You are on page 1of 2

Bagaimana sebenarnya posisi teknologi sebaiknya diletakkan dalam dunia arsitektur yang sering disebut seni atau bukan

seni? 1.Muncul kecenderungan atau sudah menjadi kebutuhan primer bahwa karya buatan tangan sendiri digantikan oleh karya-karya dengan bahanbahan buatan yang diproduksi mesin. Walaupun tidak memiliki karakter seni, tetapi lebih laris dan populer di masyarakat secara umum. Menimbulkan reaksi-reaksi yang mengkhawatirkan keseimbangan alam, seni dan budaya yang dianggap sering terancam oleh benda-benda buatan yang tidak organis. 2. Kemajuan teknologi itu justru memanjakan manusia sehingga menggangu eksistensi kemampuan tangan dalam sketsanya di kertas. Muncul pandangan untuk menjadikan arsitektur sebagai mesin untuk hidup .Segala sesuatu dalam arsitektur dipandang dan dihargai sejauh dapat dikuasai, dikendalikan, digunakan, diperalat bahkan dimanipulasikan. 3. Sikap menempatkan nilai atau daya operasional terlalu berlebihan, sehingga menyingkirkan nilai kualitatif manusiawi . Dalam kebebasan memilih yang disajikan oleh teknologi modern, sebenarnya terjadi perbudakan manusia oleh sistem teknologi yang totaliter. Sisi negatif teknologi untuk mahasiswa arsitektur 1.Mahasiswa arsitektur cenderung tidak lepas dari ketergantungannya pada setiap produksi digital 2.Mahasiswa arsitektur tidak lebih dari seorang maniak digital, bukan sebagai penggubah bangunan atau lingkungan fisik dalam kenyaatan dan keseluruhannya Disinilah nilai kemanusiaan dipertanyakan, sistem produksi bahan digitalnilai kualitatif produk karya arsitektur tidak diperhatikan yang penting laris dan sensasional serta lebih populer. Para tenaga pendidik yang penting menghasilkan karya yang dilihat bagus dari mahasiswa dan perkuliahan lancar. Namun disisi lain juga tidak berarti teknologi tidak boleh terus berkembang, sesuai dengan kecepatan yang dimilikinya. Bukan berarti arsitektur tidak boleh mengikuti perkembangan jaman Boleh namun kemampuan mahasiswa arsitektur harus bisa menyeimbangkan antara kemampuan freehand mereka dengan teknologi digitalisasi dalam eksistensinya, dan tidak melupakan hakekat dari perancangan itu sebenarnya. - Gusti Novi Sarbini, MUP, dosen di prodi. Teknik Arsitektur Unlam - . Suatu pernyataan arif yang mendudukkan teknologi pada posisi yang sejajar dengan tetap mengutamakan manusia sebagai pusat pengendalinya.

ASPEK POSITIF kemajuan teknologi dalam arsitektur -Teknologi dapat hadir sebagai IDE atau DASAR MATERI. Posisi teknologi sebagai ide, tentu akan mendapat kritik dan kesulitan jika ide-ide itu mencapai kriteria yang tidak mungkin dilaksanakan. Sebagai materi dasar rancangan, ide-ide yang mungkin baik, bisa saja tidak mendapatkan kesempatan untuk muncul, karena demikian banyaknya batasan-batasan teknis yang mengikat. -Kemudahan informasi membuat design lebih mudah dan cepat untuk dikenal, misal bila kita buka majalah arsitektur dalam negeri maupun mancanegara, terpampang gambar-gambar bangunan dan interior yang serba indah menawan di atas kertas yang licin mengkilat. Foto-fotonya rapi dan tajam, disertai penjelasan yang sarat sanjungan, nampak elit dan berwibawa. Kebanyakan pembaca lantas terpana, ikut mengagumi karya arsitektur yang tersaji. -Dengan teknik render yang canggih, membantu orang awam memahami secara visual desain tersebut tanpa melihat bentuk jadinya terlebih dahulu. Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan arsitektur di Indonesia disebabkan oleh majunya ilmu pengetahuan dan teknologi. -Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bentuk bentuk arsitektur baru. Melihat secara tradisional, pembangunan Indonesia memanfaatkan bahan bangunan alam yang daya tahannya sangat terbatas, yaitu kayu ulin, daun-daunan, rumput dan serat-serat alam lainnya. Dengan perkembangan teknologi baru, mulai digunakan baja ringan, beton bertulang, kaca kantilever dan sebagainya yang tahan lama hampir tidak terbatas kualitas bangunan yang didirikan makin lama makin penting. Penggunaan bahan bangunan dan teknologi modern dalam pembangunan harus sesuai dengan daya tahannya, yang berarti hasilnya harus fleksibel dalam penggunaan dan cocok dengan cara kehidupan penghuninya. Terlepas dari semua itu, arsitektur harus kembali lagi kepada FUNGSI. sebuah karya arsitektur sebagai wujud budaya dapat dikatakan berhasil kalau ia dapat berfungsi dengan baik.

You might also like