Professional Documents
Culture Documents
Pasal 3. Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
Pasal 4. Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.
Pasal 5. Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien. Pasal 6. Setiap dokter harus senantiasa berhatihati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan tehnik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Pasal 7. Seorang dokter hanya memberi keterangan dan pendapat yang telah diperikasa sendiri kebenarannya. Pasal 7a. Seorang dokter haruus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan tehnis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 7b. Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien. Pasal 7c. Seorang daokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien.
Pasal 7d. Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makluk insani. Pasal 8. Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.
Pasal 9. Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormat
Pasal 11. Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya. Pasal 12. Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Pasal 13. Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
2. Saya akan melaksanakan tugas kewajiban dalam pendidikan tersebut sesuai dengan sopan santun dan tata susila Kedokteran yang setinggi-tingginya. 3. Saya akan melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai denagan tata tertib peraturan yang berlaku, serta menjujung tinggi kebenaran dan kejujuran.
4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena tugas pendidikan dan keilmuan saya sebagai sarjana Kedokteran sesuai dengan ketentuan rahasia jabatan Kedokteran. 5. Saya akan selalu mengutamakan kepentingan dan kesehatan penderita. 6. Saya dalam menunaikan tugas merawat penderita tidak akan terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kesukuan, politik, kepartaian atau kedudukan sosial penderita.
7. Saya akan menghormati guru-guru saya, tenaga medis, paramedis, dan non medis yang bekerja di Rumah Sakit atau tempat lain yang dipergunakan untuk pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 8. Saya akan perlakukan teman-teman dokter muda saya, sebagaimana saya sendiri ingin diperlakukan. 9. Saya akan mempergunakan dan merawat semua fasilitas yang dipergunakan untuk pendidikan dengan sebaik-baiknya.
10. Saya ikrarkan baiat ini dengan sungguhsungguh dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya sebagai dokter muda Muslim yang berpedoman pada firman Allah :
Bahwa sesunggunya : Shalatku, Pengabdianku, Kehidupanku dan Kematianku karena Allah pemelihara Alam semesta.
Memandang semua pasien sama. Pemberi nasehat. Menjaga Kesehatan sendiri. Suci hatinya dan dapat dipercaya. Berilmu pengetahuan.
Hak Dokter : 6. Mengakhiri hubungan dokter-pasien. 7. Menolak pasien bukan bidangnya 8. Bekerja, mengeluarkan surat keterangan dokter. 9. Menerima honor. 10. Membela diri. 11. Sebagai anggota profesi.
Hak pasien
Hak memilih dokter. Hak dirawat dokter yang bebas Hak menerima / menolak pengobatan setelah menerima informasi. Hak atas kerahasiaan. Hak mati secara bermartabat. Hak atas dukungan moral / spiritual.
Hubungan dokter-pasien Aktif pasif pasien melaksanakan perintah dokter, jika tidak diperintah tidak melakukan apa-apa. Petunjuk kerja sama peran pasien penting pada kasus TBC pasien harus patuh minum obat, tetapi dengan pemahaman pentingnya minum obat dari pasien sehingga cepat sembuh. Peran bersama Peran pasien kekedudukan yang setara, bahkan dalam alternatif pemilihan obat Pasien konsultasi karena keinginan sembuh dan percaya kepada dokter, bila dokter diganti dia tidak mau berobat. Walaupun jauh dia akan tetap datang.
Komunikasi dokter - pasien akan terbuka bila dokter bersedia mendengarkan secara aktif keluhan pasien,serta bersifat empati pada pasien. Komunikasi dokter - pasien merupakan milik bersama.
Saluran komunikasi ;
1. Mendengarkan aktif 2. Empati 3. Motivasi 4. Percaya
Pengecualian kewajiban menyimpan rahasia kedokteran Diwajibkan untuk melapor berdasarkan Undang-undang no 1 tentang karantina laut Undang-undang no 2 tentang karantina udara Undang-undang no 6 tentang wabah penyakit menular Instruksi Menteri Kesehatan R I no 72 / Menkes /inst /11/ 1988 tentang kewajiban melaporkan penderita dengan gejala AIDS.
Rekam Medik
Indonesia: Keputusan Menkes RI No 03111972 Harus mengerjakan rekam medik. Rekam Medik : Kumpulan keterangan tentang identitas, hasil anamnesa, pemeriksaan dan catatan segala kegiatan para pelayan kesehatan atas pasien dari waktu ke waktu.
Laporan pemeriksaan, diagnose, lab, rontgen dll. Diagnosa & DD. Instruksi diagnosis dan Terapi dengan tanda tangan pejabat yang berwenang.
Rekam medik rawat inap : Rekam medik rawat jalan ditambah : Persetujuan tindakan medik. Catatan konsultasi. Catatan perawat / tenaga kesehatan. Catatan observasi klinik dan hasil terapi. Resume akhir dan evaluasi terapi.
Resume Akhir :
Mengapa pasien dirawat Hasil pemeriksaan, diagnose, lab, rontgen dll. Terapi, tindakan operasi. Keadaan pasien waktu keluar. Anjuran terapi, rujukan.
Lama penyimpanan : minimal 5 tahun setelah berobat, pada kasus tertentu khusus ditetapkan tersendiri. Rekam medik milik rumah sakit
Pasien / keluarga yang mimta harus izin dokter yang merawatnya. Rekam medik merupakan rahasia. Semua rekam medik sebelum dimusnahkan harus disimpan informasi yang penting dan resume akhir.
Adalah persetujuan dari pasien yang diberikan kepada dokter setelah dokter memberikan penjelasan. Persetujuan tindakan medik = Informed consent. Pada penelitian klinik hal ini harus dilakukan juga.
Malpraktek Medik
Kelalaian dari seorang dokter / perawat untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang terluka menurut ukuran di lingkungan yang sama.
Kelalaian
Tidak ada motif ataupun tujuan untuk menimbulkan akibat yang terjadi.akibatnya yang timbul disebabkan karena adanya kelalaian yang sebenarnya terjadi diluar kehendaknya.
Prosedur
Pelanggaran Etik MKEK Etik Murni diselesaikan MKEK Etik tidak murni MKEKP3EK
Pelanggaran Berat :
Penetapan sanksi :
Teguran tertulis Membuat karangan Mengikuti sidang MKEK Membuat permintaan maaf tertulis Pendidikan penyegaran Skorsing Pemecatan
Kepada Karyawan
1. Sopan santun, salam, senyum, sapa 2. Saling menghargai 3. Tidak boleh merasa lebih pintar, karyawan skill lebih 4. Hubungan sebatas dalam mencari ilmu pengetahuan