lengkap. b. Meningkatkan promosi kesehatan tentang imunisasi tetanus dan bahaya pada janin yaitu risiko Tetanus Neonatorum bila ibu tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit Tetanus. Penyuluhan dilakukan baik secara perorangan saat melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan, maupun penyuluhan kelompok yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan ibu hamil dengan isi dan metode penyuluhan disesuaikan dengan pendidikan dan tingkat ekonomi ibu. Dengan harapan, untuk meningkatkan pengetahuan sehingga memotivasi ibu hamil dalam bersikap dan berperilaku, sehingga mau diimunisasi TT secara lengkap. c. Memilih dan menugaskan seorang petugas kesehatan Puskesmas sebagai pengawas yang bertugas untuk mengawasi kegiatan penyuluhan dan pembuatan laporan dan pencacatan cakupan imunisasi TT ibu hamil, minimal sekali dalam seminggu. Dan pada awal bulan, hasil pengawasan/ penilaian serta laporan bulanan cakupan TT bulan sebelumnya dikumpulkan dan dibawa ke Puskesmas untuk dimasukkan dalam laporan bulanan bidan desa dan dievaluasi. Bidan ini bertugas untuk Dengan demikian, diharapkan pencatatan dan pelaporan program TT dapat terlaksana dengan baik dan lengkap.

28

2. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 yang mempunyai besar masalah 3.82% Penyebab Masalah: a. Proses Pengorganisasian : Tidak adanya petugas penyuluhan kelompok mengenai pentingnya K1 - K 4 Pelaksanaan: Masih kurangnya penyuluhan kelompok tentang manfaat kunjungan minimal 4 kali Pengawasan : Kurang lengkapnya pencatatan dan pelaporan

b. Lingkungan : Rendahnya pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil terhadap kunjungan terhadap tenaga kesehatan sehubungan dengan rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat kecamatan Pedes.

Penyelesaian Masalah: a. Pengorganisasian para kader dan bidan desa untuk melakukan kunjungan rumah dan mendata ibu hamil yang belum melakukan kunjungan kehamilan K4 serta membujuk ibu hamil tersebut untuk segera datang ke pelayanan kesehatan seperti bidan desa, puskesmas, atau klinik bersalin untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. b. Meningkatkan promosi kesehatan mengenai pemeriksaan kehamilan ke pelayanan kesehatan dengan penyuluhan perorangan dan penyuluhan kelompok yang isi dan metode penyuluhan disesuaikan dengan tingkat ekonomi dan pendidikan ibu. c. Menjalin kerja sama dengan klinik-klinik bersalin lainnya untuk melengkapi pencatatan dan pelaporan. Dapat dilakukan dengan cara pengorganisasian kader kesehatan untuk menjemput data pencatatan dan pelaporan yang ada di tempat pelayanan kesehatan tersebut.

29

Bab IX Kesimpulan dan Saran

1.1 Kesimpulan Dari hasil evaluasi program pelayanan antenatal dengan cara pendekatan sistem dapat diambil kesimpulan bahwa program pelayanan antenatal di UPTD Puskesmas Pedes, Kabupaten Karawang pada periode Nopember 2010 sampai Oktober 2011, sebagian besar sudah berjalan dengan baik. Ditemukan beberapa kekurangan yang menjadi masalah, yaitu: a. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 91,18% dari target 95%. b. Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 91,23% dari target 95%. c. Cakupan Imunisasi TT1 sebesar 31,40%, dari target 95%. d. Cakupan Imunisasi TT2 sebesar 38,96%, dari target 95%. Dengan prioritas masalah : 1. Cakupan Imunisasi TT2 sebesar 38,96%, dari target 95%. 2. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 91,18% dari target 95%.

1.2 Saran Saran untuk UPTD Puskesmas Pedes: 1. Cakupan Imunisasi TT2 yang mempunyai besar masalah 56.04% a. Perbaikan cara penulisan pencatatan dan pelaporan mengikuti metode skrining status imunisasi tetanus ibu berdasarkan KUA atau laporan imunisasi saat menikah. b. Meningkatkan promosi kesehatan tentang imunisasi tetanus dan bahaya bagi janin bila tidak diimunisasi (risiko tetanus neonatorum) kepada ibu hamil dengan penyuluhan perorangan dan penyuluhan kelompok yang isi dan metode penyuluhan disesuaikan dengan tingkat ekonomi dan pendidikan ibu. c. Menugaskan petugas kesehatan untuk mengawasi jalannya penyuluhan dan kegiatan pencatatan dan pelaporan bidan desa mengenai program imunisasi TT tiap minggunya. Hasil pengawasan dan hasil Laporan Bulanan cakupan
30

imunisasi TT bulan sebelumnya tersebut dikumpulkan untuk dicatat dan dievaluasi di Puskesmas setiap awal bulan.

31

2. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 yang mempunyai besar masalah 3.82% a. Pengorganisasian para kader dan bidan desa untuk melakukan kunjungan rumah dan mendata ibu hamil yang belum melakukan kunjungan kehamilan K4 serta membujuk ibu hamil tersebut untuk segera datang ke puskesmas atau klinik bersalin untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. b. Meningkatkan promosi kesehatan mengenai kunjungan ibu hamil dengan penyuluhan perorangan dan penyuluhan kelompok. c. Menjalin kerja sama dengan klinik-klinik bersalin lainnya untuk melengkapi pencatatan dan pelaporan. Dapat dilakukan dengan cara pengorganisasian kader kesehatan untuk menjemput data pencatatan dan pelaporan yang ada di tempat pelayanan kesehatan tersebut.

Saran untuk masyarakat : 1. Diharapkan lebih memanfaatkan Pelayanan Kesehatan khususnya Pelayanan Antenatal yang ada di Puskesmas Kecamatan Pedes Karawang. 2. Berperan aktif mengikuti kegiatan dan penyuluhan-penyuluhan yang diadakan Puskesmas agar dapat meningkatkan pengetahuan, sehingga timbul sikap dan perilaku yang lebih baik dalam meningkatkan derajat kesehatan. 3. Untuk ibu hamil diharapkan melakukan kunjungan Pemeriksaan Kehamilan di pelayanan kesehatan yang memiliki latar belakang medis dan kebidanan. Mempercayakan pemantauan kehamilan dan rencana persalinan ke tenaga medis agar dapat mengidentifikasi adanya kelainan maupun komplikasi pada kehamilan sedini mungkin sehingga dapat dicegah atau ditangani semaksimal mungkin untuk kesehatan ibu dan janin. Sering bertanya dan berkonsultasi tentang kehamilan ke tenaga kesehatan.

Melalui saran di atas diharapkan agar dapat membantu berjalannya program Pelayanan Antenatal pada periode yang akan datang sehingga dapat mencapai keberhasilan.
32

LAMPIRAN I Tolok Ukur Variabel I. Masukan Tolok Ukur Variabel 1 orang 10 orang 8 orang 5 orang 1 orang 1 orang 1 orang A. Tenaga dan Jumlah Variabel Dokter umum Bidan PNS Bidan PTT Bidan Sukwan Asisten Apoteker Petugas Apotek Petugas Administrasi B. Dana APBD : ada Dana Retribusi : ada C. Sarana 1. Medis Variabel TT Gynecology Doppler Timbangan Dewasa Pita pengukur Tensimeter Stethoscope USG dan monitor Tablet besi Vaksin TT dan alat suntik Alat dan bahan laboratorium 2. Non Medis Variabel Ruang KIA Ruang USG Kursi tunggu TT pemeriksaan Lampu Lemari alat Lemari obat Genset 4500 watt Meja instrument stenless D. Metode
1. Perawatan Kehamilan

Tolok Ukur Variabel 1 buah 1 set 2 buah 3 buah 1 buah 1 buah 1 set Ada (> 1000 tablet) Ada (>50 vaksin dan alat suntik) Ada

Tolok Ukur Variabel 1 ruangan 1 ruangan 1 buah 2 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 set 1 buah

Anamnesa
Dikumpulkan informasi mengenai ibu hamil yaitu menanyakan identitas seperti nama, umur (untuk menentukan resiko kehamilan, bila usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun), pendidikan (makin rendah pendidikan ibu kematian bayi makin tinggi), dan pekerjaan (pekerjaan ibu yang berat baik fisik dan tekanan mental membahayakan kehamilannya). Pasien kemudian ditanyakan tentang riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu. Antaranya ditanyakan berat bayi, penolong persalinan, cara persalinan, keadaan bayi dan komplikasi yang dihadapi. Kehamilan terdahulu merupakan informasi yang penting karena kondisi yang trerdahulu dapat terulang lagi (misalnya perdarahan, hipertensi, partus preterm dan sebagainya). Kemudian ditanyakan riwayat kehamilan sekarang yaitu keluhan utama (gangguan atau penyakit yang diderita atau yang menyebabkan ia datang), hari pertama haid terakhir (HPHT, untuk menentukan usi kehamilan dan perkiraan partus.) Selain itu perlu ditanyakan masalah-masalah penting lain seperti nafsu makan berkurang, muntah, pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu (gerakan janin yang aktif setelah 20 minggu kehamilan merupakan petanda janin yang sehat), ada atau tidaknya nyeri perut (dapat disebabkan oleh kehamilan ektopik, kista ovarii, apendixitis) atau adanya oedem (bila hanya oedem tibia merupakan gejala biasa tetapi oedem disertai hipertensi dan proteinuri merupakan preeklamsi). Penyakit-penyakit yang diderita pada kehamilan sekarang turut ditanyakan seperti penyakit paru (tuberkulosis, asma), jantung, hati (hepatitis, sirosis), malaria, diabetes, penyakit ginjal (batu ginjal, sistitis), gangguan jiwa atau epilepsy (ayan). Selain itu turut ditanyakan riwayat kesehatan keluarga terutama penyakit yang diderita keluarga, dan juga kebiasaan-kebiasaan yang berpengaruh buruk terhadap kehamilan seperti merokok, minum minuman keras (alcohol), minum obat penenang atau analgetik, dan pengguna narkotik, morfin atau ganja. Pada kunjungan berikutnya dikumpulkan informasi mengenai kehamilan seperti keluhan utama untuk mendeteksi komplikasi dan melanjutkan pelayanan yang diperlukan Pemeriksaan fisik a. Pemeriksaan umum Pucat: Observasi dari konjungtiva, telapak tangan dan lidah dapat menduga adanya anemia. Kesadaran: Compos mentis (kesadaran baik), gangguan kesadaran (apatis, somnolen, sopor, koma) Tinggi badan: Diukur tanpa alas kaki, satuan cm Berat badan: Ditimbang tanpa alas kaki dan pakaian seringan mungkin, satuan kg Bentuk tubuh: Cara berdiri dan berjalan diperhatikan. Bila tampak kelainan tulang belakang dan pinggul maupun tungkai harus dicurigai kemungkinan kelainan tulang panggul yang dapat menyebabkan kesulitan persalinan. Tekanan darah: Menggunakan sfigmomanometer, satuan mmHg Nadi Dihitung. (Normal 60-100 kali/menit) bila abnormal mungkin terdapat kelainan jantung atau paru. Pernafasan Dihitung. (Normal 20-24 kali/menit) bila abnormal mungkin terdapat kelainan paru atau jantung. b. Pemeriksaan obstetrik: Mengukur TFU dengan palpasi Leopold I-IV Pemeriksaan laboratorium Hemoglobin : Dengan mesin hitung Hb Protein urin : Dengan stick protein urin Tes kehamilan : Tes HCG

ii

2. Kunjungan ibu hamil K1 dan K4 K1 adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. K4 adalah kunjungan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

3. Pemberian tablet zat besi Diberikan minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan, yaitu 30 tablet (Fe 1) pada kunjungan pertama (K1), 30 tablet besi (Fe2) pada kunjungan kedua (K 2) dan 30 tablet (Fe3) pada kunjungan keempat (K4). Untuk pencegahan anemia diberikan 1 tablet sehari, sedangkan untuk pengobatan anemia diberikan 3 tablet sehari. Tablet besi diminum setelah makan. 4. Pemberian imunisasi TT1 dan TT2 Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada Bumil diberikan dengan cara screening imunisasi dan mengikuti Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas 2005(Lampiran VI). TT diberikan dengan cara disuntikan intramuskular atau subkutan dalam pada lengan atas dengan dosis masing-masing 0,5 cc. 5. Penyuluhan Perorangan: Setiap kali kunjungan, dengan wawancara Kelompok: 1x/bulan, dengan ceramah

6. Deteksi risiko ibu hamil Faktor risiko tinggi pada ibu hamil antara lain : Perdarahan antepartum Hipertensi lebih dari 160/95 mmHg Preeklampsia berat Eklampsia Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 38 minggu Letak sungsang pada primigravida Berat janin lebih dari 4 Kg Penyakit jantung Ketuban pecah dini Infeksi berat/sepsis Partus preterm Gemelli Riwayat obstetri buruk : HPP, riwayat SC dan sebagainya.3 7. Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil Pelayanan kepada ibu hamil dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Ibu hamil yang tidak dapat dilakukan di Puskesmas mampu PONED dirujuk ke rumah sakit PONEK. 8. Kunjungan rumah ibu hamil Mengunjungi rumah minimal 1x/bulan, untuk memeriksakan keadaan kesehatan ibu hamil dan janinnya dengan menghitung DJJ (Denyut Jantung Janin) terutama pada kasus ibu hamil dengan risiko tinggi dan sedang serta memberikan nasihat-nasihat tentang menjaga kehamilannya. Pencatatan dan pelaporan: Menggunakan SP2TP Register ibu hamil : buku register untuk mencatat setiap ibu hamil yang diperiksa. Buku KIA : buku untuk memantau perkembangan kesehatan ibu hamil setiap kali pemeriksaan kehamilan, dipegang oleh ibu hamil. Kohort ibu hamil : buku pencatatan perkembangan kesehatan ibu hamil. Pencatatan PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak) : Setiap bulannya, Puskesmas melakukan pencatatan PWS KIA berdasarkan pencatatan di Puskesmas, laporan mengenai pemeriksaan KIA yang dilaksanakan di Posyandu dan Bidan Praktek Swasta.

iii

II.

Proses
Tolok Ukur Variabel Akan dilakukan oleh bidan setiap hari pada pkl 08.0014.00 WIB Akan dilakukan oleh bidan setiap hari pada pkl 08.0014.00 WIB Akan dilakukan oleh bidan setiap hari pada pkl 08.0014.00 WIB Sesuai Pedoman Teknis Imunisasi Depkes RI Akan dilakukan oleh bidan setiap kali kunjungan (wawancara) setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. 1x/bulan, dengan ceramah Dilakukan oleh bidan setiap hari pada pkl 08.00- 14.00 WIB Akan dilakukan oleh bidan setiap hari pada pkl 08.0014.00 WIB dan bidan jaga PONED 24 jam Minimal 1x/bulan Akan dilakukan setiap hari kerja pada pk 08.00-14.00 WIB Akan dilakukan setiap awal bulan Terdapat struktur organisasi tertulis dan pembagian tugas yang jelas dalam melaksanakan tugas Dilakukan setiap hari kerja pkl 08.00-14.00 WIB. Dilakukan setiap hari kerja pkl 08.00-14.00 WIB. Dilakukan setiap hari kerja pkl 08.00-14.00 WIB. Dilakukan setiap hari kerja pkl 08.00-14.00 WIB. Dilakukan setiap kali kunjungan (wawancara) setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. 1x/bulan, dengan ceramah Dilakukan setiap hari kerja pkl 08.00-14.00 WIB. Dilakukan setiap hari 24 jam Dilakukan 1 bulan sekali Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. Dilakukan setiap awal bulan

Variabel A. Perencanaan Perawatan kehamilan Kunjungan ibu hamil K1 dan K4 Pemberian tablet zat besi Pemberian imunisasi TT Penyuluhan Perorangan Kelompok

Deteksi risiko ibu hamil Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil Kunjungan rumah Pencatatan dan pelaporan Pencatatan Pelaporan

B. Pengorganisasian C. Pelaksanaan Perawatan kehamilan Kunjungan ibu hamil K1 dan K4 Pemberian tablet zat besi Pemberian imunisasi TT1 dan TT2 Penyuluhan Perorangan Kelompok

Deteksi risiko ibu hamil Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil Kunjungan rumah Pencatatan dan pelaporan Pencatatan Pelaporan D. Pengawasan Pengawasan kepala puskesmas rapat bulanan Pencatatan dan pelaporan bulanan

Tiap bulan 1 x/bulan

iv

III.
No.

Keluaran
Variabel 1. Cakupan perawatan kehamilan 2. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 K4 3. Cakupan pemberian tablet zat besi Fe1 Fe3 4. Cakupan pemberian imunisasi TT1 TT2 5. Cakupan penyuluhan Perorangan Kelompok 6. Cakupan deteksi ibu hamil resiko tinggi 7. Cakupan rujukan ibu hamil resiko tinggi 8. Cakupan kunjungan rumah ibu hamil 9. Cakupan pencatatan dan pelaporan Tolok Ukur 100% 95% 95% 95% 95% 95% 90% 100% 100% (1 kali per bulan) 20% 100% 100% 100%

IV.

Lingkungan
Tolok Ukur Variabel Mudah dicapai Tersedia sarana transportasi umum Ada dan dapat terjalin kerjasama yang baik Bukan merupakan hambatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil.

Variabel A. Fisik Lokasi Transportasi Fasilitas kesehatan B. Non Fisik Pendidikan, sosial, ekonomi, agama, adat istiadat

LAMPIRAN II
Data Monografi Kecamatan Pedes

Tabel 1. Klasifikasi Jumlah Penduduk di Setiap Desa di UPTD Puskesmas Pedes Tahun 2010 No Nama Desa Jumlah Kepala Keluarga (KK) Jumlah Jiwa 1 Desa Sungaibuntu 2240 9127 2 Desa Puspasari 1224 4098 3 Desa Dongkal 1489 4049 4 Desa Kendaljaya 1833 5135 5 Desa Payungsari 2643 8629 6 Desa Labanjaya 1649 5516 7 Desa Rangdumulya 1718 5773 8 Desa Karangjaya 2468 8181 9 Desa Malangsari 1053 3559 10 Desa Kertamulya 1942 5999 11 Desa Kertaraharja 1857 7099 12 Desa Jatimulya 2665 8703 Total 22781 75902 Sumber: Data Monografi Kecamatan Pedes 2010 Tabel 2. Klasifikasi Penduduk di Kecamatan Pedes Tahun 2010 No Penduduk Jiwa 1 Laki-laki 37.287 2 Perempuan 38.615 3 Bayi 1.954 4 Balita < 5 tahun 7.504 5 Bumil 2.223 6 Bulin 2.122 7 Bufas 2.122 Sumber: Data Monografi Kecamatan Pedes2010

Tabel 3. Klasifikasi Tingkat Pendidikan Penduduk di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pedes Tahun 2010 No Tingkat Pendidikan Persentase 1 Tidak tamat SD 15,88% 2 Tamat SD 30,26% 3 Tamat SLTP 26,62% 4 Tamat SLTA 26,16% 5 Tamat Perguruan Tinggi 1,08% Sumber: Data Monografi Kecamatan Pedes2010 Tabel 4. Klasifikasi Jenis Pekerjaan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pedes Tahun 2010
vi

No Jenis Pekerjaan 1 PNS / Polisi / Tentara 2 Petani 3 Buruh pabrik 4 Bangunan / konstruksi 5 Pedagang 6 Nelayan 7 Peternak 8 Lain lain Sumber: Data Monografi Kecamatan Pedes2010

Persentase 17,64% 14,17% 4,65% 0,09% 0,33% 0,32% 0,05% 26,39%

Tabel 5. Klasifikasi Jenis Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pedes Tahun 2010 No Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah 1 Puskesmas induk 1 2 Puskesmas pembantu 4 3 Klinik 24 jam 3 4 Dokter umum praktek swasta 1 5 Bidan praktek swasta 25 6 Posyandu 71 Sumber: Data Monografi Kecamatan Pedes2010

vii

LAMPIRAN III Laporan Bulanan UPTD Puskesmas Pedes Karawang Periode Nopember 2010 Oktober 2011. Tabel 1. Jumlah kunjungan K1 dan K4 Ibu hamil di UPTD Puskesmas Pedes, Karawang periode Nopember 2010 Oktober 2011.
Bulan November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober JUMLAH K1 154 145 182 182 187 184 165 177 183 169 188 172 2088 K4 150 143 178 179 183 177 161 174 177 164 169 172 2027

Sumber : Data Laporan Bulanan KIA (LB3) bulan Nopember 2010 Oktober 2011

viii

Tabel 2. Jumlah Ibu hamil yang Mendapat Tablet Besi di UPTD Puskesmas Pedes, Karawang Periode Nopember 2010 Oktober 2011.
Bulan November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober JUMLAH Tablet Besi Fe1 154 142 182 182 187 184 165 177 183 169 175 172 2072 Tablet Besi Fe3 150 145 170 179 183 184 161 174 177 164 169 172 2028

Sumber : Data Laporan Bulanan KIA (LB3) bulan Nopember 2010 Oktober 2011

Tabel 3. Jumlah Ibu hamil yang Mendapat imunisasi TT di UPTD Puskesmas Pedes, Karawang periode Nopember 2010 Oktober 2011.
Bulan November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober JUMLAH TT1 43 36 70 58 61 65 53 59 52 56 84 61 698 TT2 37 29 74 80 81 84 70 69 80 82 100 80 866 TT5 101 81 76 108 104 119 123 124 120 108 81 102 1247

Sumber : Data Laporan Bulanan KIA (LB3) bulan Nopember 2010 Oktober 2011

Tabel 4. Jumlah Ibu Hamil Beresiko Tinggi yang Terdeteksi di UPTD Puskesmas Pedes, Karawang Periode Nopember 2010 Oktober 2011.
Bulan November Desember Januari Februari Maret April Mei Deteksi risiko ibu hamil oleh tenaga kesehatan 37 33 37 37 32 39 34 Deteksi risiko ibu hamil oleh masyarakat 1 0 1 1 5 4 3 TOTAL 38 33 38 38 37 43 37 ix

Juni Juli Agustus September Oktober JUMLAH

40 42 38 38 26 433

1 2 0 0 4 22

41 44 38 38 30 455

Sumber : Data Laporan Bulanan KIA (LB3) bulan Nopember 2010 Oktober 2011

Tabel 5. Jumlah Ibu hamil Risiko Tinggi yang Dirujuk UPTD Puskesmas Pedes Periode Nopember 2010 Oktober 2011.
Bulan November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober JUMLAH Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil 44 51 53 24 21 57 20 17 18 52 62 28 447

Sumber : Data Laporan Bulanan KIA (LB3) bulan Nopember 2010 Oktober 2011

LAMPIRAN IV Tabel Pembahasan I.


No. I

Masukan
Variabel A. Tenaga Dokter umum Bidan PNS Bidan PTT Bidan Sukwan Asisten Apoteker Petugas Apotek Petugas Administrasi Petugas Laboratorium Sopir ambulans 1 orang 10 orang 8 orang 5 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 10 orang 8 orang 5 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang (-) Tolok Ukur Variabel Cakupan Masalah

B. Dana APBD Dana Rertribusi Ada Ada Ada Ada (-)

C. Sarana 1. Medis TT Gynecology Doppler Timbangan Dewasa Pita pengukur Tensimeter Stethoscope USG dan monitor Tablet besi Vaksin TT dan alat suntik Alat, bahan lab 1 buah 1 set 2 buah 3 buah 1 buah 1 buah 1 set Ada (> 1000 tablet) Ada (>50 vaksin dan alat suntik) Ada 1 buah 1 set 2 buah 3 buah 1 buah 1 buah 1 set Ada (> 1000 tablet) Ada (>50 vaksin dan alat suntik) Ada (-)

2.

Non Medis Ruang KIA Ruang USG Kursi tunggu TT pemeriksaan Lampu Lemari alat Lemari obat Genset 4500 watt Meja instrument stenless 1 ruangan 1 ruangan 1 buah 2 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 set 1 buah 1 ruangan 1 ruangan 1 buah 2 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 set 1 buah

(-)

D. Metode

(-) Dikumpulkan informasi mengenai ibu hamil yaitu menanyakan identitas Dikumpulkan informasi mengenai ibu hamil yaitu menanyakan identitas

xi

seperti nama, umur (untuk menentukan resiko kehamilan, bila usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun), pendidikan (makin rendah pendidikan ibu kematian bayi makin tinggi), dan pekerjaan (pekerjaan ibu yang berat baik fisik dan tekanan mental membahayakan kehamilannya) Pasien kemudian ditanyakan tentang riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu. Antaranya ditanyakan berat bayi, penolong persalinan, cara persalinan, keadaan bayi dan komplikasi yang dihadapi. Kehamilan terdahulu merupakan informasi yang penting karena kondisi yang trerdahulu dapat terulang lagi (misalnya perdarahan, hipertensi, partus preterm dan sebagainya). Kemudian ditanyakan riwayat kehamilan sekarang yaitu keluhan utama ( ialah pernyataan pasien mengenai gangguan atau penyakit yang diderita atau yang menyebabkan ia datang), hari pertama haid terakhir (HPHT, untuk menentukan usi kehamilan dan perkiraan partus.) Selain itu perlu ditanyakan masalah-masalah penting lain seperti nafsu makan berkurang, muntah, pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu (gerakan janin yang aktif setelah 20 minggu kehamilan merupakan petanda janin yang sehat), ada atau tidaknya nyeri perut (dapat disebabkan oleh kehamilan ektopik, kista ovary, apendisitis) atau adanya oedem (bila hanya oedem tibia merupakan gejala biasa tetapi oedem disertai hypertensi dan proteinuri merupakan preeklamsi). Penyakit-penyakit yang diderita pada kehamilan

seperti nama, umur (untuk menentukan resiko kehamilan, bila usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun), pendidikan (makin rendah pendidikan ibu kematian bayi makin tinggi), dan pekerjaan (pekerjaan ibu yang berat baik fisik dan tekanan mental membahayakan kehamilannya) Pasien kemudian ditanyakan tentang riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu. Antaranya ditanyakan berat bayi, penolong persalinan, cara persalinan, keadaan bayi dan komplikasi yang dihadapi. Kehamilan terdahulu merupakan informasi yang penting karena kondisi yang trerdahulu dapat terulang lagi (misalnya perdarahan, hipertensi, partus preterm dan sebagainya). Kemudian ditanyakan riwayat kehamilan sekarang yaitu keluhan utama ( ialah pernyataan pasien mengenai gangguan atau penyakit yang diderita atau yang menyebabkan ia datang), hari pertama haid terakhir (HPHT, untuk menentukan usi kehamilan dan perkiraan partus.) Selain itu perlu ditanyakan masalah-masalah penting lain seperti nafsu makan berkurang, muntah, pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu (gerakan janin yang aktif setelah 20 minggu kehamilan merupakan petanda janin yang sehat), ada atau tidaknya nyeri perut (dapat disebabkan oleh kehamilan ektopik, kista ovary, apendisitis) atau adanya oedem (bila hanya oedem tibia merupakan gejala biasa tetapi oedem disertai hypertensi dan proteinuri merupakan preeklamsi). Penyakit-penyakit yang diderita pada kehamilan

xii

sekarang turut ditanyakan seperti penyakit paru (tuberculosis, asma), jantung, hati (hepatitis, sirosis), malaria, diabetes, penyakit ginjal (batu ginjal, sistitis), gangguan jiwa atau epilepsy (ayan). Selain itu turut ditanyakan riwayat kesehatan keluarga terutama penyakit yang diderita keluarga, dan juga kebiasaan-kebiasaan yang berpengaruh buruk terhadap kehamilan seperti merokok, minum minuman keras (alcohol), minum obat penenang atau analgetik, dan pengguna narkotik, morfin atau ganja.Pada kunjungan berikutnya dikumpulkan informasi mengenai kehamilan seperti keluhan utama untuk mendeteksi komplikasi dan melanjutkan pelayanan yang diperlukan

sekarang turut ditanyakan seperti penyakit paru (tuberculosis, asma), jantung, hati (hepatitis, sirosis), malaria, diabetes, penyakit ginjal (batu ginjal, sistitis), gangguan jiwa atau epilepsy (ayan). Selain itu turut ditanyakan riwayat kesehatan keluarga terutama penyakit yang diderita keluarga, dan juga kebiasaan-kebiasaan yang berpengaruh buruk terhadap kehamilan seperti merokok, minum minuman keras (alcohol), minum obat penenang atau analgetik, dan pengguna narkotik, morfin atau ganja.Pada kunjungan berikutnya dikumpulkan informasi mengenai kehamilan seperti keluhan utama untuk mendeteksi komplikasi dan melanjutkan pelayanan yang diperlukan (-)

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan umum Pucat Observasi dari konjungtiva, telapak tangan dan lidah dapat menduga adanya anemia. Compos mentis (kesadaran baik), gangguan kesadaran (apatis, somnolen, sopor, koma) Diukur tanpa alas kaki, satuan cm Ditimbang tanpa alas kaki dan pakaian seringan mungkin, satuan kg Cara berdiri dan berjalan diperhatikan. Bila tampak kelainan tulang belakang dan pinggul maupun tungkai harus dicurigai kemungkinan kelainan tulang panggul yang dapat menyebabkan kesulitan Observasi dari konjungtiva, telapak tangan dan lidah dapat menduga adanya anemia. Compos mentis (kesadaran baik), gangguan kesadaran (apatis, somnolen, sopor, koma) Diukur tanpa alas kaki, satuan cm Ditimbang tanpa alas kaki dan pakaian seringan mungkin, satuan kg Cara berdiri dan berjalan diperhatikan. Bila tampak kelainan tulang belakang dan pinggul maupun tungkai harus dicurigai kemungkinan kelainan tulang panggul yang dapat menyebabkan kesulitan

Kesadaran

Tinggi badan

Berat badan

Bentuk tubuh

xiii

Tekanan darah

persalinan. Menggunakan sfigmomanometer, satuan mmHg

persalinan. Menggunakan sfigmomanometer, satuan mmHg Dihitung. (Normal 60-100 kali/menit) bila abnormal mungkin terdapat kelainan jantung atau paru. Dihitung. (Normal 20-24 kali/menit) bila abnormal mungkin terdapat kelainan paru atau jantung. Mengukur TFU dengan palpasi Leopold I-IV (-)

Nadi

Pernafasan

Dihitung. (Normal 60-100 kali/menit) bila abnormal mungkin terdapat kelainan jantung atau paru. Dihitung. (Normal 20-24 kali/menit) bila abnormal mungkin terdapat kelainan paru atau jantung.

(-)

Pemeriksaan obstetri

Mengukur TFU dengan palpasi Leopold I-IV

Pemeriksaan laboratorium Hemoglobin Protein urin Tes kehamilan Dengan mesin hitung Hb Dengan stick protein urin Tes HCG Dengan mesin hitung Hb Dengan stick protein urin Tes HCG

(-) 1. Kunjungan ibu hamil K1 dan K4

K1 adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. K4 adalah kunjungan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

K1 adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. K4 adalah kunjungan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Diberikan minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan, yaitu 30 tablet (Fe1) pada kunjungan pertama (K1), 30 tablet besi (Fe2) pada kunjungan kedua (K2) dan 30 tablet

(-)

2.

Pemberian tablet zat besi

Diberikan minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan, yaitu 30 tablet (Fe1) pada kunjungan pertama (K1), 30 tablet besi (Fe2) pada kunjungan kedua (K2) dan 30 tablet (Fe3) pada

xiv

kunjungan keempat (K4). Untuk pencegahan anemia diberikan 1 tablet sehari, sedangkan untuk pengobatan anemia diberikan 3 tablet sehari. Tablet besi diminum setelah makan.

(Fe3) pada kunjungan keempat (K4). Untuk pencegahan anemia diberikan 1 tablet sehari, sedangkan untuk pengobatan anemia diberikan 3 tablet sehari. Tablet besi diminum setelah makan. Metode penghitungan cakupan TT berbeda: Cakupan TT hanya dihitung TT1 dan TT2 untuk dicatat dan dilaporkan.

(+)

3.

Pemberian imunisasi TT1 dan TT2

4.

Penyuluhan

Ibu hamil dilakukan skrining imunisasi untuk menentukan pemberian imunisasi TT. Sesuai dengan buku pedoman KIA (Lampiran VI). Imunisasi TT diberikan dengan cara disuntikan secara subkutan dosis 0,5 cc pada lengan atas.

(-)

Perorangan Kelompok Setiap kali kunjungan, dengan wawancara 1x/bulan, dengan ceramah Setiap kali kunjungan, dengan wawancara 1x/bulan, dengan ceramah (-) Faktor risiko tinggi pada ibu hamil antara lain : Perdarahan antepartum Hipertensi lebih 160/95 mmHg Preeklampsia berat Eklampsia Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 38 minggu Letak sungsang primigravida pada dari Faktor risiko tinggi pada ibu hamil antara lain : Perdarahan antepartum Hipertensi lebih 160/95 mmHg Preeklampsia berat Eklampsia Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 38 minggu Letak sungsang primigravida pada dari

5.

Deteksi risiko ibu hamil

Berat janin lebih dari 4 Kg Penyakit jantung Ketuban pecah dini Infeksi berat/sepsis Partus preterm

Berat janin lebih dari 4 Kg Penyakit jantung Ketuban pecah dini Infeksi berat/sepsis Partus preterm

xv

Gemelli Riwayat obstetri buruk : HPP, riwayat SC dan sebagainya.3

Gemelli Riwayat obstetri buruk : HPP, riwayat SC dan sebagainya.3

6.

Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil

(-)

Pelayanan kepada ibu hamil dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Ibu hamil yang tidak dapat dilakukan di Puskesmas mampu PONED dirujuk ke rumah sakit PONEK. 7. Kunjungan rumah ibu hamil

Pelayanan kepada ibu hamil dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Ibu hamil yang tidak dapat dilakukan di Puskesmas mampu PONED dirujuk ke rumah sakit PONEK. (-)

Mengunjungi rumah minimal 1x/bulan, untuk memeriksakan keadaan kesehatan ibu hamil dan janinnya dengan menghitung DJJ (Denyut Jantung Janin) terutama pada kasus ibu hamil dengan risiko tinggi dan sedang serta memberikan nasihatnasihat tentang menjaga kehamilannya .

Mengunjungi rumah minimal 1x/bulan, untuk memeriksakan keadaan kesehatan ibu hamil dan janinnya dengan menghitung DJJ (Denyut Jantung Janin) terutama pada kasus ibu hamil dengan risiko tinggi dan sedang serta memberikan nasihatnasihat tentang menjaga kehamilannya .

8.

Pencatatan dan pelaporan Menggunakan SP2TP Register ibu hamil : buku register untuk mencatat setiap ibu hamil yang diperiksa. Buku KIA : buku untuk memantau perkembangan kesehatan ibu hamil setiap kali pemeriksaan kehamilan, dipegang oleh ibu hamil. Kohort ibu hamil : buku pencatatan perkembangan kesehatan ibu hamil. Pencatatan PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Menggunakan SP2TP Register ibu hamil : buku register untuk mencatat setiap ibu hamil yang diperiksa. Buku KIA : buku untuk memantau perkembangan kesehatan ibu hamil setiap kali pemeriksaan kehamilan, dipegang oleh ibu hamil. Kohort ibu hamil : buku pencatatan perkembangan kesehatan ibu hamil. Pencatatan PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan (-)

xvi

Ibu dan Anak) : Setiap bulannya, Puskesmas melakukan pencatatan PWS KIA berdasarkan pencatatan di Puskesmas, laporan mengenai pemeriksaan KIA yang dilaksanakan di Posyandu dan Bidan Praktek Swasta.

Ibu dan Anak) : Setiap bulannya, Puskesmas melakukan pencatatan PWS KIA berdasarkan pencatatan di Puskesmas, laporan mengenai pemeriksaan KIA yang dilaksanakan di Posyandu dan Bidan Praktek Swasta.

xvii

II. No. II

Proses Variabel A. Perencanaan Perawatan kehamilan Tolok Ukur Variabel Akan dilakukan oleh bidan setiap hari pada pkl 08.00- 14.00 WIB Akan dilakukan oleh bidan setiap hari pada pkl 08.00- 14.00 WIB Akan dilakukan oleh bidan setiap hari pada pkl 08.00- 14.00 WIB Akan dilakukan oleh bidan setiap hari pada pkl 08.00- 14.00 WIB Akan dilakukan oleh bidan setiap kali kunjungan (wawancara) setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. 1x/bulan, dengan ceramah Dilakukan oleh bidan setiap hari pada pkl 08.00-14.00 WIB Akan dilakukan oleh bidan setiap hari pada pkl 08.00- 14.00 WIB dan bidan jaga PONED 24 jam Minimal 1x/bulan Akan dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB Akan dilakukan setiap awal bulan Terdapat struktur organisasi tertulis dan pembagian tugas yang jelas dalam melaksanakan tugas Dilakukan setiap hari kerja pkl 08.00-14.00 WIB. Dilakukan setiap hari kerja pkl 08.00-14.00 WIB. Dilakukan setiap hari Cakupan Akan dilakukan oleh bidan setiap hari pada pkl 08.0014.00 WIB Akan dilakukan oleh bidan setiap hari pada pkl 08.0014.00 WIB Akan dilakukan oleh bidan setiap hari pada pkl 08.0014.00 WIB Akan dilakukan oleh bidan setiap hari pada pkl 08.0014.00 WIB Akan dilakukan oleh bidan setiap kali kunjungan (wawancara) setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. 2 desa per bulan, dengan 3xpertemuan Dilakukan oleh bidan setiap hari pada pkl 08.00-14.00 WIB Akan dilakukan oleh bidan setiap hari pada pkl 08.00-14.00 WIB dan bidan jaga PONED 24 jam Minimal 1x/bulan Akan dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB Akan dilakukan setiap awal bulan Terdapat struktur organisasi tertulis dan pembagian tugas yang jelas dalam melaksanakan tugas (-) Dilakukan setiap hari kerja pkl 08.0014.00 WIB. Dilakukan setiap hari kerja pkl 08.0014.00 WIB. (-) (-) Masalah (-)

Kunjungan ibu hamil K1 dan K4 Pemberian tablet zat besi

(-)

(-)

Pemberian imunisasi TT1 dan TT2 Penyuluhan Perorangan

(-)

(-)

Kelompok

(-) (-)

Deteksi risiko ibu hamil

Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil

(-)

Kunjungan rumah Pencatatan dan pelaporan Pencatatan Pelaporan

(-) (-) (-) (-)

B. Pengorganisasian

C. Pelaksanaan Perawatan kehamilan Kunjungan ibu hamil K1 dan K4

xviii

Pemberian tablet zat besi Pemberian imunisasi TT1 dan TT2

kerja pkl 08.00-14.00 WIB. Dilakukan setiap hari kerja pkl 08.00-14.00 WIB.

Dilakukan setiap hari kerja pkl 08.0014.00 WIB. Dilakukan setiap hari kerja pkl 08.0014.00 WIB. Penghitungan cakupan imunisasi Bumil hanya dihitung TT1 dan TT2 saja, tidak dicatat menurut status imunisasi yang telah didapat ibu hamil. Dilakukan setiap kali kunjungan (wawancara) setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. Tidak ada data Dilakukan setiap hari kerja pkl 08.0014.00 WIB. Dilakukan setiap hari 24 jam Tidak ada data

(+)

Penyuluhan Perorangan

Dilakukan setiap kali kunjungan (wawancara) setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. 1x/bulan, dengan ceramah Dilakukan setiap hari kerja pkl 08.00-14.00 WIB. Dilakukan setiap hari 24 jam Dilakukan 1 bulan sekali Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.0014.00 WIB. Dilakukan setiap awal bulan

(-)

Kelompok

(+)
(-)

Deteksi risiko ibu hamil

Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil Kunjungan rumah Pencatatan dan pelaporan Pencatatan Pelaporan

(-)

(+)

Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.0014.00 WIB. Dilakukan setiap awal bulan

(-)

D. Pengawasan Pengawasan kepala puskesmas rapat bulanan Pencatatan dan pelaporan bulanan

Tiap bulan Tiap bulan 1 x/bulan 1 x/bulan

(-) (-)

xix

III. No.

Keluaran Variabel 1. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 K4 10. Cakupan pemberian tablet zat besi Fe1 Fe3 11. Cakupan pemberian imunisasi TT1 TT2 12. Cakupan penyuluhan Perorangan Kelompok 13. Cakupan deteksi ibu hamil resiko tinggi 14. Cakupan rujukan ibu hamil resiko tinggi 15. Cakupan kunjungan rumah ibu hamil 16. Cakupan pencatatan dan pelaporan Tolok Ukur 95% 95% 95% 95% 95% 90% 100% 100% (1 kali per bulan) 20% 100% 100% 100% (lengkap) Cakupan 93,93% 91,18% 93,20% 91,23% 31,40% 38,96% 100% Tidak ada data 20,46 % 100% Tidak ada data Kurang lengkap Masalah (+)1.07% (+)3.82% (+)1.8% (+)3.77% (+)63.6% (+)56.04% (-) (+) (-) (-) (+) (+)

IV. No.

Lingkungan Variabel A. Fisik Lokasi Transportasi Fasilitas kesehatan B. Non Fisik Pendidikan, sosial, ekonomi, agama, adat istiadat Tolok Ukur Variabel Mudah dicapai Tersedia sarana transportasi umum Ada dan dapat terjalin kerjasama yang baik Bukan merupakan hambatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil. Cakupan Mudah dicapai, namun jauh ke rumah sakit rujukan Tersedia sarana transportasi umum Ada dan dapat terjalin kerjasama yang baik Pendidikan dan ekonomi menjadi hambatan Masalah (+) (-) (-)

(+)

xx

LAMPIRAN V DATA DEMOGRAFI PEDES

Gambar 5.1 Peta Kabupaten Karawang 2011

Sumber: www.karawanginfo.com

xxi

Gambar 5.2. Peta Wilayah Kecamatan Kabupaten Karawang

Sumber: www.karawanginfo.com

xxii

Gambar 5.3. Peta Wilayah Kecamatan Pedes

Kecamatan Pedes Meliputi Desa : Payungsari, Karangjaya, Kertaraharja, Sungaibuntu, Dongkal, Kertamulya, Puspasari, Labanjaya, Jatimulya, Rangdumulya, Kendaljaya, Malangsari.

xxiii

LAMPIRAN VI IMUNISASI WUS (TT) Beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan imunisasi TT yang diberikan sejak bayi, difteri pertusis tetanus (DPT) tiga kali murid sekolah dasar, meningkatkan cakupan imunisasi TT pada calon pengantin, ibu hamil dan wanita usia subur (WUS), surveilans tetanus neonatorum dan persalinan bersih.5,7 Tabel 6.1. Jadwal Pemberian Imunisasi pada WUS Pemberian Selang Waktu Masa Perlindungan Dosis Imunisasi Pemberian Minimal Langkah awal pembentukan 0.5 cc TT1 kekebalan tubuh terhadap penyakit tetanus TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun 0.5 cc TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 0.5 cc TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 0.5 cc TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun 0.5 cc
Sumber: Buku Kesehatan Ibu dan Anak; Pedoman Teknis Imunisasi Puskesmas 2005.5,6

Tidak terdapat bukti tentang risiko terhadap janin karena pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) kepada perempuan hamil. Rekomendasi untuk imunisasi WUS yang terinfeksi HIV tetap diberikan vaksin TT baik infeksi HIV tanpa atau dengan gejala.8 Syarat WUS untuk menerima imunisasi TT: 1. Jika sasaran memiliki kartu TT, berikan dosis yang dibutuhkan sesuai dengan jadwal pemberian TT nasional. 2. Jika sasaran tidak memiliki kartu TT, tanyakan apakah ia pernah mendapatkan dosis TT di masa lalu: Jika tidak, diberikan dosis pertama TT dan diberikan edukasi untuk kembali lagi sebulan kemudian untuk menerima dosis kedua serta diberikan kartu TT (dicatat pada Buku KIA yang harus dibawa saat melakukan pemeriksaan kehamilan atau saat melakukan imunisasi TT). Jika ya, berapa banyak dosis yang telah diterima di waktu sebelumnya, diberikan dosis berikutnya secara berurutan. Hitunglah setiap dosis yang diberikan dalam imunisasi khusus. Jika ia tidak bisa mengingat atau tidak tahu, sebaiknya diberikan dosis kedua kepadanya, dan mintalah WUS/ Bumil untuk datang kembali untuk menerima dosis ketiga dan berikutnya.9 Dosis TT yang diberikan kepada sasaran WUS dicatat dalam buku register secara terpisah dan dicatat pada kartu TT yang disimpan oleh sasaran.10 Pada Bumil yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan, tanggal, dosis TT yang kesekian kalinya, harap dicatat dalam buku KIA.5,10
xxiv

Evaluasi Program Pelayanan Antenatal di UPTD Puskesmas Pedes Periode Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011

Oleh: Nessie Amelia Ramli

xxv

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta Jakarta, Desember 2011

Evaluasi Program Pelayanan Antenatal di UPTD Puskesmas Pedes Periode Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011

Oleh : Nessie Amelia Ramli (11-2009-156)

xxvi

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta Jakarta, Desember 2011

xxvii

Evaluasi Program Pelayanan Antenatal di UPTD Puskesmas Pedes Periode Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011

Lembar Persetujuan

Jakarta, Desember 2011

Pembimbing

(dr. Ernawati Tamba, MKM )

Penguji I

Penguji II

(Dr. E. Irwandy Tirtawidjaja)

(Dr. dr. Aris Susanto, MS, SpOK)

xxviii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, Evaluasi Program Pelayanan Antenatal di UPTD Puskesmas Pedes periode Nopember 2010- Oktober 2011 dapat terselesaikan dengan baik. Evaluasi program ini merupakan salah satu tugas dan tugas ujian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran UKRIDA yang harus diselesaikan sebagai syarat kelulusan penulis. Penulis berterimakasih kepada dr. Ernawati Tamba, MKM selaku pembimbing evaluasi program ini, dan kepada para penguji dr. E. Irwandy Tirtawidjaja dan Dr. dr. Aris Susanto, MS, SpOK karena telah membimbing penulis untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya. Penulis memilih untuk menyusun Evaluasi Program Pelayanan Antenatal di Puskesmas Pedes oleh karena Pogram Pelayanan Antenatal berperan penting dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Neonatal di Indonesia, dimana Angka Kematian Ibu dan Neonatal merupakan indikator dalam menetapkan derajat kesehatan suatu wilayah atau negara. Dengan ini penulis juga menyadari bahwa manusia tidak luput dari kelalaian dan kesalahan, dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Penulis berharap dengan disusunnya evaluasi program ini dapat meningkatkan pengetahuan dan minat para pembaca untuk mengevaluasi program ANC dan menyumbangkan beberapa saran yang membangun sehingga pelaksanaan program ANC di pelayanan kesehatan di Indonesia dapat lebih ditingkatkan dan menjadi lebih baik. Dengan pelaksanaan program ANC yang baik akan mengakibatkan berkurangnya Angka Kematian Ibu Hamil, peningkatan kesehatan Ibu Hamil dan ibu hamil dapat melahirkan anak yang sehat, dan akhirnya derajat kesehatan Bangsa Indonesia meningkat. Akhir kata, selamat membaca dan menikmati Evaluasi Program Pelayanan Antenatal di UPTD Puskesmas Pedes periode Nopember 2010- Oktober 2011.

Evaluasi Program Pelayanan Antenatal di UPTD Puskesmas Pedes Periode Nopember 2010 sampai dengan Oktober 2011

Abstrak

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara-negara Asean lain, pada tahun 2007 AKI adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup, yang artinya ada 9.774 ibu meninggal per tahun atau satu ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Salah satu upaya untuk menekan AKI yaitu dengan meningkatkan Pelayanan Antenatal (Ante Natal Care). Evaluasi program Pelayanan Antenatal di Puskesmas Pedes dengan pendekatan sistem manajemen kesehatan, difokuskan pada keluaran pelayanan program ANC dibandingkan dengan tolok ukur. Keluaran tersebut meliputi perawatan kehamilan; kunjungan pertama (K1) dan kunjungan keempat (K4); pemberian tablet zat besi, terutama Fe 1 dan Fe3; pemberian imunisasi TT1 dan TT2; penyuluhan perorangan dan kelompok; deteksi resiko tinggi pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan; rujukan ibu hamil risiko tinggi; kunjungan rumah; serta pencatatan dan pelaporan. Dari hasil evaluasi program ANC Puskesmas Pedes periode Nopember 2010-Oktober 2011 didapatkan beberapa masalah dimana prioritas masalah yang didapatkan adalah cakupan Imunisasi TT 2 sebesar 38,96%, dari target 95% dan cakupan kunjungan ibu hamil K 4 sebesar 91,18% dari target 95%. Untuk mencapai keberhasilan sesuai tolok ukur yang diharapakan dalam progran ANC, diperlukan usaha dalam meningkatkan program tersebut diantaranya dengan menggiatkan kegiatan penyuluhan dan kunjungan rumah, pengorganisasian kader dan bidan desa agar dapat meningkatkan pengawasan program serta melengkapi pencatatan dan pelaporan secara lengkap dan terpadu. Kata kunci : AKI, Pelayanan Antenatal, evaluasi program, Puskesmas Pedes

Antenatal Care Program Evaluation at UPTD Puskesmas Pedes Period November 2010 to October 2011
Abstract Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high compared to other Asean countries, in 2007 the MMR was 228 per 100,000 live births, which means there were 9774 mothers died per year or one woman dies every hour by causes that related to pregnancy, labor, and childbirth. One effort to reduce the MMR is increasing the Antenatal Care program. Antenatal Care Program Evaluation at Puskesmas Pedes with health management systems approach, focused on the output of the ANC program compared to benchmarks. Outputs include prenatal care; first visit (K1) and the fourth visit (K4); giving iron tablets, especially Fe1 and Fe3; TT1 and TT2 immunization; individual and group pregnancy counseling; detection of high risk pregnant women by health personnel; referral high-risk pregnant women; home visits; and recording and reporting. From the results of program evaluation ANC at Puskesmas Pedes in November 2010-October 2011 period, found several problems which the priority problem is obtained TT2 immunization coverage of 38.96% from 95% target and coverage of pregnant women visit K4 for 91.18% of 95% target. To achieve success according to benchmarks that expected in the program as the ANC, it takes effort to improve the program to encourage activities such as counseling and home visits, organizing cadres and village midwives in order to improve supervision of the program and to complete records and reports completely and integrated. Key words: AKI, Antenatal Services, program evaluation, Puskesmas Pedes

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan................................................................................................................. i Kata Pengantar........................................................................................................................ii Abstrak....................................................................................................................................iii Daftar isi..................................................................................................................................v Bab I Pendahuluan................................................................................................................... 1 1.1.Latar Belakang...................................................................................................... 1 1.2.Permasalahan......................................................................................................... 2 1.3.Tujuan.................................................................................................................... 3 1.3.1. Tujuan Umum........................................................................................ 3 1.3.2. Tujuan Khusus....................................................................................... 3 1.4.Manfaat.................................................................................................................. 4 1.4.1.Bagi Evaluator........................................................................................ 4 1.4.2.Bagi Perguruan Tinggi............................................................................ 4 1.4.3.Bagi Puskesmas yang Dievaluasi........................................................... 4 1.4.4.Bagi Masyarakat..................................................................................... 4 1.5.Sasaran................................................................................................................... 4 Bab II Materi dan Metode....................................................................................................... 5 2.1.Materi.................................................................................................................... 5 2.2.Metode................................................................................................................... 5 Bab III Kerangka Teori........................................................................................................... 6 3.1.Kerangka Teoritis.................................................................................................. 6 3.2.Variabel dan Tolok Ukur....................................................................................... 6 Bab IV Penyajian Data............................................................................................................ 7 4.1.Sumber Data.......................................................................................................... 7 4.2.Data Umum........................................................................................................... 7 4.2.1.Data Geografis........................................................................................ 8 4.2.2.Data Demografis..................................................................................... 8 4.3.Data Khusus.......................................................................................................... 9 4.3.1.Masukan................................................................................................. 9 4.3.2.Proses.....................................................................................................13 4.3.3.Keluaran.................................................................................................16 4.4.Lingkungan..........................................................................................................19 4.5.Umpan Balik........................................................................................................20 4.6.Dampak................................................................................................................20 Bab V Pembahasan..................................................................................................................21 Bab VI Perumusan Masalah....................................................................................................22 6.1. Masalah Menurut Keluaran.................................................................................22 6.2. Masalah Menurut Proses.....................................................................................22 6.3. Masalah Menurut Lingkungan ...........................................................................22 Bab VII Prioritas Masalah.......................................................................................................23 Bab VIII Penyelesaian Masalah .............................................................................................24 Bab IX Kesimpulan dan Saran ...............................................................................................27 Daftar Pustaka ........................................................................................................................ vi

Lampiran

DAFTAR PUSTAKA

1. Pedoman pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 2009; 1-25 2. Laporan Milenium Development Goals di Indonesia 2010. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta, 2010 3. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Pedoman Pelayanan Antenatal. Depkes RI Jakarta, 2007 4. Kesehatan Ibu dan Anak. Pedoman Kerja Puskesmas. Edisi II. Jakarta: Departemen Kesehatan RI 1991; C1-29 5. Jadwal Pemberian imunisasi TT. Buku Pedoman Kesehatan Ibu dan Anak. Departemen Kesehatan RI. 2010 6. Jadwal Pemberian Imunisasi pada WUS. Pedoman Teknis Imunisasi Puskesmas, Direktorat Jenderal PPM & PL. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 2005; 79 7. Vaksin TT. Pedoman Teknis Imunisasi Puskesmas, Direktorat Jenderal PPM & PL. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 2005; 9-10 8. Rekomendasi untuk Imunisasi WUS yang terinfeksi HIV. Pedoman Teknis Imunisasi Puskesmas, Direktorat Jenderal PPM & PL. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 2005; 88 9. Pemeriksaan Sasaran dan Pengisian Buku Register. Pedoman Teknis Imunisasi Puskesmas, Direktorat Jenderal PPM & PL. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 2005; 8687 10. Vaksinasi DT dan TT. Pedoman Teknis Imunisasi Puskesmas, Direktorat Jenderal PPM & PL. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 2005; 95-96

You might also like