You are on page 1of 2

http://puhdas-kuu.blogspot.com/2011/07/pakan-ikan-sistem-fermentasi.

html Pakan Ikan Sistem Fermentasi


Mungkin kita bertanya apa manfaatnya pakan ikan yang difermentasi. Seperti kita ketahui, ikan tidak memiliki sistem pencernaan yang lengkap seperti halnya hewan ruminansia dalam mencerna karbohidrat. Hewan ruminansia biasanya memiliki enzim-enzim pemecah serat, selulosa dan hemiselulosa, sehingga pakan bisa diserap optimal oleh hewan tersebut. Meskipun ada perdebatan mengenai seberapa besar manfaat karbohidrat dalam tubuh ikan, namun yang pasti, semakin mudah karbohidrat dicerna maka semakin besar probabilitas protein digunakan untuk pertumbuhan, sehingga semakin cepat ikan tumbuh. Jika karbohidrat tidak terserap karena kandungan serat yang tinggi, maka ikan akan mengambil sumber energi metabolisme dari protein, sehingga pertumbuhan kurang maksimal. Selain itu, bahan-bahan sumber protein biasanya cendrung mahal. Sebagai contoh adalah tepung kedelai, tepung ikan, tepung udang dan sebagainya. Jika pun ada alternatif sumber protein nabati yang murah, kandungan serat tinggi inilah yang menyebabkan protein tidak bisa diserap dan dibuang percuma dalam feses. Gambaran sederhana tentang fermentasi adalah kita melakukan usaha layaknya pengkondisian makanan yang dicerna dalam tubuh hewan ruminansia (sapi dan teman-temannya), untuk mendapatkan kualitas makanan yang sama dengan yang ada di perut hewan ruminansia tersebut, namun dilakukan diluar tubuh hewan itu. Dengan kata lain adalah mendapatkan kualitas makanan sama seperti yang didapat dari tubuh sapi, digunakan untuk pertumbuhan ikan. Cara untuk melakukan fermentasi macam-macam. Misalnya dengan menggunakan ragi, jamur, asam-asaman, enzim-enzim pencernaan, mikroba yang telah dikultur dan lain-lain. Bahan fermentasinya juga bermacam-macam, mulai dari ikan, bijibijian, jerami, dedak, kangkung air, kiambang, eceng gondok dan lain-lain. Harapan dari fermentasi ini adalah mempercepat pertumbuhan ikan. Dengan fermentasi, kadar protein akan meningkat sampai 8%. Kadar protein yang meningkat tersebut berasal dari organisme kecil yang mengubah bahan yang difermentasi menjadi protein dengan mengikat nitrogen bebas dari udara. Karena ada produksi protein itulah sehingga wajar jika kandungan proteinnya meningkat. Dengan kandungan protein yang lebih tinggi, maka akan mengurangi penggunaan campuran yang berasal dari sumber protein hewani seperti tepung ikan, dan imbasnya adalah mengurangi biaya pakan. Karena fermentasi pulalah dinding sel tumbuhan yang susah dicerna, yang biasanya ikut juga membawa zat-zat makanan kedalam feses, bisa dikurangi. ( itulah sebabnya kenapa kita butuh serat untuk mempermudah buang air). Konsep mengenai manfaat serat untuk manusia dan ikan harus benar-benar kita pahami. Manusia yang telah selesai masa pertumbuhannya, membutuhkan serat untuk melancarkan pencernaan, mengurangi timbunan lemak , sehingga mendapatkan tubuh langsing dan sehat. Ikan menghindari serat karena tujuan budidaya ikan adalah bukan untuk melangsingkan ikan tetapi justru menggemukkan ikan sehingga kadar serat harus diperhatikan. Fermentasi merupakan jawaban untuk meningkatkan kecernaan dengan mengurangi kadar serat dan meningkatkan protein. http://www.google.co.id/#hl=id&sclient=psyab&q=fermentasi+pakan+pada+udang+vannamei&oq=fermentasi+pakan+pada+udang+vann amei&gs_l=hp.3...17276.25196.9.25650.9.9.0.0.0.0.231.1491.0j7j2.9.0...0.0...1c.1.5.psyab.zUKOjpA0yk&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&bvm=bv.43148975,d.bmk&fp=fbd8938 9e2dba32b&biw=1024&bih=631

KAJIAN PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA DAN KUNING TELUR PADA PEMBUATAN BAKSO DAGING SAPI
ABSTRAK Bakso merupakan salah satu produk emulsi. Adonan bakso adalah emulsi minyak dalam air yang terbuat dari campuran lemak dan air dalam fase koloid, dengan protein sebagai emulsifier. Pada pembuatan bakso dilakukan penambahan tepung tapioca (sebagai binder) dan kuning telur untuk memperbaiki kualitas bakso. Metode penelitian menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial dengan dua faktor dan dua kali Ulangan. Faktor pertama adalah penambahan kuning telur (20, 35, 50, dan 65 Gram) dan faktor kedua adalah penambahan tepung tapioka (10,12,5 , 15 dan 17,5 gram). Hasil penelitian terbaik ada pada kombinasi perlakukan kuning telur 35 gram dan tepung tapioca 12,5 gram, dengan stabilitas emulsi (minyak terpisah 1,25 %, keadaan air 65, 60%, protein 10,29% , lemak 4,57 %, nilai tekstur 0,4465 mm / gram.detik, nilai WHC 86, 80%, uji inderawi rasa 4,20, flavour 2,65 tekstur 3,65 dan warna 2,68. Kata kunci : bakso, tepung tapioka, emulsi, kuning telur.

http://www.google.co.id/#hl=id&sclient=psyab&q=penggunaan+tepung+tapioka+dan+tepung+kanji+pada+pembuatan+bakso%2C+skripsi&oq=p enggunaan+tepung+tapioka+dan+tepung+kanji+pada+pembuatan+bakso%2C+skripsi&gs_l=hp.3...38 997.43735.12.44418.9.9.0.0.0.0.557.2088.0j6j2j5-1.9.0...0.0...1c.1.5.psyab.lgalxCgToNA&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&bvm=bv.43148975,d.bmk&fp=fbd89389e2db a32b&biw=1024&bih=631

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN PADA SUHU DINGIN TERHADAP JUMLAH BAKTERI PADA UDANG WINDU (Penaeus monodon)
http://perikanankrb.blogspot.com/2012/06/pengaruh-lama-penyimpanan-pada-suhu.html

You might also like