You are on page 1of 15

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO D BLOK 16

Tutor : dr. Syarifah Aini Disusun oleh : Kelompok 7 Rio Rakhmadi Dwi Yunia Meriska Ikke Atria Muhammad Ridho Fajri Dianita Risky Alamsyah Ridho Pratama Tria Ayu Pratiwi Rully Maya Enda Tiara Chairunisa Alyssa Amelia Vania Utami Shoba Ananda Kesavan Chandra Sekar 04091401017 04091401018 04091401019 04091401020 04091401035 04091401065 04091401066 04091401067 04091401068 04091401069 04091401077 04091401078

FAKULTAS KEDOKTERAN PENDIDIKAN DOKTER UMUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2011

Skenario D Tn. A, 65 tahun, datang ke UGD RSMH karena seringkali lupa jalan pulang ke ruamh (kesasar ) sejak 2 bulan yang lalu. Akhir-akhir ini pasien juga lupa mandi dan tak mengenali anggota keluarganya lagi. Tiga bulan sebelumnya penderita pernah menderita stroke. Saat ini penderita masih mengalami kelemahan separuh tubuh sebelah kanan. Sebelum menderita stroke penderita sudah sering lupa apa yang telah dikerjakannya. Pemeriksaan Klinis : GCS : 15, TD : 170/100 mmHg, N : 80 kali/menit, T : 36,7 Fungsi Motorik : hemiparese dextra spastic (kekuatan 4) Laboratorium : Kolesterol total : 256 mg%, LDL : 180 mg%, HDL : 40 mg%, Trigliserida : 200 mg% Hasil Neuropsikiatrik : MMSE : 23 CT Scan kepala : infak di basal ganglia sinistra I. Klarifikasi Istilah

1. seringkali lupa : ketidak mampuan sebagian atau keseluruhan untuk mengingat pengalaman dan masa lalu 2. lupa jalan pulang, lupa mandi dan tak mengeenali anggota keluarganya lagi : disorientasi ; ketidakmampuan individu untuk mengenali lingkungannya secara personal, spatial, temporal, dan situasional 3. stroke : serangan mendadak dan berat yang mengakibatkan infak 4. hemiparese dextra spastic : 5. MMSE : 6. Infak : daerah nekrosis terbatas yang disebabakan oleh oklusi arteri/ vena tersebut 7. basal ganglia sinistra : 8. GCS : Skla yang digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran seseorang II. Identifikasi Masalah

1. Sebelum menderita stroke penderita sudah sering lupa apa yang telah dikerjakannya. 2. Tiga bulan sebelumnya penderita pernah menderita stroke dan sampai saat ini penderita masih mengalami kelemahan separuh tubuh sebelah kanan. 3. Tn. A, 65 tahun, datang ke UGD RSMH karena seringkali lupa jalan pulang ke ruamh (kesasar ) sejak 2 bulan yang lalu.

4. Akhir-akhir ini pasien juga lupa mandi dan tak mengenali anggota keluarganya lagi. 5. Pemeriksaan Klinis 6. Laboratorium 7. Hasil Neuropsikiatrik 8. CT Scan kepala III. Analisis Masalah

1. Apa saja faktor yang dapat menyebabkan sering lupa pada usia 65 tahun? Lupa adalah keadaan di mana informasi yang pernah dipelajari tidak dapat dikeluarkan pada waktu dibutuhkan. Beberapa penyebab mudah lupa : 1. Proses otak yang menua.Fisiologis : benign senescent forgetfulness Mudah lupa Banyak pada lansia Gangguan mengingat informasi, kembali (recall) Gangguan mengeluarkan apa yang tersimpan dalam memori (retrieval) Dapat dibantu dengan memberikan isyarat (cue) Mudah lupa ini wajar dijumpai pada usia lanjut, terutama usia diatas 50 tahun. didapati 30 % dari usia lanjut, keluhannya dapat berupa : lupa menaruh benda,lupa janji,lupa nama orang, wajah, lupa nama benda, lupa nama peristiwa, dll aktivitas sehari-hari normal, fungsi kognisi lainnya normal 2. Gangguan fungsi kognisi ringan (MCI) 1. Pasien melapor sendiri atau orang lain yg menyaksikan kemunduran memori/kognitif, dibanding keadaan sebelumnya 2. a. Aktivitas hidup sehari-hari (Activity Daily Living = ADL) masih baik Aktivitas Dasar (basic ADL) : berpakaian, perawatan diri, makan minum, toilet, berpakaian, jalan, mandi, mobilitas, dll b. ADL yg kompleks (Instrumental Activity Daily Living = IADL) mulai terbatas Aktivitas Instrumental (IADL) : mengurus keuangan pribadi, memasak, menelepon, berbelanja ke pasar, bepergian, berobat, dll 3. Mini Mental Status Examination (MMSE) tidak terganggu, sesuai pendidikan dan umur 4. Adanya gangguan memori atau kognitif lainnya harus dibuktikan dengan skor yang sudah baku

5. Belum ada gangguan untuk didiagnosis sebagai demensia 3. Demensia Adalah sindroma neurobehavioral yang disebabkan oleh berbagai latar belakang penyakit yang ditandai oleh menurunnya fungsi-fungsi intelektual dan gangguan global mental yang berlangsung lambat namun progresif tanpa terganggunya tingkat kesadaran Demensia dapat mengganggu penampilan sosial dan aktifitas kehidupan sehari-hari Berdasarkan Perjalanan Penyakit Demensia diklasifikasikan menjadi : a. Keadaan Reversibel - Drug induced (Single or Drug interactions): Obat-obat analgesics (NSAID), sedatif (benzodiazepine), antidepresan, alkohol, antihipertensi, antihistamin, antikonvulsan, antibiotik, antiaritmik, antiparkinson, muscle-relaxant, logam berat dan insektisida. - Metabolik / Endo krin tuitarisme, penyakit Wilson, hipotiroidi, defisiensi Vit. B1,,B2, B6, B12. - Neurologik : gegar otak, tumor, hidrosefalus tekanan normal, hematoma subdural kronik, sifilis, meningitis kronik. depresi, gangguan Psikiatrik mood bipolar. b. Keadaan Irreversibel / Progresif Neurologik : penyakit Alzheimer, penyakit Lewy - body, demensia vaskular, demensia fronto-temporal,penyakit Pick, penyakit Prion. 2.a. Apa penyebab stroke pada kasus ini ? Pada kasus ini, stroke terjadi akibat adanya hipertensi dan dislipidemia pada pasien serta faktor resiko yang tidak dapat diubah pada pasien : yaitu usia tua dan jenis kelamin pria.

2.b. Bagaimana pathogenesis stroke pada kasus ini ? 2.c. Apa hubungan stroke dengan manifestasi hemiparesis dextra spastic ? Strok pada kasus ini menyebabkan infak pada ganglia basalis sinistra. Ganglia basalis berfungis pusat koordinasi yang penting,terutama gerakan yang yang ada kaitannya dengan gerakaan otomatis. Korpus striatum diangap bertanggungjawab atas pengaturan pencetusan dan penghambatan gerakan tubuh. Bagian ini juga mengurus tonus otot, sehingga gerakan tertentu dapat dilaksanakan secara cermat. Pengaruh umum eksitasi ganglia basalis adalah penghambatan sinyal yang menuju daerah fasilitasi bulboretikularis, dan sinyal-sinyal eksitasi yang menuju ke daearh inhibisi bulboretikularis. Bila ganglia basalis tidak berfungsi secara adekut, daeah fasilitasi menjadi terlalu aktif dan daerah inhibisi jadi kurang aktif. Halini mengakibatkan tubuh menjadi kurang katif. 3. Bagaimana intepretasi Tn. A sering lupa jalan pulang (kesasar) ?

Tn A kemungkinan mengalami gangguan daya ingatsetelah ia mengalami stroke.Stroke akibat infark di basal ganglia basalis sinistra menyebabkan kerusakan pada salah satu tempat penyimpanan memori.Lokasi penyimpanan memori jangka panjang terletak di keseluruhan bagian serebri.Selain itu, Ganglia basalis merupakan salah satu lokasi penyimpanan memori implicit ( kemampuan dan kebiasaan) . Jika terjadi kerusakan di lokasi penyimpanan memori gangguan memori lupa. 4.a. Bagaimana intepretasi Lupa mandi dan tidak mengenali keluarganya ? Interpretasi : Terjadinya penurunan salah satu fungsi luhur pada Tn.A. Stroke di Ganglia Basalis Sinistra menyebabkan adanya kerusakan pada ganglia basalis sehingga menyebabkan gangguan pada penyimpanan memori jangka panjang / long term memory atau memori eksplisit. Memori eksplisit ini berhubungan dengan ingatan akan keadaan sekeliling, ingatan akan hubungan waktu, pengetahuan akan orang-orang yang sudah dikenal, tempat dan kegiatan-kegiatan yang membutuhkan ingatan jangka panjang. 4.b. Mengapa setelah stroke, lupa yang dialami Tn. A semakin parah ? karena stroke, suplai O2 sangat sedikit ke otak, sehingga fungsi sel-sel saraf menurun serta neurotransmitter menjadi hipoaktif. Jadi itu menyebabkan lupa Tn.A tambah parah. Jenis-jenis neurotransmitter : Serotonin penurunan serotonin berhubungan dengan depresi Asetilkolin penurunan asetilkolin berhubungan dengan penyakit Alzheimer, mood dan gangguan tidur Norepinefrin dan epinefrin penurunan norepinefrin berhubungan dengan penyakit Alzheimer GABA Glutamat Pada demensia vaskular terjadi efek fokal atau difus di otak yang menyebabkan penurunan kognitif. 3 mekanisme yang paling umum dijumpai pada demensia vaskular adalah infark multi kortikal, infark single strategic, dan penyakit pada pembuluh darah kecil. Faktor resiko untuk demensia vaskular antara lain hipertensi, diabetes melitus merokok, hiperkolesterolemia, dan penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular. 5.a. Bagaimana intepretasi pemeriksaann klinis ?

No 1 2 3 4 5

Hasil GCS Tekanan Darah Dennyut Nadi Temeratur tubuh Fungsi Motorik 15 170/100 mmHg 80 kali/ menit 36,7C Kekuatan 4

Nilai Normal normal>12 S<120 mmHg D<80 mmHg 60-100 kali/menit


36,7-37,2 oC

Intepretasi Normal (Compos Mentis) hipertensi Normal Normal Disamping dapat melawan gaya berat ia dapat pula mengatasi sedikit tahanan yang diberikan.

Kekuatan 5

5.b. Bagaimana melakukan pemeriksaan fungsi motorik ? Pemeriksaan ini menilai kekuatan otot, untuk memeriksa kekuatan otot ada dua cara: Pasien disuruh menggerakkan bagian ekstremitas atau badannya dan pemeriksa menahan gerakan ini. Pemeriksa menggerakkan bagian ekstremitas atau badan pasien dan ia disuruh menahan. Cara menilai kekuatan otot dengan menggunakan angka dari 0-5. - 0 : Tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot, lumpuh total. - 1 : Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak didapatkan gerakan pada persendiaan yang harus digerakkan oleh otot tersebut. - 2 : Didapatkan gerakan,tetapi gerakan ini tidak mampu melawan gaya berat ( gravitasi ). - 3 : Dapat mengadakan gerakan melawan gaya berat. - 4 : Disamping dapat melawan gaya berat ia dapat pula mengatasi sedikit tahanan yang diberikan. - 5 : Tidak ada kelumpuhan ( normal ). 6. Bagaimana intepretasi hasil laboratorium ? Pemeriksaan Nilai normal Hasil Keterangan Kolesterol total < 200 mg/dl 265 mg/dl Tinggi HDL > 65 mg/dl 40 mg/dl Rendah LDL < 150 mg/dl 180 mg/dl Tinggi Trigliserida s/d 150 mg/dl 200 mg/dl Tinggi Kesimpulan : Terjadinya dislipidemia pada Tn.A yang ditandai dengan terjadinya peningkatan nilai kloesterol total, LDL, dan trigliserida disertai penurunan nilai HDL. Hal ini dapat terjadi dikarenakan :

7. Bagaimana intepretasi dari hasil neuropsikiatrik test ? Metode Single Cutoff Range Pendidikan Skor < 24 < 21 > 25 21 < 23 < 24 24 30 18 23 0 17 Interpretasi Abnormal Meningkatkan kemungkinan menderita demensia Menurunkan kemungkinan menderita demensia Abnormal untuk pendidikan kelas 8 Abnormal untuk pendidikan SMA Abnormal untuk pendidikan kuliah Tidak ada pelemahan kognitif Pelemahan kognitif ringan Pelemahan kognitif berat

Keparahan

Table 1 MMSE Item Tes ORIENTASI 1 Sekarang : tahun, bulan, hari, tanggal, musim berapa/apa? 2 Kita berada dimana? Negara, Provinsi, Kota, RS, Lantai REGISTRASI 3 Sebutkan nama 3 benda (apel-meja-koin), tiap benda 1 detik. Pasien disuruh menyebutkan nama benda tersebut. Nilai 1 u/ setiap jawaban yang benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan ketiganya w benar, catat berapa kali pengulangannya. ATENSI dan KALKULASI 4 Kurangi 100 w 7 sampai 5 kali pengurangan. Nilai 1 u/ setiap jawaban benar. / disuruh mengeja terbalik kata WAHYU, nilai 1 u/ setiap urutan benarnya. MENGINGAT KEMBALI 5 Pasien disuruh menyebut ulang ke 3 nama ad 3. Nilai 1 setiap yang benar. BAHASA 6 Pasien disuruh menyebutkan 2 nama benda yang ditunjukkan ke 7 dia. 8 Pasien disuruh mengulang kata : namun tanpa bila. Pasien disuruh melakukan perintah: Ambil kertas ini w tangan 9 kanan anda Lipat menjadi 2 dan letakkan di lantai! 10 Pasien disuruh baca dan melakukan perintah tertulis: Pejamkan 11 mata anda! Pasien disuruh menulis satu kalimat lengkap yang berarti. Pasien disuruh mengkopi bentuk gambar dibawah ini:

Standar Pasien 5 5 3

2 1 3

1 1 1

TOTAL

30

8. Bagaimana intepretasi dari pemeriksaan CT Scan ? Hipertensi dan dislipidemia akan merangsang pembentukan plak aterosklerotik di pembuluh arteri dan arteriol dalam otak, serta menginduksi peradangan di pembuluh ganglia basal, hingga menyebabkankan infark. 9. Apa diagnosis banding pada kasus ini ? delirium Alzheimer disease Demensia vascular + Alzheimer 10. Bagaimana mendiagnosis pada kasus ini ? 1.Anamnesis : - Keluhan utama : lupa jalan ( kesasar ) - Keluhan tambahan : lupa mandi, lupa keluarga - Riwayat penyakit : stroke,hipertensi dan dislipidemia. Anamnesis berupa : - Lupa dengan jalan dan mandi - Kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari - Adanya gangguan orientasi .ex: tidak mengenali keluarga - Kesulitan berfikir abstrak - Lupa apa yang akan dikerjakan. 2.pemeriksaan fisik : - pemeriksaan umum Vital sign ( BP 170/100 : hipertensi ) - neurologist : tanda stroke yaitu hemiparese dextra spastic - status mental : meliputi memori dan orientasi - psikiatrik : MMSE 23 : mild cognitive impairment. 3. Pemeriksaan penunjang : - neuropatologi - neuropsikologi : untuk menentukan ada / tidak adanya gangguan fungsi kognitifumum. - CT .Scan N MRI : untuk melihat kwantifikasi perubahan volume jaringan otak - EEG - PET ( positron emission tomography ) - APECT ( sigle photon emission computed tomography - Kimia darah

11. Apa diagnosis kerja pada kasus ini ? Dimensia vascular Definisi sindroma neurobehavioral yang disebabkan oleh ganggaun cerebrovaskuler yang ditandai oleh menurunnya fungsi-fungsi intelektual dan gangguan global mental yang berlangsung lambat namun progresif tanpa terganggunya tingkat kesadaran Etiologi infark pada otak, hemorrhages, dan global hypoxia-ischemia. Epidemiologi Demensia vascular paling banyak pada laki-laki. Prevalensi pasca stroke antara 11,3% (kriteria NINDS_AIREN) sampai 21,1%(Kriteria ICD-10 NA) dan incidence ranged antara 2,6% (kriteria ADDTC) sampai 5,2% (kriteria ICD-10 NA). Manifestasi Gangguan Fungsi Luhur lebih dari 3 dengan dominasi fungsi memori Gangguan psikiatris ( ganggun afektif, emosi dsb) Gangguan sosial / ADL Adanya riwayat strok 12. Bagaimana pathogenesis pada kasus ini ? Kemerosotan kognitiv mempunyai hubungan dengan gangguan kardiovaskuler dan arterosklerosis. Hipertensi, diabetes, merokok, genetic, dislipidemia meningkatkan resiko untuk gangguan kardiovaskuler. Mekanisme pemerosotan kognitiv dari demensia vascular diakibatkan oleh infark pada otak, hemorrhages, dan global hypoxiaischemia. 13. Bagaimana tatalaksana pada kusus ini ? Pentalaksanaan umum : 1. Umum: Pasien dirawat di RS, terapi ditujukan terhadap fungsi vital : paru paru , jantung, ginjal,kesimbangan elektrolit dan cairan, gizi, dan hygiene. Optimal oksigen ke daerah iskemik. 2. Khusus : -Tata Laksana farmakologis Demensia Golongan acetylcholin estrase inhibitor : a) Donepizil hcl 1x5-10mg b) Rivastigmin 1x1,5-6mg Golongan esterogen me aktivitas cholonergik Antioksidan

Nootropik agent Golongan NSAID Tata Laksana nonfarmakologis Demensia a) Simulasi Kognitif b) Terapi rekreasi c) Aktivitas Reminisens d) Aktifitas orientasi Nyata e) Aktifitas Fisik Gerak dan Latih Otak ( Brain movement & exircise ) -Tata laksana farmakologis Stroke a. Pencegahan dan pengobatan komplikasi i. Terapi Trombolitik Alteplase ii. Terapi anti thrombosis aspirin 300 mg iii. Neuroprotector piracetam 3x 400 mg/hari. Lalu terapi pencegahan sekunder i. Gaya Hidup : Berhenti merokok, olahraga teratur, diet sesuai berat tubuh yang dianjurkan, penurunan konsumsi garam,jangan minum beralkohol. ii. Cek tekanan darah, jika selama 2 minggu tekanan darah tetap tinggi terapi antihipertensi. Tujuan terapi tekanan darah <140 mmHg/<85 mmHg. a. Obat yang dapat diberikan thiazid diuretika :Indapamide 1tab/hari, 1 tab=1,5 mg. ACE inhibitor : Perindopril 5 mg/hari, dapat ditingkatkan menjadi 10 mg.hari setelah 1 bulan terapi.atau Captopril 12,5 mg 23x/hari. iii. Terapi anti trombotik aspirin 50-100 mg/hari atau Clopidogrel 75 mg 1x/hari iv. Antidislipidemia simvastatin 40 mg/hari dosis tunggal 3. Rehabilitasi medik Pencegahan Sroke

-Primary prevention : Mengurangi konsumsi rokok, terapi Diet (gula, garam, high cholestrol food), olahraga teratur, dll -Secondary prevention : Medicamentosa (stoke, hipertensi, gagal

jantung, DM), ditunjang dengan terapi diet, olah raga. -Tertiary prevention : Terapi ditujukan untuk menurunkan resiko komplikasi (termasuk stroke yang lebih lanjut) 14. Bagaimana prognosis pada kasus ini ? Pada kasus ini, dubia at malam. Bila telah terjadi infark, kerusakan area otak yang disebabkan oleh infark tersebut akan menjadi permanen. Sel saraf otak yang rusak tidak dapat diregenerasi. 15. Apa komplikasi pada kasus ini ? a. penurunan kualitas hidup b. penurunan daya ingat secara keseluruhan c. kematian 16. Apa kompetensi dokter umum dalam kasus ini ? Tingkat Kemampuan 2 Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan sesudahnya.

pemeriksaan fisik dan oleh dokter (misalnya : Dokter mampu merujuk mampu menindaklanjuti

Hipotesis Tn. A, 65 tahun mengalami gangguan kognitiv akibat demensia vascular subcortical disertai dengan dislipidemia, hipertensi dan hemiparesis dextra spastic. Memori ( Daya Ingat ) Memori dan proses belajar. Memori atau daya ingat dan proses belajar merupakan satu kesatuan. Belajar merupakan proses untuk memperoleh informasi atau pengetahuan baru, sedangkan memori adalah proses penyimpanan informasi tersebut serta dapat mengingatnya kembali bila dibutuhkan. Proses ingatmengingat memori terdiri atas : a. Encoding, di mana suatu informasi dari dunia luar akan ditera dan didistribusikan ke beberapa unit

penyimpanan di otak sebelum unit tersebut dapat mempelajari materinya. b. Konsolidasi merupakan Retrieval adalah mengingat kembali penyimpanan informasi tersebut yang lebih permanen.bahan informasi yang telah disimpan. c. Retrieval adalah mengingat kembali bahan informasi yang telah disimpan. Memori terdiri atas : a. Daya ingat sesaat (Immediate Memory) yaitu informasi yang hanya disimpan selama beberapa detik saja; contoh, memutar nomor telpon sambil melihat nomor tersebut di buku telpon, di mana kita langsung lupa nomor tersebut setelah memutarnya. b. Daya ingat jangka pendek (Short-term Memory) yaitu informasi dapat diingat setelah beberapa menit memperhatikan dan menghafalnya contoh, memutar nomor telpon sambil menghafalnya. Dapat bertahan dalam beberapa menit - jam. c. Daya ingat jangka panjang (Long - term Memory) yaitu informasi masa lampau masih dapat diingat.Ini merupakan bank memori tentang apa yang kita ketahui dari pendidikan dan pengalaman. Sebagian Tahap penurunan fungsi kognitif pada usia lanjut a. Age-associated memory impairment (AAMI) atau benign senescent forgetfulness merupakan gangguan mental ringan yang masih normal pada usia lanjut. Pada mereka ditemukan perlambatan dalam belajar, sering membutuhkan cue pada retrieval dan mengalami forget to remember menurut diagnostic criteria of aging - associated cognitive decline (AACD) - Working Party of the International Psychogeriatric Association in collaboration with the WHO. 1. Adanya laporan yang dapat dipercaya bahwa fungsi kognitifnya mulai menurun. 2. Timbulnya kemunduran tersebut terjadi bertahap minimal dalam enam bulan. 3. Dijumpai adanya gangguan pada salah satu fungsi yaitu memori dan belajar, atensi dan konsentrasi, problem solving - abstraksi, bahasa (comprehension, mencari kata yang tepat) dan visuospasial. 4. Pada asesmen (tes neuropsikologi dan mini mental) memberikan hasil paling sedikit 1 SD (standar deviasi)di bawah normal. 5. Kriteria eksklusif; penyakit serebral, sistemik, depresi, anxietas, delirium, postensefalitis, postkontusio danpengaruh obat-zat. AAMI disebabkan oleh beberapa keadaan yaitu 1. Proses berpikir yang lamban 2. Kesulitan memusatkan perhatian dan konsentrasi 3. Memerlukan waktu lebih lama untuk belajar sesuatu yang baru 4. Kesulitan menghindari hal yang tidak perlu (distraktor) 5. Memerlukan lebih banyak isyarat (cue) untuk me-recall (mengingat) sesuatu 6. Kurang menggunakan strategi memori yang tepat.

Kriteria Mudah Lupa (Forgetfulness) 1. Mudah lupa nama benda, nama orang dan sebagainya 2. Gangguan dalam mengingat kemb ali (Retrieval) 3. Gangguan dalam mengambil kembali informasi yang telah tersimpan dalam memori (Recall = Active retrieval) 4. Memerlukan isyarat (cue) untuk retrieval 5. Lebih sering menjabarkan fungsi atau bentuk ketimbang menyebut namanya. Tahapan Penurunan Fungsi Memori 1. Memori deklaratif episodik, yaitu mengingat kembali masalah yang berkaitan dengan waktu dan tempat(kapan dan di mana peristiwa itu terjadi). 2. Penurunan memori deklaratif semantik (masalah yang berkaitan dengan pengetahuan dan pengalaman). 3. Penurunan memori prosedural (keterampilan motorik yang pemah dipelajari). b. Mild Cognitive Impairment (MCI) Persoalan MCI ini baru diekspos tahun lalu di Archives of Neurology edisi Maret 1999, di mana Ronald C.Pietersen sebagai ketua kelompok peneliti Mayo Clinic menyatakan bahwa kelompok MCI ini mempunyai risiko tinggi untuk menderita penyakit Alzheimer, yaitu 10 - 15% per tahun atau sekitar 50% penderita MCI akan berkembang menjadi Alzheimer dalam kurun waktu tiga tahun dansekitar 80% dalam kurun waktu delapan tahun. Maka dengan mengadakan skrining dan pengobatan terhadap MCI, jumlah penderita Alzheimer dapat dikurangi. Diagnosis MCI ditegakkan pada seseorang dengan kriteria sebagai berikut : I . Adanya gangguan memori-terutama memori jangka pendek (abnormal untuk usia dan pendidikan). 2. Tidak dapat memanfaatkan semantic cue dalam pembelajaran maupun recall. 3. Fungsi kognisi umum normal. 4. Aktivitas sehari-hari normal. 5. Tidak ada gejala demensia. c. Demensia, termasuk penyakit Alzheimer dan demensia multi infark. Pada demensia ditemukan adanya gangguan memori, kognisi, minimal pada tiga atau lebih komponen fungsi intelektual (memori, kognisi,bahasa, visuospasial dan emosi). Penyakit Alzheimer merupakan penyebab demesia yang paling sering di Barat, yaitu 50 - 75%, sedangkan di Indonesia penyebab utama demensia adalah kelainan vaskular (MID). Diagnosis Gangguan Memori Untuk menegakkan diagnosis gangguan memori yang fisiologik maupun yang patologik maka harus dilakukan beberapa tahap yaitu 1. Anamnesis yang terinci proses timbulnya gangguan memori termasuk obat yang diminum. 2. Pemeriksaan fisik untuk menilai kelainan neurologik (termasuk fungsi luhur).

3. Pemeriksaan lab : darah lengkap, LED, elektrolit, ureum/ kreatinin, fungsi hati, TPHA-VDRL, kadar obat-alkohol dalam darah, bormon tiroid, B12, HIV dan pemeriksaan neuroradiologik : CT Scan, MRI dan Spect-Pet Scan. 4. Tes Skrining MMSE dan tes Neuropsikologi lengkap bila diperlukan. Tes Skrining MMSE Salah satu cara yang mudah untuk melakukan skrining terhadap kemunduran ini adalah dengan Mini Mental State Examination (MMSE) yang merupakan suatu tes skrining yang valid terhadap gangguan kognisi yang berkorelasi cukup baik dengan tes standard Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS). MMSE ini hanya membutuhkan 5 - 10 menit dan dapat dikerjakan oleh dokter, perawat atau tenaga sukarelawan(volunteer). Tes ini terdiri atas dua bagian : Bagian pertama merupakan respons vokal yang meliputi pemeriksaan orientasi, memori dan atensi denganjumlah skor 21 (dua puluh satu). Bagian kedua meliputi kemampuan untuk menyebutkan nama, mengikuti perintah verbal dan tulisan,menuliskan kalimat dan mengkopi gambar poligon serupa gambar Bender-Gestalt dengan jumlah skor 9(sembilan). Skor maksimal seluruhnya adalah 30 (tiga puluh), skor ini harus dikurangi 1 (satu) angka pada setiap kenaikan satu dekade di atas umur 50 tahun dan setengah angka untuk setiap pendidikan kurang dari tahun ke-13 (tamat SMU/SMA). Untuk mencegah kemunduran fungsi otak dan meningkatkan kualitas memori pada usia lanjut, dianjurkan mengikuti program sebagai berikut a. Laksanakan program LUPA L : Latihan (senantiasa berlatih) U : Ulang-mengulang P : Perhatian atau konsentrasi pada apa yang ingin diingat A : Asosiasi : membuat asosiasi antara materi yang baru dan yang lama b. Melatih kebugaran otak : Brain gym, teka-teki silang, catur. c. Melakukan kebiasaan baik secara teratur termasuk olah raga yang teratur. d. Makan dalam porsi kecil dan Bering dengan menu : banyak sayur, buah, (antioksidan) dan ikan laut (cold and deep water fish). e. Kurangi makan daging, lemak, garam dan karbohidrat. f. Minumlah obat seperlunya yang sesuai dengan nasihat dokter dan jangan mencampur food supplement dengan obat. g. Jangan merokok dan minum minuman keras. h. Hindari stres dan banyak bersosialisasi. i. Bagi wanita dianjurkan mengikuti program hormone replacement therapy (HRT). j. Melakukan penyuluhan dan deteksi dini terhadap gejala stroke dan faktor risikonya (penyakit jantung,hipertensi, diabetes, hiperkholesterolemia dan sebagainya), karena stroke merupakan penyebab utama demensia di Indonesia. -Kurasi dan Rehabilitasi Pengobatan dan rehabilitasi dilakukan sesuai dengan diagnosis yang ditegakkan. Untuk melaksanakan hal ini.sebaiknya dibuat suatu kerjasama antara Departemen Kesehatan (Puskesmas) - Rumah Sakit dan -Perusahaan

Farmasi agar dari pemeriksaan, pengobatan sampai rehabilitasi dapat dilakukan semurah mungkin mengingatkeadaan sisi ekonomi kita yang masih rawan ini. 1. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA: Sinopsis Psikiatri (Edisi Bahasa Indonesia), Edisi VII, Jilid I, Binarupa Aksara, Jakarta, 1997: 515-533. 2. Maramis WF: Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University Press, Surabaya, 1994: 181-206. 3. Muslim R: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ III, Jakarta, 2001: 22-26. 4. Kaplan HI, Sadock BJ: Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat (Edisi Bahasa Indonesia), Edisi I, Widia Medika, Jakarta, 1998: 218-24. 5. Muslim R: Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi III, Jakarta, 2001: 10-46

You might also like