You are on page 1of 4

Amoebiasis paru / pleura

Amoebiasis : adanya infestasi Entamoeba histolytica dalam tubuh dengan atau tanpa gejala. Infestasi dapat terjadi di mana saja dalam tubuh, intestinal dan ekstraintestinal. Amoebiasis intestinal biasanya di colon. Di rongga colon trophozoit Entamoeba histolytica berkembang-biak dalam bentuk minuta, hidup dari ampas-ampas isi colon dan bakteri-bakteri (non-pathogenik). Dari bentuk minuta dapat berubah menjadi bentuk histolytika dan bentuk ini menginvasi jaringan dinding colon (pathogenik). Atau dari bentuk minuta berubah ke stadium kista dan keluar secara pasif bersama tinja. E.histolytica stadium kista inilah yang merupakan anasir penular pada amoebiasis. Bentuk histolytica (jaringan ekstra-intestinal) Bentuk histolytica (jaringan dinding colon) Bentuk minuta (lumen colon) Stadium kista (lumen colon) Stadium kista (kontaminan) Stadium kista (lingkungan)

Amoebiasis ekstra-intestinal merupakan metastasis hematogen / lymphogen dari amoebiasis intestinal. Amoebiasis ekstra-intestinal tersering dijumpai pada hepar, kemudian pada paru / pleura. Amoebiasis ekstra-intestinal dimana pun dalam tubuh selalu merupakan abscess. Abses amoeba itu merupakan pseudo-abses, tidak berisi pus, hanya berisi jaringan yang lysis, steril. Jadi amoebiasis paru / pleura adalah amoebic pulmonal / pleural abscess. Amoebic pulmonal / pleural abscess juga dapat terjadi karena perforasi amoebic liver abscess. Sering ke paru / pleura kanan karena amoebic liver abscess tersering di lobus kanan hepar. Perforasi ke cavum pleurae menyebabkan empyema thorax. Selanjutnya empyema ini dapat menyebabkan komplikasi fistula pleurobronchial dan abses paru. Dalam hal demikian maka isi fistula dan abses adalah jaringan hepar yang lysis (chocolade pus, anchovy sauce). Gejala : sesak napas, hemoptysis, demam. Lab. : leukositosis, LED meningkat Pemeriksaan tinja kadang E.histolytica + Pemeriksaan serologik + Pemeriksaan sputum diharapkan + Radiologik/ultrasonogram/CT Scan : menentukan adanya, lokasi dan bersarnya abses. Therapy : Metronidazole

Lung passage of nematode larvae Nematoda yang mengalami lung passage dalam siklus hidupnya : Ascaris lumbricoides Necator americanus Ancylostoma duodenale Strongyloides stercoralis Cacing-cacing itu dalam siklus hidupnya dalam tubuh manusia (tuan rumahnya) harus mengalami lung passage yaitu larva-larvanya bersama darah melalui paru sebelum tertelan oleh pharynx melalui oesophagus ke usus halus dan dewasa. Dari kapiler-kapiler pembuluh darah paru, larva menembus masuk ke alveoli, dari alveoli merangkak ke arah proximal saluran napas sambil berkembang dan tukar kulit. Selama dalam paru larva cacing ini menyebabkan pneumonitis dan pada penderita yang hipersensitif dapat terjadi allergic pneumonitis dengan tanda-tanda dan gejala : demam batuk-asthmatik Hemoptysis Radiologik dijumpai infiltrat paru dan pada pemeriksaan darah dijumpai eosinophilia. Biasanya penyakit ini self-limiting dalam beberapa hari. Penyakit ini dinamai Loefflers Syndrome

Pada pemeriksaan sputum dapat dijumpai larva Ascaris atau larva Ancylostoma atau telur, larva, cacing dewasa Strongyloides. Therapy : simptomatik Thiabendazol 25 mg/kg BB (kunyak) 2x/hari (2-3 hari) untuk strongyloidiasis

You might also like