You are on page 1of 9

1

Abstrak Perubahan gaya hidup yang dijalani masyarakat saat ini, ditambah dengan makin maraknya teknologi baik itu di bidang kesehatan, pertanian ataupun di bidang makanan. Disaat seperti ini pun produk olahan pangan semakin banyak dan bervariasi yang ditawarkan kepada konsumen.Indonesia memiliki keanekaragaman hasil-hasil alam yang melimpah. Masyarakat Indonesia pada umumnya masih memperhatikan sekali terhadap hasilhasil alam yang dimilikinya, baik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan pokok maupun yang dapat digunakan sebagai cemilan ataupun sebagai bahan makanan pengganti. Dari sekian banyak tumbuh-tumbuhan hasil alam yang dimiliki tersebut, salah satu diantaranya adalah Jamur Tiram (Pleurotus Oestreatus.). Menurut penelitian dalam jamur tiram termasuk tumbuhan hasil pertanian organik yang tidak mengandung kolesterol. Konsumsi jamur tiram selama 3 minggu dapat menurunkan kadar kolesterol hingga 40%. Jamur tiram putih dapat diolah menjadi berbagai masakan untuk sayur, lauk dan makanan ringan. Dengan berubahnya pola konsumsi masyarakat kepada bahan non sintetis dan ditambah dengan tingginya permintaan masyarakat akan makanan ringan dengan bahan-bahan alami yang tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan, maka oleh karena itu kami pun melakukan inovasi dengan mengganti minyak goreng dengan media pasir. Lazimnya penggorengan dilakukan dengan menggunakan minyak. Pada penggorengan minyak berfungsi sebagai media penghantar panas, meratakan suhu dan berperan sebagai rasa gurih. Melihat fakta-fakta tersebut, dapat dikatakan bahwa produk yang berasal dari jamur tiram mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai produk yang menguntungkan, selain itu proses penggorengan yang menggunakan media pasir lebih menyehatkan daripada menggunakan minyak goreng. Kata Kunci : Jamur Tiram, Minyak Goreng, Kolesterol, Media Pasir

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan gaya hidup yang dijalani masyarakat saat ini, ditambah dengan makin maraknya teknologi baik itu di bidang kesehatan, pertanian ataupun di bidang makanan. Disaat seperti ini pun produk olahan pangan semakin banyak dan bervariasi yang ditawarkan kepada konsumen. Indonesia memiliki keanekaragaman hasil-hasil alam yang melimpah. Masyarakat Indonesia pada umumnya masih memperhatikan sekali terhadap hasilhasil alam yang dimilikinya, baik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan pokok maupun yang dapat digunakan sebagai cemilan ataupun sebagai bahan makanan pengganti. Dari sekian banyak tumbuh-tumbuhan hasil alam yang dimiliki tersebut, salah satu diantaranya adalah Jamur Tiram (Pleurotus Oestreatus.). Menurut penelitian dalam jamur tiram termasuk tumbuhan hasil pertanian organik yang tidak mengandung kolesterol. Setiap 100 gram jamur tiram mengandung protein 1935% dengan 9 macam asam amino; lemak 1,7 2,2% terdiri dari 72% asam lemak tak jenuh. Karbohidrat jamur Tiamin riboflavin dan niasin merupakan vitamin B utama dalam jamur tiram selain vitamin D dan C mineralnya terdiri dari K, P, Na, Ca, Mg, juga Zn, Fe, Mn, Co dan Pb. Mikroelemen yang bersifat logam sangat rendah sehingga aman dikonsumsi setiap hari.. Konsumsi jamur tiram selama 3 minggu dapat menurunkan kadar kolesterol hingga 40%. Jamur tiram putih dapat diolah menjadi berbagai masakan untuk sayur, lauk dan makanan ringan. Dengan berubahnya pola konsumsi masyarakat kepada bahan non sintetis dan ditambah dengan tingginya permintaan masyarakat akan makanan ringan dengan bahan-bahan alami yang tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan, maka oleh karena itu kami pun melakukan inovasi dengan mengganti minyak goreng dengan media pasir. Lazimnya penggorengan dilakukan dengan menggunakan minyak. Pada penggorengan minyak berfungsi sebagai media penghantar panas, meratakan suhu dan berperan sebagai rasa gurih. Selama penggorengan produk mengalami penyerapan minyak yang cukup tinggi. Penyerapan minyak yang cukup tingi akan menyebabkan produk mudah menjadi tengik apabila selama penyimpanan terjadi kontak dengan oksigen. Selain itu penggunaan minyak itu sering menimbulkan masalah seperti ketersediaannya yang kurang seimbang dengan kebutuhan sehingga menyebabkan harga melambung cukup tinggi, adanya kesadaran masyarakat untuk mengurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak yang disinyalir akan berdampak kurang baik bagi kesehatan, adanya kewaspadaan terhadap produk hasil gorengan yang menggunakan minyak yang digunakan untuk penggorengan secara berulang, selain itu konsumsi minyak terutama lemak jenuh dianggap merupakan penyebab naiknya resiko sakit jantung koroner, kanker, diabetes, dan tekanan darah tinggi. Sedangkan kenapa menggunakan media pasir, karena ada beberapa keuntungan yang didapat apabila penggorengan dilakukan dengan menggunakan media pasir diantaranya ialah produk tidak mengandung minyak goreng sehingga tidak mudah tengik apabila terjadi kontak dengan osigen, pasir sebagai media penghantar panas mudah didapatkan dan murah sehingga dapat menekan biaya produksi, mengurangi ketergantungan penggorengan menggunakan minyak goreng, selain itu penurunan kerenyahan (melempem) produk (kerupuk) yang digoreng dapat dengan mudah dilakukan

rekondisi. Namun demikian ada kerugian apabila penggorengan dilakukan menggunakan pasir yaitu, produk gorengnya tidak mengalami penambahan rasa gurih yang disebabkan oleh minyak goreng. Melihat fakta-fakta tersebut, dapat dikatakan bahwa produk yang berasal dari jamur tiram mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai produk yang menguntungkan, selain itu proses penggorengan yang menggunakan media pasir lebih menyehatkan daripada menggunakan minyak goreng. Salah satu bentuk dari inovasi dalam pemanfaatan jamur tiram adalah sebagai bahan baku makanan ringan, yang mengenakkan bagi yang mengonsumsinya. Pengembangan kerupuk jamur tiram sebagai produk makanan ringan ini diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah (added value) jamur tiram dan menambah diversifikasi produk makanan ringan yang beredar di pasaran. Khasiat yang dapat diambil dari kerupuk jamur tiram dan proses penggorengan yang unik ini adalah sebagai makan yang dapat dikonsumsi setiap saat dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk mengkonsumsinya.

B. PERUMUSAN MASALAH 1. Potensi produksi jamur tiram berkembang sangat pesat, terutama setelah diketahui manfaatnya yang baik untuk kesehatan. 2. Tingginya permintaan konsumen terhadap produk makanan ringan dari bahan-bahan alami yang harganya terjangkau. 3. Peluang yang besar dari kerupuk jamur tiram sebagai makanan ringan yang memiliki rasa yang khas 4. Munculnya permintaan akan makanan yang mengenakkan akan tetapi menyehatkan C. TUJUAN PROGRAM Program ini bertujuan untuk: 1. Mendapatkan keuntungan. 2. Mendirikan usaha mandiri yang mampu membuka peluang kerja dan mengangkat perekonomian masyarakat. 3. Memberikan nilai tambah pada komoditas dalam negeri (jamur tiram). 4. Meningkatkan daya tarik produk. 5. Membuat konsumen tetap sehat selama mengkonsumsi produk ini 6. Meningkatkan konsumsi makanan ringan di masyarakat. 7. Mengembangkan jiwa kreativitas dan kewirausahaan pada mahasiswa. D. LUARAN YANG DIHARAPKAN Produk komersial yang dihasilkan adalah kerupuk jamur tiram sebagi makanan ringan yang memiliki rasa yang khas dengan merek dagang Kerupuk JATI. Produk komersial ini dikemas dalam plastik 100 gram yang mengandung khasiat jamur tiram dengan harga yang terjangkau. E. KEGUNAAN PROGRAM 1. Bagi Perguruan Tinggi Munculnya produk Kerupuk JATI sebagai makanan ringan baru akan memicu jiwa kreatif inovatif mahasiswa dalam menciptakan sebuah produk makanan ringan

baru yang bermanfaat bagi tubuh, sehat dan praktis. Kondisi ini dapat menumbuhkan iklim kompetitif dikalangan mahasiswa untuk bersaing melalui pengembangan intelektualitas dan kreatifitas, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas perguruan tinggi. Program ini merupakan perwujudan dari Tridharma Perguruan Tinggi. Dengan program ini pula akan meningkatkan khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam penerapan teknologi yang dapat dikembangkan lebih lanjut. 2. Bagi Mahasiswa Pelaksanaan program ini akan merangsang mahasiswa dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan, berfikir positif, kreatif, inovatif dan dinamis. Pelaksanaan program ini menuntut mahasiswa untuk dapat bekerja dalam tim yang akan menumbuhkan kesolidan dan kekuatan tim. Program ini akan menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam berkarya dalam menerapkan teknologi sederhana yang berhasil guna. Program ini dapat menumbuhkan sikap kepedulian mahasiswa terhadap tuntutan konsumen dalam bidang makanan ringan. 3. Bagi Masyarakat Adanya produk ini akan membantu konsumen dalam pemenuhan kebutuhan makanan ringan yang sesuai dengan tren dan tuntutan masyarakat yang ingin kembali pada bahan-bahan alami, serba praktis, mudah dan murah, namun bermanfaat dan sehat bagi tubuh. II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 1. Gambaran Usaha Usaha pengolahan kerupuk kamur tiram dan pengemasannya dilakukan guna meningkatkan nilai tambah komoditas jamur tiram. Usaha ini ditekankan pada peningkatan nilai tambah dan diversifikasi produk olahan berupa kerupuk jamur tiram yang sehat. Pihak manajemen kami akan melakukan pengemasan dan pemasaran produk. Sebagai pengembangan usaha adalah pengemasan makanan ringan Kerupuk JATI dengan target pemasaran utama di sekitar kampus UNSOED dan akan berkembang ke seluruh daerah Banyumas. 2. Gambaran Produk Usaha yang kami kembangkan dari kerupuk jamur tiram adalah sebuah usaha makanan ringan yang menitikberatkan pada kealamian bahan dan proses yang lebih menyehatkan. Keunggulan produk kami dibandingkan dengan kerupuk yang biasa adalah pada segi bahan dan segi proses. Kami menawarkan alternatif konsumsi makanan ringan dengan menonjolkan keunggulan jamur tiramn yang bisa mengobati kolesterol, Selain itu proses pembuatannya yang tidak menggunakan minyak goreng, sehingga lebih menyehatkan. Keunggulan produk tersebut membuat kerupuk jamur tiram ini selain menyehatkan juga mengenakkan. Kami mengembangkan kerupuk jamur tiram dari segi produk dan dari segi pemasarannya. Pada segi pemasaran kita merencanakan dalam bentuk plastik 100 gram dan rencana kedepannya dalam bentuk plastik 250 gram dan 500 gram. Namun pada PKM ini kami lakukan hanya sebatas pemasaran dalam bentuk plastik 100 gram.

III. METODE PENDEKATAN A. Metode 1. Lokasi Produksi Pada tahap awal produksi akan dilaksanakan di salah satu rumah kontrakan anggota kelompok yang terletak di jalan djaelani, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas. 2. Perencanaan Produksi a. Bahan Produksi Garam Tepung Tapioka Jahe Bawang Putih Bawang Merah Cabai Kunyit Merica Ketumbar Jamur Tiram Pasir sungai b. Alat dan Mesin Produksi Alat dan mesin yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Kompor Kompor digunakan untuk memanaskan air untuk mengukus adonan kerupuk yang sudah dibentuk. 2) Panci Panci digunakan untuk merebus air, tempat mengkukus adonan kerupuk. 3) Sendok Alat ini digunakan untuk mengambil bahan dan untuk mengaduk bahan. 4) Pisau pisau digunakan untuk memotong bahan dan memotong tipis-tipis adonan yang telah dikukus 5) Nampan Nampan digunakan sebagai wadah setelah adonan dipotong dan saat dijemur. c. Proses Produksi 1) Sortasi (Pemisahan Kotoran) Jamur tiram dipisahkan dari kotoran yang tercampur. Dipilah jamur mana yang cocok dan layak untuk dijadikan bahan kerupuk. 2) Penghancuran Jamur tiram hasil sortasi yang telah bersih dari kotoran kemudian dihancurkan atau ditumbuk halus dengan menggunakan alat penumbuk atau penghancur makanan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas bahanbahan dan agar mudah dalam pencampuran nanti. 3) Penambahan bumbu dan tepung Setelah jmaur tiram dihancurkan, selanjutnya adalah penambahan bumbu-bumbu yang dibutuhkan. Agar didapat rasa gurih dan khas yang cukup, setelah itu

ditambahkan tepung tapioka. 4) Pengadukan Setelah jamur tiram ditambahkan bumbu, tepung tapioka dan telur. Kemudian semua bahan itu diaduk sehingga menjadi adonan yang padat. 5) Pengukusan Setelah adonan jadi, adonan dibentuk menjadi bentuk lontong. Setelah dibentuk menjadi bentuk lontong, adonan kemudian dikukus selama 2 jam 6) Pemotongan Setelah bahan yang dikukus matang, kemudian adonan diiris tipis-tipis. 7) Penjemuran dan penggorengan Adonan yang telah dipotong/diris tipis-tipis tersebut, lalu dijemur selama 2-3 hari sampai kering. Setelah itu kerupuk digoreng dengan mengunakan pasir hingga matang. 8) Pengemasan Kerupuk yang sudah digoreng kemudian dikemas. Pengemasan dilakukan menggunakan plastik, yang kemudian diberikan desain nama produk. lalu bagian atasnya kemudian ditutup dengan diirekatkan dengan alat pengemas(heat sealer). 3. Kapasitas Produksi Produksi akan dilaksanakan selama 8 tahap setiap bulannya. Setiap tahap terdiri dari satu hari. Dalam satu hari tersebut dilakukan produksi Kerupuk JATI dengan penggorengan dan kemudian langsung dilakukan pengemasan. Setiap tahap ditargetkan menghasilkan 300 plastik Kerupuk JATI dalam kemasan 100 gr. Produk akan ditawarkan kepada konsumen dengan harga Rp 4000,- per kemasan dengan analisis keuntungan terlampir. 4. Perencanaan Pemasaran STP (Segmentation, targetting & Positioning) a. Segmentasi pasar/mapping market Kelompok kami membedakan pangsa pasar menjadi 3 segmen 1) Segmen Pertama merupakan orang tua dan golongan menengah ke atas yang konsumtif dalam hal pemenuhan gizi. 2) Segmen Kedua, yaitu wisatawan yang sedang berkunjung ke Banyumas 3) Segmen Ketiga, termasuk di dalamnya adalah masyarakat ekonomi menengah ke bawah dan kelompok mahasiswa. b. Targetting Target utama dari pemasaran Kerupuk JATI adalah segmen pertama dan segmen kedua. Kedua segmen ini dipilih karena memiliki daya beli yang tinggi terhadap produk makanan dan minuman. Hal ini didasarkan oleh fakta bahwa segmen utama dan kedua memiliki ukuran pasar yang besar dan perkiraan bahwa kelompok pertama dan kedua memiliki kebutuhan atas makanan ringan Kerupuk JATI. c. Positioning Dalam melakukan pemasaran, kami mencoba membangun image Kerupuk JATI adalah makan ringan yang mengandung bahan alami yang bermanfaat bagi tubuh. Perencanaan Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

a. Product Dalam upaya membidik semua segmen yang ada, Kerupuk JATI hadir dalam satu ukuran, bentuk dan harga. Kemasan terbuat dari plastik dengan berat bersihper produk 100 gram serta berlabel. Adanya persamaan kemasan ini diharapkan dapat menekan biaya produksi yang pada akhirnya bertujuan untuk menjangkau semua segmen pasar yang ada termasuk segmen ketiga. b. Price Dalam pemasaran Kerupuk JATI tidak ada diferensiasi harga. Strategi ini dipilih untuk membuat produk ini terjangkau oleh semua kalangan serta untuk memaksimalkan margin laba yang didapatkan. c. Place Untuk mendukung strategi pemasaran yang ditetapkan, Kerupuk JATI akan didistribusikan ke beberapa tempat strategis yang mewakili semua segmen yang ada, antara lain: 1) Untuk menjangkau segmen pertama, Kerupuk JATI akan dipasarkan di pusat-pusat perbelanjaan di beberapa perumahan yang bersifat strategis. Kami juga berusaha memasukkan produk ini ke beberapa swalayan di kota Banyumas. 2) Untuk menjangkau segmen kedua, Kerupuk JATi akan hadir di pusat-pusat perbelanjaan oleh-oleh khas Banyumas serta di stasiun dan terminal yang menjadi pintu gerbang memasuki wilayah Purwokerto. 3) Untuk menjangkau segmen pasar ketiga, kami berusaha untuk lebih memaksimalkan distribusi ke pengecer-pengecer kue, warung-warung di pusat pemukiman warga serta direct selling. d. Promotion Salah satu elemen penting untuk mendukung usaha pencitraan produk adalah strategi promosi. Promosi akan dilakukan secara intensif dan efektif sebagai upaya membangun citra Kerupuk JATI sebagai makanan ringan yang mengandung bahan alami yang bermanfaat bagi tubuh. Usaha promosi yang kami rencanakan antara lain: 1) Pemberian informasi secara langsung (direct promotion) Pemberian informasi secara langsung dilakukan oleh para personil tim ketika melakukan dirrect selling. Juga dengan ikut serta dalam event-event bazar yang akan diselenggarakan oleh Universitas Jenderal Soedirman. 2) Pemberian informasi secara tidak langsung (undirect promotion) Promosi tidak langsung dilakukan dalam bentuk penyebaran poster dan leaflet merupakan pendukung dari pemasaran yang menurut kami efektif dan efisien. Penggunaannya tidak mengeluarkan biaya besar dan efeknya sangat besar. Pamflet dan poster disebar ke beberapa lokasi strategis di daerah pemasaran sehingga memberikan kemudahan bagi calon konsumen untuk membeli dan melakukan pemesanan produk. Promosi secara langsung dianggap cukup efektif karena adanya interaksi langsung antara konsumen dan produsen. Usaha promosi tidak langsung juga ditambah dengan terjadinya promosi mulut ke mulut (Word to Mouth) yang akan dilakukan oleh konsumen yang merasa puas akan produk kami.

Grand Strategy Pemasaran Kerupuk JATI a. Riset Pasar Riset pasar bertujuan untuk mengetahui gambaran keadaan pasar. Kami membagi pembahasan riset pasar menjadi riset konsumen dan riset pesaing. 1) Riset Konsumen Riset konsumen dilakukan dengan metode penyebaran kuisioner. Kuisioner pertama bertujuan untuk mengetahui gambaran ketertarikan konsumen akan produk makanan ringan Kerupuk JATI. Kemudian ditindaklanjuti dengan uji coba produk yang dilengkapi dengan kuisioner kedua. Kuisioner kedua ini bertujuan untuk mengetahui minat konsumen lebih lanjut mengenai efek yang ditimbulkan dan keenakan rasanya. Masukan dari para konsumen, akan kami jadikan sebagai perbaikan bagi kami untuk produksi-produksi selanjutnya. 2) Riset Pesaing (Competitors) Pesaing utama dari Kerupuk JATI adalah produk-produk makanan ringan dengan bahan sintesis maupun makanan berbahan baku alami lainnya. Untuk mengantisipasinya, kelompok kami berusaha untuk membangun image Kerupuk JATI adalah makanan ringan yang mengandung bahan alami yang bermanfaat bagi tubuh serta menyehatkan. Sehingga dengan melakukan pendekatan yang berbeda kepada target pasar, kami yakin dapat bersaing dengan para competitors. Kunci kesuksesan pemasaran adalah kemampuan produk tersebut untuk diterima oleh konsumen. Adanya perubahan trend serta variable-variabel lain yang mempengaruhi selera pasar menuntut kami untuk mengetahui selera pasar dari konsumen.kami berencana untuk terus melakukan inovasi dan meningkatkan mutu dari kerupuk JATI agar dapat menguasai mind share sebagai komoditi yang berkualitas internasonal. Usaha yang kami lakukan adalah penyebaran angket selera konsumen secara berkala, quality control yang baik serta membuka layanan informasi kepada konsumen. b. Membangun kerjasama dengan beberapa mitra kerja, yang didefinisikan sebagai: 1) Mitra lokasi penjualan Mitra lokasi penjualan adalah tempat-tempat yang dipilih berdasarkan beberapa kriteria, antara lain: a) Memiliki lokasi yang strategis. b) Ramai dikunjungi orang. c) Memiliki kesesuaian dengan positioning yang dikembangkan,yaitu sebagai makanan ringan yang mengandung bahan alami yang bermanfaat bagi tubuh. 2) Investor Pengembangan skala usaha merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk tetap menjaga eksistensi dari sebuah bisnis. Untuk itu kami berusaha mencari investor yang bersedia memberikan tambahan modal dari bisnis yang kami dirikan. kriteria investor yang kami tetapkan adalah: a) Memiliki pemikiran yang sejalan dengan organisasi bisnis.

b) Menunjukkan keseriusan terhadap bisnis. c) Dapat dipercaya. 3) Mitra Pendukung B. Mitra pendukung yang kami maksud adalah institusi atau perorangan yang mendukung proses pemasaran produk namun tidak terikat kerjasama secara hukum. Misalnya, kami berencana untuk menjalin hubungan dengan beberapa kumpulan arisan yang bertujuan untuk mempromosikan sekaligus melakukan kegiatan penjualan produk secara direct selling. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Luaran dari program kewirausahaan ini adalah meningkatkan nilai ekonomis dari jamur tiram yang selama ini kurang dimanfaatkan oleh orang-orang. Pembuatan kerupuk ini dapat menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat dengan memanfaatkan jamur tiram dan memiliki manfaat dari segi kesehatan. Program kewirausahaan ini meningkatkan kreatifitas mahasiswa karena mahasiswa dapat menemukan inovasi baru berupa produk makanan sehat yang unik serta bermanfaat dari sisi kesehatan. Program kewirausahaan ini diusahakan dapat berkelanjutan dan direncanakan kedepannya dibentuk rencana jangka pendek dan panjang. Rencana jangka pendek dari program kewirausahaan ini adalah membuat hak paten atas produk yang telah dibuat. Adapun rencana jangka panjang kami adalah melakukan ekspansi penjualan ke luar Banyumas. V. KESIMPULAN DAN SARAN Usaha kerupuk jamur tiram menjadi salah satu peluang usaha yang menjanjikan khususnya di kalangan mahasiswa. Dengan harga terjangkau Rp. 4.000,00 masyarakat Banyumas umumnya dan masyarakat Purwokerto khususnya dapat merasakan nikmatnya kerupik jamur tiram tanpa mengurangi khasiat dari jamur tiram itu sendiri. Agar hasil yang ditargetkan tercapai, maka diperlukan system pemasaran yang baik pula, tahapan pemasaran yang kami lakukan untuk menjual kerupuk jamur tiram ini yaitu Segmentation,Targeting, dan Positioning yang efektif dalam menarik konsumen,sehingga pemasaran dapat menjadi bisnis yang menjanjikan.Saran untuk penjualan kerupuk lebih baik pada saat musim kemarau agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.

You might also like