You are on page 1of 9

Asuhan Keperawatan Anak untuk Pemenuhan Kebutuhan Oksigensi pada Klien dengan Pneumonia

ABSTRAK Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh peradangan pada daerah parenkim paru yang tingkat kejadiannya mencapai 30 sampai 40 kasus per 1000 anak (Ostapchuk dalam Machmud, 2006). Hampir 2 juta balita di dunia diperkirakan meninggal akibat pneumonia setiap tahunnya dan sebanyak 700 ribu diantaranya terjadi di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik Barat (Siswono, 2006). Selain itu, WHO juga menyebutkan, sekitar 800 ribu hingga 1 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya akibat pneumonia. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahaya akan penyakit ini. Apalagi jika diketahui bahwa pneumonia tidak hanya diderita oleh dewasa tetapi juga pada anak-anak. Pneumonia anak dapat terjadi akibat pajanan agen penyebab (bakteri, virus, jamur, alergi) yang masuk menembus pertahanan saluran napas anak hingga menyebabkan terjadinya pelebaran kapiler di paru. Sistem pernapasan anak tidak dibekali oleh pertahanan tubuh yang cukup baik sehingga lebih rentan untuk terjangkit penyakit ini. Karenanya diperlukan perawatan intensif pada anak yang tentunya juga membutuhkan keterlibatan peran orang tua. Oleh karena itu, tidak jarang dalam setiap pemberian asuhan keperawatan pada klien anak tersebut, perawat dianjurkan untuk melibatkan orang tua dalam proses perawatannya. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan definisi pneumonia pada anak, menjelaskan anatomi dan fisiologi pada anak pneumonia yang berbeda dengan klien dewasa, menjelaskan etiologi dan patofisiologi pada anak dengan pneumonia, menjelaskan pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk mengidentifikasi gangguan pneumonia pada anak, serta mengidentifikasi, memahami dan menetapkan diagnosa keperawatan prosedur dan pemeriksaan tes diagnostik yang diperlukan untuk mengevaluasi klien anak dengan pneumonia. Adapun metode penulisan yang digunakan untuk membuat makalah ini adalah dengan dengan cara mengumpulkan data-data yang relevan terkait dengan pneumonia yang menggunakan metode studi pustaka, baik sumber yang berasal dari buku bacaan, jurnal, maupun internet. Selain itu, dilakukan pula diskusi bersama antar anggota kelompok untuk membahas lebih jauh mengenai keterkaitan kasus dengan isi materi. Secara keseluruhan, makalah ini menunjukkan perbedaan penatalaksanaan keperawatan pneumonia pada anak yang berbeda dengan orang dewasa. Hal ini, terlihat pada cara yang dianjurkan pada perawat pada asuhan keperawatan yang diberikannya. Keterlibatan peran orang tua merupakan salah satu faktor pendukung yang dapat memengaruhi kualitas asuhan keperawatan klien anak yang selanjutnya akan dibahas lebih lanjut pada makalah ini.

BAB II PNEUMONIA PADA ANAK DAN ASUHAN KEPERAWATAN Pneumonia adalah reaksi inflamasi pada parenkim paru yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, alergi, aspirasi dll. Tanda dan gejala yang timbul adalah napas cepat, sesak napas, demam tinggi, batuk, asma, lesu, batuk bergantung pada agen penyebabnya, usia anaknya, panjang atau lama infeksinya, reaksi sistemik anak terhadap infeksi dan derajat obstruksi bronkus dan bronkiolus. Pneumonia dapat mencapai komplikasi seperti efusi pleura/ empiema dan Otitis Media akut, Meningitis, Perikarditis, dan osteomielitis. Pencegahan pada pneumonia dapat dengan cara melakukan vaksinasi s. Pneumokokus empat kali pada anak usia 2,4,6 dan 12 bulan. 1. Patogenesis Saluran napas memiliki mekanisme pertahanan yang menjaganya tetap steril, yaitu bersihan oleh mukosiliar, IgA sekretori, sel-sel imun, dan mekanisme batuk. Mekanisme pertahanan imunologis di paru yaitu makrofag yang berada di alveoli dan bronkiolus, IgA sekretori, dan Ig lainnya (Sectish and Prober, 2007). Karena saluran napas terus-menerus terpapar agen infeksius, tidak efektif dan lemahnya mekanisme pertahanan ini menyebabkan terjadinya infeksi saluran napas dan paru (Hazinski, 2003). Pneumococcus masuk ke dalam paru bayi melalui jalan pernafasan secara percikan (droplet). Proses radang pneumonia dapat dibagi atas 4 stadium, yaitu : (1) stadium kongesti: kapiler melebar dan kongesti serta di dalam alveolus terdapat eksudat jernih , bakteri dalam jumlah banyak, beberapa neutrofil dan makrofag. (2) Stadium hepatisasi merah: lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat dan tidak menggabung udara, warna mernjadi merah dan pada perabaan seperti hepar. Di dalam alveolus didapatkam fibrin, leukosit neutrofil eksudat dan banyak sekali eritrosit dan kuman. Stadium ini berlangsung sangat pendek. (3) stadium hepatsasi kelabu: lobus masih tetap padat dan warna merah menjadi pucat kelabu. Permukaan pleura suram karna diliputi oleh fibrin. Alveolus terisi fibrin dan leukosit, tempat terjadi fagositosis Pneumococcus. Kapiler tidak lagi kongesif.(4) stadium resolusi: eksudat

berkurang. Dalam alveolus makrofag bertambah dan leukosit menglami nekrosis dan degenarasi lemak. Fibrin diresorbsi dan menghilang. 2. Klasifikasi Klasifikasi pneumonia dibagi kedalam 3 pengelompokan, yaitu berdasarkan Tempat terjadinya infeksi, agen penyebab dan morfologi/ anatomi. Tempat terjadinya infeksi, pneumonia bisa di dapat dari lingkungan atau komunitas dan di dapat dari lingkungan rumah sakit atau infeksi nosokomial. Berdasarkan agen penyebab ada tiga macam pneumonia, pneumonia oleh virus terjadi karena infeksi virus contohnya Atypical primary pneumonia terjadi apada anak usia 5-12 tahun. SARS dan Avian Influenza Virus seperti H5, H7 dan virus infeksi dari unggas lainnya. Bacterial pneumonia terjadi karena terinfeksi bakteri S. Pneumoniae, kemudian yang ketiga adalah pneumonia karena mikroorganisme lain contohnya clamidia pneumoniae yang di sebabkan karena C.trachomatis. Klasifikasi pneumonia lainnya berdasarkan morfologi / pneumonia ada tiga, yaitu lobar pneumonia : Merupakan penyakit primer, kebanyakan menyerang anak besar (biasanya sesudah berumur 3 tahun). Anak tampak sakit berat,demam tinggi, pergerakan dada pada sisi yang sakit tampak lambat, pekak relatif pada perkusi. Gambaran radiologik jelas terlihat infiltrate yang jelas. Pada penyembuhan demam menurun secara tiba-tiba (krisis) dalam 5-9 hari. Jarang timbul relaps, prognosis baik, mortalitas rendah, sembuh sempurna. Bronchopneumonia: Biasanya merupakan penyakit sekunder, timbul setelah menderita penyakit lain. Kebanyakan menyerang bayi dan anak kecil. Keadaan umum tidak terlalu terganggu (bila belum sesak), demam tidak terlalu tinggi (sering sebagai demam remiten). Tidak ditemukan pekak relatif pada perkusi, pada foto thorax tidak tampak bayangan infiltrate (atau bila ada tersebar kecil). Sering relaps, mortalitas lebih tinggi, dan sembuh dengan sisa-sisa fibrosis. Interstisial Pneumonia : pneumonia yang menyerang jaringan interstisial. 3. ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. RIWAYAT KESEHATAN Pengkajian riwayat kesehatan anak dengan pneumonia : Kaji apakah anak mengalami prematur?

Apakah anak mengalami malnutrisi? Apakah anak pernah mengalami ISPA? Apakah orang tua atau orang sekitar merokok sehingga anak menjadi perokok pasif? Apakah anak dititipkan ke tempat penitipan anak? Bagaimana lingkungannya? Kaji pula sosialekonomi keluarga anak tersebut Batuk, kapan terjadinya? Produktif atau tidak? Apakah awalnya produktif?

2. PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi Pola pernapasan anak Frekuensi napas anak dalam per menit Takipnu atau dispnu Penggunaan pernapasan Adanya sianosis Wajah anak terlihat cemas karena nyeri Cuping melebar hidung otot Palpasi Palpasi Auskultasi crackles

Gerakan simetris Jika terdapat sekret, Terdengar dada Adanya fremitus taktil hiperresonan, sekret kaji

hasil perkusi akan ata ronchi basah

seberapa besar luas

3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK a. Sinar x Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi distribusi struktural. Ada tidaknya abses dan empiema. Apabila terdapat infiltrasi menyebar atau terlokalisasi menunjukkan pneumonia disebabkan oleh bakteri. penyebaran infiltrasi nodul disebabkan oleh virus. Pneumonia yang disebabkan oleh mikroplasma sinar x bersih. Pemeriksaan ini juga membedakan antara pneumonia dan bronkitis akut. b. Pembiakan dahak Pembiakan dilakukan untuk mengetahui jenis pneumonia yang menyerang anak. Jenis pneumonia digolongkan berdasarkan yang menyerangnya.

c. Pemeriksaan Darah Lengkap Dilakukan untuk mengidentifikasi nilai PaO2 dan PCO2 dalam darah, dan berapa banyak leukosit yang ada di dalam darah anak. Normalnya, leukosit pada anak sekitar 5.000 15.000/mm3. Apabila terdapat pneumonia nilai leukosit akan melebihi batas normal. 4. DIAGNOSA, INTERVENSI, DAN EVALUASI DIAGNOSA 1. Gangguan pertukaran berhubungan dengan meningkatnya sekresi akumulasi eksudat 2. Ketidakefektifan bersihan nafas berhubungan dengan jalan Melakukan fisioterapi jika Pertukaran gas Tidak terdapat suara pernapsan dan gas INTERVENSI perhatikan oximetry untuk oksigen berikan TUJUAN pulse Pertukaran Aids menjadi Mukus EVALUASI gas Anak tidak merasa adekuat, leleah untuk tidak sianosis, PaO2 dalam

saturasi penurunan kelelahan. bernafas, berkurang, terdapat nilai meningkat darah dan tidak sianosis lagi

kontrol humudifier

dada menjadi baik, tidak napas, makan dan dispnu

dibutuhkan ada suara abnormal anak tidak dispnu

sebelum dan tidur

meningkatnya sekret

Ubah posisi anak setiap 2 jam

3. Ketidakefektifan pola napas

Berikan humidifier Anak dengan kortikosteroid menunjukkan pernapasan efektif.

akan Frekuensi dan ritme napas anak kembali yang normal

berhubungan

dengan obstruksi Tidak bronkial menggunakan kursi bayi

Frekuensi Tidak menggunakan dan rime napas otot bantu nornal. Tidak ada pernapasan

Posisi anak semi retraksi fowler 4. Kurangnya volume cairan Berikan cairan IV Terdapat atau minum Berat badan anak

keseimbangan cairan, meningkat, urin anak kuning

berhubungan dengan demam, menurunya intake takipnu dan

Monitor intake dan tidak ada turgor, dan menjadi output anak pemberian Hitung berat badan sesuai anak Periksa urin anak usia

cairan bening, gejala dan kebutuhan tanda dehidrasi tidak ada

5. Nyeri berhubungan dengan dan bernafas

akut Gunakan batuk Berikan sulit

teknik Penurunan rasa nyeri, Anak dapat bernafas dan badan anak tanpa kesakitan, tidak menangis, dan dapat bermain tenang dengan ruangan menjadi lebih relax

distraksi pada anak

yang nyaman dan aman untuk anak istirahat Jaga agar tidak oleh yang

dikunjungi orang terinfeksi 6. Kecemasan berhubungan

Berikan informasi Keluarga apa tindakan yang menunjukkan

akan Keluarga tidak cemas dan dapat membantu

dengan

dispnu

akan dilakukan Perawat semua tindakan Rasa empati pada keluarga

penurunan

proses keperawatan. percaya

dan hospitalisasi

jelaskan kecemasan, dan akan Keluarga percaya pada perawat

prosedur merasa nyaman dan pada tim kesehatan

7. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan penyakit perawatan rumah

Berikan

edukasi Keluarga

akan Keluarga mengetahui proses terjadinya

mengenai penyakit menjelaskan anak dan di edukasi mengetahui untuk anak

patogenesis dan dan penyakit dan dapat melakukan

proses Berikan untuk

perawatan perawatan yang baik perawatan di rumah dengan baik

anak di rumah

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada dasarnya patofisiologi pada anak dan dewasa hampir sama, hanya saja ada beberapa perbedaan anatomi dan fisiologi tubuh anak dan dewasa yang mengakibatkan anak lebih rentan terkena penyakit pneumonia, diantaranya adalah jumlah silia pada bronkus anak tidak sebanyak jumlah silia padaorang dewasa, saluran pernapasan anak lebih pendek daripada orang dewasa, dan mekanisme pertahanan tubuh anak masih nbelum kuat jika dibandingkan dengan orang dewasa. Pneumonia adalah reaksi inflamasi pada parenkim paru yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, alergi, aspirasi dll. Tanda dan gejala yang timbul adalah napas cepat, sesak napas, demam tinggi, batuk, asma, lesu, batuk bergantung pada agen penyebabnya, usia anaknya, panjang atau lama infeksinya, reaksi sistemik anak terhadap infeksi dan derajat obstruksi bronkus dan bronkiolus. Proses radang pneumonia dapat dibagi menjadi empat stadium, yaitu stadium kongesti, hepatisasi merah, hepatisasi kelabu, dan resolusi. Pneumonia juga di klasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu berdasarkan tempat terpajan : komunitas dan nosokomial. Berdasarkan agen penyebab: virus, bakteri atau mikroorganisme lain. Dan berdasrkan morfologi atau anatomi pneumonia tersebut, yaitu: Lobar pneumonia, Bronchopneumonia dan Interstisial pneumonia. Asuhan keperawatan untuk anak dengan pneumonia adalah Pengkajian yang meliputi riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik yang meliputi pemeriksaan dengan sinar x, pembiakan dahak dan pemeriksaan darah lengkap. Evaluasi diharapkan tercapai berdasarkan diagnosa dan intervensi yang di lakukan. Saran Fasilitator diharapkan dapat memberikan masukan dan kritikan dari makalah yang telah penulis tuliskan, serta dapat membimbing dan menuntun mahasiswa untuk dapat lebih memahami materi mengenai asuhan keperawatan kepada anak yang diberikan. Mahasiswa lain yang membaca makalah ini juga diharapkan memberikan masukan serta kritikan yang dapat membangun penulis untuk dapat meningkatkan pemahaman dan penulisan makalah berikutnya. Perlu diketahui dalam melakukan asuhan keperawatan kepada anak diperlukan perhatian dan kesabaran yang lebih karena kondisi psikologis anak yang terkadang masih takut dengan adanya tindakan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Hatfield, Nancy T. (2007). Broadribbs Introductory Pediatric Nursing. (7th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Hockenbery, Marylin, L (2007) Wongs Nursing Care of Infants and Children 8th Edition. Philadelphia : Mosby Elsevier Hockenbery, Marylin, L (2012) Wongs Clinical Manual of Pediatric Nursing 8th Edition. St. Louis : Mosby Elsevier James, Susan Rowen & Ashmill, Jean Weiler (2007) Nursing Care of Children 3rd Edition. Philadelphia : Mosby Elsevie Kyle, Terri. (2008) Essentials of pediatric nursing. Philadelphia : lippincott williams & wilkins Suriadi, Yuliani, Rita. (2001) Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta Sagung Seto

You might also like