You are on page 1of 6

CONCRETE MIX DESIGN

Beton Beton adalah campuran dari Semen sebagai bahan pengikat, Agregat halus (pasir) dan Agregat kasar (kerikil) sebagai bahan pengisi dan air sebagai bahan pencampur/pelumas. Bahan bahan yang digunakan dalam campuran beton harus memenuhi syarat standar yaitu SK.SNI.5-04-1989.F AIR. Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, zat organic atau bahan lainnya yang dapat merusak beton atau tulangan, sebaiknya dipakai air tawar yang dapat diminum. SEMEN. Didalam konstruksi Beton semen sebagai bahan pengikat memegang peranan penting sekali dalam menentukan mutu konstruksi. Penggunaan semen yang bermutu rendah tidak saja menghasilkan pekerjaan beton yang buruk, tetapi juga mengakibatkan kecelakaan. Berhubung semen adalah suatu bahan yang sulit diuji secara visual, maka pengujian di laboratorium yang seksama dapat diperlukan, sebelum semen dipakai dalam pelaksanaan. Pengujian semen yang harus dilaksanakan adalah kehalusan butiran dan berat jenis, karena : 1 2 Semakin halus butiran semen, maka semakin cepat pula pengikatannya dengan demikian kekuatannya juga semakin cepat tercapai. (semakin halus butirannya semakin tinggi kekuatannya) 3 Semen yang mempunyai berat jenis tinggi tentu akan mempunyai kekuatan lebih tinggi dan sebaliknya 4 AGREGAT Sifat-sifat agregat sangat berpengaruh pada mutu campuran beton.Untuk menghasilkan beton yang mempunyai kekuatan seperti yang diinginkan,maka sifat-sifat agregat harus diketahui dan diuji.

Sifat-sifat tersebut antara lain : 1 Serapan air. Serapan air dihitung dari banyaknya air yang mampu diserap oleh agregat pada kondisi jenuh permukaan kering (JPK) atau Saturated Surface Dry (SSD). 2 Kadar Air Kadar air adalah banyaknya air yang terkandung dalam suatu agregat. 3 Berat jenis dan Daya serap agregat. Berat jenis digunakan untuk menentukan Volume yang diisi oleh agregat. Berat jenis dari agregat pada akhirnya akan menentukan berat jenis dari beton sehingga secara langsung menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran beton. Hubungan antara berat jenis dengan daya serap adalah jika semakin tinggi nilai berat jenis agregat maka semakin kecil daya serap air agregat tersebut. 4 Gradasi Agregat SK.SNI T-15-1990-03 memberikan syarat-syarat untuk agregat halus, dimana agregat halus dikelompokan dalam empat zone( daerah) yaitu : Daerah Gradasi I = Pasir kasar Daerah Gradasi II = Pasir agak kasar Daerah Gradasi III = Pasir Halus Daerah Gradasi IV = Pasir agak halus 5 Modulus Halus Butir (MBH) Modulus halus butir ialah suatu indek yang dipakai untuk mengukur kehalusan atau kekasaran butir-butir agregat. MBH didefinisikan sebagai jumlah persen komulatif dari butir agregat yang tertinggal diatas satu set ayakan (38, 19, 9.6, 4.8, 2.4, 1.2, 0.6, 0.3, dan 0.15) kemudian nilai tersebut dibagi dengan seratus (Ilsley,1942:232) Perancangan Beton (MIX DESIGN) Perancangan campuran beton dimaksudkan untuk mengetahui komposisi atau proporsi bahan bahan penyusun beton. Proporsi campuran dari bahan bahan penyusun beton ini ditentukan melalui sebuah perancangan beton (Mix design). Biasanya beton dirancang untuk mencapai : a) Mudahnya pengerjaan (workability) adukan beton yang dalam praktek ditentukan dengan tingginya Slump b) Kekuatan tekan (Compressive Strength) pada umur tertentu (biasanya 28 hari) bagi beton yang sudah mengeras. c) Keawetan (Durability) bagi beton yang sudah mengeras Ada beberapa metode yang dikenal dalam perancangan beton, antara lain : 1. Metode American Concrete Institute (ACI) 2. Portland Cement Association 3. Road Note No.4 4. British Standard atau Departement of Enviroment 5. Metode Standar Nasional Indonesia (SK.SNI.T-15-1990-03) Kuat Tekan Rencana Beton (MPa) Beton yang dirancang harus memenuhi persyaratan kuat tekan rata-rata, yang memenuhi

syarat berdasarkan data deviasi standar hasil uji kuat tekan yang lalu (umur 28 hari) untuk kondisi dan jenis konstruksi yang sama. Persyaratan kuat tekan didasarkan pada hasil uji kubus berisi 150 mm, maka hasilnya harus dikonversi menggunakan persamaan : fc = [ 0.76 + 0.2 Log (f'ck/15) f'ck, Dimana : f'c = Kuat tekan beton yang disyaratkan, MPa. f'ck = Kuat tekan beton, MPa, dari uji kubus beton bersisi 150 mm. data kuat tekan sebagai dasar perancangan, dapat menggunakan hasil uji kurang dari 28 hari berdasarkan data rekaman yang lalu untuk kondisi pekerjaan yang sama dengan karakteristik lingkungan dan kondisi yang sama. Jika menggunakan hal ini maka dalam perancangan harus disebutkan (dalam gambar atau dalam uraian lainnya), dan hasilnya dikonversi untuk umur 28 hari berdasarkan Tabel 8.16 (PB, 1989:16) Umur Beton (hari) : 3 7 14 21 28 -------------------------------------------------------------------------Semen Portland Tipe 1 : 0.46 0.70 0.88 0.96 1.00 Pemilihan Proporsi Campuran Beton Rencana kekuatan beton didasarkan pada hubungan antara kuat tekan dengan faktor air semen. Pemilihan proporsi campuran beton harus memenuhi syarat atau ketentuan ketentuan sebagai berikut : Untuk beton dengan kuat tekan f'c lebih dari 20 MPa, Proporsi campuran percobaan harus didasarkan pada campuran berat (weight batching), (PB,1989 : 17). Untuk Beton dengan kuat tekan f'c hingga 20 MPa proporsi campuran percobaan boleh didasarkan pada campuran volume (volume Batching- ASTM C.685). Penakaran volume harus didasarkan pada proporsi campuran dalam berat yang dikonversikan ke dalam volume berdasarkan berat satuan volume (bulking) dari masing - masing bahan (PB, 1989 : 17).

Khusus untuk beton yang direncanakan mempunyai kekuatan sebesar 10 MPa, bila pertimbangan praktis dan kondisi setempat tidak memungkinkan pelaksanaan beton dengan mengikuti prosedur perancangan proporsi campuran (PB,1989:17), dapat digunakan perbandingan 1 PC : 2 agregat Halus : 3 Agregat kasar, dengan nilai slump beton tidak boleh melebihi 100 mm. Jika beton tersebut digunakan untuk struktur yang kedap air, dapat digunakan perbandingan 1PC : 1.5 agregat halus : 2.5 agregat kasar.

Metode Standar Nasional Indonesia adalah Perancangan cara Inggris atau dikenal dengan metode Departemen Pekerjaan Umum yang tertuang dalam SK.SNI.T-15-1990-03 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal merupakan adopsi dari cara Departement of Environment (DOE), Building Research Establisment, Britain. Langkah-langkah hitungan menurut SK.SNI.T-15-1990-03 terbagi dalam 22 langkah.

Adapun langkahnya dibuat kedalam format/formulir rancangan campuran beton ( terlampir ). KOREKSI PROPORSI CAMPURAN Apabila agregat tidak dalam keadaan jenuh kering Permukaan (SSD), proporsi campuran harus dikoreksi terhadap kandungan dalam agregat. Koreksi proporsi campuran dilakukan terhadap kadar air dalam agregat minimum satu kali dalam sehari dan dihitung menurut rumus sebagai berikut : Air = B - (Ck-Ca) x C/100 - (Dk-Da)xD/100 Agregat = C+ (Ck-Ca) x C/100 Agregat kasar = D - (Dk-Da) x D/100 Dimana : B = Jumlah air (kg/m3) C = Jumlah agregat halus ( kg/m3) D = Jumlah kerikil ( kg/m3) Ca= Absorsi air pada agregat halus (%) Da= Absorsi air pada agreagat kasar (%) Ck= Kandungan air dalam agregat halus (%) Dk= Kandungan air dalam agregat kasar (%) FORMULIR PERANCANGAN CAMPURAN BETON (SK.SNI.T-15-1990-03) No. Uraian Nilai 1 Kuat tekan beton yang direncanakan/ fc ... 2 Deviasi Standar (s) ... 3 Nilai tambah (margin, m) ... 4 Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan (f cr = fc+m) di mana . . . langkah (1) + langkah (3) 5 Jenis semen yang digunakan Tipe . . . 6 Jenis agregat yang digunakan Alami/batu pecah 7 Faktor air semen (gambar 8.41/ 8.42) ... 8 Faktor air semen maksimum (tabel 8.19) ... 9 Nilai slump (tabel 8.19), pilih yang terendah langkah (7) . . . dan (8) ... 10 Ukuran butiran nominal agregat maksimum ... 11 Nilai kadar air bebas (tabel 8.21) ... 12 Jumlah semen yaitu langkah (10) : (11) ... 13 Jumlah semen maksimum ... 14 Jumlah semen minimum (tabel 8.19) ... 15 VAS yang disesuaikan I, II, III, IV 16 Susunan butir agregat halus ... 17 Persentase agregat halus terhadap campuran (grafik 8.5.1 . . . sampai 8.5.3) ... 18 Berat jenis relatif agregat ... 19 Berat jenis beton (gambar 8.6 berdasarkan langkah 11) ... Kadar agregat gabungan. Langkah (19) [(15)+(11)] ...

20 21 22

Kadar agregat halus. Langkah (20) x langkah (16) Kadar agregat kasar. Langkah (20) langkah (21)

Kesimpulan : Proporsi campuran per meter kubik segar secara teoritis: Semen. Langkah (15) = ..................... kg Air. Langkah (11) = ..................... liter Agregat halus Langkah (21) = ..................... kg Agregat kasar Langkah (22) = ..................... Kg PERHITUNGAN JUMLAH BAHAN ADUKAN BETON Guna menghitung jumlah banyak bahan yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan beton, harus dihitung terlebih dahulu banyaknya bahan yang diperlukan untuk 1 M3 beton. Dalam perbandingan berat secara teoritis, kita harus mengetahui berat jenis bahan padat dari masing-masing bahan dan f.a.s (faktor air semen) yang digunakan. Disamping itu, harus diperkirakan juga kandungan udara didalam adukan beton tersebut. Contoh : Berdasarkan hasil pengujian dan rancangan campuran beton diperoleh data sbb: Berat Jenis PC = 3,15, Berat Jenis Pasir = 2,6 dan Berat Jenis Kerikil = 2,6 Berat Jenis Air = 1 Perbandingan campuran = 1 PC : 2 PS : 3 KR f.a.s (Faktor Air Semen) = 0,5 kandungan udara 1 % BI/Berat Isi (volume) PC (Semen) = 1,25 t/m3 BI/Berat Isi (volume) PS (Pasir) = 1,35 t/m3 BI/Berat Isi (volume) KR (Kerikil) = 1,60 t/m3 Perhitungan dalam perbandingan berat : Volume padat 1 ton semen = 1/3,15 = 0,318 m3 Volume padat 2 ton pasir = 2/2,60 = 0,769 m3 Volume padat 3 ton kerikil = 3/2,60 = 1,153 m3 f.a.s = 0.5 >> Volume air = 0.5 x 1 = 0,500 m3 Volume total = (0,318 + 0,769 + 1,153 + 0,500) = 2,741 m3 Kandungan udara 1% = 1% x 2,741 = 0.027 m3 Jumlah = 2,741 + 0,027 = 2,768m3 Berarti jika kita mencampur 1 ton semen, 2 ton pasir, 3 ton kerikil dan 0,50 m 3 (ton) air ditambah kira-kira 1 % kandungan udara, akan menghasilkan 2,768 m3 beton. Jadi 1 m3 beton, bahan-bahan yang diperlukan menjadi : Semen = (1/2,768) 1 ton = 0,362 ton Pasir = (1/2,768) 2 ton = 0,722 ton

Kerikil = (1/2,768) 3 ton = 1,083 ton Air = (1/2,768) 0,5 ton = 0,181 ton Perhitungan dalam perbandingan volume : Volume padat 1 m3 semen = (1 1,25) / 3,15 = Volume padat 2 m3 pasir = (2 1,35) / 2,60 = Volume padat 3 m3 kerikil = (3 1,60) / 2,60 F.a.s (Air Semen)= 0,5 1,25 (dikalikan BI PC) Volume total = (0,397 + 1,039 + 1,646 + 0,625) Kandungan udara 1 % = 1% 3,907 Jumlah = 3,907 + 0,039 = 3,946 m3

0,397 m3 1,039 m3 = 1,846 m3 = 0,625 m3 = 3,907 m3 = 0,039 m3

Berarti jika kita mencampur 1 m3 semen, 2 m3 pasir, 3 m3 kerikil dan 0,5 m3 air ditambah kira-kira 1 % kandungan udara, hanya menghasilkan beton 3,946 m3. Jadi 1 m3 beton, bahan-bahan yang dipakai menjadi : Semen = (1/3,946) 1 m3 = 0,253 m3 ; 0,253 x 1,25 ton = 0,316 ton. 3 Pasir = (1/3,946) 2 m = 0,506 m3 Kerikil = (1/3,946) 3 m3 = 0,759 m3 Air = 0,5 0.316 ton = 0,158 ton = 0,158 m3 Sumber : 1) http://berliina.blogspot.com/p/beton.html 2) http://www.kampus-sipil.blogspot.com/2013/01/syarat-perancangan-beton-sni.html 3) Foto: http://www.mastour.com/blog/wp-content/uploads/2012/12/concrete-designmix.jpg

You might also like