You are on page 1of 3

Apakah Al-Qur'an Mengijinkan Pemerkosaan?

oleh: Haji Murad


Sumber:

Faith Freedom Indonesia (http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=23901)

Jawabnya adalah IYA!!

Daftar isi
1 Pendahuluan
2 Tafsir Ahli Islam Terkemuka Ibn Kathir
3 Hadis-hadis yang Mendukung
4 Tentara Muslim dan Perkosaan
5 Kesimpulan

Pendahuluan
Siapapun yang yakin bahwa Qur'an tidak mengijinkan hubungan seks dengan tawanan wanita (budak2 seks) silakan baca tulisan ini dan silakan mencoba
menyangkalnya. Aku tidak mengarang sendiri. Kalian semua bisa memeriksanya langsung dari sumber2 literatur Islam yang paling terpercaya. Qur'an,
Hadis, dan Tafsir.

Pertama-tama, mari kita simak ayat2 dalam Qur'an:

Qur'an: Sura 4: (Al-Nikah), ayat: 24:

ْKOُ Rْ l
َ ‫ َ\_َا‬Hَ;Rِb ْKIُ Rْ JَS
َ ‫ح‬
َ Hَ7gُ F َ ‫ َو‬iً j
َ Lِ_bَ ? َّ ‫ َر ُه‬Yُg‫? ُأ‬
َّ ‫ ُه‬Yُ\Hَ‫ـ‬bَ ?
َّ eُ 7ْ Aِ Qِ ^ِ ْKOُ cْ Oَ ;ْ Oَ d
ْ ‫ ا‬Hَ;bَ ?
َ Rِ:aِ ‫َـ‬DAُ _َ Rْ `
َ ?
َ Rِ78
ِ :
ْ Aُّ ْKIُ <ِYَ Aْ ]َ ^ِ ْ‫ا‬YُZOَ [ْ \َ ‫ْ أَن‬KIُ <ِ‫ َورَا َء َذ‬HّAَ ْKIُ <َ T
َّ U
ِ ‫ْ َوُأ‬KIُ Rْ JَS
َ Qِ Jَّ<‫ ا‬N
َ ‫َـ‬O‫ْ ِآ‬KIُ 7ُ ‫;َـ‬Lْ ‫ َأ‬4
َ Iْ JَAَ HَA F
َّ ‫ ِء ِإ‬CَD7ِّ <‫? ا‬
َ Aِ 4
ُ ‫َـ‬78
َ :
ْ ;ُ <ْ ‫وَا‬
Hً ;RِIU َ Hً ;RِJS
َ ‫ن‬َ Hَ‫ آ‬Qَ Jَّ<‫ن ا‬
َّ ‫ ِإ‬iِ j
َ Lِ_aَ <ْ‫ ا‬mِ cْ ^َ ?ِA Qِ ^ِ

Baca:
Wal muhsanatu minal nisaai illa ma malakath aymanukum kathaballahi alaykum wa uhilla lakum ma waraa'a dzalikum an tabthaghoo bi amwalikum
muhsineena ghyra mus'fiheena fama astamta'tum bihi minhunna fa'aatoohunna ujoorahunna fareedhathan wala junaha alaikum feema taradhaytum bihi
min ba'di-l fareedhati innallaha kana aleeman hakeema(n)

Artinya:
Juga (dilarang bagimu) wanita2 yang telah menikah, kecuali mereka (budak2) yang dimiliki tangan kananmu. Demikian Allah telah memerintahkan
padamu. Wanita2 lainnya adalah halal bagimu, jika kau memberi mereka (mahar) dari harta milikmu, menginginkan kesucian, dan bukan
perzinahan. Maka dari antara wanita2 itu yang kau telah kau nikmati, berilah mereka maharnya, tapi jika kau ingin (memberi lebih banyak) dari
kewajiban mahar (yang telah ditetapkan), maka hal itu bukanlah dosa bagimu. Sungguh benar, Allah itu Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.

Apakah kau bisa mengerti betul duduk perkara ayat di atas? Arti sebenarnya ayat ini sukar dimengerti karena tampaknya dari luar hanya bicara tentang
perkawinan saja. Karena itulah, perlu sumber Islam lain untuk benar2 mengerti makna ayat ini. Muslim tidak akan mau menerima tafsir di luar sumber
Islam. Karenanya, kita periksa arti ayat ini dari literatur Islam itu sendiri.

Tafsir Ahli Islam Terkemuka Ibn Kathir


Mari kita lihat Tafsir Qur'an dari ahli Islam terkemuka Ibn Kathir:

‫ت‬Hَg‫ اْ< ُ; َ{ َّو‬z


َ ‫ت َو ِه‬Hَ78
َ :
ْ ;ُ <ْ ‫ت ا‬HّRَ [ِ 7َ g
ْ ]َ <ْ‫?ْ ا‬Aِ ْKIُ Rْ JَS
َ ‫ ِّ_ َم‬U
ُ ‫ْ " َأيْ َو‬KIُ wHَ;Lْ ‫ْ َأ‬4Iَ JَAَ HَA Hّ<َ‫ء ِإ‬HَD7ِّ <‫?ْ ا‬Aِ ‫ت‬Hَ78
َ :
ْ ;ُ <ْ‫ " وَا‬tَ<Hَc\َ Q<ْYsَ ‫َو‬

Baca:
Wa qoulahu Ta'ala, "Wal Muhsannatu min'nisaei illa ma malakath aimanukum" ai wa hurrima alaikum minal ajnabiyyatil muhsanati wahiyal
muzawwajati.

Ayat ini berarti:


Juga (diharamkan) wanita2 yang telah menikah, kecuali yang dimiliki tangan kananmu, kau dilarang untuk menikahi wanita2 yang telah menikah.

zِ^‫?ْ َأ‬S َ z ّ Oِّ [َ <ْ‫ن ا‬Hَ;‡ْ Sُ ْ?Sَ ‫ي‬ّ ‫ْ ِر‬Y‡َّ <‫ ا‬Yَ ‫ن ُه‬HَRaْ d
ُ Hَw_َ [َ † ْ ‫ ا< َّ_ َزّاق َأ‬mْ[S
َ Hَ7ƒَ mَّ U
َ : mَ;U ْ ‫م َأ‬HَA}ِ <ْ‫ل ا‬
َ Hَs‫ َو‬. €َ <ِ‫ َذ‬zِb ْ4<َ{َ wَ iَLCْ<‫ن ا‬
َّ }ِ bَ ?‫ه‬Yُ;\ُ ْ‫ ْ[ َ_أ‬Oَ d
ْ ‫? ِإذَا ا‬
َّ ‫ ُ~ ُه‬
ْ ‫ْ َو‬KIُ <َ T
ّ:ِ Lَ Qُ wَّ }ِ bَ z
ِ [ْ D
َّ <Hِ^ ?
َّ ‫ ُه‬Yُ;Oُ Iْ JَAَ HَA Hّ<َ‫ ِإ‬zِ7cْ Lَ ْKIُ wHَ;Lْ ‫ْ َأ‬4Iَ JَAَ HَA Hّ<َ‫ِإ‬
iَLCْ<‫ْ َه ِ ِ ا‬4<َ{َ 7َ bَ Kَ Jَّd
َ ‫ َو‬Q<Žَ‫ و‬Qِ Rْ JَS
َ QّJَ<‫ ا‬tّJَ‰
َ z ّ [ِ 7َّ <‫ ا‬Hَ7<ْ]َ D
َ bَ ‫? َأزْوَاج‬
َّ eُ <َ‫? َو‬
َّ eِ Rْ JَS
َ Œَwَ ْ‫ َأن‬Hَ7‫ ِ_ ْه‬Iَ bَ ‫? َأزْوَاج‬
َّ eُ <َ‫س َو‬Hَْ‫ َأو‬zْ[d َ ْ?Aِ HًR[ْ d
َ Hَ7[ْ ‰ َ ‫ َأ‬: ‫ل‬ َ Hَs ‫ي‬
ّ ‫ْ ِر‬mˆُ <ْ‫ ا‬mRِcd َ zِ^‫?ْ َأ‬S َ TRِJˆ َ <ْ‫" ا‬

Baca:
Illa ma malakat aymanukum yae'nee illa malaktumoohunna bilsabei fa innahu yahillu lakum wathoofoona idzastraetumoohun. Fainnal aayata nazzalath fee
dzalik. Wa qala al Imam ahmed, haddathna AbdalRazzaq akhbarna Sufyana huwa thouriee an uthmanal batiyy an Abil Khaleela an Abee Saeedil Khudri
qala asabna sab'an min sabe'ei outas walahunna azwajan fakarihna an naqa alaihinna walahunna azwaja fa as'alna al nabee swallallahu alaihi wa'aalihee
wasallama fanazzalat hazihil aaya"

Terjemahan:
(Kecuali yang dimiliki tangan kananmu) kecuali wanita2 yang kau dapatkan dalam perang, karena halal bagimu wanita2 tersebut setelah yakin
mereka tidak sedang hamil. Imam Ahmad mencatat bahwa Abu Sa`id Al-Khudri berkata, "Kami menangkap beberapa wanita dari daerah Awtas yang
telah menikah, dan kami tidak ingin berhubungan seks dengan mereka karena mereka telah bersuami. Jadi, kami bertanya pada sang Nabi tentang hal ini,
dan inilah ayat yang diwahyukan:

ُ ‫ َو َروَا‬z
ّ Oِّ [َ <ْ‫ن ا‬Hَ;‡ْ S
ُ ْ?S َ ْKeOَƒHَJƒَ ‫ج‬Hّ˜ َ: َ <ْ‫ ^ْ? ا‬iَ[cْ —
ُ ‫ي َو‬
ّ ‫ْ ِر‬Y‡َّ <‫ن ا‬HَRaْ d
ُ –LِmU َ ْ?Aِ zّ •ِ HَD7َّ <‫ َو َروَا ُ ا‬KْR”
َ ‫?ْ ُه‬S
َ ŒRِ7Aَ ?ْ^ mَ;U
ْ ‫?ْ َأ‬S
َ ‫ي‬
ّ ِ Aِ ْ_Oِّ <‫َا َروَا ُ ا‬Iَ ‫? َو َه‬
َّ egْ‫ َ{و‬bَ Hَ7JْJَ:
ْ Oَ d
ْ Hَb " ْKIُ 7ُ ‫;َـ‬Lْ ‫ َأ‬4
َ Iْ JَAَ HَA F
َّ ‫ ِء ِإ‬CَD7ِّ <‫? ا‬
َ Aِ 4
ُ ‫َـ‬78
َ :
ْ ;ُ <ْ‫وَا‬
Q:Rِ:‰ َ zِb KِJD ْ Aُ ُ ‫ َو َروَا‬z
ّ Oِّ [َ <ْ‫ن ا‬Hَ;‡ْ S
ُ ْ?S َ ‫َار‬Yd ِ ?ْ^ –َc— ْ ‫– َأ‬LِmU َ ْ?Aِ Qْ g
َ HَA ?ْ^‫ِا‬

Baca:
Wal muhsanatu minal nisaei illa ma malakat aimanukum "Fastahlala fa zoujahunna" wa hakaza rawahu tirmizee an Ahmed bin manee an husham
warawahul Nasaee min hadeethi Sufyanathouri wa shuebatu banil hajjaju thatathathuhum an Uthmana wa warahu Ibn Maja min hadeethi Ash'ath bin
siwar an Uthman wa rawahu Muslim fee saheehihi"

Terjemahan:
(Juga (diharamkan bagimu) wanita2 yang telah menikah, kecuali wanita2 yang dimiliki tangan kananmu). Dengan demikian, kami lalu berhubungan seks
dengan wanita2 itu." (Terjemahan lain adalah: akibat dari ayat ini, istri2 para kafir jadi halal bagi kami). Keterangan ini dicatat pula oleh At-Tirmidhi An-
Nasa'i, Ibn Jarir dan Muslim dalam hadis Sahihnya.

Mari kita baca semuanya untuk benar-benar mengerti keadaan yang sebenarnya.

Ayat ini berarti:


Juga (diharamkan bagimu) wanita2 yang telah menikah, kecuali yang dimiliki tangan kananmu), kau dilarang menikahi wanita2 yang telah menikah,
kecuali yang dimiliki tangan kananmu) kecuali wanita2 yang kau tawan dalam perang, karena halal bagimu wanita2 itu setelah yakin mereka tidak sedang
hamil. Imam Ahmad mencatat bahwa Abu Sa`id Al-Khudri berkata, ""Kami menangkap beberapa wanita dari daerah Awtas yang telah menikah, dan
kami tidak ingin berhubungan seks dengan mereka karena mereka telah bersuami. Jadi, kami bertanya pada sang Nabi tentang hal ini, dan inilah ayat yang
diwahyukan: Juga (haram bagimu) wanita2 yang telah menikah, kecuali wanita2 yang dimiliki tangan kananmu). Dengan demikian, kami lalu
berhubungan seks dengan wanita2 ini." (Terjemahan lain adalah: akibat dari ayat ini, istri2 para kafir jadi halal bagi kami). Keterangan ini dicatat pula
oleh At-Tirmidhi An-Nasa'i, Ibn Jarir dan Muslim dalam hadis Sahihnya.

Melalui ayat ini muncullah ketetapan Allah yang Maha Kuasa untuk memperkosa wanita2 yang telah menikah dan jadi tawanan Muslim. Inilah
perintah illahi yang menghalalkan perzinahan dan perkosaan.

Hadis-hadis yang Mendukung


Mari kita lihat pula hadis2 yang berhubungan dengan ayat Q 4:24
Sahih Muslim, bab 29:
Judul: Adalah halal untuk berhubungan seks dengan wanita tawanan perang setelah yakin dia tidak sedang datang bulan atau hamil. Jika
wanita itu memiliki suami, maka perkawinannya dibatalkan setelah dia menjadi tawanan perang.

Sahih Muslim, buku 008, nomer 3432:


Abu Sa'id al-Khudri (semoga Allah berkenan terhadapnya) melaporkan bahwa di Perang Hunain, Sang Rasul Allah (semoga damai menyertainya)
mengirim pasukan ke Autas dan menghadapi musuh dan berperang melawan mereka. Setelah mengalahkan musuh dan menangkap tawanan2 perang, para
sahabat Rasul Allah (semoga damai menyertainya) ragu2 untuk berhubungan seks dengan tawanan2 wanita karena suami2 kafirnya. Maka Allah, yang
Maha Tinggi, mengirimkan ayat ini: "Dan wanita2 yang telah menikah, kecuali yang dimiliki tangan kananmu (Qur'an 4:24)" (artinya: wanita2 tersebut
halal untuk disetubuhi Muslim setelah selesai masa 'Idda).

Sahih Muslim, buku 008, nomer 3433:


Abu Sa'id al-Khudri (semoga Allah berkenan terhadapnya) melaporkan bahwa Rasul Allah (semoga damai menyertainya) mengirim sepasukan kecil. Isi
hadis selebihnya adalah sama, kecuali dia berkata: Kecuali yang dimiliki tangan kananmu; selebihnya adalah haram bagimu; dan dia juga tidak
mengatakan kalimat berikut "saat masa 'Idda telah usai." Hadis ini dilaporkan atas ijin AbuSa'id (al-Khudri) (semoga Allah berkenan terhadapnya) melalui
mata rantai lainnya dan kalimatnya berbunyi demikian: Mereka menangkap tawanan2 (wanita) di hari penyerangan Autas dan wanita2 itu telah bersuami.
Mereka takut (untuk berhubungan seks dengan mereka) sampai diturunkan ayat ini: "Dan wanita2 yang telah menikah, kecuali wanita2 yang dimiliki
tangan kananmu" (Qur'an 4: 24)

Sunnan Abu Dawud, Volume 2, Nomer 2150:


Abu Said al-Khudri berkata:
"Rasul Allah mengirim tentara ke Awtas sewaktu terjadi Perang Hunain. Mereka bertemu musuh dan berperang melawannya. Mereka mengalahkan
mereka dan menangkap tawanan2 perang. Beberapa sahabat sang Rasul Allah ragu2 untuk berhubungan seks dengan tawanan2 wanita di hadapan para
suami mereka yang kafir. Maka Allah, yang Maha Mulia, mengirimkan ayat Qur'an, "Dan semua wanita2 yang telah menikah (haram) bagimu, kecuali
(tawanan2) wanita yang dimiliki tangan kananmu." Dan ini berarti, para wanita tersebut halal bagi mereka setelah selesai masa tunggu. [ayat Qur'an
4:24]

Tiga hadis sahih di atas berisi hal yang serupa tentang kejadian saat Q 4:24 diwahyukan. Ayat ini khusus diturunkan ketika tentara2 Muslim
menangkap wanita2 kafir dan suami mereka saat itu masih hidup. Para tentara "suci" ini ragu2 untuk berhubungan seks di hadapan suami2 para
wanita tersebut. (Mereka masih hidup dan diikat sebagai tawanan). Tentara2 Muslim ingin ngeseks dengan wanita2 tersebut di hadapan suami2 mereka…!
Tapi..! Tunggu dulu; marilah bicarakan hal ini dengan sang nabi suci Muhammad. Dengan seketika Allah buru2 memuaskan nafsu seks para jihadis
suciNya, menghalalkan segala keinginan seks yang mereka dambakan. Allah, Tuhan yang maha pengampun, berkata masa bodoh dengan suami2
kafir tersebut, kau wahai jihadis2 suciKu, silakan ngeseks dengan istri2 mereka tanpa ragu. Dengan turunnya ijin Allah ini, maka para jihadis suci lalu
memperkosa wanita2 itu dengan teknik azl (= coitus interruptus = cabut penis dari tubuh wanita saat mengeluarkan sperma).

Tentara Muslim dan Perkosaan


Para tentara Muslim pun harus konsultasi lagi dengan Nabi mereka sebelum melakukan azl, tapi bukan karena alasa moral…! Yang mereka inginkan
hanyalah ngeseks tanpa membuat wanita2 malang itu hamil, karena kalau hamil, maka harga wanita2 itu jadi murah di pasar budak.

Sahih Bukhari, Volume 3, buku 34, nomer 432:


Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri:
Tatkala sedang duduk bersama Rasul Allah, dia berkata, "Wahai Rasul Allah! Kami mendapat tawanan2 wanita sebagai bagian jarahan perang, dan kami
tertarik akan harga mereka, apa pendapatmu tentang azl?" Sang Nabi berkata, "Apakah kau benar2 melakukan hal itu? Sebaiknya tidak usah. Jika Allah
telah menetapkan jiwa (bayi), maka jiwa itu akan tetap lahir."

Hal ini diucapkan Muhammad karena seringkali setelah melakukan azl sekalipun, wanita2 itu tetap saja hamil. Cairan yang keluar dari penis sebelum
benar2 ejakulasi (pre-ejaculation seminal fluid) sekalipun tetap mengandung sperma. Karena itulah, sang Nabi suci Islam mengatakan pada para Muslim
sebaiknya mereka menikmati kegiatan seks itu sepenuhnya dan tidak perlu repot2 ber-azl ria.

Kesimpulan
Perzinahan dan perkosaan merupakan perintah Illahi dalam Islam. Qur'an 4:24 merupakan bukti akan hal ini.
Note: The Arabic portion of Ibn Kathir's translation is extracted from this website
Linknya ada di: http://quran.al-islam.com/Tafseer/DispTafsser.asp?l=arb&taf=KATHEER&nType=1&nSora=4&nAya=24

Silakan mengutip dan menyebarluaskan artikel ini - Haji Murad.

Diperoleh dari "http://faithfreedom.frihost.net/wiki/Apakah_Al-Qur%27an_Mengijinkan_Pemerkosaan%3F"


Kategori: Al-Qur'an | Kejahatan Atas Nama Islam

Halaman ini terakhir diubah pada 16:56, 25 Agustus 2008.

You might also like