You are on page 1of 4

Draft Concept Note PNPM Peduli Investing Marginalized Young People Periode 2013 2014

Siapa kelompok remaja marginal yang akan dijangkau? KELOMPOK REMAJA YANG AKAN DIJANGKAU ADALAH KELOMPOK REMAJA DIFFABLE. Pilihan wak da, kalau ndak remaja pekerja tambang pasir itu atau remaja difabel (atau bahasa sekarang disability) alias anak cacat, kalau bekerja jo anak cacat, maka akses wak terhadap kelompok ko bisa capek da, karano ado ridha dan teti yang akanmembantu, dan mkn wak bisa bekerja juo jo FKADA (forum komunikasi keluarga dengan anak cacat) atau PPCI Sumbar dan PPCI Padang, kabarnya PPCI Padang amlah data dana dari AUSAID untuak advokasi isue. Isue ko menarik karano Indonesia baru meratifikasi konvensi untuk org disability. Apo lagi wak ado VINA yang memang kuliah untuk jurusan itu. Kelompok remaja yang akan dijangkau adalah; Kelompok remaja berkebutuhan khusus difabel atau disability di Kota Padang baik yang di sekolah dan putus sekolah. Tercatat murid sekolah Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus di Sekolah luar biasa di Kota Padang adalah 1369 orang murid tersebar di 36 sekolah pemerintah dan swasta yang di payungi oleh berbagai yayasan.

Gambarkan secara singkat dan jelas dengan ditunjang data-data (evidence based) kenapa mereka menjadi marginal? Berapa perkiraan populasi mereka di tingkat propinsi? KELOMPOK DIFFABLE SELAMA INI BELUM MENDAPATKAN PERHATIAN MAKSIMAL DALAM SELURUH ASPEK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN. HAL INI DISEBABKAN RENDAHNYA KETERLIBATAN KELOMPOK INI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI TINGKAT MAKRO. KEMARGINALAN KELOMPOK INI TERLIHAT DARI TERBATASNYA AKSES MEREKA TERHADAP SELURUH JENIS PELAYANAN PUBLIK. POLA-POLA KEBIJAKAN YANG MENEMPATKAN MEREKA PADA POSISI PENERIMA HIBAH/PENERIMA BANTUAN CENDERUNG MEMPOSISIKAN MEREKA PADA SITUASI SEBAGAI KELOMPOK YANG HANYA PERLU DIKASIHANI DAN TIDAK BERDAYA. PADAHAL KELOMPOK INI MEMILIKI SUMBER DAYA YANG BISA DI BERDAYAGUNAKAN.

Perkiraan populasi bisa beko bisa wak cari data da. Marginal, karena memang akses mereka terbatas untuk pelayanan public dan pekerjaan, bahkan disegala aspek.

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sumatera Barat memfokuskan kegiatan program PNPM Peduli untuk mengorganisir kelompok remaja dengan karakteristik: berkebutuhan khusus (tuna rungu dan tuna grahita ringan) dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat menemui hambatan dan sering mengalami diskriminasi. Sementara itu UU No.19 Tahun 2011 menyatakan, hak yang sama bagi penyandang difabel/disabilitas, yaitu orang yang memiliki yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan kesamaan hak. Oleh karena itu, pengakuan bahwa diskriminasi berdasarkan disabilitas merupakan pelanggaran terhadap martabat dan nilai yang melekat pada setiap orang. Secara umum, kelompok remaja ini tidak terjangkau oleh program pemerintah yang ada, terutama untuk kelompok usia belajar Sekolah Lanjutan Atas, mereka kurang memiliki kemampuan psikososial (pengambilan keputusan, mengkomunikasikan gagasan, berpikir kritis), merasa tidak memiliki masa depan dan tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan publik. Kelompok remaja difabel ini juga tidak dibekali pengetahuan kesehatan dan hak-hak reproduksi mereka, dibeberapa kasus ditemukan menikah pada usia masih sangat muda namun dengan pekerjaan dan sumber mata pencarian yang tidak tetap. Program pemerintah dengan dukungan dana pendidikan yang mencapai 20% dari anggaran negara, saat ini cakupannya masih untuk pendidikan dasar (wajib belajar 9 tahun). Sementara itu untuk sekolah lanjutan atas baru mendapatkan perhatian dan dukungan sejak 3 tahun terakhir. Tidak sedikit remaja difabel khususnya tuna rungu dan grahita ringan tersebut putus sekolah, sebelum adanya dukungan pendidikan tingkat lanjutan atas, karena tidak tersedianya layanan pendidikan tersebut disekolah pemerintah dan swasta yang ada. Alternatif untuk mendapatkan pendidikan lanjutan di SMA dan SMK inklusi (menerima anak yang berkebutuhan khusus dalam jumlah terbatas disekolah umum), tapi harus membiayai sekolah sendiri. Saat ini di Padang teridentifikasi lebih kurang dari 30 remaja difabel (khususnya tuna rungu dan grahita ringan) yang putus sekolah baik SD, SMP dan SMA, mereka tidak dibekali dengan keterampilan dan keahlian yang memadai. Sehingga untuk memasuki dunia kerja umum sangat tidak mungkin untuk mereka bersaing, umumnya mereka menjadi buruh, petugas parkir dan pekerjaan musiman lainnya. Walaupun ada dukungan dari Dinas Sosial

Provinsi melalui Seksi Pelayanan Rehabilitasi Sosial dan Penyandang Cacat, namun itu dilakukan secara parsial dan tidak berkelanjutan dengan mengundang 1 atau 2 orang siswa remaja untuk mengikuti pelatihan lifeskill atau keterampilan tertentu seperti menjahit dan diberikan dukungan mesin jahit untuk yang mengikuti pelatihan tersebut. Untuk itu kita mendorong mereka dalam kelomok sebaya (peer educator), punya pilihan dan mampu mempengaruhi akses pelayanan publik (kesehatan, pendidikan/keterampilan, ekonomi) yang mereka butuhkan, peraturan/program dan hukum yang berpihak kepada mereka serta adanya dukungan masyarakat dan pemerintah untuk memperkuat kapasitas mereka dalam membuat pilihan masa depan menjadi fokus program PKBI. Selama 7 (tujuh) bulan implementasi program, PKBI Sumbar melakukan: pengorganisasian kelompok remaja difabel di kota Padang yang sudah putus sekolah dan sedang berada disekolah luar biasa lanjutan atas. Selanjutnya akan difasilitasi untuk membangun kesadaran kritis mengenai hak-hak reproduksi dan seksual yang bertanggung jawab, termasuk membangun kapasitas psikososial agar mereka berani membicarakan stigma dan diskriminasi yang mereka terima. Di 2 lokasi program, kelompok remaja sudah terorganisir dan pemimpin-pemimpin kelompok sudah teridentifikasi dan terlatih. Media pengorganisasian yang dilakukan adalah dengan memberikan kegiatan terpilih seperti disain grafis, fotografi dan videografi kepada kelompok remaja yang diorganisir. Adapun kelompok remaja yang diorganisir di 2 wilayah tersebut adalah remaja putus sekolah dan remaja yang bermasalah dengan hukum yang ada di Lembaga Pemasysrakatan. Untuk kegiatan dengan remaja bermasalah dengan hukum, sudah terbangun kerjasama dengan Kanwil Hukum dan HAM Bengkulu dalambentukMoUpelaksanaan program di Lapas. Kepercayaan dan relasi dengan kelompok remaja sudah terbangun dimana kelompok remaja yang berbeda bisa disatukan dalam dialog dan pelatihan yang dikembangkan.

Usulan nama lokasi program di tingkat kabupaten/ kota? USULAN IMU DI PADANG DAN BUITINGGI, ATAU SESUAI SARAN DARI VINA, RIDHA DAN TETI. KALAU DI BUKIK POTENSINYO ADO PAK YANTO YANG SANGAT PEDULI DENGAN ORANG CACAT YANG BISA BANTU WAK. ATAU BISA PAYAUMBUAH, KAMPUANG RIDHA. YANG PENTING GAMPANG DAN MURAH DI AKSES

Perkiraan berapa jumlah kelompok marginal tersebut yang akan di jangkau/ diorganisir? TERGANTUNG BUDGET DA. TERGANTUNG JUGA DENGAN KELOMPOK DIFFABEL MANA YANG KITA PRIORITASKAN, APA YANG TUNA RUNGU, NETRA ATAU LAIN-LAIN. TAPI YG JELAS BUKAN TUNA GRAHITA (IDIOT DA). Jelaskan dengan singkat strategi dan kegiatan yang akan dilakukan bagi kelompok marginal tersebut pada tahun 2013 dan 2014 (pisahkan strategi per tahun)? STRATEGI SATU IMU KIRO ADVOKASI AKSES PELAYANAN PUBLIC KEPADA PEMERINTAH. STRATEGI KEDUA UEP USAHA EKONOMI PRODUKTIF (BANTUAN DANA STIMULANT USAHA), KO BISA BELAJAR DARI KELOMPOK TUNA RUNGU YANG PUNYO USAHA BENGKEL, KEDAI NASI, JUALAN PULSA, DAN LAIN-LAIN. RIDHA TAHU PERSIS KO DA. STRATEGI KETIGA USUL IMU ADALAH PENGUATAN INFOMRMASI TENTAG SEKSUALITAS DAN DIMENSINYA. STRATEGI KE EMPAT MEDIA KIE dll

Tuliskan hasil yang ingin dicapai pada tahun pertama dan tahun kedua program? HASIL NANTI KITA BISA DISIKUSIKAN DENGAN TIM DA, TAPI SECARA UMUM MKN HASIL YANG DICAPAI : - MENINGKATNYA PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN KELOMPOK REMAJA DIFABLE TERHADAP HAK ASAZI MANUSIA. - MENINGKATNYA PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN PENGAMBIL KEBIJAKAN TERHADAP PEMENUHAN HAK DIFFABLE. - MENINGKATNYA KUALITAS HIDUP KELOMPOK DIFABLE MELALUI PENGEMBANGAN USAHA EKONOMI PRODUKTIF. - DLLL -

You might also like