You are on page 1of 4

KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM I. KAWASAN SUAKA ALAM Kawasan Suaka Alam Terbagi Atas dua Yaitu : a.

Kawasan Cagar Alam Adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Kriteria Kawasan Cagar Alam : 1) Mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa dan tipe ekosistem 2) Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya 3) Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak atau belum diganggu manusia 4) Mempunyai luasan yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang efektif dan menjamin berlangsungnya proses ekologi secara alami 5) Mempunyai ciri khas potensi dan dapat merupakan contoh ekosistem yang keberadaanya memerlukan upaya konservasi. 6) Mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya yang langka atau yang keberadaannya terancam punah Kegiatan yang boleh dilakukan : 1) Penelitian dan Pengembangan 2) Ilmu Pengetahuan 3) Pendidikan dan 4) kegiatan Penunjang budidaya b. Kawasan Suaka Margasatwa Adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan habitatnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Kriteria kawasan suaka margasatwa : a. Merupakan tempat hidup dan perkembangbiakannya dari jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasi b Memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi c. Merupakan habitat dari suatu jenis satwa langka dan atau dikuatirkan akan punah d. Merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu e. Mempunyai luasan yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan Kegiatan yang boleh dilakukan : 1. Penelitian dan pengembangan 2. Ilmu pengetahuan 3. Pendidikan 4. Wisata Alam terbatas 5. Kegiatan penunjang budidaya Rencana pengelolaan kawasan cagar alam dan kawasan suaka margasatwa disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomi dan social budaya. Dan rencana pengolaan tersebut sekurang-kurangnya memuat tujuan pengelolaan, dan garis-garis besar kegiatan yang menunjang upaya perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan. II. KAWASAN PELESTARIAN ALAM Kawasan Pelesterian Alam terbagi tiga, yaitu : 1. Kawasan Taman Nasional Adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan system zonasi yang dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Kriteria Kawasan Taman Nasional :

a. Kawasan yang ditetapkan mempunyai luasan yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologi secara alami b. Memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis tumbuhan maupun satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih utuh dan alami c. Memiliki satu atau beberapa jenis ekosistem yang masih utuh d. Memiliki keadaan alam yang asli dan dapat dikembangkan sebagai pariwisata alam e. Merupakan kawasan yang dapat dibagi kedalam zona inti, zona pemanfaatan, zona rimba, dan zona lain karena pertimbangan untuk kepentingan rehabilitasi kawasan dan dalam rangka mendukung upaya pelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, dapat ditetapkan sebagai zona tersendiri. * Kriteria zona inti : a. Mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya b. Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya c. Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak atau belum diganggu oleh manusia d. Mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang efektif dan menjamin berlangsungnya proses ekologis secara alami e. Mempunyai cirri khas potensinya dan dapat merupakan contoh yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi f. Mempuyai komunitas tumbuhan atau satwa beserta ekosistemnya yang langka atau keberadaanya terancam punah. * Kriteria Zona Pemanfaatan : a. Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau berupa formasi ekosistem tertentu serta formasi geologinya yang indah dan unik b. Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelesterian potensi dan daya tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam c. Kondisi lingkungan disekitarnya mendukung upaya pariwisata alam * Kriteria Zona Rimba : a. Kawasan yang ditetapkan mampu mendukung upaya perkembangbiakan dari jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasi b. Memiliki keanekargaman jenis yang mampu menyangga kelestarian zona inti dan zona pemanfaatan c. Merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu 2. Kawasan Taman Hutan Raya Adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Kriteria Kawasan Hutan Raya : a. Merupakan kawasan dengan cirri khas baik asli maupun buatan, baik pada kawasan ekosistemnya masih utuh ataupun kawasan yang ekosistemnya sudah berubah b. Memiliki keindahan atau gejala alam c. Mempunyai luas wilayah yang memungkinkan untuk pembangunan koleksi tumbuhan atau satwa baik jenis asli dan atau bukan jenis asli 3. Kawasan Taman Wisata Alam Adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam. Kriteria kawasan Taman Wisata Alam : a. Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau ekosistemnya, gejala alam serta formasi geologi yang menarik

b.

Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam c. Kondisi lingkungan disekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata alam III TAMAN BURU Kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat diselenggarakan perburuan secara teratur (dapat dilihat pada peraturan pemerintah No 13 Tahun 1994) SUMBER DAYA ALAM HAYATI Sumber daya hayati adalah unsur-unsur hayati yang terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya hewani (Satwa) yang bersama dengan unsur non hayati disekitarnya keseluruhan membentuk ekosistem Dalam pembentukan ekosistem yang perlu diperhatikan adalah komponen-komponen pembentuknya, disini ada 3 komponen biodiversity, yaitu : 1. Diversitas Genetik, yaitu variasi dalam komposisi genetic dari individu-undividu dalam dan antara populsi-populasi (mis. Variasai dalam suatu populasi rusa) 2. Diversitas Species, yaitu keragaman dari species yang berlangsung dan ditemukan dalam suatu daerah (mis. Keragaman species yang ada dalam suatu padang penggembalaan) 3. Diversitas ekosistem, yaitu keragaman lingkungan, fisik dan komunitas biotic dalam suatu wilayah (mis. Keragaman dari hutan, padang, pengembalaan, rawa, perairan dalam suatu wilayah)
Genetik Variasi dalam dan Antara populasi species Terpilih Unsur-unsur penting Biodiversity Komunitas ekosistem Struktur, komposisi Kekayaan jenis,proses Fungsional species Landscape/wilayah Keragaman ekosistem itegritas,biogeografi, keterkaitan populasi Pemulihan, produktivitas, viablitas, kelestarian dari species terancam punah

Unsur-unsur penting biodiversity harus termasuk variasi genetic dalam species terpilih; viabilitas dari species yang terancam punah atau sensitif; kekayaan structural dan fungsi species serta proses-proses dalam komunitas-komunitas biologis dan karakteristik landscape regional seperti kontiutas, keragaman ekosistem dan pola-pola dari komunitas yang berlainan.
wilayah Gen Musim Bioma Tapak

Dimensi : waktu, gografis (Ruang), dan biologis (Materi)

Informasi mengenai tumbuhan dan satwa liar merupakan factor yang cukup urgent dalam pengelolaan kawasan konservasi, penangkaran, penetapan kuota, program penanggulangan gangguan satwa, dan lain sebagainya. Jenis informasi tersebut dapat dibagi ke dalam tiga kategori utama, yaitu jumlah total, ukuran, dan struktur populasi, serta penyebaran dan pergerakan. Berangkat dari konteks yang sederhana, dimana kita dilapangan dihadapkan pada suatu kerumitan dan keterbatasan dalam melakukan inventarisasi baik tumbuhan maupun satwa liar, maka muncullah berbagai hasil riset sebagai solusi pendekatan untuk tujuan inventarisasi yang diharapkan. Berdasarkan objeknya sensus dapat dibagi menjadi 3 macam sensus yaitu sensus langsung, tidak langsung, dan kombinasi antara keduanya. Dalam pelaksanaannya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan baik yaitu : - desain sensus disesuaikan dengan perilaku dan habitat hewan liar - lokasi contoh mengikuti waktu kegiatan/pergerakan satwa liar

- apabila satwa liar dapat bergerak dengan cepat, unit lokasi contoh supaya dibuat panjang dan sempit - memperhatikan pelindung(cover) dan behaviour satwa a. Metode sensus langsung Model Penghaluan Kegiatan yang dilakukan meliputi : - Penentuan lokasi dan penyebaran jalur penghalau, arah penghalau dan jarak antara pencatat dan jalur pencatat - Penyiapan tenaga kerja pada tiap pos - Tenaga pencatat menghadap arah penghalau
Rumus Keterangan : A/P = a/p : A : Jumlah luas populasi yang dicari P : Populasi yang dicari a : Jumlah luas wilayah contoh p : Individu yang ditemukan

Metode garis Transek Kegiatannya meliputi : - Penentuan arah jalur - Tenaga kerja dan pencatat - Penghitungan populasi dengan rumus : P = AZ/ X2Y
Keterangan : P = Populasi A = Luas Area Z = Jumlah satwa Y = Jarak terpendek

Metode Terkonsentrasi Metode ini digunakan untuk berbagai satwa liar yang mempunyai pola kehidupan berkelompok. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain : melakukan pengamatan pola pergerakan pada setiap unit wilayah jelajahnya melakukan pengamatan terhadap struktur populasi serta tanda-tanda yang khas perlu diperhatikan keberadaan anggota populasi di dalam hutan b. Metode Kombinasi 1. Penghitungan Sarang 2. Sensus menggunakan perahu 3. Sensus menggunakan mobil 4. Sensus dengan interprestasi hasil pemotretan c. Metode Sensus Tidak Langsung Metode Capture Recapture Metode ini akrab dengan sebutan metode pendugaan Peterson, karena metode ini dikemukakan oleh CGJ. Peterson (Danish Biological Station Amerika Serikat). Kegiatannya meliputi penangkapan satwa liar, penandaan, pelepasan dan penangkapan kembali, sebagai contoh misalnya penandaan dengan plastic pada punggung penyu, pemasangan cincin pada kaki burung, pemberian warna pada bulu burung, dll. Bahan dan alat yang digunakan untuk penandaan harus kuat, tahan lama, dan tidak menggangu satwa yang ditandai. Metode ini dapat dipergunakan untuk mamalia kecil, binatang pengerat, ikan, penyu dan kura-kura
N = Mn/ m Keterangan N M n m = Populasi = Jumlah satwa yang ditangkap dan ditandai = Contoh populasi yang ditangkap = Satwa liar tertangkap yang bertanda SE = N x (N-M) (N-n) / Mn (N-1) :

You might also like